The Petal Day

Ratu Putih takjub dengan paras Alice yang tampak sempurna dengan gaun putih. Senyumnya yang lebar memancarkan aura kebanggaan, sama seperti saat Alice memenuhi takdirnya di Wonderland dulu.

Alice melangkah maju ke depan, mendekati Ratu Putih. Ia berjuang mati-matian untuk berjalan dengan anggun tadi malam. Ia berputar pelan untuk menunjukkan bagian belakang gaunnya.

"Kau sangat cantik, Alice," puji Ratu Putih sambil memeluk gadis itu.

Alice hanya menanggapinya dengan senyuman.

Mad Hatter mengetuk pintu sejenak lalu membukanya. "Semuanya sudah siap."

Ratu Putih dan Alice mengangguk. Mereka pun keluar dari ruang ganti menuju halaman belakang istana.

Semua penduduk Victonland dan sebagian penduduk Underland berkumpul dan meramaikan suasana.

Para gajah berbelalai terompet berjajar rapi di pinggir karpet jalan pengantin. Mereka mengekuarkan suara dari belalai, pertanda acara sudah dimulai.

Alice berjalan dengan hati-hati menyusuri jalan yang telah disediakan. Ia menatap lurus ke depan, ke arah altar. Para pangeran kerajaan berdiri di sekitar altar. Ia juga dapat melihat kawan-kawannya dari Underland yang berjajar di tepi karpet. Namun, pandangannya tertuju pada seorang yang ada di atas altar.

Di sana, Pangeran Sejun berada. Lelaki berbaju kerajaan serba putih itu tersenyum kepadanya. Wajahnya tampak pucat, sama seperti keadaan Victonland yang masih suram. Dengan setia, ia menunggu calon istrinya berjalan kepadanya. Sungguh, ia sangat merindukan sosok Alice dalam hidupnya.

Alice menaiki altar.

Dengan segera, Pangeran Seungwoo, selaku anak pertama, memimpin upacara pernikahan. Ia membacakan sumpah yang akan mengikat keduanya dan mempersilakan mereka untuk bertukar cincin.

"Aku berjanji." Dua kata itu mampu membuat seluruh hadirin terharu. Mereka sudah menunggu momen ini sejak lama.

Yang terakhir, pasangan resmi suami istri itu bergandengan tangan. Mereka menyatukan janji yang telah mereka ucapkan dalam sebuah kecupan.

Saat itu juga, semua kelopak bunga gagal mekar di Victonland gugur. Mereka jatuh di bawa angin sepoi dan berakhir meleleh di tanah. Dengan seketika dan serempak, rumput dan dedaunan yang kelabu menjadi hijau asri seperti sedia kala. Kabut tipis yang menyelimuti Victonland menghilang begitu saja. Para hadirin bersorak-sorai dalam sukacita.

"Maafkan aku yang telat untuk datang. Kau pasti sangat kesakitan menahan luka itu." Alice berucap dalam dekapan Pangeran Sejun.

"Tidak. Kau tidak terlambat. Semua sudah dicatat oleh Peta Takdir. Aku yakin, takdir tidak akan pernah salah. Aku rela mehanan rasa sakit untuk bisa bertemu denganmu di hari yang indah ini."

The End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top