43 - Truth from Daddy - Kenyataan yang Menyakitkan

"Dom mengirim pesan bahwa dia akan terlambat karena urusannya belum selesai." Pria bernama Charles itu berbicara sambil mengelap mulutnya yang berminyak dengan sapu tangan putih.

Jeanny hanya tersenyum tanpa menyentuh makanan pencuci mulut yang ada di depannya. Bagaimana dia bisa makan dengan nyaman jika sepanjang waktu, pria itu terus mencari kesempatan untuk melecehkan Jeanny dengan tatapan dan sentuhan yang tidak diinginkan?

"Apakah Anda akan pergi?" tanya Jeanny dengan gugup. Dia harus mencari cara agar Charles bersedia menunggu Dom.

Terdengar bunyi pesan masuk di ponsel, Jeanny mengintipnya di ujung mata. Dom mengirimkan pesan yang sama. Dia akan terlambat dan meminta Jeanny untuk beristirahat di hotel itu. Pria itu sudah mem-booking ruangan baginya dan berkata dia sedang dalam perjalanan ke hotel.

Jeanny merasa panik dalam hati. Dia harus mengulur waktu agar Dom mendapat kesempatan untuk berbicara dengan Charles malam ini.

"Sayang sekali, saya tidak bisa bertemu dengan Dom tapi bukankah dia sudah memesankan kamar untukmu?" tanya Charles dengan senyum lebar menunjukkan giginya yang kekuningan. "Aku akan mengantarmu, Jeanny."

Jeanny tersenyum gugup. Di satu sisi dia tidak ingin berada lebih lama dengan pria hidung belang itu tapi dia tahu dia harus mengulur waktu hingga saat terakhir. Dom berjanji akan datang.

Dengan berat hati, Jeanny akhirnya mengangguk, mengizinkan Charles mengantarnya. Gadis itu beranjak dari kursi dan berjalan sepelan mungkin menuju resepsionis sambil mengalihkan perhatian Charles dengan percakapan ringan. Pria itu sebenarnya teman bicara yang menyenangkan, bila sikapnya bisa lebih gentleman. Resepsionis memberikan kunci kamar suite dan mereka naik ke atas.

Sepuluh menit kemudian, Jeanny sudah berada di depan pintu kamarnya. Tidak ada tanda-tanda Dom, membuat Jeanny semakin panik. Dalam keputusasaannya dia hanya berpikir untuk mengundang Charles masuk ke kamar dan membuatnya menunggu di sana daripada pria itu berbalik pulang.

Ajakan itu disambut dengan senang hati oleh Charles dan begitu pintu ditutup, Jeanny merasakan tubuhnya didorong ke tembok.

"Ada ap–" Perkataan Jeanny terpotong oleh upaya Charles untuk menciumnya. Jeanny harus memalingkan muka agar bibir menjijikkan itu hanya mendarat di pipinya. Itu pun sudah membuat Jeanny merasa mual.

"Lepaskan!" seru Jeanny meronta yang berakhir sia-sia Tenaga Charles lebih kuat. Pria itu menarik lengan Jeanny dan melemparkannya ke tempat tidur.

"Berhenti meronta, dasar jalang!" umpat Charles ketika Jeanny menyikut perutnya. Dia membalas dengan menampar pipi Jeanny membuat pandangannya berkunang-kunang.

Jeda singkat itu dipakai Charles untuk merobek gaun Jeanny yang terbuka.

"Tidak!" seru Jeanny berusaha meronta dengan rasa malu dan jijik. Bagian atas tubuhnya tidak tertutup oleh sehelai benang pun membuat mata Charles nyalang memandangi kulit halus Jeanny.

Charles memegangi kedua tangan Jeanny di atas kepala dan menindih tubuhnya sehingga gerakan gadis itu terbatas. Jeanny merasakan berat Charles sementara pria hidung belang itu berusaha mencium leher Jeanny.

Air mata Jeanny mulai mengalir ketika rasa putus asa mematahkan seluruh usahanya. Tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan Charles. Bahkan ketika dia meronta, Charles tetap bisa menggerayangi tubuhnya.

Dom!

Jeanny menjerit dalam hati, berharap kekasihnya muncul bagai pangeran kuda putih. Charles tidak akan selamat jika Dom melihat ini, tapi pria itu tidak kunjung datang.

"DOM!" seru Jeanny ketika tangan Charles menyusuri pahanya. Kaki gadis itu menendang-nendang dengan percuma.

"Dia sudah menjualmu padaku, nona cantik. Jadi sekarang diamlah dan layani aku," bisik Charles dengan napas bau di telinganya.

BOHONG!

Jeanny memandang Charles dengan tatapan tidak percaya. Pria itu membalasnya dengan sebuah senyum memuakkan sebelum berusaha mencium Jeanny sekali lagi. Tiba-tiba terdengar pintu kamar didobrak.

"JANGAN BERGERAK! POLISI!" seru salah satu dari selusin orang yang merangsek maju sambil menodongkan senjata.

Gerakan Charles langsung berhenti sebelum dirinya ditarik dan diborgol. Jeanny yang terkejut hanya bisa menangis. Dia hanya tahu seseorang tiba-tiba membungkusnya dengan selimut, menutupi tubuhnya sebelum dibantu untuk berjalan keluar dari kamar. Jeanny tidak ingat bagaimana kejadian selanjutnya.

Ketika dia mendapatkan kembali pikirannya, Mike sudah duduk di hadapannya. Sekelilingnya dipenuhi kesibukan polisi. Dia melihat Charles dibawa masuk ke mobil polisi dan dibawa pergi.

"Kau akan dibawa ke rumah sakit," ucap Mike simpatik. Dia menawarkan air minum pada Jeanny. Gadis itu hanya mengangguk ketika dirinya dibawa masuk ke dalam ambulans. Mike dan seorang wanita yang tidak dia kenal menemaninya

Di rumah sakit, Jeanny diberi pakaian dan perawatan untuk lebam yang memenuhi seluruh tubuhnya. Tidak ada luka yang berarti tapi entah bagaimana dengan kondisi mentalnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jeanny ketika mereka sudah berada di dalam salah satu kamar rawat inap. Dokter berkata bahwa Jeanny perlu dipantau sehari untuk memastikan dia tidak melukai dirinya sendiri karena trauma.

"Bagaimana kondisimu, Jeanny?" tanya Mike tidak menjawab pertanyaan Jeanny.

Mendengar pertanyaan itu membuat Jeanny kembali teringat apa yang telah terjadi pada dirinya. Dia merasa kotor dan jijik, membuat dirinya kembali menangis. Mike dan wanita itu menunggu sampai Jeanny tenang. Beberapa kali sang wanita itu mengusap punggung Jeanny untuk menghibur.

"Dom, di mana Dom?" tanya Jeanny saat dia merasa lebih tenang walau air mata masih memenuhi wajah.

Mike bertukar pandang dengan sang wanita yang memperkenalkan diri sebagai Christine, sebelum menjawab, "Dom dalam pengejaran polisi karena tuduhan perdagangan manusia."

"Perdagangan manusia?" tanya Jeanny tidak paham. Dia teringat apa yang dikatakan Charles tapi dia berusaha mengabaikan ingatan itu. Tidak. Tidak mungkin Dom menjualnya pada pria hidung belang.

"Aku menemukan bukti yang ditinggalkan Victor. Pengelola SWS tempat ibumu tinggal adalah kaki tangan Dom. SWS adalah kedok untuk mengawasi para korban perdagangan yang sempat kabur, memastikan mereka tidak membocorkan rahasia. Kau tahu mengapa Margareth tidak pernah bertambah baik sejak dirawat di sana?"

Napas Jeanny tercekat. Dirinya ditawarkan rumah perawatan itu karena murah oleh Victor, karena saat itu dia tidak memiliki pilihan, Jeanny menyetujui.

"Aku sudah lama mencurigai hal tersebut dan datang ke SWS untuk menyelidiki dengan alasan menjadi pengacara salah satu penghuninya. Saat Victor dibunuh oleh Dom, aku berhasil menemukan tempat penyimpanan semua bukti yang sudah disiapkan Victor jika Dom menangkapnya," lanjut Mike sementara Jeanny hanya bisa memandang tidak percaya.

Jeanny tidak menyangka bahwa Dom lah pelaku di balik kematian Victor dan dia justru menuduh Mike. Selama ini, dirinya telah ditipu oleh sikap manis Dom.

"Selanjutnya mudah, aku menyerahkan bukti-buktinya ke polisi. Polisi sendiri juga menerima bukti lain dari rekan Victor yang diminta menyerahkan bukti kejahatan Dom jika dia mati. Selama beberapa minggu terakhir, kami mengawasi Dom dan Christine berusaha melakukan kontak dengamu, untuk memberi tahu tapi Dom justru mengurungmu di kamar."

Mata Jeanny membelalak, tidak percaya bahwa alasan Dom mengurungnya bukan karena dia seorang putri tapi karena dia tidak ingin Jeanny ditolong.

"Saat kau dibawa keluar oleh Dom, Christine mengikutimu, berkat itu kami bisa datang tepat waktu untuk menyelamatkanmu, Jeanny. Dia sudah berencana menjualmu agar uangnya bisa menyuap polisi. Karena sejak kematian Victor, polisi yang mendapatkan bukti-bukti berusaha untuk menangkap basah Dom. "

"Semua sudah selesai," lanjut Christine lembut. Dia menepuk pundak Jeanny yang nyaris menangis lagi. "Kami yakin Dom akan segera bisa ditangkap dan kau bisa melanjutkan hidupmu."

"Melanjutkan hidup?" tanya Jeanny sebelum menangis.

"Hidupku sudah berakhir." Jeanny melanjutkan dalam hati. Seluruh mimpinya hancur dalam semalam dan selama ini dia hidup dalam kepalsuan yang dibangun oleh Dom. Pria yang paling dia cintai justru menghancurkan hidupnya.

Malam itu, Jeanny menangis dan meratapi nasibnya.

Question's Time:

💋 Apakah Dom akan tertangkap?

💋 Bagaimana pendapat kalian tentang kelakuan Dom?

💋 Apa Jeanny akan bundir?

Tekan ⭐ kalau kamu suka part ini! Jangan lupa bagikan ke teman-temanmu biar makin seru cerita ini!

Holy Kiss,

💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top