35 - Daddy's Secret - Behind Dark Curtain

Mike meninggalkan SWS dengan perasaan yang berat. Hari itu, ia telah selesai melakukan serangkaian kegiatan sosial yang memberinya rasa kepuasan dan penghargaan yang dalam. Dia ingin berjalan-jalan dulu sebelum pulang ke hotel. Jadi dia minta diturunkan sedikit agak jauh dari hotel oleh taksi yang dia naiki. Namun, saat langkahnya mengarah ke hotel mewah tempat ia menginap, perasaan aneh mulai menyergap. Ada sensasi dejavu tak terjelaskan yang membuatnya merasa seperti sedang diawasi.

Las Vegas di malam hari adalah pemandangan yang tak pernah tidur. Lampu neon berkelip-kelip, suara musik yang bergema dari setiap sudut, dan kerumunan orang yang berjalan di sepanjang The Strip menciptakan suasana yang ingar-bingar. Namun, Mike sudah belajar bela diri bersama Axel dan William sejak mereka kecil. Kemampuan merasakan bahaya sudah terasah dengan baik.

Untuk memastikan kecurigaannya, Mike memutuskan untuk mengunjungi salah satu food truck terkenal di Las Vegas. Pria berkacamata itu berpikir, jika perasaan ini berhenti, mungkin memang dia tidak dibuntuti. Namun, jika masih berlanjut, berarti ada seseorang menguntitnya. Dia berbelok dari jalur utama dan menghampiri sebuah food truck yang menawarkan aneka makanan Meksiko.

Saat Mike memilih menu dan berinteraksi dengan penjual, dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sepasang mata yang terus mengawasinya. Senyum miring tersungging di wajah yang biasanya tenang itu. Pria itu tidak khawatir. Dirinya adalah pemegang senjata api berlisensi, dan dia tidak pernah berpergian tanpa pistol yang tersembunyi dengan aman di balik jaketnya. Tentu saja, menembakkan senjata itu bukan pilihan pertama yang akan dilakukannya.

Dengan taco di tangan, Mike memutuskan untuk tidak langsung kembali ke hotel. Sebaliknya, dia memilih untuk berjalan-jalan sedikit, mencoba untuk mengidentifikasi siapa atau apa yang mungkin menguntitnya. Dia berjalan melalui kerumunan, mata dan telinganya tetap waspada terhadap setiap gerakan atau suara yang tidak biasa.

Saat berjalan, Mike mulai memperhatikan pola tertentu. Setiap kali dia berhenti, sosok pria dengan kacamata hitam lebar, berambut tak kalah gelap juga berhenti. Setiap kali dia berbelok, sosok itu juga mengikuti. Ini bukan lagi kebetulan. Seseorang memang sengaja mengikutinya.

Mike bahkan sengaja memasuki gang sempit untuk membiarkan apa penjahat itu akan menyergapnya. Namun, ternyata penguntitnya tetap menjaga jarak. Tujuan pria itu bukan menghabisinya, tidak seperti kejadian sebelumnya.

Mike pun melanjutkan langkahnya menuju hotel. Saat memasuki lobi yang mewah, pria itu merasa segera diliputi oleh rasa aman yang diberikan oleh lingkungan yang terkontrol dan terpantau. Tak lupa Mike pun membeir pesan agar jika ada yang mencarinya, jangan pernah diberi tahu. Akan tetapi, seluruh waktu perjalanannya di dalam hotel, dia tidak merasa diikuti lagi.

Setelah berada di dalam keamanan kamar hotelnya, Mike merenung tentang pengalaman malam itu. Apakah itu hanya imajinasinya yang berlebihan, dipicu oleh rasa lelah dan stres setelah hari yang panjang? Atau mungkin, di kota seperti Las Vegas, di mana setiap orang memiliki cerita dan rahasia, dia memang menjadi sasaran pengawasan seseorang dengan motif yang tidak diketahui?

Tidak... ini pasti ada hubungannya dengan penyelidikannya di SWS. Itu artinya, kebenaran sebentar lagi terungkap.

Dirinya harus kembali meyakinkan Jeanny untuk membantunya mengungkap semua kebusukan di SWS!

Setelah cukup beristirahat, Mike tentu saja akan kembali ke SWS yang telah menjadi bagian dari rutinitasnya.

Pembicaraan melalui telepon dengan Jeanny semalam mau tak mau membuatnya khawatir. Semoga hari ini, mereka bisa mengalami kemajuan dalam penyelidikan dan tidak hanya berputar-putar tidak karuan.

Hari itu, suasana di SWS terasa berbeda, terasa ada ketegangan di udara yang tidak bisa diabaikan. Pusat dari ketegangan tersebut adalah pertemuannya untuk kesekian kalinya dengan Dom, seorang pria berkarisma dengan aura yang kuat. Tentu saja kehadiran Jeanny di sisi Dom membuat alis Mike mau tak mau berkerut tidak suka.

Rencana dirinya dan Jeanny bisa berantakan!

Langkah Mike terhenti ketika melihat Jeanny termangu di depan kamar Margareth.

"Jeanny? Ada apa?"

Baru saja Jeanny hendak menjawab, sesosok pria tinggi besar keluar dari kamar Margareth.

Alis Mike mengerut dalam.

"Mr. Petrov?"

"Kau harus tahu, Jeanny bekerja sebagai PA-ku. Dan hari ini, aku yang menjemputnya ke kantor setelah peristiwa buruk pada Margareth. Aku tidak ingin ada keributan seperti saat itu sekarang," peringat Dom dengan nada yang tegas.

Mike menatap Dom tak kalah tajam. Kedua pria jangkung itu berhadapan dengan aura yang membuat siapa pun bisa merasa ada ketidaksukaan memancar kuat. "Selama kerja, biarkan hubungan kalian tetap profesional," balasnya mencoba untuk tidak terlibat dalam drama yang tidak perlu.

Ketika suasana sudah cukup tegang, Victor, penanggung jawab SWS, masuk ke ruangan dengan semangat yang berbeda.

"Mr. Petrov, sungguh luar biasa Anda bisa hadir di sini sepagi ini. Kami sangat berterima kasih atas dukunganmu," kata Victor dengan penuh hormat. "Atau Anda mau sarapan dulu?"

Mata Mike menyipit mengamati interaksi keduanya yang terasa janggal. Hubungan antara Dom dan Victor tampak lebih dari sekedar donatur dan penanggung jawab sebuah rumah singgah. Ada sesuatu di balik pujian dan hormat yang ditunjukkan Victor kepada Dom.

"Jeanny, bukankah kau ingin bicara dengan Mr Victor soal ibumu dan SWS? Sesuatu yang... penting seperti yang dulu pernah kau bicarakan padaku?" Mike berusaha memberi Jeanny kode untuk mengalihkan Victor dan Dom. Mike bisa melihat Victor saat ini lengah. Pintu ruang kerjanya terbuka lebar karena pria itu buru-buru keluar menyambut Dom.

Untungnya Jeanny tanggap. Meski dia masih penasaran dengan pembicaraan Dom dengan ibunya, Jeanny harus menahan rasa ingin tahunya.

"Maafkan saya, Mr. Petrov," Jeanny bersikap formal jika di hadapan orang lain. "Izinkan saya berbicara sebentar dengan Mr. Kromm soal Mom dan SWS."

Alis Dom bertaut. "Aku ingin mendengarnya juga."

"Tapi ...." Jeanny pura-pura terkejut.

"Ah, tidak apa-apa, Jeanny. Mari kita bicara di ruang kerja saya yang luas dan nyaman."

Mata Jeanny membeliak. "Oh, jangan di sana. Bagaimana kalau di ruang tamu saja. Bukan hal rahasia. Dan saya juga harus segera pergi bekerja. Kalau di ruang Mr Kromm, saya khawatir akan lupa waktu." Perempuan itu mengeluarkan alasan yang aneh.

Untungnya, Victor tidak menyadari niat Jeanny sebenarnya. Demikian pula dengan Dom yang lebih fokus pada apa yang akan dilakukan Victor pada pembicaraan Jeanny. Ketiganya pun menjauh dan inilah kesempatan yang telah ditunggu-tunggu oleh Mike.

Pria berkacamata itu menyadari pentingnya mengumpulkan bukti konkret untuk menguatkan dugaannya tentang korupsi yang dilakukan Victor. Namun, untuk melakukan itu, ia membutuhkan akses ke ruangan Victor, tempat di mana dokumen-dokumen penting disimpan.

Dengan Victor dan Dom teralihkan, Mike bergerak cepat menyelinap ke ruangan Victor, hati-hatinya berdebar keras, sadar bahwa setiap detik berharga dan risiko yang dihadapi sangat besar. Di dalam ruangan itu, ia mulai mencari dokumen-dokumen yang bisa menjadi bukti kecurangan Victor.

Baru tiga menit Mike membongkar laci, matanya membelalak.

Question's Time:

💋 Apa Jeanny bakal ketahuan?

💋 Apakah Mike beneran menemukan bukti?

💋 Siapa penjahat yang korup di SWS? Mungkinkah tiba-tiba Mike yang sebenarnya pelaku?

Tekan ⭐ kalau kamu suka part ini! Jangan lupa bagikan ke teman-temanmu biar makin seru cerita ini!

Holy Kiss,

💋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top