X.

X.

Aku tahu Tuan Myrtle suka menerima orang aneh menjadi bawahannya. Aku salah satunya, jadi aku tidak terlalu banyak memusingkan hal ini sebelumnya. Anak dari pelacur, dengan ayah entah siapa. Tuan Myrtle menawariku pekerjaan saat aku masih berlarian dengan kaki telanjang berusaha bertahan hidup dari memungut makanan di jalanan London yang kotor.

Walau tidak pernah mengecap pendidikan resmi, Tuan Myrtle mengajariku hal-hal yang kubutuhkan untuk menjadi asisten personalnya. Mulai dari mengurus surat-surat, menjalankan bisnis, bahkan mengajari putra semata wayangnya, John.

Sayang pemuda itu tampaknya tidak tahu betapa beruntungnya dia memiliki ayah seperti Tuan Myrtle.

Aku hampir tidak bisa menahan geram setiap kali aku mengingat tindakan pemuda itu pada ayahnya. Tidak pernah puas untuk memberontak, seakan-akan dia lahir untuk menyakiti hati Tuan Myrtle. Menolak meneruskan usaha yang dibangun, pemuda tolol itu malah masuk militer dan kehilangan nyawanya, membuat Tuan Myrtle tenggelam dalam kesedihan.

Seandainya saja aku bisa menggantikan posisinya sebagai seorang anak di mata Tuan Myrtle, aku rela menukarkan apa pun. Namun sayang, sebagai seorang yang bukan siapa-siapa, aku tidak seharusnya berharap lebih. Tuan Myrtle telah berbaik hati mengubah nasibku dari anak jalanan menjadi salah satu pebisnis yang menjalankan perusahaan kereta api. Hidupku dipenuhi kelimpahan, dengan anak dan istri yang mencintaiku. Seumur hidup aku berutang pada pria itu.

Saat Tuan Myrtle memutuskan mengasingkan diri ke Myrtlegrove Estate, aku dengan sepenuh hati mengurus perusahaan yang ditinggalkannya sambil sesekali datang ke estate untuk mengunjungi beliau. Betapa sedih diriku melihat bagaimana mentor yang kukagumi perlahan-lahan menjadi pria tua yang kehilangan harapan hidup. Bersama dengan seorang butler dari negeri timur dan dokter dari negeri kebebasan, Tuan Myrtle mengurung diri di Manor. Beberapa kali aku memohon beliau kembali ke London, agar aku bisa mengurusnya, tapi beliau selalu menolaknya dan memberikan otoritas yang makin besar untukku menjalankan bisnisnya.

Aku tidak butuh itu.

Aku hanya ingin orang yang telah kuanggap sebagai ayah kembali.

"Masaku sudah habis, tapi waktumu masih terus berjalan. Hiduplah sebaik mungkin." Demikian ucapannya saat aku hendak kembali ke London di kunjungan terakhirku.

Tidak kusangka, itu adalah saat terakhir aku bertemu dengannya. Setelahnya, aku makin sibuk mengurus perusahaan hingga tiba-tiba aku mendapat kabar bahwa Manor mengalami kebakaran, Tuan Myrtle sudah tiada dan dua anak buah kepercayaannya terjerat kasus penculikan dan eksperimen terlarang.

Kacau.

Aku melakukan sebisaku untuk menjaga nama baik Tuan Myrtle, membungkam pers dan menyogok kepolisian untuk tidak membocorkan kasus ini ke umum.

Aku mengatur Tuan Myrtle dikubur bersama dengan John, walau enggan, karena bagaimana pun karena ketololan pemuda sialan itu yang membuat Tuan Myrtle seperti ini dan mengurus para pekerja Manor yang tiba-tiba saja kehilangan pekerjaan.

Akio Kai dan Harold Wayne divonis bersalah atas tindak kejahatan mereka. Aku menyewa pengacara terbaik agar kesalahan mereka tidak sampai mencemari nama Tuan Myrtle dan memasukkan mereka ke asylum alih-alih penjara.

Kurasa itu yang diinginkan Tuan Myrtle. Dia selalu berusaha memberikan hal terbaik pada orang-orang yang bekerja di bawahnya, sama seperti dia selalu memberikan yang terbaik untukku.

Bukankah sudah kubilang, Tuan Myrtle cenderung menerima orang-orang aneh yang tidak memiliki tempat di masyarakat? Aku salah satunya dan begitu pula dengan mereka.

Walau aku memakai setelan sutra dan mereka memakai baju putih rumah sakit, kami adalah orang-orang yang mengecap kebaikan Tuan Myrtle.

Kuharap, Tuan Myrtle akhirnya mendapat kebahagiaannya. Hanya itu menjadi harapanku setelah begitu banyak penderitaan yang harus beliau hadapi di dunia.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top