01.

Kesan pertama Henry kepada Akio Kai, tidak bagus.

Seorang pemuda berdiri di sudut lorong jalan ketika dua orang perampok sedang menyudutkan pria kaya yang melintas. Pikiran pertamanya adalah, orang itu salah satu komplotan, lebih buruk, pemimpin mereka.

Namun Henry yang berusaha bernegosiasi dengan para perampok menyadari bahwa tatapan pemuda aneh itu tidak terarah padanya. Hanya menatap kosong ke arah tembok.

Janggal.

Orang itu bahkan tidak melihat komplotannya beraksi.

Karena kesal, Henry berteriak, "Hei! Kamu yang berdiri, jangan diam saja! Bantu aku!"

Pemuda itu menoleh ke arah pria yang sedang ditodong oleh senjata tajam, lalu tiba-tiba saja, salah satu perampok jatuh dengan leher berderak kasar. Belum sempat Henry bereaksi, satu orang lagi jatuh dalam kondisi yang sama.

Berjengit, Henry makin menempel pada tembok di belakangnya sambil memeluk koper kecil berisi dokumen dan uang. Dia tidak menyangka pemuda asing itu benar-benar menolongnya.

Mata coklat Henry mengerjap sebelum dia mendapatkan kembali ketenangannya. Buru-buru dia menyeret pemuda itu menjauh dari lokasi kejadian. Tanpa perlu menoleh, dia tahu apa yang terjadi pada perampoknya.

"Aku akan mengurus sisanya, kamu tidak perlu khawatir polisi mengejarmu," ucap Henry ketika mereka sudah duduk di kafe beberapa blok dari lokasi. Dia memberi gestur mempersilakan duduk pada pemuda itu yang langsung dituruti.

"Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih," ucap Henry sambil tersenyum lebar di balik kumisnya. "Jika tidak ada kamu, aku mungkin yang akan terbaring tidak bernyawa. Pesan saja yang kamu mau. Aku mentraktirmu."

Rasa aneh Henry tidak berkurang ketika berinteraksi dengan pria yang ternyata berumur lebih tua dari yang terlihat. Ada sesuatu yang ganjil selain ekspresi datar dan jawaban yang sesuai teks. Namun mungkin itu alasan mengapa Henry menceritakan keinginannya, mencari tahu keberadaan John Myrtle, anaknya.

"Apakah itu yang Anda inginkan?"

Henry mengerjapkan mata mendengar pertanyaan itu, seakan-akan Kai berniat mencari anaknya. Dia mengangguk.

"Terima kasih untuk makanannya, saya akan mencari tahu tentang John Myrtle."

Pria itu masih terperangah ketika Kai berdiri dan keluar dari ramainya kafe saat jam makan siang. Hanya untuk mendapati bahwa pria itu datang kembali dua hari kemudian dengan informasi yang tak kalah akurat dengan koneksi Henry Myrtle di ketentaraan.

Saat itu Henry akhirnya tahu, orang seperti apa pria keturunan Jepang itu sebenarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top