ketiga, lega itu fana
Jejak waktu pergi dengan cepat. Tak meninggalkan sisa. Bahkan, esok adalah tepat hari di mana usia seseorang bertambah satu tahun. Usianya semakin tua seiring berjalannya waktu. Semakin menunjukkan bahwa hidup tak lagi seindah masa-masa dulu. Juga mulai menunjukkan tanda-tanda jikalau menjadi dewasa memang tak pernah seindah itu.
Namun, sang birthday girl itu sendiri sedang merasa bingung, juga heran. Pasalnya sudah beberapa waktu lamanya ia belum mendapat kabar dari kekasih tercintanya, Scaramouche. Pun tak menunjukkan tanda-tanda kemunculannya dalam waktu dekat. Padahal esok adalah hari ulang tahunnya yang kedua puluh.
Televisi yang masih menyala seketika menjadi satu-satunya sumber suara di ruangan itu. (Y/n) memang sengaja tidak mematikannya. Toh ia sendiri bukan penikmat acara televisi. Benda itu hanya menyala seperti saat ini. Di kala ia membutuhkan sesuatu yang bisa membunuh kesunyian. Akan tetapi, berita yang ditampilkan di sana menarik perhatiannya. Mengenai tentang kasus pembunuhan yang baru-baru ini merajalela. Untuk sesaat ia memperhatikannya sebelum pikiran gadis itu mulai berkeliaran lagi.
Pada akhirnya, bukan berarti (Y/n) yang berubah menjadi kekanakan. Biasanya Scaramouche sendiri sudah standby di room chat di LINE. Mereka akan chatting untuk waktu yang lama. Ketika jarum jam hampir menunjukkan jika hari akan berganti menjadi esok, maka Scaramouche akan menelepon (Y/n). Lelaki itu akan mengucapkan selamat ulang tahun dengan nada yang terdengar kasar dan tidak romantis. Tetapi bukan berarti ia membenci mengatakannya, justru sebaliknya.
(Y/n) sudah terlalu mengenal kekasihnya itu. Waktu sepanjang tiga tahun tujuh bulan memang cukup lama dan panjang. Cukup baginya untuk mengenali Scaramouche luar-dalam. Lantas, mengapa hari ini berbeda?
Ah, sudahlah. (Y/n) tak terlalu ingin untuk memikirkannya. Ia pikir, biarkan saja hal itu berlalu. Toh nantinya Scaramouche juga akan menghubunginya di beberapa jam sebelum menuju tepat jam dua belas malam.
Benar, bukan?
Tetapi, kebenaran itu rupanya hanyalah sekedar angan-angan belaka. Sebuah keinginan yang tak pernah terwujud. Bahkan hingga waktu menunjukkan pukul dua pagi sekalipun, Scaramouche masih belum memunculkan dirinya. Tanpa kabar, tanpa cerita.
***
Biasanya seseorang akan merasa bahagia di kala hari ulang tahun orang tersebut dirayakan. Tetapi, kali ini (Y/n) sama sekali tidak merasakan rasa bahagia itu. Bahkan di saat teman-temannya memberikan sebuah kejutan dan juga menyanyikan lagu, yang gadis itu rasakan hanyalah kehampaan. Meskipun bibirnya tersenyum, wajahnya tampak bahagia, tetapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam tidak ada sedikit pun rasa kebahagiaan itu.
Suatu kebohongan yang tampak kentara, namun tidak semua orang mengenalinya.
Selesai mengucapkan keinginannya dalam hati dan meniup lilin, teman-temannya satu per satu mulai mengajaknya foto bersama. (Y/n) ingin menolak, tetapi tidak enak hati. Sebuah kebiasaan yang buruk.
Sekitar dua puluh menit lamanya (Y/n) terjebak di dalam kumpulan teman-temannya itu. Yang pada akhirnya ia pun memilih untuk pamit undur diri. Meninggalkan teman-temannya itu diliputi oleh rasa kecewa. Namun, apa boleh buat?
Layar ponsel yang terus mencoba untuk menghubungi lawan bicaranya itu masih menyala. Ditatap dengan intimidasi oleh (Y/n). Ia mencoba untuk menelepon kekasihnya. Dalam benak, berharap cemas dan risau. Tetapi, bahkan hingga sambungan telepon diputuskan dengan paksa pun, Scaramouche masih belum menjawab panggilan telepon dari (Y/n). Membangkitkan perasaan khawatir yang lebih-lebih lagi.
"Kau pergi ke mana, Scara?" gumamnya cemas, pun bingung.
Tidak biasanya Scaramouche menghilang tanpa kabar seperti ini. Terakhir kali mereka bertemu adalah ketika hujan di hari itu. Saat itu pun semuanya masih baik-baik saja. Tidak ada alasan yang dapat membuat lelaki itu tiba-tiba menghilang.
Pemikiran-pemikiran negatif sudah hinggap di dalam kepalanya bak sekawanan lebah yang mengerumuni sebuah mahkota bunga. (Y/n) ingin mengabaikan, tetapi di satu sisi ia tidak bisa mengabaikannya juga. Sungguh, perasaan tak enak yang mengganjal di dalam benaknya ini seperti bongkahan es di tengah hujan salju. Tidak dapat terkikis jika suasana di sekitarnya masih berada dalam suhu yang dingin.
Dengan harapan terakhirnya, (Y/n) mencoba menghubungi Kaizen, saudara kembarnya. Namun, hasilnya pun nihil. Tidak dijawab. Entah apa yang membuat kedua saudara kembar itu menjadi sulit dihubungi. Yang (Y/n) ingat hanyalah kebingungan serta kekhawatiran yang kian membesar.
***
Mengerjakan tugas pemberian dosen menjadi satu-satunya pelarian (Y/n) dari memikirkan Scaramouche. Memang pada awalnya gadis itu bisa fokus mengerjakan dengan lancar. Tetapi, di kala dirinya bertemu soal yang tidak ia mengerti, otaknya pun mulai berpikir keras. Saat ia sudah hampir menyerah, di momen yang bersamaan, otaknya juga memikirkan hal lain. Termasuk Scaramouche.
Dengan frustasi, (Y/n) melempar pensilnya ke atas keyboard laptop-nya. Ia kesal, marah, sedih, dan juga khawatir. Semua perasaan yang campur aduk itu membentuk sebuah perasaan baru bernama acuh. Ya, hanya pada awalnya. Hanya di titik semula (Y/n) bisa mengabaikan Scaramouche untuk sementara. Tetapi, detik berikutnya ia pun kembali teringat dengan lelaki itu.
Belum sempat (Y/n) melempar dirinya ke atas tempat tidur, bel rumahnya berbunyi. Dengan harapan yang tersisa satu persen, ia beranjak untuk membuka pintu. Bukan harapan belaka yang gadis itu lihat saat ini. Nyatanya orang yang ditunggunya sejak tadi berdiri di hadapannya sekarang.
"Sca...ra?"
Tatapan tidak percaya, bibir yang sedikit terbuka itu menghadapi penampilan Scaramouche yang tampak rapi di depan pintu. Detik selanjutnya ia membawa (Y/n) ke dalam dekapannya, erat-erat. Tidak ingin melepaskannya.
"Maaf aku terlambat, (Y/n)."
Seorang Scaramouche meminta maaf? Oh, ke mana perginya harga dirinya yang sangat tinggi itu? Apakah karena ia berhadapan dengan sang kekasih saat ini, maka ia menjadi sedikit merendah? Itulah yang ada di pikiran (Y/n) sebelumnya. Namun, ketika ia tahu bahwa Scaramouche baik-baik saja, semua pemikiran buruk itu pun sontak lenyap.
"Selamat ulang tahun, (Y/n) Sayang," ujarnya di balik punggung gadis itu. Untuk sesaat, ia masih memeluk tubuh (Y/n). Menyalurkan rasa hangat pada sang kekasih.
Beberapa momen kemudian, dilepaslah dekapan itu dengan berat hati. Setelahnya Scaramouche mengulurkan tangannya sendiri untuk menarik tangan (Y/n). Tatapannya masih tertuju ke arah si gadis.
"Ini kuberikan padamu. Sebagai tanda bahwa kehadiranku akan selalu ada bersama denganmu, selamanya," ucap Scaramouche pelan. Wajahnya bersemu merah, pandangannya sulit untuk tetap bertahan menatap pada netra milik (Y/n). Ingin ia alihkan, tetapi ia juga tidak berniat untuk melakukannya.
Rasa terkejut, ketidakpercayaan, dan heran sekaligus menyatu di dalam benak (Y/n). Gadis itu merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Scaramouche sekarang telah benar-benar mengisi kehampaan di dalam dadanya. Sungguh, ia benar-benar bahagia, pun lega.
"Terima kasih, Scara. Sungguh terima kasih!" Tanpa pikir panjang, (Y/n) langsung menghambur ke pelukan Scaramouche. Membuat jantung lelaki itu seketika membuncah. Tidak menduga akan tindakan (Y/n) itu.
Di balik rasa bahagia dan terharu yang gadis itu rasakan, ada sebuah senyuman sendu yang tersembunyi di sana. Menunggu untuk ditemukan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top