kenangan
🌟🌟🌟🌟
Semua sudah sampai ditempat yang telah Irene berikan.
"Tempat macam apa ini? Sangat sepi dan hanya terdapat rumah besar yang menyeramkan!" Ucap Jungkook saat melihat keadaan sekitar.
"Justru ini pasti tempat penyekapan Irene. Lagipula, mana ada penjahat yang nyari tempat ramai." Ucap Wendy sambil mengelus kepala Jungkook pelan.
Jungkook hanya tersenyum kecil, menahan rasa malunya.
"Yaudah mendingan sekarang kita cepet kesana! Atau gak kalian para yeoja, tunggu disini aja! Takut terjadi hal yang tidak diinginkan!" Ucap Rapmonster yang disetejui semuanya.
"Yaudah hati - hati ya oppa!" Ucap Joy.
Rapmonster dan lainnya sudah masuk kedalam rumah itu.
Seperti yang dialami Taehyung, mereka semua bingung harus pergi kearah mana terlebih dulu.
Setelah beberapa saat berfikir.
Mereka memutuskan untuk mencar mencari Taehyung dan Irene.
.
.
.
.
Setelah beberapa saat.
Mereka bertemu kembali.
"Lah kok bisa ketemu disini?" Ucap Jhope yang bingung.
"Mungkin rumah ini banyak ruangan, tapi dari setiap ruangn itu akan mengarah kesini akhirnya." Ucap Jin.
"Wow banyak sekali pintu disini!" Ucap Jimin yang terkejut karena melihat pintu - pintu yang tertutup rapat dihadapannya.
"Apa kita harus menyelidiki satu persatu?" Tanya Jungkook.
"Kenapa harus seperti ini si! Jika ada pintu doraemon kita gak bakalan susah kaya gini kan?" Ucap Suga yang mulai menghayal.
Semua menatap Suga debgan tatapan aneh.
"Kata gw si mending kita teriak aja! Siapa tau ada yang jawab!" Ucap Rapmonster.
"Tapi kalau ketauan penjahatnya gimana hyung?" Ucap Jimin yang bingung.
"Justru kalau nanti Irene teriak, malah gampang nemuinnya. Lagi pula kita berenam kan. Masa takut sama satu penjahat!"
"Yaudah cepet!"
"Woy! Irene? Taehyung?" Teriak Jhope yang menggema disetiap ruangan.
Irene yang mendengar teriakan itu, mencoba membalas dengan berteriak,"Kita ada disini!"
Semua yang mendengar jawab itu langsung mencari dari mana sumber suara itu.
"Itu suara Irene kayanya dia ada didalam pintu ini!" Ucap Jin yang berusaha mencari tahu.
Mereka langsung membuka pintu itu. Karena pintu itu memang tidak terkunci sejak Taehyung datang. Jadi mereka semua gampang untuk masuk kedalamnya.
"Irene? Taehyung?" Ucap mereka bahagia. Tapi kebahgiannya itu hanya sesaat, pada saat mereka mulai menyadari bahwa Taehyung tergeletak tidak sadarkan diri dipangkuan Irene. Ditambah luka- luka yang ada diwajahnya.
"Noona, Taehyung kenapa?" Ucap Jungkook yang mulai panik.
"Pokoknya ceritanya panjang! Lebih baik kita cepat bawa Taehyung ke rumah sakit dulu. Karena menunggu kalian sampai ke sini itu lama sekali!" Ucap Irene sambil menahan sakit ditubuhnya karena bekas pukulan dari mantanya itu.
Jin dan Rapmonster merangkul Taehyung sampai ke mobil. Sedangkan Jungkook dan Jimin membantu Irene untuk berjalan.
🌟🌟🌟🌟
Sampailah mereka diluar.
"Yak eon kenapa bisa seperti ini?" Ucap Wendy lalu menggandengnya.
"Kalian semua pulang saja! Lagi pula, Irene juga pasti butuh istirahat. Biar gw sama rapmon aja yang bawa Taehyung kerumah sakit!" Ucap Jin dengan tegas.
"Tapi aku ingin ikut!" Ucap Irene yang masih merasa bersalah. Karena dia Taehyung jadi seperti ini.
"Lebih baik lu istirahat dulu Ren! Lagi pula gak akan terjadi apa - apa sama Taehyung! Dia itu laki - laki yang kuat. Jadi lu gak perlu khawatir." Ucap Jin menasihati.
"Baiklah, terima kasih Jin, Rapmon dan kalian semua yang udah mau bantuin nolongin gw."
Jin dan lainnya mengangguk.
"Maaf ya Joy, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Tapi kamu bisa pulang dengan Jungkook dan Yeri." Ucap Jin.
"Iya noona, biar aku antar pulang! Sekalian dengan Yeri." Jungkook tersenyum ramah kearah Joy .
"Tidak papa oppa." Ucap Joy.
"Tapi jika aku bersama kalian, apa aku tidak mengganggu?" Ucap Joy sambil tersenyum.
"Apa si eon maksudnya?" Ucap Yeri mencela.
"Yasudah sebaiknya kakian cepat pulang! Karena hari semakin sore." Ucap Rapmonster
Semua sudah menaiki mobilnya masing- masing.
🌟🌟🌟🌟
Wendy merenungkan sesuatu.
Aku merindukanmu. Aku merindukanmu.Aku merindukanmu Aku merindukanmu.Aku merindukan kasih sayangmu seperti dulu! Jika aku selalu berada didekatmu, aku semakin menginginkanmu kembali.
Berapa lama aku harus menunggumu.Berapa lama malam tanpa tidur yang aku habiskan untuk melihatmu untuk melihatmu kembali denganku.
Aku merindukanmu.Aku merindukanmu oppa! Sungguh!
Didalam mobil. Seperti biasa belum ada percakapan apa - apa diantara mereka dari awal masuk ke dalam mobil ini.
Didalam mobil terasa seperti sedang melaksanakan ujian.
Sepi, senyap dan tentram.
Suga yang fokus dengan jalanan didepannya juga sedang merenungkan sesuatu.
Apakah kau yang berubah atau aku?
Aku benci saat seperti ini, waktu berlalu
begitu cepat.
Kita berubah seperti yang kau ketahui.
Hanya seperti yang kau ketahui.
Ya, aku membencimu, kau meninggalkanku.
Tapi aku tidak pernah berhenti memikirkanmu bahkan seharipun.
Jujur aku merindukanmu tapi aku harus menghapusmu.
Karena itu akan lebih sakit daripada menyalahkanmu.
Aku benci mengeluarkan rasa sakit ini.
Seperti asap, seperti asap putih.
Aku katakan aku akan menghapusmu.
Tapi aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu pergi.
Lagi - lagi saat aku mulai menutup hatiku untukmu! Kau datang kembali dan memberi kabar baru.
Entah aku harus senang atau tidak dengan kabar tersebut.
Apa aku harus memulainya kembali? Dan merasa bahwa tidak ada apa - apa ditahun yang lalu.
Tapi aku takut, jika kejadian itu harus terulang untuk kedua kalinya.
Tin! Tin!
Suara klakson mobil membuyarkan pikiran mereka berdua.
Membuat posisi duduk suga dan Wendy sedikit maju kedepan.
"Yak oppa! Apa kamu tidak papa?" Ucap Wendy bingung.
"Ah... Aku tidak papa! Aku hanya kurang fokus kedepan saja!" Ucap Suga.
"Apa ada masalah oppa? Ceritakan padaku! Ya.... Walaupun aku sekarang bukan siapa - siapa bagimu. Tapi aku siap mendengar isi hatimu! Berhentilah bersikap seperti ini oppa! Seakan kita tidak pernah kenal. Aku tahu jika kamu membenciku! Tapi tolong jangan seperti ini! " Ucap Wendy yang mencoba untuk mengungkapkan isi hatinya dengan Suga.
Suga menatap Wendy.
"Apa aku harus memulai kembali?" -Suga
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu denganmu, apa boleh?" Ucap Suga memulai percakapan.
Wendy mengangguk." Tentu saja boleh."
"Maaf jika aku bersikap seperti anak kecil dihadapmu! Aku hanya ingin bertanya, Kenapa kamu tidak jadi menikah dengan laki - laki itu?" Suga mulai menatap Wendy dengan penuh pertanyaan dipikirannya.
To be countinue.....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top