Part 17-Angela

Sebuah ponsel di atas kasur berbunyi untuk kesekian kali.

Tidak ada yang mengangkatnya.

Pemiliknya tetap bergelung di bawah selimut di apartmentnya di Castlereagh street.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki tampan memasuki kamarnya dan menatap gundukan selimut dengan geram.

"Angela!! Kau sengaja tidak mengangkat panggilan dariku!" ia berteriak sambil mengibaskan selimut itu dengan kasar.

Gadis yang berada di balik selimut terbangun seketika dan duduk di kasurnya. "Sial, Mikey!! Apa kau tidak bisa membiarkanku tidur barang sebentar saja?!" ucapnya dalam bahasa Inggris yang fasih.

"Tidak! Kau ada pemotretan siang ini dan kau akan datang ke sana dengan mata yang bersinar cerah. Bangun terlalu siang tidak akan membuatmu siap untuk semua itu, honey." Mick membuka jendela kamarnya dan membuat sinar matahari yang menyilaukan menembus jendela.

Angela menghalaunya dengan tangan. "Kau benar-benar perusak kesenangan, Mikey! Aku baru saja tidur beberapa jam tadi!" Angela berteriak kesal.

"Bangunlah, Angela!!" Mick menarik Angela dari balik selimutnya sehingga Angela mau tak mau turun dari kasur.

Angela hanya mengenakan singlet pas badan dan celana dalam. Tapi ia tidak akan mengkhawatirkan itu semua. Mick, managernya yang ia panggil Mikey adalah seorang gay tulen. Meski Angela telanjang bulat di depannya pun, ia tidak akan terpengaruh.

"Duduklah di kursimu dan kubuatkan sesuatu agar kau merasa lebih baik, Angel." Mick mendudukannya di kursi dapur.

Angela bersungut-sungut. "Bolehkah aku minta cokelat panas?"

"Tidak boleh!! Kau tidak dalam masa liburan, Angel. Coklat hanya akan menambah lingkar pinggangmu!!" omel Mick dari dapur.

"Cobalah kopi, Angela. Katanya itu baik untuk rambut dan selulit." Chloe, teman sharing apartmentnya yang sedang duduk di sofa living room hanya tertawa melihat penyiksaan Mick terhadap Angela.

"Aku tidak suka kopi. Pahit." Hidupnya sendiri sudah cukup pahit.

Angela tidak sabar menunggu liburannya yang hanya berselang seminggu lagi. Ia tidak tahan hanya mengkonsumsi buah, sayur dan air. Buah, sayur dan air....dan vitamin-vitamin itu. Air harus diminumnya sekitar enam liter sehari agar tidak dehidrasi dan itu adalah penyiksaan. Lama-lama ia jadi mengerti perasaan seekor sapi glonggongan.

"Kau beruntung, Chloe. Managermu mengijinkanmu memakan fast food meski dibatasi. Mikey sama sekali tidak!!" protes Angela kembali.

Dunia ini memang tidak adil. Chloe bisa memakan apapun dalam porsi besar dan ia tetap kurus seperti tusuk gigi. Sedangkan Angela harus menahan dirinya selama musim pemotretan untuk menjaga agar tidak ada lemak sedikit pun yang tumbuh di tempat-tempat tertentu.

Pernah ia memakan sedikit pizza. Hanya dua gigitan. Dan Mick memergokinya. Ia langsung mengkarantina Angela selama tiga hari. Mick menjadi agak berlebihan jika sudah menyangkut sesuatu yang terdengar seperti 'lemak'. Padahal Angela merasa dirinya sudah sangat kurus.

"Malah aku yang sebenarnya iri padamu, Angela. Dengan bentuk tubuhmu kau memiliki kesempatan lebih besar untuk dikontrak sebagai model resmi Victoria's Secret. Bukan tubuh kurus tipe papan sepertiku. " ujar Chloe.

Angela memang mendapat kontrak Victoria's Secret, sebuah produk lingerie terkemuka. Tapi bukan resmi menjadi seorang Angels seperti Alexandra Ambrosio atau Adriana Lima. Hanya sebatas menjadi model cat walk tambahan di acara tahunan gerai Victoria's Secret di Queen Victoria Building, Sydney yang akan diadakan di akhir pekan.

Meski hanya menjadi model tambahan tapi hal itu sudah cukup menggemparkan di antara rekan-rekannya. Tes dan syarat-syarat yang dijalani untuk menjadi model Victoria's Secret beberapa waktu lalu sungguh berat. Mick semakin gemar menyiksanya dengan latihan fisik dan diet-diet ekstrim. Untunglah semua itu membuahkan hasil, kalau tidak Angela bisa tergoda untuk memutilasi Mick.

"Itu hanya kontrak sementara, Chloe." Angela menjelaskan.

"Tapi kau sudah memiliki kesempatan untuk menjadi model resmi, Angela. Tipe wajah tajam dan sensual sepertimu adalah yang dicari dan mereka pasti akan mempertimbangkannya. Bisa kubayangkan jika kau menjadi salah satu di antara mereka....Angels Angela." guraunya merujuk pada nama Angela.

Angela hanya tertawa. "Lalu setelahnya apa? Karir model tidak akan bertahan hingga tua."

"Angela!!!" Chloe berteriak memprotes. "Kau tidak melihat bagaimana nasib mereka setelahnya? Miranda Kerr menikah dengan Orlando Bloom."

"Mereka sudah berpisah...dan mereka tidak pernah menikah, Chloe. Ia hanya memberikan bayi pada Miranda dan meninggalkannya."

"Setidaknya ia sudah pernah tidur dengan Orlando." Chloe tersenyum nakal. "Baiklah! Behati Prinsloo dan Adam Levine." Chloe begitu pantang menyerah.

"Lihat saja nanti, Chloe. Adam Levine itu playboy." sahut Angela.

"Kau terlalu pesimis kalau sudah menyangkut pria, Angel." Mick tiba-tiba menyahut sambil meletakkan segelas minuman di depannya. Angela mengamati cairan hijau kental yang ada di gelas itu. "Jadilah Angels dan kau nantinya akan berakhir di tempat tidur Chris Hemsworth atau semacamnya."

"Chris Hemsworth sudah menikah, Mick..." Chloe menimpali.

"Yeah. Whatever. Angela perlu tidur dengan seseorang." Mick menyahut santai.

"Aku tidak akan mati setelah meminum ini, bukan?" Angela bergidik.

"Itu jus brokoli dan apel." sahut Mick. "Sangat baik untuk kuku dan tulangmu."

"Aku perlu karbohidrat dan lemak, Mikey..." Angela meminumnya sambil menutup hidung.

"Kau akan mendapatkannya nanti." pungkas Mick. "Dan jangan memotong rambutmu lagi, Angel. Meski kau memiliki leher yang indah, tapi mereka suka model yang berambut agak panjang."

Angela memang selalu menjaga rambutnya tetap pendek di atas bahu. Kali ini rambut bergelombangnya ia potong dengan gaya asimetris.

"Kau berlebihan, Mikey. Para model itu memakai extension." protes Angela.

Mick tidak memperdulikan sahutannya.

"Di mana Tay?" Mick melihat-lihat sekeliling ruangan mencari Taylor. Sesama model yang berada dalam satu apartment bersama Angela dan Chloe. Mereka bertiga satu agency dan mendapat jatah apartment yang sama.

"Pergi bersama Reed. Jadwalnya kosong pagi ini." Chloe menjawab santai sambil mengikir kukunya kembali.

"Bagus! Dia selalu memanfaatkan waktu luangnya hanya untuk lelaki, sementara salah satu dari kita menjadi perawan tua."

"Siapa yang kaumaksud, Mikey?!" Angela berhenti meminum jus mengerikannya dan memelototi Mick. Chloe tertawa.

"Kau selalu tersinggung, Angel. Kau memerlukan seks." Mick menyodorkan piring berisi kentang dan telur rebus serta sayuran.

"Aku lebih memerlukan karbohidrat dan lemak untuk saat ini. Karbohidrat dan lemak!! Serta keju yang banyak!" Angela menyendok makanannya dengan lesu.

Sebenarnya Angela bisa menyewa apartmentnya sendiri jika ia ingin, tetapi lebih menyenangkan dan hemat baginya untuk tinggal di sharing apartment ini. Setelah empat tahun menjadi seorang model, ia lumayan memiliki tabungan yang akan dipersiapkan untuk kehidupan selanjutnya. Hanya saja ia belum memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Saat pertama kali tinggal di Sydney, Angela tinggal bersama sepupu Justin yang bernama Irene. Irene kuliah sambil bekerja sebagai seorang parttimer meski ia berkecukupan. Angela belajar padanya mengenai kehidupan di Sydney. Ia pernah bekerja sebagai cleaning service, pramusaji dan tukang sapu kebun. Meski pekerjaan itu tidak terlalu keren, tetapi hasilnya lumayan sehingga ia tidak perlu memakai uang yang dikirimkan ayahnya di rekening setiap bulan. Kegiatan itu juga menguntungkan karena membuatnya sibuk sekaligus cepat beradaptasi.

Tiga bulan kemudian ia dipanggil oleh sebuah agency kenamaan di Sydney menanggapi rekomendasi dari teman Justin di Indonesia yang mengenal mereka. Dan setelah melalui proses interview dan lain-lain, mereka menerimanya dengan senang hati.

Angela sempat tak percaya padahal saat tes runway catwalk ia terjatuh beberapa kali dengan sepatu highheels. Bahkan sempat terguling-guling dengan memalukan ke tepi panggung hingga celana dalamnya terlihat.

Agencynya kemudian mengenalkannya pada Mick. Pria tampan dengan tubuh sempurna yang berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Ia tidak begitu tinggi sebagai seorang pria bule. Lebih pendek sedikit dari Angela yang kini sudah mencapai tinggi tubuh 175 cm. Kata mereka, Mick akan membuat Angela menjadi seorang model profesional.

Angela sempat terkecoh dengan wajah manis Mick. Ternyata ia adalah seorang iblis berdarah dingin! Ia mulai menyiksa Angela dengan rutinitas olahraga dan membatasi makanannya. Tapi di saat-saat tertentu seperti liburan, Mick adalah teman yang menyenangkan. Ia sering mengajak Angela dan model lainnya berjalan-jalan bahkan mentraktir mereka semua seharian.

_________________

Siang ini untuk pertama kalinya dalam karirnya sebagai model, Angela akan melakukan pemotretan dengan lingerie dan baju renang. Sebelumnya ia tidak pernah melakukannya karena selama ini Mick memang selalu menolak tawaran dari majalah dewasa yang ingin menjadikan Angela sebagai modelnya. Mick optimis ia akan menjadi model Victoria's Secret di masa depan setelah melihat wajahnya untuk pertama kali dan salah satu syarat menjadi model Victoria's Secret adalah tidak pernah menjadi model majalah pria dewasa sebelumnya.

"Tenang!! Tenangkan dirimu, Angel. Tarik napas dalam-dalam, buang..." Mick memperagakan dan Angela mengikutinya. Sebenarnya ia sangat gugup karena ini pertama kali ia memamerkan tubuhnya, tapi Mick meyakinkannya bahwa Angela pasti akan berhasil.

"Sudah tenang?" Mick bertanya.

"Lumayan." Angela mengangguk-angguk.

"Anggap mereka semua tidak ada, Angel. Kau pasti bisa. Ya!" Mick menyemangatinya lagi. Angela kembali mengangguk-angguk lalu menatap studio. Sejak tadi beberapa model baru seperti dirinya juga gagal mendapatkan ekspresi sehingga sang fotografer mulai naik darah. Itu membuat kecemasannya semakin meningkat.

Angela menunggu giliran sambil mengecek ponsel untuk mengurangi kegugupannya. Ia melihat beberapa pesan dari Justin di medsos dan juga ayahnya. Mereka berdua selalu rutin menanyakan kabarnya setiap hari selama empat tahun. Terkadang Vaya juga menyapanya, tapi tidak sesering Justin dan ayahnya.

Justin : Sedang sibuk, My Angel?

Pesan dari Justin.

Angela : Pemotretan Victoria's Secret

Angela menghela napas setelah membalas pesan Justin. Justin orang pertama yang diberitahunya mengenai pemotretan ini. Ia tentu saja tidak memberitahukan pada ayahnya. Tidak...Tidak sekarang... Tidak banyak ayah yang merasa gembira anaknya dilihat publik dalam pose setengah telanjang

Ia harus menjelaskan pada ayahnya dulu tentang merk tersebut agar tidak berpikiran buruk tentangnya. Dan penjelasan itu akan memerlukan waktu yang agak panjang. Ia akan menjelaskannya saat ada waktu luang.

Ponselnya bergetar kembali. Angela melihat dan mendapati Justin menelponnya. What!? Buat apa Justin menelponnya?!

"Tin!! Bentar lagi giliran gue. Ngapain lo nelpon?" Angela mendesis kesal saat mengangkatnya. Selama empat tahun hidup di luar Indonesia, ia masih fasih berbicara dengan bahasa semrawut itu.

"Yang bener, Njel?! Fotoannya gimana? Telanjang apa topless gitu?" Justin terdengar antusias.

"Ini merk daleman, Tin Tin! Lo ngeres aja!"

Terdengar tawa Justin. "Iye! Iye! Gue tau, Njel. Bercanda tadi. Tapi gue tetep pingin lihat elo make itu lingerie. Kirimin fotonya ke gue, plis." pinta Justin.

"Buat apa gue ngirim ke elo?! Gila aja!"

"Lha terus kalo gue pingin lihat gimana caranya, Njel? Ini bakal masuk internet atau majalah kagak?" tanya Justin.

"Cuma dipajang di outlet sini aja sama katalog, Tin. Ya udah ntar gue share di instagram tapi ya gitu-gitu aja. Nggak semesum bayangan lo. Ntar lo kecewa."

Angela memang memiliki instagram dengan pengikut yang cukup lumayan dan untung ayahnya tidak suka menggunakan medsos apapun kecuali messenger sehingga kemungkinan besar ia tidak akan melihat foto tersebut.

"Pokoknya kalo elo, gue yakin pasti seksi abis! Gue bisa pakai buat berfantasi..."

"Udah! Udah, Tin!!" Angela memotong ucapan Justin yang mulai tidak karuan. "Gue udah dipanggil. Tutup dulu ya."

Angela langsung menutup ponselnya tanpa menunggu jawaban Justin. Mick memanggil karena gilirannya sudah tiba dan Angela langsung menghampirinya. Penata rias mulai merapikan rambut dan wajahnya kembali. Mereka juga membuka jubah yang sejak tadi dipakai oleh Angela sehingga lingerie pink yang melekat di tubuhnya kini terpampang jelas. Untunglah ia sudah tidak terlalu gugup lagi.

_____________________

"Angela, aku tidak sabar menantikanmu memasuki masa cuti. Kalau kau cuti, kau pasti memasak dan kami merindukan masakanmu. Masakanmu selalu enak." Chloe mendesah dari dapur sambil memperhatikan Angela.

Angela sedang duduk di sofa yang menghadap ke kaca jendela yang menampilkan pemandangan kota di malam hari. Ia sedang mendengarkan musik dengan volume kecil sehingga masih bisa mendengar ucapan Chloe.

"Mikey sebenarnya tidak melarangku. Tapi aku akan tergoda untuk memakannya jika aku memasak." jelas Angela.

"Yea...aku tahu itu, Angela sayang." Chloe mengambil casserole dingin dari dalam lemari es dan memasukkannya ke microwave.

"Hai semuanya!!" suara memekakkan terdengar dari arah pintu yang terbuka. Itu adalah Taylor, teman sekamar mereka. Ia datang bersama kekasihnya, Reed. Angela sudah biasa menerima Reed menginap bersama Taylor. Terkadang Chloe juga, tapi saat ini tidak karena ia baru saja putus dengan pacarnya.

"Hai, Reed." Angela menyapa sekedarnya.

"Angela." Reed menyahut sambil menaruh sebotol wine yang dibelinya di meja. "Masih sendiri?" goda Reed.

Taylor bergelayut pada Reed "Makanya carikan ia seorang pria, Reed. Mungkin kau ada kenalan? Selama empat tahun ia di sini, belum pernah sekalipun Angela berhubungan seks. Itu memalukan!"

"Ayolah, Tay. Ia berasal dari negara yang berbeda dengan kita. Di sini hal itu memang agak menyedihkan, tapi di negaranya itu adalah kebanggaan. Kita harus menghormati keputusannya." Chloe membela Angela sambil tertawa.

Taylor balas tertawa sambil menyibakkan rambut pirangnya. "Kau benar, Chloe." Ia menoleh pada Angela yang hanya tersenyum. "Tapi siapa tahu Angela berubah pikiran. Aku bersedia membantunya." Taylor mengedipkan sebelah matanya.

"Belum..untuk saat ini." sahut Angela.

"Jika kau berubah pikiran, kau bisa mencari kami di kamar, Angel..." Taylor menggandeng Reed ke kamarnya. "Reed pasti tidak keberatan jika kau ingin bergabung. Benar bukan, Reed?"

Reed hanya tertawa. Ia tahu Taylor sangat humoris dan karena itulah ia menyukainya.

"Terimakasih tawaranmu, Tay." Angela akhirnya ikut tertawa dan mengawasi mereka menghilang di balik pintu.

Taylor dan Chloe sudah biasa bergurau tentang masalah seks dengannya.

Beberapa hari yang lalu, Angela sudah mengupload foto-foto pemotretannya ke instagram. Justin langsung membelinya 'like' yang pertama dan Angela hanya tersenyum melihatnya.

Pemotretannya berjalan cukup lancar dan sekarang pekerjaannya tinggal acara catwalk di akhir pekan. Jika hanya catwalk, Angela tidak terlalu khawatir lagi. Sekarang ia sangat ahli dalam hal tersebut. Berkat pelatihan dari Mick, ia bisa berjalan dan bahkan berlari dalam sepatu heels setinggi 12 cm tanpa jatuh terguling-guling seperti dulu.

Tanpa terasa empat tahun sudah berlalu dan ia benar-benar berubah sekarang.

Ia merasa sikapnya menjadi lebih tenang, meski ia tetap cerewet pada Mick. Hanya pada Mick. Karena Mick selalu memberinya siksaan.

Kalau mengingat tingkahnya dahulu, Angela merasa malu.

Ternyata ia begitu kekanak-kanakan dan bertingkah laku seperti wanita murahan. Terutama pada...

Ia tidak ingin mengingatnya lagi. Meski ia ragu bagaimana reaksi dirinya jika melihat orang itu.

Lupakan dia, Angela! Dia sudah menikah!! Angela sering mengingatkan dirinya berkali-kali.

Dengan berjauhan, Angela sementara ini merasa lega karena jarang mengingatnya.

Ia tidak pernah berkencan atau memiliki satu kekasih pun selama ini hanya karena ia tidak enak pada Justin. Angela masih teringat kata-kata Justin saat berada di bandara. Setelah berhasil melupakan 'nya', ia harus berusaha untuk jatuh cinta pada Justin. Bukan yang lain.

Seharusnya hal tersebut sangat mudah. Justin hampir mendekati sempurna dalam segala hal. Ia tampan, baik hati, humoris dan kaya. Yang terakhir anggaplah hanya bonus. Angela tidak terlalu mempersoalkan kekayaan karena ia sadar siapa dirinya. Entah kenapa ia sering merasa rendah diri. Padahal dulu ia memiliki rasa narsisme yang begitu tinggi terhadap dirinya sendiri.

Terkadang saat selesai catwalk atau acara Sydney Fashion Week, Angela dan teman-temannya sering mengikuti party atau pergi ke klub-klub untuk bersenang-senang. Di sana ia berkenalan dengan beberapa pria, tapi tak satupun yang menarik perhatiannya.

Bel pintu apartmentnya berbunyi.

"Siapa yang yang bertamu malam-malam begini?!" Chloe menggerutu saat baru saja sedang mengambil casserole nya di oven.

"Biar aku yang membukanya." Angela beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu.

"Terimakasih, Angela." teriak Chloe senang.

"Tidak masalah. Mungkin ini hanya Mikey yang kelupaan nomor..." ucapan Angela terhenti saat mengetahui siapa tamunya.

Kakaknya, Rayhan... ada di hadapannya. Menatapnya balik dengan keterkejutan yang terlihat jelas dan juga sedikit kemarahan.

Tubuhnya serasa membeku dan perlahan-lahan ia mencoba melepas headset di telinganya. Ia pasti hanya bermimpi bukan?

Tapi semuanya terasa nyata dan Angela tahu saat ini ia tidak bermimpi.

Untuk apa kakaknya mencarinya kemari?

Melihat kakaknya hanya membuat kenangan-kenangan buruk yang menyiksanya dulu kembali terasa di tubuhnya. Menjalar seperti ribuan jarum yang menusuk-nusuk jiwa dan hati. Dan satu kata dominan yang paling diingatnya keluar dari bibir kakaknya dulu. Wanita jalang...

"Siapa, Angela?" teriakan Chloe membuat Angela tersadar dari keterkejutannya dan syukurlah membuatnya berhasil mengendalikan diri.

"Angela, kau yakin tidak ingin mencoba three some denganku dan Reed?" Taylor tiba-tiba keluar dari kamar dan berlari menuju dapur dengan hanya menggunakan bra dan celana dalam sebelum Angela sempat menjawab pertanyaan Chloe.

"Mungkin nanti, Taylor. Aku akan menyusul kalian." Angela ingin tertawa mendengar jawabannya sendiri yang membuat kakaknya makin terlihat syok.

"Hei...ternyata ada tamu. Siapa dia, Angela?" tanya Taylor.

"Aku dari tadi sudah bertanya tapi kau memotong, Tay." keluh Chloe sambil menyendok casserolenya ke mulut.

Mereka berdua berjalan ke pintu sambil mengamati 'tamu' Angela.

Dan hanya ada satu jawaban yang tepat untuk pertanyaan Chloe dan Taylor.

"Bukan siapa-siapa. Dia hanya kakakku."

***

Next is Rayhan POV yah.

Mungkin kalian merasa agak aneh dengan perubahan bahasa di part ini karena kusesuaikan seperti percakapan orang luar negeri. Haha..

Follow IG
dian_oline_maulina
matchamallow_gallery
angelapramoedyaa
rayhan.pramoedya

danielfernandezw
nicolettealexandrov
budi_mobs
sean_martadinata
valeria.winata
vanila_mrtdnata
hayden.martadinata
justin.allardo
wirawan.wiraatmaja
nick.wiraatmaja

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top