CHAPTER 5 : Epilogue
Title: OUR SPRING DAY
Cast: Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook -#NamV #NamKook #YoonSeok #JinMin #JinV
Lenght: Three Shoot (5 Chapter include Prologue & Epilogue)
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
CHAPTER 5 : Epilogue
.
Maret 2017.
.
Setelah menunggu nyaris setahun lamanya.
Akhirnya pesan itu masuk ke handphone mereka.
Taehyung, yang sedang duduk tanpa melakukan apa-apa di stasiun tua dekat rumahnya.
Jungkook, yang sedang duduk di dalam kereta, memandang keluar dengan tatapan kosong.
Jimin, yang sedang duduk di tepi pantai sambil menatap ke lautan biru luas dihadapannya.
Namjoon, yang sedang mondar-mandir di dalam gerbong kereta yang dinaikinya.
Yoongi, yang sedang berbaring di atas tumpukan pakaian di kamarnya.
Dan Hoseok, yang sedang duduk menikmati angin yang bertiup di atas gerbong kereta.
Mereka merasakan handphone mereka bergetar.
Dengan ogah-ogahan mereka membuka pesan yang masuk.
Dan seketika itu juga kedua bola mata mereka membulat dengan sempurna.
"From : Jin Hyeong
Apa kabar, para sahabatku? Kalian... Masih layak kusebut sahabat, ya kan? Ayo, musim semi 2017 sudah tiba! Saatnya kita berkumpul besok jam tiga sore di halte bus yang ada di pinggir pantai di Hwaseong, Gyeonggi-do!
PS : Bogoshipda, chinggu-deul~"
Sebuah senyuman terukir di wajah mereka berenam.
"Akhirnya... Musim semi tiba..." sahut mereka sambil tersenyum.
.
.
.
Pagi-pagi sekali, Taehyung sudah tampil sangat rapi dengan celana jeans panjang dan kaos berwarna hitam bergambar macan di tengahnya. Kaos itu memiliki lengan panjang berwarna garis-garis hitam putih.
Tak lupa ia mengenakan topi seperti model topi pororo berwarna hitam abu-abu, hadiah ulang tahunnya yang diberikan oleh Jimin dua tahun lalu.
Taehyung tak berhenti tersenyum selama dalam perjalanan menuju Hwaseong.
Semua rasa dingin dan beku yang selama setahun itu terasa di hatinya, seolah mulai terasa hangat.
"Sebentar lagi... Aku akan bertemu dengan keenam orang yang paling berharga dalam hidupku..." gumam Taehyung sambil memasang earphonenya di kedua telinganya dan memejamkan kedua matanya.
Taehyung sangat tidak sabar untuk menemui keenam sahabat terbaiknya itu.
"Goodbye, Daegu..." gumam hati kecilnya.
.
.
.
Hoseok mengenakan jaket merah berlengan putih kesayangannya, dengan kaos hitam putih di balik jaket itu, dan celana hitam di atas lutut.
"Akhirnya musim semi tiba~ Aku bisa lebih sering menggunakan celana pendekku karena musim dingin sudah lewat~" sahut Hoseok sambil menyisir rambut pink-tinted dan ash-brown nya.
"Sempurna!" sahutnya saat memandang penampilannya yang terpampang di depan kaca yang ada dihadapannya.
"Yoongi hyeong... Dan yang lainnya... Bersiaplah~ Hoseok yang ceria akan segera datang!" sahut Hoseok sambil tersenyum.
"Goodbye, Gwangju~" bisik Hoseok ketika ia dalam perjalanan menuju Hwaseong.
.
.
.
Namjoon berkali-kali memakai dan melepaskan pakaiannya, berusaha agar ia bisa mengenakan pakaian terbaiknya.
Bagi Namjoon, moment yang akan dihadapinya sebentar lagi adalah moment yang paling dinantinya selama setahun belakangan ini. Karena itu, ia harus tampil mengesankan!
Dan akhirnya, pilihannya jatuh ke sebuah kaos putih, jaket hitam bergambar bintang putih di bagian lengannya, dan celana jeans selutut.
Namjoon berkali-kali menyisir rambutnya, dan akhirnya memilih membiarkan poninya jatuh ke bawah, menutupi keningnya.
"Perfect, Kim Namjoon!" sahutnya sambil tersenyum puas ketika melihat pantulan di cermin di hadapannya.
"Saatnya aku berangkat... Menemui orang-orang yang paling kurindukan selama setahun ini..." sahut Namjoon sambil mengikat tali sepatunya.
"Goodbye, Ilsan!" sahut Namjoon sambil berteriak di depan rumahnya.
.
.
.
"Aku lupa... Pakaianku selama setahun ini tidak ada yang pernah kugosok!" sahut Yoongi sambil menepuk keningnya ketika menatap tumpukan pakaian di dalam kamarnya itu.
"Apa yang harus kukenakan hari ini?" gumam Yoongi sambil menggaruk kepalanya dengan memasang ekspresi kebingungan.
Setelah sebisa mungkin mengacak-acak tumpukan pakaian dalam kamarnya itu, akhirnya pilihan Yoongi jatuh ke sebuah kaos garis-garis hitam putih, celana panjang hitam yang sobek di bagian lututnya, dan jaket berwarna biru kehijauan yang sepadan dengan warna rambutnya.
"Mengapa aku bisa lupa menggosok pakaianku semalam? Apa aku terlalu antusias membaca pesan Jin hyeong kemarin sore?" gumam Yoongi sambil merapikan rambutnya.
Yoongi kembali ke dalam kamarnya setelah ia tiba di ruang utama. Ia lupa bahwa handphonenya masih tergeletak di atas kasurnya.
Setelah mengambil handphonenya, ia berjalan menuju rak sepatu.
"Kajja, Min Yoongi!" sahut Yoongi setelah selesai mengikat tali sepatunya. "Goodbye, Daegu... See you later.."
.
.
.
Jungkook menatap wajahnya di cermin dihadapannya.
Setelah mengenakan kaos putih, jaket berwarna hitam dengan motif seperti cipratan cat berwarna putih, serta celana pendek hitam selutut, Jungkook menyisir rambut golden brownnya itu sambil menatap pantulan wajahnya di cermin itu.
"Akhirnya... Kami... Akan bertemu kembali..." gumam Jungkook.
Air mata menetes dari kedua matanya.
"Tak kusangka... Aku ternyata sesedih ini tanpa kalian disisiku..." sahut Jungkook sambil menghapus air matanya.
"Maafkan aku untuk semua keegoisanku selama ini..." sahutnya lagi.
Setelah itu, ia berjalan menuju pintu rumahnya.
Dan tepat sebelum ia berjalan keluar dari rumahnya, suara-suara itu kembali terdengar di telinganya.
Suara langkah kaki berlarian, suara tertawa bahagia, dan semua suara kehebohan yang pernah terjadi di dalam rumahnya pada musim semi tahun lalu, ketika keenam sahabatnya itu menginap di rumahnya.
"Sebentar lagi, semua itu akan kulihat dan kudengar secara langsung, bukan sebatas kenangan semata..." sahut Jungkook sambil tersenyum, menampilkan sederetan gigi kelincinya.
"Goodbye, Busan..." gumam Jungkook sambil tersenyum lagi.
.
.
.
Jimin sudah rapi mengenakan kaos putih bergaris-garis hitam dan celana jeans selutut.
"Akhirnya musim semi tiba~" sahutnya sambil bersenandung bahagia.
Jimin menyisir rambut pinknya sambil terus tersenyum.
Semua rasa sakit dalam hatinya seolah membaik begitu saja ketika membaca pesan Jin kemarin.
Jimin berjalan menuju ruang utama, namun ia tiba-tiba teringat sesuatu.
Jimin segera berlari ke kamarnya, membuka lemarinya, dan mengambil sebuah jaket bulu berwarna abu-abu kebiruan. Jaket yang diperolehnya sebagai hadiah ulang tahunnya dari Taehyung di ulang tahunnya dua tahun yang lalu.
"Sebagai permohonan maafku kepada Taehyung, akan kukenakan jaket pemberiannya ini~" sahut Jimin sambil tersenyum, menampilkan eye smile miliknya.
"Sempurna!" sahutnya saat melihat pantulan dirinya di kaca dalam kamarnya.
"Goodbye, Busan..." sahut Jimin sambil berdiri setelah selesai mengikat tali sepatunya.
.
.
.
"Akhirnya... Hari yang selama ini selalu kurindukan pun tiba..." sahut Jin sambil merapikan poninya.
Jin mengenakan kaos berwarna hitam dengan motif sayap dan ekor burung berwarna-warni di bagian leher dan pundaknya. Tak lupa ia memakai jaket hitam keabu-abuan bermotif bintang-bintang dan celana hitam selutut.
"Semoga saja... Perpisahan kami selama setahun ini... Membuahkan hasil yang positif..." sahut Jin sambil menghela nafasnya.
Semua kejadian itu kembali melintas dalam benaknya, layaknya sebuah film yang terputar di dalam layar bioskop.
Ketika pertama kali mereka dipertemukan di Gangnam empat tahun yang lalu.
Ketika mereka mulai dekat dan saling mengenal.
Ketika mereka menjadi sangat akrab dan selalu bersama-sama bertujuh setiap ada waktu luang.
Ketika mereka mengalami beberapa masalah akibat kenakalan mereka.
Ketika mereka berlarian dan tertawa bersama.
Ketika mereka pergi ke tempat laudry dan selalu Jin yang mengerjakan sendirian semuanya di ruang laundry itu.
Ketika mereka menghabiskan first trip mereka di Busan.
Ketika perang dingin mulai terjadi diantara mereka.
Dan ketika malam itu, pertengkaran mereka sampai pada puncaknya dan membuat mereka harus berpisah selama setahun ini.
"Semoga... Kita semua sudah semakin dewasa dan dapat berpikir jernih... Semoga pertemuan hari ini... Akan menjadi lembaran baru bagi kisah persahabatan kita..." gumam Jin sambil menutup pintu rumahnya.
"Goodbye, Gwacheon..." sahut Jin sambil tersenyum.
.
.
.
Pukul 02.18 PM.
Taehyung turun di halte bus itu.
Halte bus itu masih kosong, belum ada seorangpun disana. "Aku datang terlalu cepat..." gumam Taehyung.
Taehyung duduk sambil melihat ke jalanan dihadapannya. Menunggu bus lainnya tiba dan mengantarkan sahabat-sahabatnya kesana.
Detak jantungnya berdetak kencang, seperti seseorang yang akan bertemu dengan kekasihnya setelah sekian lama berpisah.
Angin berhembus, meniup rambut dan tali topi Taehyung.
Taehyung menghela nafas. Berusaha menetralkan perasaannya yang begitu antusias karena sebentar lagi penantiannya selama setahun akan terwujud.
Pukul 02.27 PM.
Sebuah bus berhenti di depan Taehyung.
Dan sosok pria berambut pink itu berjalan menuruni tangga bus.
Tatapannya dan tatapan Taehyung beradu.
"Uh? Jaket pemberianku..." sahut Taehyung ketika melihat jaket yang dikenakan Jimin.
"Topi hadiah dariku..." sahut Jimin sambil menunjuk topi yang dikenakan Taehyung.
Sedetik kemudian, mereka tertawa kecil berbarengan.
"Bogoshipda, imma..." sahut Taehyung. Air mata tiba-tiba saja menggenangi pelupuk matanya.
Jimin melangkah mendekati Taehyung, lalu memeluk erat tubuh Taehyung.
"Nado, imma.. Nado.. Bogoshipda..." sahut Jimin sambil terus memeluk erat tubuh Taehyung.
Air mata Jimin menetes, membuat pundak Taehyung terasa hangat karena tetesan air mata Jimin di kaos yang dikenakannya itu.
"Mianhae, Taehyung ah.. Maafkan semua kebodohanku dulu.. Maafkan semua sikap burukku padamu... Mianhae, jinjja..." sahut Jimin sambil terisak dalam tangis.
"Aku juga minta maaf.. Karena sama sekali tidak peka membaca jalan pikiranmu..." sahut Taehyung sambil membiarkan air matanya menetes membasahi jaket bulu yang dikenakan Jimin.
Pukul 02.34 PM.
Sebuah bus berhenti dihadapan Taehyung dan Jimin yang sedang berpelukan.
Dan pria manis bergigi kelinci itu berjalan turun dari bus.
Ia langsung saja memeluk erat tubuh Taehyung dan Jimin yang masih dalam posisi berpelukan.
"Taehyung hyeong... Maafkan aku... Jinjja mianhae, hyeong... Jimin hyeong, aku merindukanmu... Bogoshipda... Aku sangat merindukan kalian semua..." sahut Jungkook sambil ikut menangis.
"Jungkook ah~~~" sahut Taehyung dan Jimin bersamaan.
"Mianhae..." sahut Jungkook sambil terus memeluk erat tubuh kedua sahabatnya itu.
Pukul 02.38 PM.
Sebuah bus lainnya berhenti disana, lalu kembali berjalan setelah seorang penumpang turun disana.
"Aigoo~ Apa pertemuan awal kita ini sudah harus bercucuran air mata?" sahut suara serak milik Yoongi ketika melihat ketiga magnae nya itu tengah berpelukan sambil menangis dihadapannya.
Pukul 02.40 PM.
Sebuah bus berhenti lagi.
Namjoon turun dan bus itu kembali berjalan.
Namjoon tersenyum begitu lebar melihat Taehyung, Jimin, dan Jungkook berpelukan sambil menangis.
Yoongi menatap Namjoon yang berdiri disampingnya. "Wassup, Namjoon ah!"
"Hyeong..." sahut Namjoon sambil menatap Yoongi.
Namjoon langsung merangkul pundak Yoongi dan mereka berdua tersenyum.
Pukul 02.44 PM.
Bus lainnya tiba, dan kembali berjalan setelah Hoseok turun disana.
"Aigoo~ Sudah ramai rupanya?" sahut Hoseok sambil merangkul pudak Yoongi dan Namjoon dari belakang dan berdiri diantara Yoongi dan Namjoon.
"Hoseok ah~ Bogoshipda, imma..." sahut Namjoon sambil tersenyum menatap Hoseok.
"Nado~" sahut Hoseok sambil tersenyum.
"Nado..." sahut Yoongi sambil menatap Hoseok.
Hoseok tersenyum menatap Yoongi. "Apa kabar, hyeong?"
"Kalau kau berpikir kabarku baik-baik saja, kau salah besar..." sahut Yoongi.
Namjoon menganggukan kepalanya. "Aku sudah seperti seseorang yang kehilangan harapan hidup selama setahun ini..."
"Nado, hyeong..." sahut Hoseok sambil mengacak-acak pelan rambut Namjoon dan Yoongi.
Pukul 02.58.
Sebuah bus kembali tiba di hakte itu.
Sang pria yang berusia paling tua diantara mereka bertujuh itu pun turun dari busnya.
"Aku datang paling terakhir? Wah wah..." sahut Jin sambil melihat Jimin, Taehyung, dan Jungkook yang masih terus saja berpelukan saling meminta maaf, sementara Namjoon, Yoongi, dan Hoseok berdiri di hadapan Jin sambil tersenyum menatap Jin.
"Jin hyeong.. Bogoshipa..." sahut mereka bertiga sambil berjalan menghampiri Jin dan mereka berempat saling berangkulan.
Taehyung, Jimin, dan Jungkook, juga ikut bergabung menghampiri Jin dan mereka bertujuh pun saling berpelukan erat.
"Whoaaaa~ Aku benar-benar sangat menanti hari ini tiba.. Jinjja..." sahut Taehyung sambil menghapus air matanya.
"Nado... Aku benar-benar seperti mayat hidup yang tidak tahu harus melakukan apa selama setahun ini..." sahut Hoseok.
Mereka bertujuh duduk di halte itu setelah saling melepas rindu dan saling meminta maaf atas semua kesalahan mereka dulu.
Mereka duduk berjejeran, mulai dari Jin yang duduk di sebelah paling kanan halte bus, Hoseok disamping Jin, Jimin disamping Hoseok, Jungkook disamping Jimin, Yoongi disamping Jungkook, Taehyung disamping Yoongi, dan paling ujung kiri adalah Namjoon yang duduk di sebelah Taehyung.
Mereka membicarakan akan banyak hal yang mereka lalui selama setahun berpisah itu.
Air mata tak berhenti menetes setiap mereka mengungkapkan betapa besar rasa rindu mereka pada sahabat-sahabatnya itu.
Setelah selesai menangis, mereka pun tertawa bersama, begitu bahagia, menceritakan semua hal menarik yang bisa mereka ceritakan.
"Jadi... Bagaimana dengan keputusan kalian? Apa kalian lebih memilih mengejar cinta kalian, yang tentu saja hal itu akan membuat persahabatan kita kembali dipenuhi perselisihan? Atau... Kalian memilih untuk mempertahankan persahabatan yang sudah terbangun bertahun-tahun lamanya ini?" sahut Jin setelah hampir dua jam mereka membahas banyak hal.
Suasana hening sejenak.
Semua terlihat menundukkan kepala mereka.
Jin menatap keenam sahabatnya satu per satu.
"Semua keputusan di tangan kita masing-masing.. Kalau kalian bertanya apa keputusanku, bukankah dari dulu sudah jelas? Aku menolak Jimin padahal kami saling mencintai... Karena aku lebih memilih mempertahankan persahabatan ini..." sahut Jin.
"Aku berpikir akan banyak hal selama setahun ini.. Dan aku mendapatkan jawabannya... Ketimbang memilih menjalin kisah cinta yang indah bersama Jin hyeong.. Aku... Lebih merindukan tawa kita bersama bertujuh setiap kita berkumpul..." sahut Jimin sambil menatap Jin.
Jin tersenyum mendengar jawaban Jimin.
"Nado... Aku baru menyadari betapa tidak pekanya aku... Mengacuhkan perasaan Namjoon hyeong dan berusaha mendapatkan perhatian Jin hyeong tanpa memperhitungkan betapa sakit yang dirasakan Namjoon hyeong setiap melihatku mendekati Jin hyeong..." sahut Taehyung. "Aku merindukan semua tawa kita bertujuh.. Daripada keegoanku untuk bisa memiliki Jin hyeong... Aku ingin bisa tertawa seperti biasa dengan Namjoon hyeong, dan dengan kalian semua... Aku.. Memutuskan untuk mempertahankan persahabatan kita ini..."
"Nado..." sahut Namjoon dan Yoongi bersamaan.
Hoseok menganggukan kepalanya. "Aku juga.. Memilih mempertahankan persahabatan ini..."
"Tentu saja.. Aku juga lebih merindukan keseruan kita bertujuh ketimbang mengejar cinta Namjoon hyeong..." sahut Jungkook.
Jin tersenyum puas, begitu juga keenam sahabatnya itu.
"Kalau begitu?" sahut Jin.
"Lupakan cinta monyet kita ini!" sahut Jungkook.
"Pertahankan persahabatan kita!" sahut Jimin dan Taehyung bersamaan.
"Call~" sahut Hoseok, Namjoon, dan Yoongi sambil tersenyum.
Dan tawa pun terdengar menggema di halte bus yang berada di tepi pantai itu.
"Ah~ Tunggu sebentar! Selama setahun kita berpisah, aku membuat sebuah lagu yang menggambarkan akan persahabatan kita... Siapa yang mau dengar?" sahut Yoongi.
"Whoaaa~ Kau tetap menciptakan lagu, hyeong?" tanya Hoseok.
"Aku kini menemukan cita-citaku... Menjadi singer-rapper-song writer! Aku akan berusaha sekuat tenaga agar sukses dan berhasil... Gumawo, Hoseok ah~ Sudah membuatku menemukan impianku yang benar-benar sesuai dengan keinginanku..." sahut Yoongi.
Hoseok tersenyum.
"Cepat setel lagunya~" sahut Taehyung.
Yoongi pun menyetel lagu di handphonenya itu. "Judulnya Spring Day..." sahut Yoongi.
"I miss you
When I say that
I miss you more
I'm looking at your photo
But I still miss you
Time is so cruel
I hate us
Now it's hard
To even see each other's faces
It's only winter here
Even in August, winter is here
My heart makes time run
Like a Snowpiercer left alone
I wanna hold your hand
And go to the other side of the earth
To end this winter
How much longing
Has to fall like snow
For the spring days to come?
Friend
Like a small piece
Of dust
That floats in the air
If the flying snow is me
I could
Reach you faster
Snowflakes are falling
Getting farther away
I miss you (I miss you)
I miss you (I miss you)
How much more do I have to wait?
How many more nights do I have to stay up?
Until I can see you? (until I can see you?)
Until I can meet you? (until I can meet you?)
Past the end of this cold winter
Until the spring comes again
Until the flowers bloom again
Stay there a little longer
Stay there
Did you change?
(Did you change?)
Or did I change?
(Or did I change?)
I hate even this moment that is passing
I guess we changed
I guess that's how everything is
Yeah I hate you
Although you left
There hasn't been a day
That I have forgotten you
Honestly, I miss you
But now I'll erase you
Because that will hurt less
Than resenting you
I'm blowing out the cold you
Like smoke, like white smoke
I say that I'm gonna erase you
But actually, I still can't let you go
Snowflakes are falling
Getting farther away
I miss you (I miss you)
I miss you (I miss you)
How much more do I have to wait?
How many more nights do I have to stay up?
Until I can see you? (until I can see you?)
Until I can meet you? (until I can meet you?)
You know it all
You're my best friend
The morning will come again
Because no darkness, no season
Can last forever
Cherry blossoms are blooming
The winter is ending
I miss you (I miss you)
I miss you (I miss you)
If I wait a little longer
If I stay up a few more nights
I'll go see you (I'll go see you)
I'll go pick you up (I'll go pick you up)
Past the end of this cold winter
Until the spring comes again
Until the flowers bloom again
Stay there a little longer
Stay there"
"Whoaaa~ Lagunya sangat bagus!" sahut Namjoon.
"Dan liriknya sangat menyentuh, hyeong~ Gumawo, jinjja..." sahut Jungkook.
Yoongi memasang ekspresi bangga di wajahnya. "Who i am? Genius.. Min.. Yoon.. Gi... Hahaha~"
.
.
.
Setelah asik bermain di tepi pantai, tak terasa hari semakin sore.
Sebelum kembali ke rumah mereka di Gangnam, mereka menyempatkan diri mampir ke sebuah tanah lapang dekat perumahan mereka, tempat dimana ereka biasa berlarian dan bermain bola disana.
Tanah lapang itu memiliki sebuah pohon yang sangat tinggi, yang berdiri hanya satu-satunya di dataran luas itu, sementara di sekitarnya ditumbuhi banyak pohon ilalang. Salju tipis masih menyelimuti tanah lapang itu karena musim semi baru saja datang.
Mereka bertujuh berjalan dan berlari-lari kecil, di tanah lapang itu, menuju ke pohon satu-satunya yang ada disana, menjulang sendirian di tengah lapangan luas itu.
Setibanya mereka tak jauh dari pohon itu, mereka berdiri berbaris bertujuh, saling merangkul pundak sebelahnya, menatap ke arah pohon itu.
"Pohon itu tetap bertahan disana... Sama seperti persahabatan kita yang tetap bertahan hingga kini... Dan seterusnya..." sahut Namjoon sambil tersenyum.
Jimin tiba-tiba berjalan maju beberapa langkah, lalu melepaskan sepasang sepatu kets yang dipakainya.
Keenam sahabatnya menatap Jimin.
"Apa yang akan kau lakukan, Jimin ah?" teriak Taehyung.
Jimin tidak menjawab, ia terus berjalan mendekat ke pohon itu. Setibanya di bawah pohon itu, ia memanjat naik, lalu menggantungkan sepasang sepatu itu di sebuah ranting yang ada di pohon itu.
Keenam sahabatnya memiringkan kepala mereka dan saling bertanya, apa yang Jimin lakukan.
Setelah turun dari pohon itu, Jimin berjalan mendekati keenam sahabatnya, lalu berkata, "Kita ini bertujuh.. Terdiri dari tujuh orang.. Namun, aku berharap, kita bisa terus melangkah ke arah yang sama... Tujuh pria muda dengan satu langkah yang sama... Memiliki tujuan akhir yang sama... Yaitu, persahabatan ini..."
Keenam sahabatnya menatap Jimin.
"Persahabatan ini yang akan terus menggabungkan ketujuh langkah kita menjadi satu langkah dan satu tujuan.. Dari tujuh pasang sepatu, bergabung menjadi sepasang sepatu yang melangkah ke arah yang sama..." sahut Jimin sambil tersenyum.
"Jadi, sepasang sepatu yang kau gantungkan itu.. Melambangkan kesatuan dan persahabatan kita ini?" tanya Jungkook.
"Majjayo~" sahut Jimin sambil tersenyum.
"Aigoo~ Perumpamaan yang indah, Jimin ah.." sahut Jin sambil tersenyum.
Keenam sahabatnya menatap Jimin dengan penuh kekaguman.
Dan tiba-tiba saja, Jimin meloncat-loncat kecil sambil berteriak, "Dingin! Aigoo~ Kakiku dingin sekali!"
Membuat keenam sahabatnya refleks tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Jimin.
"Jinjja pabo ya~" sahut Yoongi sambil tersenyum kecil.
Jimin segera berlari dan melompat kecil menaiki punggung Jungkook. "Karena kau yang paling muda, kau harus menggendongku sampai ke rumah! Kajja~~~~"
"Yaishhhh~ Kau benar-benar mengerti bagaimana merepotkanku, hyeong kecil..." gerutu Jungkook sambil berjalan dan menggendong Jimin di punggungnya, sementara kelima sahabatnya terus tertawa melihat tingkah Jimin itu.
.
-END-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top