CHAPTER 3

Title: OUR SPRING DAY

Cast: Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook -#NamV #NamKook #YoonSeok #JinMin #JinV

Lenght: Three Shoot (5 Chapter include Prologue dan Epilogue)

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

CHAPTER 3

.

Busan, Januari 2017.

Jungkook duduk di dalam sebuah gerbong kereta.

Tatapannya menatap ke luar jendela.

Ekspresi sedih dapat terlihat sangat jelas dari kedua bola matanya.

Entah sudah untuk yang ke berapa kalinya ia seperti ini.

Menaiki kereta tanpa tujuan yang jelas, hanya menaiki kereta dari Busan menuju Seoul, lalu segera menaiki kereta kembali dari Seoul menuju Busan, tanpa melakukan apapun, hanya menatap sendu ke luar jendela.

Sementara hatinya terus merasakan kedinginan dan kesedihan yang luar biasa.

Jungkook berpikir, perjalanan yang sering dilakukannya itu bisa menghibur perasaannya, namun semua sia-sia..

Semua perjalanan yang ditempuhnya selama ini hanya menimbulkan kesedihan yang semakin mendalam dalam hatinya.

Apalagi kereta yang dinaikinya itu menyimpan sebuah kenangan yang begitu indah namun menyedihkan untuknya.

Kedua matanya terpejam,

Mengingat semua kenangannya yang sangat dirindukannya selama ini.

.

.

.

Gangnam, Mei 2016.

"Our first trip together! Tanpa orang tua yang mendampingi! Yuhuuu~" sahut Namjoon dengan antusias saat menaiki kereta itu.

Setelah bersusah payah meminta ijin pada orang tua mereka, mereka akhirnya diijinkan pergi menginap dua hari satu malam ke Busan, kampung halaman Jungkook dan Jimin.

Rumah Jungkook di Busan kosong sehingga mereka semua bisa menginap disana.

Kebetulan hari itu kereta tujuah Busan sedang kosong, jadi mereka bertujuh duduk semau mereka.

Jungkook duduk sendirian di pojok belakang. Di kursi depannya, Namjoon dan Taehyung duduk bersebelahan, sementara Jin duduk di kursi yang berhadap-hadapan dengan Namjoon.

Yoongi duduk di kursi di seberang kanan kursi Jungkook, Hoseok duduk berhadapan dengan Yoongi.

Dan Jimin duduk sendirian di kursi di depan Hoseok, berseberangan dengan kursi yang diduduki Namjoon dan Taehyung.

Saat itu mood Jungkook dan Jimin memang sedang dalam suasana mellow, karena mereka sudah cukup lama tidak kembali ke Busan, dan kali ini mereka dalam perjalanan berkunjung ke kampung halaman mereka itu.

Jungkook menatap ke arah luar jendela yang ada di sebelah kirinya.

Kenangan Jungkook akan cinta pertamanya yang kandas di masa SMP nya terbesit lagi di benaknya ketika ia dalam perjalanan menuju Busan itu.

Sementara, ingatan Jimin akan sahabat baiknya ketika ia masih kecil, juga melintas dalam ingatannya.

Tiga tahun yang lalu, Jimin melihat dengan mata kepalanya sendiri, Kim Minseok, sahabat baik Jimin yang usianya lima tahun di atas Jimin itu, meninggal karena kecelakan, tepat dihadapan Jimin, ketika mereka berlomba lari dan menyeberangi sebuah jalanan di dekat rumah mereka.

Minseok, yang sudah dianggap Jimin seperti hyeong kandungnya itu, karena banyak yang mengatakan bahwa wajah mereka sangat mirip, meninggalkannya hari itu juga.

Jimin duduk sambil menekuk kedua lututnya di kursi yang didudukinya sendiran di gerbong kereta itu. Kedua tangannya dilipat di atas lututnya, dan kepalanya dibaringkan diatas kedua tangannya yang terlipat itu. Matanya terpejam, namun ia tidak tertidur.

Hoseok, yang menyadari kesedihan yang tengah dirasakan Jimin, mencoba menghibur sahabatnya itu.

Hoseok meletakkan tangan kanannya ke tangan Jimin, seolah mencoba menenangkan Jimin.

"Neo... Gwenchana, Jimin ah?" tanya Hoseok.

"Hmmm... Gwenchana..." sahut Jimin tanpa mengangkat kepalanya dari kedua tangannya itu.

Taehyung membuka gorden jendela disampingnya dan menikmati pemandangan di luar sana. Namjoon, yang duduk disamping Taehyung, juga ikut menatap ke arah luar jendela itu.

"Pemandangannya sangat bagus, hyeong..." sahut Taehyung.

"Majjayo... Neomu yeppuda..." sahut Namjoon.

Sementara Yoongi dan Jin tengah melihat ke arah luar jendela sebelah kanan sana.

Setelah menempuh perjalanan hampir empat jam, mereka tiba juga di Busan Station.

Jimin segera membuka pintu gerbong kereta itu. Angin yang berhembus membuat rambut pink Jimin sedikit berantakan.

Jimin turun paling pertama. Ia menghirup udara Busan yang sejuk itu sejenak, lalu membalikkan tubuhnya dan melambai-lambaikan tangannya, mengajak keenam sahabatnya turun dari gerbong itu.

"Ayo turun... Selamat datang di Busan.." sahut Jimin. Kali ini ia sudah bisa tersenyum.

"Jangan bersikap seolah ini hanya kampung halamanmu, hyeong..." sahut Jungkook, menggoda Jimin.

"Aigoo~" sahut Jimin sambil menendang pelan betis Jungkook.

"Akhirnya kita berlibur!" sahut Hoseok sambil tersenyum senang.

"Ayo, kita cari bus yang menuju ke rumahku..." sahut Jungkook.

"Kau harus membelikan kami banyak makanan enak, Jungkook ah..." sahut Jin. "Aku tahu orang tuamu memberikanmu uang jajan yang cukup banyak untuk menjamu kami selama dua hari ini..."

"Kajja~" sahut Namjoon sambil merangkul pundak Taehyung.

.

.

.

Busan, Mei 2016.

"Whoaaaaa~ Cuacanya sangat sejuk di musim semi ini~ Busan meman sangat indah!" sahut Hoseok dengan ekspresi wajah begitu ceria ketika mereka duduk dalam bus menuju rumah Jungkook dan melewati wilayah pantai di sebelah kanan mereka.

Jungkook duduk berdua dengan Namjoon.

Di kursi belakang mereka, Yoongi duduk bersama Hoseok.

Sementara di kursi yang ada di seberang kanan Jungkook dan Namjoon, Jimin duduk seorang diri, dan di belakang kursi Jimin, Taehyung duduk berdua dengan Jin.

"Pantai-pantai di Busan sangat indah, hyeong..." sahut Jungkook dengan bangganya.

"Kau harus mengajak kami ke pantai, araseo?" sahut Yoongi.

Hoseok menatap Yoongi. "Aku baru tahu kau suka pantai, hyeong. Kupikir, kau hanya suka dengan tempat tidur..."

"Aigoo~" sahut Yoongi sambil memukul pelan kepala Hoseok.

Jin memperhatikan Jimin yang terus asik menatap ke luar jendela bus dengan tatapan sendu.

"Apa ia masih memikirkan sahabatnya itu?" bisik Jin ke telinga Taehyung.

"Kurasa iya.." sahut Taehyung sambil mencemaskan sahabatnya. Karena Taehyung dan Jimin seumuran, mereka menjadi sangat dekat diantara ketujuh anak muda itu.

"Jimin ah... Waeyo?" sahut Taehyung sambil memajukan tubuhnya. Wajahnya ditempelkan ke sandaran kursi Jimin.

Jimin tersadar dari lamunannya. "Gwenchana..."

"Jinjja gwenchana?" tanya Taehyung.

Jimin menganggukan kepalanya.

"Kau... Baik-baik saja kan?" tanya Jin. Tangan kiri Jin menyentuh pundak Jimin.

"Gwenchana, hyeong..." sahut Jimin sambil tersenyum.

.

.

.

Sesampainya di rumah Jungkook, mereka semua berlarian menaiki anak tangga, berusaha mencari kamar terbaik untuk mereka tempati malam nanti.

Rumah Jungkook cukup besar. Terdiri dari tiga lantai.

Ada dua kamar tidur terdapat di lantai dua, dan dua kamar tidur di lantai tiga.

Sementara keenam sahabatnya berlarian menaiki anak tangga, Jin menatap ke atas, memperhatikan keenam sahabatnya itu terus berlarian.

"Apakah persahabatan kami ini... Akan abadi selamanya?" gumam Jin.

Jin menghela nafas. "Alangkah baiknya jika waktu berhenti saat ini... Ketika hanya ada kami bertujuh disini.. Tanpa ada orang tua atau siapapun yang mengatur kehidupan kami..."

Jin menatap ke atas, dan tiba-tiba saja kepala Jimin terlihat tengah menatapnya.

"Ayo naik, hyeong!" sahut Jimin.

Jin tersenyum dan menganggukan kepalanya. "Araseo~"

Ketika Jin berjalan menaiki anak tangga itu, tiba-tiba saja di lantai dua, tangannya ditarik oleh Taehyung.

"Kau tidur denganku ya, hyeong... Ayo~" sahut Taehyung sambil menarik tubuh Jin menuju kamar yang dipilihnya.

Jimin, yang sedang menunggu Jin di lantai tiga, menghela nafasnya. "Cih~ Aku keduluan alien itu..." Jimin memajukan bibirnya karena kesal.

Jin melirik sekilas ke atas dan melihat wajah Jimin tengah cemberut sambil menatap ke arahnya dan Taehyung.

"Taehyung ah! Aku sekamar denganmu, ya.." sahut Namjoon tiba-tiba.

"Aniya~ Aku akan tidur dengan Jin hyeong..." sahut Taehyung sambil terus menarik tangan Jin agar berjalan menuju kamar pilihanya di ujung lorong lantai dua.

"Kalau begitu aku sekamar denganmu ya, hyeong.." sahut Jungkook sambil menghampiri Namjoon.

Namjoon menghela nafasnya melihat Taehyung berjalan sambil menarik tubuh Jin.

"Hyeong?" tanya Jungkook.

"Araseo... Kau sekamar denganku kalau begitu..." sahut Namjoon.

"Oke~" sahut Jungkook sambil tersenyum dan menenteng tasnya ke dalam kamar yang dipilih Namjoon.

Jimin berjalan masuk ke dalam kamar Yoongi dan Hoseok.

"Aku bertiga dengan kalian disini ya... Aku takut sendirian..." sahut Jimin.

"Oke~" sahut Hoseok sambil tersenyum.

"Asal jangan mendengkur saat tidur..." sahut Yoongi.

"Aku bukan Namjoon hyeong, hyeong..." sahut Jimin sambil menenteng tas berisi pakaiannya dan berjalan masuk ke kamar itu.

.

.

.

Setelah merapikan barang-barang mereka di dalam kamar masing-masing dan mandi serta mengganti pakaian, mereka berkumpul di ruang utama di lantai satu.

"Ayo, saatnya kita jalan-jalan~ Mengenal Busan lebih dekat~ Hehehe~" sahut Jungkook.

Mereka bertujuh keluar dari rumah Jungkook dan berjalan kaki menuju pantai yang letaknya tidak jauh dari rumah Jungkook.

"Whoaaaa~ Jinjja yeppuda~" sahut Taehyung sambil membelalakan kedua matanya, terpana melihat keindahan pantai yang membentang luas dihadapannya itu.

"Indah kan? Sudah kubilang, pantai di Busan sangat indah..." sahut Jimin sambil berdiri di sebelah Taehyung.

Taehyung menganggukan kepalanya. "Ternyata ada ucapanmu yang bisa kupercaya juga..."

"Yaishhh~" gerutu Jimin sambil menendang betis Taehyung.

Taehyung tertawa sambil meringis kesakitan.

"Apa kau senang? Bisa sekamar dengan Jin hyeong?" tanya Jimin tiba-tiba.

"Uh?" Taehyung menatap Jimin.

"Dweso~" sahut Jimin.

Taehyung menggaruk kepalanya, tidak mengerti apa arti ucapan Jimin tadi.

"Kau... Tahu kan siapa yang kusukai?" sahut Jimin lagi secara tiba-tiba.

"Uh?" Taehyung kembali menatap Jimin dengan ekspresi kebingungan.

Jimin, bukannya menjawab, justru berjalan ke depan, mendekati Namjoon dan Jin yang sedang asik berfoto berdua.

"Aku ikut juga, hyeong~" sahut Jimin sambil berdiri di antara Jin dan Namjoon.

"Aku juga ikut!" sahut Jungkook sambil berlari kecil, lalu berdiri di samping kanan Namjoon.

Taehyung memiringkan kepalanya. "Apa yang mau disampaikan Jimin barusan padaku?"

Sementara itu, Hoseok dan Yoongi sedang asik bermain pasir. Mereka membuat sebuah istana pasir.

.

.

.

Daegu, Januari 2017.

Yoongi menatap tumpukan baju yang menggunung di hadapannya.

Kedua orang tuanya masih ada di Gangnam, dan ia tinggal sendirian di rumahnya di Daegu.

Dan selama ia tinggal sendirian disana, ia begitu malas merapikan baju-bajunya yang menumpuk sangat banyak itu.

Jadi, ia hanya mencuci pakaian-pakaian itu, lalu ditumpuknya begitu saja di tengah kamarnya tanpa menggosoknya.

Setiap ia berganti baju, ia tinggal mengambil dari tumpukan itu tanpa menggosoknya terlebih dulu, karena ia sangat malas menggosok pakaiannya.

Ingatannya kembali ke masa itu.

Ketika setiap Minggu pagi, ia dan keenam sahabatnya menemani Jin hyeong melaundry pakaian-pakaian Hoseok.

Wangi tumpukan baju yang sudah dicuci itu mengingatkannya akan wangi ruangan laundry yang selalu didatanginya setiap Minggu pagi itu.

Yoongi merebahkan tubuhnya di tumpukan pakaian itu, lalu memejamkan kedua matanya.

Membayangkan semua yang dilaluinya bersama keenam sahabatnya.

Tiba-tiba saja hatinya kembali terasa sakit.

"Bogoshipda..." gumamnya sambil menghapus air matanya yang menetes dari sudut matanya.

.

.

.

Busan, Mei 2016.

Tak terasa malam pun tiba.

Setelah puas bermain dari siang hingga malam hari di pantai dan pasar ikan traisional dekat rumah Jungkook, mereka kembali berkumpul di ruang utama rumah Jungkook.

"Bagaimana kalau kita membeli kue tart untuk merayakan hari pertama kita outing bersama tanpa orang tua?" tanya Taehyung.

"Idemu cukup aneh... Tapi, kedengarannya itu menarik..." sahut Yoongi.

"Kurasa, itu ide yang cukup bagus.." sahut Namjoon.

Mereka segera berjalan menuju toko kue terdekat.

"Kita beli dua kue tart saja! Satu untuk kita makan, satu lagi untuk menimpuk siapa yang kalah bermain game, bagaimana? Kedengarannya menarik, kan?" sahut Jungkook.

"Ide bagus!" sahut Jimin.

"Oke, kita beli dua kalau begitu.." sahut Jin.

"Aku sudah tidak sabar ingin menimpuk yang kalah nanti, hahaha..." sahut Namjoon sambil merangkul pundak Taehyung.

Jungkook melirik sekilas ke arah Namjoon dan Taehyung, lalu bibirnya dimajukan sedikit.

"Kau... Cemburu pada Taehyung, kan?" tanya Jimin tiba-tiba, berbisik di telinga Jungkook.

"Hyeong! Kau mengagetkanku saja..." sahut Jungkook, terkejut dengan pertanyaan Jimin.

"Aku juga... Cemburu padanya..." sahut Jimin.

"Uh?" Jungkook menatap Jimin dengan tatapan kebingungan.

"Taehyung... Mengajak Jin hyeong sekamar dengannya..." sahut Jimin sambil berjalan mendekati Yoongi dan Hoseok yang sedang memilih kue tart mana yang akan mereka beli.

Jungkook menggaruk kepalanya. "Apa maksud ucapan Jimin hyeong?"

.

.

.

Sesampainya di rumah, mereka bermain game.

Dan ternyata Namjoon yang kalah.

Keenam sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat kekalahan Namjoon.

"Saatnya menyiksamu, Namjoon ah~ Hahahaha~" sahut Hoseok dengan ekspresi sangat bahagia.

"Tunggu sebentar.." sahut Jungkook.

Jungkook berjalan ke sebuah rak buku di sudut ruangan. Ia mengambil sebuah mainan mahkota yang pernah dimainkannya waktu masih kecil dulu.

"Ini hadiahnya untuk yang kalah, hehehe~" sahut Jungkook sambil memakaikan mahkota itu ke kepala Namjoon.

"Igo mwoya..." gerutu Namjoon, masih tidak terima karena ia kalah dalam game yang dimainkannya dengan keenam sahabatnya itu.

"Saatnya... Menghias wajahmu, Namjoon ah..." sahut Yoongi dengan gaya coolnya.

Kue itu segera dilemparkan, tepat mengenai wajah Namjoon.

Namjoon langsung saja cemberut melihat wajahnya kini dipenuhi cream dari kue tart itu, sementara keenam sahabatnya itu terus tertawa hingga terguling-guling di lantai setelah sukses mengerjai Namjoon.

Tak lama kemudian, Jungkook menarik Namjoon ke wastafel yang ada di adapur, lalu membantu Namjoon membersihkan cream di wajahnya itu, sementara kelima sahabat mereka tengah sibuk menghias dan menyalakan lilin di kue tart satunya.

Setelah Jungkook dan Namjoon bergabung dengan kelima sahabatnya di ruang utama, mereka menyanyikan sebuah lagu.

"First trip chukka hamnida~ First trip chukka hamnida~ Saranghaneun, chinggu ya~ First trip chukka hamnida~ Yeaaaaay~" sahut mereka bertujuh sambil beramai-ramai meniup lilin di kue tart itu, lalu mereka segera memotong dan memakan kue itu.

"Jangan dilepas mahkotanya, hyeong! Kau terlihat sangat tampan dengan mahkota itu~" sahut Jungkook.

"Araseo.." sahut Namjoon, membiarkan mahkota itu menempel di kepalanya.

.

.

.

Busan, Januari 2017.

Sore itu, Jimin duduk di tepi pantai yang membentang indah dihadapannya itu.

Tatapannya memandang ke lautan luas yang biru nan indah dihadapannya, sementara pikirannya tidak sedang disana.

Semua kenangannya bersama keenam sahabatnya ketika mereka berlibur di Busan tahun lalu terus melintas di benaknya.

Ketika Taehyung mengagumi betapa indahnya pantai di Busan.

Ketika mereka berlarian di tepi pantai dan saling menceburkan sahabat mereka ke dalam air laut.

Ketika mereka mengubur diri mereka dalam pasir dan membuat Jin terbatuk-batuk karena mulutnya kemasukan pasir cukup banyak.

Jimin memejamkan kedua matanya.

Angin yang berhembus menerpa wajah Jimin, membuat rambut pink Jimin berantakan tertiup angin sore itu.

Ingatan lain kembali terputar di benak Jimin.

Ketika mereka bermain game dan Namjoon mendapat hukumannya.

Ketika mereka menyanyikan lagu dan merayakan first trip mereka bertujuh.

Ketika Jin berusaha membujuknya yang tengah kesal malam itu karena Jin mengiyakan ajakan Taehyung sekamar dengannya.

Ketika Jin... Pertama kali menggenggam tangannya di tepi pantai hari Minggu sore itu, sebelum mereka kembali ke Gangnam, tepat ketika matahari terbenam di hadapan mereka bertujuh...

Dan tak ada seorangpun yang tahu bahwa tangan Jin menggenggam erat tangan Jimin sore itu.

Karena hanya mereka yang tahu... Bahwa mereka saling mencintai...

Namun, mereka... Tidak bisa bersama... Karena Taehyung... Begitu mencintai Jin...

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top