CHAPTER 2

Title: OUR SPRING DAY

Cast: Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook

Lenght: Three Shoot (5 Chapter include Prologue dan Epilogue)

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

CHAPTER 2

.

Daegu, Januari 2017.

Salju tebal menutupi jalanan yang ada di sekitar rumah Taehyung.

Taehyung berjalan ke sebuah stasiun kereta api dekat rumahnya yang sudah lama tak beroperasi lagi.

Taehyung duduk sejenak di kursi kayu tua panjang yang ada disana, menatap ke rel kereta api yang sudah tertutup salju cukup tebal.

Setelah berpikir sejenak, ia berjalan menghampiri rel kereta itu.

Taehyung berlutut, lalu menyentuh salju yang menutupi jalanan kereta api itu. Setelah itu, ia mendekatkan wajahnya ke rel kereta api itu dan menempelkan pipinya di atas salju, merasakan betapa dingin sensasi salju itu di pipinya.

Taehyung berpikir, jika ia mendinginkan wajahnya, mungkin saja ada rasa hangat yang bisa menghangatkan hatinya yang terasa lebih dingin dari salju itu.

Namun, semua sia-sia.

Walaupun wajahnya terasa dingin, hatinya tetap saja terasa dingin.

"Haruskah aku menempelkan wajahku ke perapian agar hatiku bisa menjadi terasa hangat?" gumamnya sambil memajukan bibirnya karena kesal.

Memang, jalan pikiran Taehyung ini terhitung unik. Makanya, apapun yang dilakukannya terasa aneh di mata orang-orang yang ada disekitarnya.

.

.

.

Gangnam, April 2016.

"Hyeong! Cepat lari! Ada anjing besar yang mengejar Namjoon hyeong dan Hoseok hyeong!" teriak Jungkook sambil berlari menghampiri Taehyung dan Jimin.

"Mwoya?" teriak Jimin ketika melihat Namjoon dan Hoseok berlari sangat kencang agak jauh di belakang Jungkook.

"Ppali!" teriak Jungkook sambil menarik lengan Jimin.

Taehyung sudah berlari duluan ketika Jungkook memberitahunya barusan.

Jimin ikut berlari sementara tangan Jungkook terus menggenggam lengan kaos yang dikenakan Jimin.

Mereka terus berlari dengan sangat cepat, sampai akhirnya mereka tiba di markas mereka.

Rumah Hoseok.

Ayah Hoseok adalah seorang guru sastra yang mengajar di wilayah Dongdaemun. Jarak dari Dongdaemun ke Gangnam dengan kereta sekitar satu jam.

Karena ayah Hoseok mengajar dari pagi hingga sore, dan baru tiba di rumah sekitar pukul tujuh malam, sementara ibu Hoseok menjalankan sebuah usaha di Gwangju, kampung halaman Hoseok, maka rumah Hoseok selalu kosong dari pagi hingga sore hari, dan otomatis rumah itu menjadi markas ketujuh anak muda itu.

Apalagi, setiap Sabtu dan Minggu, rumah Hoseok benar-benar kosong karena setiap Sabtu pagi ayah Hoseok akan ke Gwangju menemui ibu Hoseok, dan baru kembali ke Gangnam setiap Minggu sore.

Taehyung, Jungkook, Jimin, Namjoon, dan Hoseok segera berlari masuk dan menutup rapat-rapat pintu gerbang rumah Hoseok.

Geraman anjing itu masih terdengar di luar sana, namun tak lama kemudian anjing itu pergi menjauh.

"Untung kita selamat... Hhhhhh..." sahut Hoseok sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Majjayo..." sahut Jungkook. "Hhhhhh..."

"Ada apa dengan kalian? Mengapa kalian terengah-engah begini?" tanya Jin, yang baru saja keluar dari dapur ketika mendengar suara pintu ditutup kencang-kencang.

"Anjing... Ada anjing... Hhhhhh... Mengejar... Hhhhhh... Kami..." sahut Namjoon sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Jinjja?" tanya Jin sambil menatap kelima sahabatnya itu.

Taehyung menganggukan kepalanya sambil mengatur nafasnya. "Jinjja, hyeong... Hhhhhh... Hhhhh..."

"Aigoo... Bagaimana bisa?" tanya Jin.

"Namjoon hyeong dan Hoseok hyeong... Mencuri buah di kebun Gong Yoo ahjussi... Hhhhh... Ternyata anjingnya tidak diikat... Hhhh... Jadi, anjing itu... Hhhh... Mengejar kami..." sahut Jungkook sambil terengah-engah.

"Aku hampir mati... Hhhhh.. Karena sesak nafas..." sahut Jimin.

Jin tertawa terbahak-bahak. "Hahahahaha~ Dasar kalian! Belum kapok juga? Ini sudah kesekian kalinya kalian berusaha mencuri buah di kebun Gong Yoo ahjussi..."

"Buah-buahan di kebunnya... Hhhhh... Selalu menarik... Perhatian kami... Hhhhh..." sahut Hoseok.

"Aigoo..." sahut Jin sambil mengacak-acak rambut Hoseok.

"Siap-siap saja kita dimarahi orang tua kita... Hhhhh... Hhhh... Gong Yoo ahjussi pasti akan melaporkan hal ini pada orang tua kita..." sahut Taehyung.

"Yoongi hyeong mana, hyeong?" tanya Jimin setelah nafasnya berhasil kembali normal.

"Seperti biasa... Tidur di kamar Hoseok..." sahut Jin.

"Kau memasak apa, hyeong?" tanya Taehyung.

"Pancake! Ayo makan~" sahut Jin sambil tersenyum.

"Kajjaaaaa~" sahut Taehyung sambil merangkul pundak Jimin dan berjalan menuju dapur.

"Akan kubangunkan dulu Yoongi hyeong..." sahut Hoseok.

.

.

.

"Jungkook ah! Bangun! Ayo, kita harus ke tempat laundry! Kalian kan berjanji akan menemaniku melaundry pakaianku dan seprai serta bedcover kamarku setiap Minggu pagi..." sahut Hoseok sambil membangunkan Jungkook.

Semua sudah bangun, hanya tinggal Jungkook yang belum bangun.

"Neeeeee~~~~~~~" sahut Jungkook sambil menggeliat.

Itulah ritual yang selalu mereka bertujuh lakukan setiap Minggu pagi.

Menemani Hoseok ke tempat laundry.

Dan selalu saja, Jin yang bergerak di tempat laundry itu, karena keenam temannya selalu bermalas-malasan sesampainya di tempat laundry itu.

Taehyung duduk di kursi yang ada di depan ruangan laundry bersama Namjoon. Mereka berdua selalu bilang tidak suka dengan wangi deterjen yang menyengat di dalam ruang laundry, jadi mereka selalu duduk di kursi yang ada tepat di depan ruang laundry itu.

Mereka membicarakan beberapa hal sambil tertawa berdua.

Hoseok, Yoongi, dan Jungkook duduk di kursi yang ada di dalam ruang laundry. Wajah mereka bertiga masih sangat menunjukkan betapa mengantuknya mereka pagi itu.

Sementara Jimin, ia selalu saja duduk sendirian di atas mesin cuci laundry yang ada di pojok ruangan, menghadap ke arah mesin cuci yang digunakan Jin untuk mencuci pakaian Hoseok. Untung saja tubuhnya mungil dan ringan.

Sedangkan Jin? Tentu saja ia sibuk memasukkan pakaian-pakaian Hoseok beserta seprai dan bed cover ke dalam mesin cuci laundry, lalu memasukkan deterjen, setelah itu menjalankan mesin cuci untuk menggiling semua yang ada di dalam mesin cuci itu.

"Aku masih mengantuk, Taehyung ah... Hoaaahhhmmm~" sahut Namjoon sambil menguap.

Namjoon menyenderkan kepalanya ke bahu Taehyung sambil memejamkan matanya yang masih mengantuk karena semalam ia dan Yoongi membuat lagu hingga larut malam.

Ketujuh anak muda itu sama-sama menyukai musik. Dan diantara mereka bertujuh, Yoongi dan Namjoon sama-sama memiliki hobi untuk membuat lagu ciptaan mereka sendiri.

Taehyung menatap Namjoon sekilas. "Namjoon hyeong tertidur lagi di bahuku!" teriak Taehyung, mengabarkan kepada kelima sahabatnya yang ada di dalam ruangan bahwa Namjoon lagi-lagi tertidur. Namjoon memang selalu saja tertidur setiap mereka tiba disana.

"Aku juga mengantuk.. Hoahhhmmmm..." sahut Yoongi sambil menguap.

"Siapa suruh kalian membuat lagi hingga larut malam?" sahut Jin, yang tengah berjongkok di depan mesin cuci, melihat apakah cucian di dalam sana tergiling dengan baik.

"Kau tidak perlu mengawasinya, hyeong... Mesin itu akan mencuci dengan sangat baik tanpa perlu kau awasi..." sahut Jimin.

"Aku takut mesinnya rusak karena sering kau duduki..." sahut Jin.

Jimin tertawa kecil. "Dasar kau, hyeong... Yang aku duduki kan mesin yang dibelakang ini, bukan yang kau pakai untuk mencuci sekarang.."

"Tapi, siapa tahu mesinnya ditukar-tukar dan mesin ini pernah kau duduki..." sahut Jin, membuat Jimin tersenyum kecil, tidak mengerti dengan jalan pikiran hyeongnya yang aneh itu.

"Setelah ini, kita beli es krim ya~" sahut Jungkook dengan wajah masih mengantuk. Suaranya agak dikeraskan agar kedua sahabatnya di luar sana bisa mendengar ucapannya.

"Call~" sahut Hoseok dan Yoongi berbarengan.

"Siapa yang bayar kali ini?" tanya Jin.

"Jimin~ Jimin yang bayar~" sahut Taehyung dari luar.

"Uangku habis membelikanmu burger di kantin kemarin Jumat, imma..." gerutu Jimin sambil berteriak kecil.

"Ah.. Majjayo..." sahut Taehyung.

"Jin hyeong saja yang bayar... Kau kan paling tua, hyeong.." sahut Hoseok.

"Mengapa selalu aku..." gerutu Jin sambil terus melihat ke dalam mesin cuci itu.

"Siapa suruh kau paling tua~" sahut Jungkook sambil menjulurkan lidahnya, menggoda Jin.

Kelima sahabatnya tertawa, sementara Jin berjalan menghampiri Jungkook dan memukul pelan kepala Jungkook sambil menggerutu.

.

.

.

Gwangju, Januari 2017.

Hoseok berjalan menuju stasiun kereta terdekat, lalu ia seperti biasa yang sering dilakukannya akhir-akhir ini, memanjat gerbong kereta, dan duduk di atasnya.

"Sudah kubilang itu berbahaya, Jung Hoseok!" teriak paman Hoseok, yang notabene adalah masinis kereta disana.

"Gwenchana, samcheon~ Tenang saja, jalur kereta ini tidak akanmelewati terowongan apapun kan? Aku akan turun di stasiun berikutnya, jangan cemaskan aku..." sahut Hoseok sambil terus saja duduk di atas gerbong kereta itu.

Kereta itu memang kereta dalam kota yang menempuh jarak sangat pendek dan tidak melewati terowongan manapun, jadi Hoseok bisa dengan aman duduk di atas sana, menikmat angin sore di atas kereta sambil berusaha menghibur kekosongan dalam hatinya.

"Dasar kau.." gerutu paman Hoseok sambil berjalan menuju tempat duduknya untuk bersiap mengendarai kereta itu.

Kereta itu pun mulai melaju.

Hoseok duduk di atas gerbong itu sambil menghirup udara sore yang segar itu sebanyak-banyaknya. Berharap bahwa kesegaran angin itu dapat menghibur kesedihan yang tengah dirasakannya.

Hoseok memejamkan matanya ketika kereta sedang berjalan, lalu merentangkan kedua tangannya.

Angin yang berhembus meniup rambut pink-tinted dan ash-brown miliknya itu.

Pemandangan matahari yang mulai terbenam sore itu membuat Hoseok menikmati perjalanannya di atas kereta itu.

Hoseok mengeluarkan pesawat mainan kertas yang ada di sakunya, lalu ia mainkan di atas sana, seolah pesawat itu tengah terbang.

Lalu, Hoseok menerbangkan pesawat kertas itu. Membuat pesawat kertas itu terbang menjauh terbawa angin.

"Aku berharap bisa terbang seperti pesawat ini... Menuju kesana..." gumam Hoseok.

.

.

.

Gangnam, April 2016.

"Ayo cepat! Ayo cepat! Yang sampai paling terakhir harus membayar makan siang besok!" teriak Jungkook yang sedang berada di posisi paling depan.

Mereka bertujuh sering seperti itu.

Berlomba lari di sebuah lorong jalanan yang sepi setiap Sabtu malam, untuk menentukan siapa yang akan membelikan makan siang mereka keesokan harinya.

"Kau curang! Kau selalu berlari paling depan, imma!" teriak Jimin sambil terus berlari di belakang Jungkook.

"Siapa suruh kakimu pendek, hyeong... Hahahaha~" sahut Jungkook, mengejek Jimin.

"Kau seperti sedang menyindir Yoongi hyeong juga, Jungkook ah!" teriak Taehyung sambil terus berlari di belakang.

"Maaf saja, aku tidak merasa ia sedang menyindirku.." sahut Yoongi sambil berlari.

Jin dan Namjoon serta Hoseok tertawa mendengar ucapan Taehyung dan Yoongi.

Namjoon dan Taehyung menjadi dua orang yang berlari paling belakang, jadi mereka beradu agar tidak menjadi yang terakhir.

Tiba-tiba langkah mereka terhenti karena sebuah kereta melintas tepat di depan mereka.

Memang, di ujung lorong itu terdapat rel kereta api yang masih aktif.

Mereka segera menengok ke belakang.

"Namjoon hyeong paling belakang! Kau yang bayar makan siang besok, yuhuuu~" sahut Jungkook sambil tertawa senang.

"Cih..." gerutu Namjoon.

"Nyaris saja aku yang membayar..." sahut Taehyung sambil tertawa menatap ke arah Namjoon.

"Aigoo..." sahut Namjoon sambil mengacak pelan rambut Taehyung.

.

.

.

Ilsan, Januari 2017.

Namjoon terus berjalan mondar-mandir dalam kereta yang ditumpanginya itu.

Kebetulan kereta itu sedang kosong dan tidak banyak penumpang disana.

"Entah mengapa setiap menaiki kereta, aku selalu teringat saat-saat dimana kami berlarian di lorong malam itu... Ketika kereta melintas sangat cepat di depan kami, membuat langkah kami terhenti... Dan uang sakuku akhirnya harus terkuras untuk membelikan mereka makan siang..." gumam Namjoon.

Namjoon berjalan dari gerbong satu ke gerbong lainnya, sambil menikmati pemandangan yang ada di luar sana.

Salju masih menyelimuti wilayah sekitar sana.

Membuat Namjoon terus merasa kedinginan.

Bukan hanya tubuhnya... Namun juga hatinya...

"Musim semi... Kumohon... Cepatlah tiba..." gumam Namjoon sambil menatap ke luar jendela.

.

-TBC-


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top