#4 Pertemuan
"APA? HILANG? KOK BISA?!" teriak Rin
"Ssstt.. jangan berteriak-teriak mbak." ucap suster mengingatkan. Namun terlambat, karena semua mata kini sudah menatap mereka, ada yang penasaran, tapi lebih banyak tatapan sinis karena terganggu. Dokter Alan yang mendengar keributan pun melongokan kepalanya penasaran dari ruang dokter.
"Airin?"
Merasa namanya dipanggil Rin menegok, dan menemukan dokter Alan melambai-lambai padanya. "cepat sini!". Rin menghampiri dokter Alan di ruangannya, ruangan itu didominasi warna putih dengan lukisan-lukisan mempercantik dindingnya, sebuah meja kerja lengkap dengan komputer, loker panjang dan sofa berwana merah marun yang tampak mencolok. "Apa benar teman saya hilang dok?" tanya Rin langsung, ia paling malas berbasa-basi, apalagi dalam keadaan darurat begini.
"Lebih baik kamu duduk dulu, silakan." Rin duduk di sofa merah yang nampak lembut dan empuk itu, dan bukan nampaknya lagi ternyata memang lembut. Rin baru pertama kali duduk di sofa lembut seperti itu, membuatnya ingin tidur saja rasanya. Aku baru tau ada ruangan dokter seperti ini? eh yaampun, fokus Rin fokus. Budi lagi diculik! "Ehm...Baiklah dokter, saya sudah duduk. Jadi bagaimana?" desak Rin masih terkagum dengan ruangan itu.
"Hah.. oke. Temanmu itu memang menghilang," mendengar hal itu ekspresi Rin berubah cemas ternyata benar diculik ya? bagaimana ini? "tapi saya rasa bukan diculik jadi kamu bisa tenang. Dia sepertinya kabur, ini dia membuat pesan." penjelasan dr. Alan membuat Rin menghela napas lega, tapi sekaligus bingung diwaktu bersamaan. Dia memilih membaca surat dari 'Budi' yang dr. Alan berikan daripada penasaran.
Thanks atas perawatanya dok. Gak usah cari saya, soal biaya administrasi biar teman saya yang urus nanti.
Kei N.P
"APA?! aku yang harus urus biaya administrasi!? Menyebalkan, dia bahkan gak terima kasih ke aku dan malah kabur seenak jidatnya. Siapa tadi namanya? Kei N.P? cocoknya nama dia tuh 'Budi' biar sifatnya berbudi luhur. Liat aja pokoknya kalo ketemu lagi!" umpat Rin kesal dengan mata melotot seperti ada kobaran api disana dan tangan terkepal erat, kertas tadi pun sudah tak berbentuk akibat pelampiasan emosinya. Dokter Alan hanya melihatnya ngeri di sofa. Seorang gadis yang sedang marah amat menyeramkan menurutnya. Diam-diam dalam hati ia berjanji tidak akan mempermainkan seorang gadis, apalagi sampai membuatnya marah. Bisa habis ia dicakar dan dijambak rambutnya hingga botak. Melihat dr. Alan yang menatapnya ngeri, Rin pun berusaha tersenyum meredakan emosinya. "Terima kasih dok, kalau begitu saya permisi." ucapnya sopan walau masih terlihat nada kemarahan disana. Rin berjalan kearah pintu, langkahnya terhentak hentak kesal.
"Airin...Ini kartu nama saya, jika sewaktu-waktu kamu butuh bantuan jangan sungkan hubungi saya ya."
"Sekali lagi terima kasih dokter." kini senyum manis terlukis di wajah Rin.
'Dokter Alan baik juga ternyata. Beda jauh sama cowok itu yang main kabur seenaknya, liat aja kalo aku ketemu dia lagi, dijamin aku yang bakal bikin dia babak belur kali ini' batin Rin
°°°°°
haachuu...
'kok perasaan gue jadi gak enak gini ya'
"Kei.. Kei.. aish. Kei Nugraha Putra!" panggil Gatra.
"Hmm"
"Lo dengerin gue ngomong gak sih? kok lo bisa bonyok gitu. Terus kok lo minta dijemput ditempat tadi. Dan, apa-apaan pakaian lo ini? udah kayak pasien kabur aja tau gak."
"Bawel banget lo Gat, udah kayak emak-emak. Gua emang kabur dari klinik." jelas Kei pada Gatra sahabatnya. Saat di klinik, Kei menelpon Gatra dan menyuruhnya datang ke taman yang tak jauh dari klinik. Padahal saat itu Gatra sedang di sekolah dan terpaksa bolos karena panggilan SOS sahabatnya itu. Dan disini lah mereka berada, di dalam mobil sport milik Gatra menuju rumah Kei di daerah Kemang.
"APA?! gila lo ya main kabur aja, gimana kalo lo dilaporin polisi? mending kita balik lagi deh!" Gatra panik dan memutar arah, kelakuan nekat sahabatnya itu sungguh membuatnya frustasi.
"Buat apa balik lagi?"
"Pake nanya lagi lo, mau bayar administrasi lo dululah."
Kei terkesiap, ia lupa kalau orang yang mengaku temanya itu tidak ia kenal . Maklumlah, biasanya orang suruhan ayahnya lah yang mengurus masalah biaya administrasi jika ia keluar masuk rumah sakit atau klinik. Tapi handphone aja dia gak bawa, otomatis orang tuanya tidak tau keberadaannya kan?
Gatra mengendarai mobilnya dengan cepat, jalanan juga tidak begitu ramai. Hingga tak butuh waktu lama untuk sampai di klinik lagi, Gatra segera ke bagian administrasi sedangkan Kei dengan santai menunggunya di ruang tunggu sambil mengemut permen lolipop tanpa wajah bersalah.
Rin baru keluar dari ruang dokter Alan dengan wajah tertekuk. Mungkin ini masuk hari tersialnya sejak di Jakarta. Niat menolong orang tapi malah dia yang kena getahnya. Rin sedang berjalan menuju bagian administrasi untuk melunasi biaya perawatan 'teman baru' nya yang kabur, yang baru ia ketahui bernama Kei. Tapi seketika langkahnya terhenti. Sudut matanya menangkap sosok yang ia kenal, sosok yang sedang diburunya kini sedang duduk santai di ruang tunggu sambil mengemut permen.
"Waah.. pucuk dicinta ulam pun tiba. Gak perlu aku repot-repot nyari, dia dateng sendiri." Tanpa harus dikomandokan Rin bergegas menghampiri sosok itu, yang tak lain adalah Kei dengan semangat dan api membara. "Heh! enak ya makan permen sambil duduk-duduk gak berdosa!" sindirnya, tapi orang yang disindir malah mengacuhkannya. "Heh! aku tuh lagi ngomong sama kamu, dengerin dong kalo orang ngomong!" bentaknya frustasi.
"Nih.. lo mau?" bukannya menjawab, tapi Kei justru menyodorkan lolipop pada Rin. Sontak emosi Rin semakin membara, dipelototinya Kei ganas. "HAH? APA-APAAN SIH KAMU TUH―" teriakan Rin terputus, sebuah lolipop sukses menyumpal mulutnya. "Lo tuh berisik tau gak? liat tuh sekeliling lo jadi terganggu. Udah diem, makan tuh permen. Lo pengen kan dari tadi?" sadar akan kata-kata barusan, Rin pun mengedarkan padangan ke sekeliling. Benar saja, semua orang menatapnya sinis. Gadis itu tersenyum kikuk dan sedikit membungkukkan tubuhnya meminta maaf, lalu duduk di samping Kei. Yaampun malunya Rin, dua kali jadi objek pengganggu karena Kei.
"Kamu tuh kemana aja sih, katanya kamu kabur kan?!" tanyanya gemas menahan amarah sambil berbisik-bisik.
"Emang."
"Terus kenapa balik lagi?"
"Lo tuh gak bisa diem apa? kenal aja enggak gue sama lo. Wajib banget gue jawab emang!"
'Sabar Rin, sabar. Yaampun nih cowok ngeselin banget'
"KAMU TUH- ehm... kamu tuh ya udah ditolongin tapi malah kabur. Gak tau terima kasih banget sih."
"Jadi lo itu cewek yang nolongin gue?" tanya Kei menyelidiki Rin dari ujung kaki sampai kepala. Ri mengangguk tegas mengiyakan. "Masa? badan lo kan kecil?"sungguh Rin gemas sekali ingin mencubiti orang ini.
"Ish. Kamu kok ngejek aku sih! maaf aja ya kalo badanku kecil gak kayak kamu titan. Nama kamu Kei N.P kan?!"
"Iya, tau dari mana lo nama gue?" tanya Kei heran. Rin segera mengambil bola kertas dari kantongnya, kertas yang berisikan pesan dari Kei. "Ini.. nama kamu tertulis disana!" seru Rin merasa menang, untung dia belum membuang barang buktinya.
"Oh."
Harusnya dari tadi Rin menunjukkan kertas itu. Mereka jadi tidak perlu berdebat kan? eh tunggu, Oh? "Cuma oh? kamu gak mau bilang apa kek gitu?" gerutu Rin
"Makasih ya.. kamu baik banget deh udah mau nolongin aku." ucap Kei manis sambil mengedipkan matanya genit. Tampak sekali kalau dia tidak tulus mengucap terima kasih. Tapi Rin sama sekali tak menyadarinya."Sama-sama, harusnya kamu dari tadi bilang begitu. Kan aku jadi gak perlu buang energi buat marahin kamu." balas Rin tersenyum puas, menampilkan kedua lesung pipinya. Biarlah Kei tidak tulus, setidaknya Rin merasa usahanya dihargai.
'Dia.. manis juga kalo senyum'
"Kalo gitu aku pulang dulu ya, administrasi kamu bayar sendiri! dan.."
PLAK
Auuww..
"Itu hukuman buat kamu karena udah kabur dan buat aku malu tadi. Bye! semoga kita gak ketemu lagi." Rin pun melangkah pergi meninggalkan Kei yang meringis memegang jidatnya yang mulai memerah kena pukulan tadi. Kepalanya saja masih diperban, eh malah dipukul pula. 'cewek aneh, gue juga ogah ketemu lu lagi.'
"Kei, ayo balik! udah selesai nih!" Gatra yang baru tiba seketika tertawa melihat jidat Kei. "pfft.. hahaha jidat lo diapain bro, tato jenis baru ya?"
"Hah?"
°°°°°
Update lagi.. semoga suka ya sama ceritanya, silakan vote & comment juga ya!
arigatou ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top