12. Runaway
LUNA
Apa yang lebih mengerikan dari mati?
Melihat orang-orang terdekatku meregang nyawa tepat di depan mata.
Sungguh. Lebih baik aku yang mati, dari pada hidup, tapi malah menyaksikan hal semengerikan ini.
Teriakan Papa ketika menyuruhku lari. Suara tembakan yang terdengar sepersekian detik kemudian. Suara jeritan seseorang ... oh, itu jeritanku?
Telingaku berdenging. Ada yang berteriak tepat di sampingku. Theo? Dia ... bilang apa? Pemandangan di depanku aneh. Aku seperti sedang melihat dari balik air yang beriak. Buram. Goyang. Tidak fokus. Di dalam ruangan, seseorang mengangkat sesuatu, mengarahkannya padaku. Itu apa? Tidak jelas.
"LUNA!"
Teriakan itu menyentakku kembali ke kesadaranku.
Theo menarik lenganku, lalu terdengar suara keras. Sesuatu melesat cepat, hanya beberapa senti dari kepalaku. Peluru?
Oh, benar. Aku akan segera menyusul Papa dan Mama. Tidak buruk.
Namun, Theo berpikiran lain. Dia meraih bahuku, menarikku mendekat dan melindungi kepalaku dengan lengan yang satunya. Dia membawaku berlari dan kakiku otomatis mengimbangi langkahnya.
"Jangan menyerah." Suara Theo terdengar begitu dekat. Suara tembakan bertubi-tubi terdengar di latar belakang. "Papamu menyuruhmu lari. Dia ingin kau selamat"
Dan tangisku akhirnya meledak.
***
Semua terasa bagai mimpi buruk yang paling mengerikan.
Sejak sejam yang lalu, yang kulakukan hanya diam memandang ke luar jendela. Di sebelahku, Theo menyetir dengan hening. Kebiasaan Papa meninggalkan mobil di garasi dalam keadaan kunci masih tertancap berhasil menyelamatkan kami.
Kami berhasil kabur.
Papa dan Mama tidak.
Orang tua yang selalu kubanggakan. Hartaku yang paling berharga. Langitku. Bumiku. Surgaku. Tempat berlindungku.
Mereka sudah tidak ada.
Dari dulu aku selalu bahagia dengan keluargaku yang lengkap. Orang tuaku sibuk, tapi mereka sangat menyayangiku, memperlakukanku layaknya puteri dan sebisa mungkin berusaha meluangkan waktu untukku.
Hidup kami berbahaya, musuh yang mengincar kami banyak, tapi tidak ada yang kusesali. Karena aku punya mereka.
Sekarang aku adalah orang paling miskin dan paling menyedihkan di dunia.
Aku tidak punya apa-apa lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top