11. Chaos
THEO
"Sekali lagi, makasih sudah mengajakku." Aku sungguh tidak bohong waktu bilang ini pertama kalinya aku ke taman bermain.
Oh, betapa membosankannya masa kecilku.
Luna tersenyum lebar. "Sama-sama."
Cantik.
Luna yang tengah tersenyum dan tertawa adalah yang terbaik. Sejak awal aku merasa gadis itu punya aura suram yang menggantung di sekelilingnya. Dia baru 18 tahun, tapi pembawaannya begitu tenang dan dewasa.
Tapi memangnya aku siapa, bisa menilai orang begitu? Ingat Theo, masa remajamu juga tidak normal!
Kami sudah sampai di rumah dan menemukan pintu depannya yang tidak tertutup rapat. Aneh. Tidak biasanya.
Luna sepertinya juga berpikiran sama. Dia mematung memperhatikan pintu dengan kening berkerut.
"Bi Inah kelupaan?" Aku menyuarakan pendapat.
DOR!
Aku dan Luna terkesiap bersamaan. Suara tembakan. Asalnya dari dalam rumah.
"Tungㅡ Luna!"
Sepersekian detik setelah suara itu terdengar, Luna segera mendorong pintu dan berlari masuk ke dalam. Aku tidak sempat menahannya dan memutuskan untuk mengikutinya.
Perasaanku tidak enak.
Kondisi rumah terlihat kacau balau. Semuanya berantakan.
Terdengar suara pekikan Luna, membuatku berlari mendekatinya secepat mungkin. Kulihat kedua tangannya terangkat menutupi mulut. Matanya menatap horor pada satu titik di atas karpet ruang tengah.
Kuikuti arah pandangannya dan kembali terkesiap.
Bi Inah sudah terkapar tak bergerak. Matanya membelalak. Sebuah luka tembakan di dada dirinya.
Aku ingin menarik Luna menjauh dari sana. Ada sesuatu yang tidak beres di rumah ini. Tapi gadis itu berlari menaiki tangga.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Jawabannya ada di ruang kerja lantai dua.
Dan aku tidak akan bisa melupakan pemandangan ini seumur hidupku.
Mamanya Luna terbaring bergelimang darah di tengah ruangan. Puluhan luka tembakan di tubuhnya. Papa berdiri di samping meja dengan dua orang pria bertopeng menodongkan pistol ke kepalanya.
"Kita mendapatkan datanya!" Pria ketiga muncul dari sudut ruangan. "Bereskan."
"LUNA LARI!"
Salah seorang dari mereka menarik pelatuk, suara tembakan kembali terdengar dan Luna berteriak sejadi-jadinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top