06. Beloved Brother
Dering ponsel yang memekakkan telinga menganggu tidurku. Kutatap sekilas layar ponsel itu. Jam menunjukkan pukul dua siang. Artinya aku sudah tidur sekitar lima jam. Lalu, perhatianku teralihkan oleh sesuatu.
Astaga, Ray! Dia benar-benar gila! Bagaimana mungkin dia memberi nama kontaknya dengan nama 'Beloved brother'.
"Kakak masih di hotel?" tanya Ray tanpa tedeng aling-aling.
"Iya, kebangun karena teleponmu."
Ray tertawa dan suaranya terdengar sangat merdu. Aku menyukai suara tawa lepasnya.
"Ok, kalau begitu aku akan ke sana. Tunggu aku, tiga puluh menit lagi sampai."
Klik. Ray menutup teleponnya dan membuatku mendesah napas pelan. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi karena aku tidak ingin percintaan itu kembali lagi.
Mandi air dingin membuat otakku kembali berfungsi dan menyegarkan tubuhku yang terasa sangat lengket. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan rambut di depan cermin. Seorang wanita berkulit pucat dengan rambut panjang dan mata panda seolah kurang mendapatkan tidur terpantul di sana.
Aku mendesah napas. Sejak mengetahui kalau aku adalah wanita yang mudah sekali kehilangan kendali di bawah bujukan Ray, aku harus lebih giat membangun tameng yang lebih kuat agar pria itu tidak seenak jidat menggunakan tubuhku walaupun dia sudah berjanji mempertanggungjawabkan hubungan kami.
Sebuah pernikahan.
Tunggu sebentar! Seingatku Ray tidak menyinggung pernikahan sekalipun. Ray hanya mengatakan akan bertanggung jawab. Bagaimana kalau tanggung jawab yang dia maksud bukan sebuah pernikahan? Apakah aku bisa mempercayai Ray? Lagipula bolehkah saudara tiri menikah?
Astaga... Aku tidak tahu apakah agama kami membolehkan hubungan ini. Bagaimana kalau ternyata hubungan ini terlarang? Apa yang harus kulakukan?
Terdengar suara ketukan di pintu dan itu benar-benar mengagetkanku. Aku berjalan dengan jubah mandi lalu membuka pintu.
Ray terpaku sesaat. Aku mengernyit saat kulihat pupil matanya mengecil dari balik kacamata minusnya. Pandangan matanya seperti predator liar yang siap menangkap mangsa. Ray menghelaku dengan setengah memaksa memasuki kamar lalu menutup pintu itu dengan cepat.
Sebelum aku sempat membangun pertahanan diri, Ray sudah merusak pondasi itu sehingga aku tidak bisa menahan serangannya. Sekali lagi aku terjebak dalam pusaran iblis bernamakan gairah.
*** end for wattpad version ***
Buku ini adalah seri kedua dari STEPBROTHER'S LOVE series setelah
IRRESISTIBLE SIN (kisah AVA & AIDAN)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top