04. Not your responsible
"Tenanglah, Kak. Aku bukan pria berengsek seperti Ryan yang mencampakkan Kakak karena seorang wanita. Aku tidak akan pernah lari dari tanggung jawab."
Suara Ray mengalihkan perhatianku dan kulihat pria berwajah oriental itu menatapku lurus seolah dia mengatakan sebuah kejujuran yang terbalut dalam tekad kuat.
"Ke—kenapa kamu berkata seperti itu? Bukan itu yang membuatku sedih!" teriakku menggeram marah.
"Aku tidak akan meminta maaf atas kejadian kemarin malam karena kita melakukannya tanpa keterpaksaan. Walaupun harus kuakui kalau aku memang berengsek karena memanfaatkan kelengahan Kakak yang sedang ma—"
"Tidak!" seruku cepat dan memotong penjelasannya. "Kamu tidak perlu bertanggung jawab."
Ray terkekeh pelan lalu menyeringai sadis dan mengirimkan sinyal ketakutan itu sampai ke sumsum tulang belakang. "Tapi kemungkinan besar Kakak akan hamil."
Aku membelalakkan mata tidak percaya, "Ka—kamu membuangnya di dalam?"
Ray mengangguk lalu mengakui perbuatannya yang membuatku berpikir pria di depanku ini bukan laki-laki yang kukenal sejak sepuluh tahun lalu. "Dan tidak hanya sekali. Kita melakukannya berkali-kali dan aku berhenti saat Kakak pingsan. Jadi kemungkinan Kakak hamil sangatlah besar. Lagipula aku sudah mengambil keperawanan Kak Key. Jadi, tanggung jawabku semakin besar."
Ray mengucapkan itu seakan bersikeras dan mempertegas kalau dia memang berniat tidak lari dari masalah ini.
Dering ponsel memecahkan keheningan yang mulai memenuhi ruangan saat aku sibuk dengan pikiranku. Ray mengambil ponsel dari nakas dan segera menjawab panggilan tersebut.
Diam-diam kulirik wajah Ray yang tampan nan rupawan. Dia terlihat dingin saat berbicara dalam telepon. Arogan adalah salah satu karakter yang dapat kutangkap dari wajah dingin yang selama ini menjadi topeng di kala dia menjabat CEO.
Ekspresi Ray berubah dan raut wajah itu menunjukkan ada hal penting yang harus dia tangani. "Aku harus pergi. Ada masalah di kantor."
"Sepagi ini? Di hari minggu?" tanyaku dan entah kenapa membuatku cemas.
"Iya, karena ruanganku dibobol. Aku harus memeriksa apa saja yang hilang..."
Aku mengangguk paham. Setidaknya masalah itu masih bisa ditangani. Saat aku ingin mengucapkan sesuatu, Ray beranjak dari tempat tidurnya dan mengalihkan pandangan. Aku tidak sengaja melihat Ray berjalan memunguti bajunya dengan telanjang bulat.
"Kenapa Kak Key malu-malu begitu?"
Malu-malu? Aku mencibir tuduhannya dalam hati. Aku bukan wanita yang terbiasa melihat pria telanjang bulat dan mempertontonkan otot-ototnya yang seksi!
"Kak..." Suaranya terdengar tepat di belakangku.
Aku memutar kepala dan Ray langsung mengecup bibirku. Dan tanpa kusadari, tangannya mendorongku ke ranjang dan membuatku terlentang sementara dia berada di atasku.
Ray menatapku dengan tatapan dalam. Aku bisa melihat panas dalam tatapannya dan hal itu membuat jantungku berdebar kencang. Dengan segera aku mengalihkan pandangan agar bisa meredam debar jantungku yang mulai tak keruan, tetapi Ray tidak membiarkanku. Dia membingkai wajahku dan memakunya di tempat.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top