28: See You When I See You
Gadis itu mengerjapkan mata beberapa kali, tapi sekelilingnya tetap berwarna putih. Dia yakin bukan karena cahaya terang karena matanya tidak sakit. Nadia membuka matanya lebar-lebar.
Sebuah visi?
Nadia jarang mendapat visi yang berlatar putih seperti ini, tapi itu satu-satunya penjelasan yang masuk akal. Jadi dia melakukan apa yang biasa dia lakukan, menunggu sampai kejadian yang harus dia lihat muncul.
"Nadia!" sapa seseorang membuat gadis itu menoleh.
Di hadapannya berdiri sesosok perempuan muda, usianya tak lebih dari delapan belas tahun. Hanya dua tahun lebih tua dari Nadia. Rambutnya hitam legam disanggul manis di puncak kepala dengan hiasan berwarna emas. Matanya yang berwarna hitam melengkung bagai bulan sabit memandang Nadia sementara senyumnya melebar hingga lesung di kedua pipinya terlihat. Untuk sesaat Nadia terdiam, terpana akan kecantikan gadis di hadapannya sambil bertanya-tanya apakah dia mengenalnya.
"Terima kasih banyak telah membantuku!" Gadis asing itu mengambil tangan Nadia dan menggenggamnya erat. "Tanpamu, aku tidak akan bisa melepas kutukan dan kembali menjadi manusia."
"Keong?!" seru Nadia tidak percaya. Hanya satu orang yang dikutuk yang dia kenal, cukup mudah untuk mengenali siapa orang di hadapannya.
"Iya. Sepertinya kekuatan Kristal terlepas ketika tanganmu bersentuhan dengan anak itu. Lihat, keluarga dan kerajaanku telah kembali." Keong mengalihkan pandangannya dari Nadia dan menatap ke arah depan.
Nadia mengikuti arah pandangnya dan melihat orang-orang yang terkurung di Kristal berada di sana. Namun, alih-alih wajah tak berdaya yang mereka tunjukkan saat di tangan Dewi Galuh, ekspresi bahagia memenuhi setiap raut yang terlihat. Satu per satu muncul hingga banyak orang mengelilinginya. Dalam sekejap, Nadia tidak bisa melihat ujung-ujungnya. Seluruh rakyat kerajaan Keong Mas, mereka yang dikurung oleh Dewi Galuh karena dengki. Orang-orang yang dia bantu selamatkan.
"Semua ini tidak akan pernah terjadi tanpa bantuanmu." Keong kembali berbicara membuat Nadia menoleh ke arahnya dan mendapat tatapan haru penuh terima kasih. "Aku berhutang padamu."
"Lu-lupakan. Ini bukan hal besar," sahut Nadia salah tingkah.
Sudah berapa lama dia tidak melakukan tindakan patriot seperti ini? Nadia sadar selama ini dia lebih sering mengabaikan visinya agar tidak terlibat masalah aneh-aneh hingga dia lupa betapa puasnya ketika dia bisa melakukan hal baik. Sikap Keong membuat pendirian Nadia goyah. Mungkin dia akan lebih sering membantu orang, jika dia berhasil menyelamatkan Aidan dan keluar hidup-hidup dari kekacauan ini. Nadia menelan ludah, menyadari bahwa dia berhasil mengalahkan Dewi Galuh tidak lebih dari keberuntungan semata. Dia tidak yakin dia bisa seberuntung itu lagi.
"Tidak, Nadia. Kau bersedia menolongku, seekor keong kecil tidak berdaya dan mengalahkan kakakku yang jahat. Keberanian dan kekuatanmu akan menjadi cerita di kerajaanku." Keong mempererat genggamannya pada tangan Nadia. "Sekali lagi, terima kasih."
"Uh ... sama-sama." Akhirnya Nadia mengangguk canggung menerima ucapan Keong. "Lalu, setelah ini, apa yang akan kamu lakukan?"
"Kekuatan Kristal akan mengembalikan kami ke tempat kami yang seharusnya. Keinginan anak itu untuk mewujudkan dongeng yang pernah dia dengar berkurang, tapi perjalananmu masih panjang, Nadia. Kau harus mengembalikan setiap tokoh dongeng ke dunia mereka masing-masing." Keong menatap Nadia dengan iba. Kekhawatiran tampak jelas di mata hitamnya.
Nadia mengangguk lagi, kali ini dengan tekad penuh. "Ya, akan kupastikan kakakku baik-baik saja."
"Kau pasti bisa, Nadia. Aku yakin itu. Aku berharap kita masih bisa bertemu lagi."
Sebuah senyum muncul di wajah Nadia. "Aku juga. Perjalanan denganmu menyenangkan. Semoga kamu bahagia dengan pangeranmu ya."
Keong tertawa kecil dengan wajah tersipu. "Terima kasih. Aku tidak akan mengucapkan selamat tinggal karena suatu ketika aku percaya kita akan berjumpa." Gadis itu melepaskan tangan Nadia lalu berjalan ke arah ayah dan kekasihnya. Di tengah-tengah perjalanan, dia menoleh ke arah Nadia sekali lagi.
"Sampai ketemu lagi." Keong melambaikan tangan.
Nadia membalas senyumnya dan ikut melambai. Keong membalikkan badan dan kembali berjalan. Nadia melihat bagaimana ayah dan kekasih Keong menyambutnya sebelum mereka menatap Nadia dengan tatapan penuh terima kasih. Mereka menunduk hormat dan Nadia merasa perlahan-lahan sosok mereka berubah menjadi transparan dan suasana menggelap. Nadia menutup mata dan ketika dia membukanya, dia sudah berada di kamar ayah Indra.
"Nadia, kamu tidak apa-apa?" tanya Indra menatapnya khawatir sambil memegangi bahunya. Sepertinya dia tadi berusaha membangunkan Nadia.
"Aku nggak apa-apa." Tatapan Nadia terarah pada sang anak yang menatapnya dalam diam. Perlahan, mata hitam anak itu kembali tertutup. Kesadarannya tergelincir ke alam mimpi sekali lagi. Mungkin dia lelah setelah menggunakan kekuatan Kristal.
"Apa yang terjadi?" tanya Indra sekali lagi. "Aku hanya melihat tangan anak itu menyentuhmu lalu kamu tiba-tiba berhenti bergerak."
"Anak ini .... Dia menggunakan kekuatan Kristal untuk membawa Keong kembali ke dunianya." Nadia masih memandangi sang anak yang tertidur pulas. Napasnya teratur dan wajahnya tampak rileks. Nadia melihat aura anak itu dan menyadari bahwa keadaannya jauh lebih baik.
Pada saat itu Nadia baru sadar kalau tubuhnya tidak lagi terasa sakit. Sejak dia bertemu Keong di dalam visi, tubuhnya terasa ringan. Dia kira itu karena efek di dunia mimpi tapi ternyata memang sembuh.
"Ada apa, Nadia?" Indra kehilangan ketenangannya ketika Nadia menggerak-gerakkan tangannya ke segala arah. "Jangan seperti itu! Bagaimana dengan lukamu?!"
Pemuda itu langsung menangkap pergelangan tangan Nadia sebelum Nadia melukai dirinya.
"Aku sembuh, Ndra!" seru Nadia tidak percaya. "Semua rasa sakitku hilang!"
Indra melepaskan tangan Nadia dengan ragu. "Tidak mungkin luka separah itu langsung sembuh."
Nadia tidak menjawab. Dia menyentuh punggungnya, tidak ada rasa sakit, padahal dia terkena luka bakar. Untuk meyakinkan diri, dia merogoh di balik baju dan merasakan kulitnya halus seperti semula, seakan-akan luka melawan Dewi Galuh tidak pernah ada. Gadis itu menahan napas, mengerjap memandang Indra.
"Aku sembuh!" serunya sekali lagi. "Kalau tidak percaya pegang punggungku!"
Indra menelan ludahnya dan tampak ragu, membuat Nadia tidak sabar. Dia meraih pergelangan tangan Indra dan menempelkannya ke punggungnya.
"See?!"
"Apa yang terjadi?" tanya Indra. Rasa kaget mengatasi kegugupannya karena menyentuh punggung seorang gadis.
"Kekuatan Kristal," jawab Nadia singkat. "Dia bukan hanya membebaskan Keong, tapi juga menyembuhkanku!" Nadia memandang sang anak yang terlelap dengan bola mata membulat. Baru kali ini dia menyadari kekuatan Kristal yang begitu besar. Pantas saja benda ini diincar banyak orang, ralat, banyak tokoh dongeng.
Nadia harus menghubungi Aidan sesegera mungkin dan memberi tahu apa yang telah terjadi. Gadis itu membalikkan badan dan segera berlari ke arah kamar tempatnya beristirahat, bertekad mengambil ponsel secepat yang dia bisa.
"Nadia!" seru Indra melihat gerakan Nadia yang tiba-tiba dan mengejarnya.
Gadis itu tidak menghiraukannya dan terus berlari, melewati ruang tamu di mana ayah Indra masih duduk menonton televisi. Nadia tidak melihat tatapan heran dan terkejut dari pria setengah baya itu dan terus memelesat. Setibanya di kamar, dia segera menyambar ponsel yang tergeletak di atas nakas. Indra mengikutinya di belakang, Nadia dapat mendengar suara langkah kaki mendekat dan merasakan keberadaan pemuda itu di belakangnya.
Tangannya menekan tombol fast dial nomor satu dan nama Aidan segera terpampang di sana, tanda panggilan sedang dilakukan.
Ayo angkat!
Nadia merasakan detak jantungnya meningkat menunggu Aidan menjawab. Semoga kakaknya itu baik-baik saja. Nadia terlalu sibuk menghalangi gunung Merapi meletus hingga ingatan tentang Aidan tergusur ke sudut pikiran.
"Nadia, jangan lari seperti itu. Ingat kamu baru saja sembuh," tegur Indra.
Nadia berniat membalas Indra ketika sebuah suara yang familiar terdengar.
"NADIA!!!" seru Aidan dari balik telepon, membuat gadis itu terlonjak.
Aku kembali!!! Doakan saja bisa lancar updatenya ❤️ karena aku update nya mendadak, kindly masukkan ke perpus biar dapat updatenya XD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top