CHAPTER 4
Title: MYSTERY OF BIGHIT HOSPITAL
Cast: Yoongi, Hoseok, Taehyung, Namjoon, Jimin, Jin, Jungkook
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]
CHAPTER 4
.
AUTHOR POV
Sosok itu semakin mendekat ke arah Jimin.
Tubuh Jimin menjadi kaku, sama sekali tidak bisa digerakkan.
Keringat dingin mulai membasahi tubuh Jimin.
Ia sangat ketakutan, namun mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara apapun!
Ia bahkan tidak bisa bergerak sama sekali.
"Tolong aku, jebal!" teriak batin Jimin. "Siapapun, tolong aku!"
Tiba-tiba saja, ketika sosok hantu itu semakin mendekat ke arah Jimin, sebuah suara terdengar di luar sana.
Suara seseorang membuka pintu kamar 613.
Sosok hantu itu menghilang seketika.
Tubuh Jimin kini kembali bisa digerakkan, namun karena kakinya terasa lemas, ia terjatuh duduk di dalam toilet itu.
BUK!
Suara tubuh Jimin yang terjatuh duduk terdengar cukup keras.
Tiba-tiba saja seseorang membuka pintu kamar mandi dan menjerit kecil, "Jimin hwanja! Kau kenapa?"
Jimin menatap orang itu.
Jung Hoseok.
Jimin langsung merasa lega setelah melihat Hoseok.
"Syukurlah kau datang kesini..." sahut Jimin dengan nada lemas.
Dan setelah mengatakan itu, Jimin terbaring tak sadarkan diri.
Hoseok segera membopong tubuh Jimin dan membawanya ke kasurnya, lalu Hoseok segera menghubungi Yoongi untuk segera datang memeriksa keadaan Jimin.
.
.
.
Pukul 07.15 AM, Jimin sadar dari pingsannya.
"Kau kenapa, Jimin ah?" tanya Taehyung ketika Jimin membuka kedua matanya.
"Semalam Hoseok ganhosa menemukanmu terbaring di kamar mandi, lalu Yoongi ssaem bergegas kesini dan memeriksa kondisimu." sahut Taehyung. "Aku sampai terbangun dari tidurku."
"Mianhae karena telah mengganggu tidurmu semalam, Taehyung ah..." sahut Jimin dengan nada penuh rasa bersalah.
"Gwenchana... Aku justru jadi mencemaskanmu.. Apa kau baik-baik saja?" tanya Taehyung.
Jimin menganggukan kepalanya, lalu menatap Taehyung dengan tatapan sangat serius.
"Waeyo?" tanya Taehyung.
"Taehyung ah... Mengenai semua yang kau ceritakan padaku itu.. Apa semua itu memang benar? Bukan khayalanmu belaka?" tanya Jimin.
"Mengenai apa? Penampakan itu?" tanya Taehyung.
Jimin menganggukan kepalanya.
"Kupikir, kau tidak percaya akan ucapanku.." sahut Taehyung.
"Awalnya memang tidak... Tapi kurasa kini aku harus percaya..." sahut Jimin.
"Mengapa bisa begitu? Apa yang terjadi denganmu?" tanya Taehyung.
Jimin terdiam sejenak. Tubuhnya masih bergidik ngeri ketika mengingat apa yang menimpanya semalam.
"Waeyo, Jimin ah?" tanya Taehyung.
"Semalam... Aku melihat penampakan yang sangat mengerikan di dalam kamar mandi... Aku ketakutan, Taehyung ah! Mulutku bahkan tidak bisa bersuara! Tubuhku terasa kaku saat itu..." sahut Jimin.
"Jinjja? Karena itu kau pingsan?" Taehyung terbelalak.
Jimin menganggukan kepalanya. "Majjayo..."
"Aigoo... Ada apa dengan rumah sakit ini sebenarnya?" tanya Taehyung.
"Molla..." sahut Jimin. "Aku sangat takut, Taehyung ah..."
.
.
.
JUNGKOOK POV
Siang itu perpustakaan sepi seperti biasanya.
Sejak tadi pagi, baru ada dua pasien dan seorang dokter yang berkunjung kesini sejenak.
Aku terkadang tidak mengerti mengapa rumah sakit ini menyediakan perpustakaan jika pengunjungnya sepi begini.
Selama aku bekerja disini, hampir tidak ada hari dimana perpustakaan ini ramai. Selalu saja sepi.
Dan aku... Seringkali merasakan firasat yang tidak enak.
Karena sedang sepi, aku berjalan ke rak buku untuk memilih buku untuk kubaca.
Salah satu keuntunganku bekerja disini adalah, selain mendapat bayaran yang lumayan dari pihak rumah sakit, aku juga bisa membaca buku secara gratis, hahaha.
Aku berjalan menyusuri rak-rak buku itu untuk mencari buku yang ingin kubaca.
Namun tiba-tiba saja.
DUG!
Terdengar suara buku terjatuh tak jauh di depanku.
Aku mengintip dari rak yang ada di depanku.
Kosong. Tak ada siapa-siapa.
Aku melihat ke lantai di depan sana. Ada sebuah buku yang terjatuh.
Apa angin menjatuhkannya?
Aku memiringkan kepalaku, lalu berjalan menghampiri buku itu dan memungutnya.
Aku meletakkan buku itu di raknya, lalu kembali berjalan mencari buku yang akan kubaca.
DUG!
Suara buku terjatuh kembali terdengar.
Perasaanku mulai tidak enak.
Ada apa kali ini?
Aku melihat, tidak ada siapapun disana, dan ada sebuah buku lagi yang terjatuh disana.
Tiba-tiba hawa dingin kurasakan.
Aigoo.. Aku paling benci setiap hal-hal seperti ini terjadi!
Aku kembali memungut buku itu.
Dan ketika aku berjongkok untuk mengambil buku itu, aku merasakan...
Ada seseorang yang berdiri di belakangku.
Aku segera bangun dan menoleh ke belakang.
"ARRRRRRRRRRGHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!"
Aku refleks berteriak dan terjatuh duduk di atas lantai perpustakaan.
Ada sosok yang sangat mengerikan di belakangku!
Sesosok hantu yang mengenakan jas dokter berdiri disana. Wajahnya sebagian hancur dan kepalanya retak serta berlumuran darah, sepertinya akibat luka ketika terjatuh dari ketinggian.
Aku ini sebenarnya bukan penakut, tapi siapa yang tidak takut jika dihadapkan dengan penampakan semengerikan ini?
Hantu itu menatapku dan semakin mendekat ke arahku.
"Pergilah! Kumohon jangan ganggu aku!" sahutku dengan penuh rasa ketakutan.
Hantu itu seolah menatap ke arahku dengan tatapan yang tidak bisa kujelaskan artinya.
Apa ia... Ingin mengatakan sesuatu kepadaku?
Atau... Ia hanya sekedar ingin menggangguku saja seperti hantu-hantu lainnya?
Tiba-tiba pintu ruang perpustakaan terbuka.
Dan sosok hantu itu langsung menghilang dari hadapanku.
Dari belakangku terdengar sebuah suara yang tak asing.
"Uh? Jungkook ah! Kau kenapa duduk disana?"
Aku menoleh ke arah pintu perpustakaan.
Jimin hyeong berdiri disana dengan buku di tangannya.
Aku segera bangun.
"Ah, hyeong.. Sudah dua hari rupanya?" tanyaku.
Jimin hyeong menganggukan kepalanya. "Waktunya aku mengembalikan buku yang kupinjam... Kau sedang apa barusan?"
Aku menggelengkan kepalaku sambil mencoba tersenyum. "Gwenchana, hyeong..."
Jimin hyeong terlihat curiga. "Yakin tidak ada apa-apa?"
Aku menganggukan kepalaku. "Majjayo.. Jinjja ya..."
.
.
.
HOSEOK POV
Suasana malam seperti ini adalah suasana yang sangat ku benci!
Aku paling benci kalau harus masuk shift malam... Karena aku tahu betul betapa mengerikannya rumah sakit ini.
Jangankan di malam hari! Siang hari saja banyak hantu yang usil, apalagi di malam hari.
Cih!
Kalau bukan karena harus bekerja disini, sudah sejak lama aku mengundurkan diri dari posisi perawat di rumah sakit ini!
Aku melihat jarum jam.
Pukul 10.47 PM.
Yoongi hyeong terlihat berjalan keluar dari ruangannya.
"Pulang, hyeong?" tanyaku.
Yoongi ssaem menganggukan kepalanya. "Waktunya aku beristirahat, Hoseok ah.."
Kalau sedang tidak ada pasien di sekitar kami, kami selalu berbicara dengan non-formal karena aku sudah menjadi assisten Yoongi hyeong sejak dua tahun yang lalu dan ia merasa cukup dekat denganku makanya ia sudah menganggapku sebagai sahabatnya.
"Hati-hati di jalan, hyeong. Sudah larut malam.." sahutku.
"Kau shift malam minggu ini?" tanya Yoongi hyeong.
Aku menganggukan kepalaku.
"Ingat! Jangan buat keributan lagi, araseo?" sahutnya.
Aku menganggukan kepalaku. "Araseo, hyeong.. Aku juga trauma mendapat teguran dari atasan tertinggi..."
Yoongi hyeong tertawa kecil. "Baguslah kalau kau sadar akan kesalahanmu.. Aku duluan ya!"
Yoongi hyeong pun berjalan menuju lift dan masuk ke dalam sana.
Aku jadi teringat kejadian dua tahun yang lalu, ketika pertama kali aku bekerja shift malam di rumah sakit ini.
Malam itu aku benar-benar sendirian karena perawat yang seharusnya bertugas jaga malam denganku mendadak sakit dan ijin pulang awal.
Ketika aku sedang menatap layar komputerku untuk menginput beberapa data, tiba-tiba ada sesuatu yang melintas tepat dihadapanku.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak ada apa-apa disana.
Aku kembali menginput data itu, dan hawa dingin tiba-tiba menyerangku.
Dari ujung lorong sana aku mendengar suara sepatu berlarian, diiringi suara tawa anak kecil.
Padahal, saat itu aku bertugas di lantai 4.
Lantai 2 sampai lantai 3 adalah lantai yang kamar-kamarnya dikhususkan untuk anak kecil, sementara lantai 4 sampai lantai 6 dikhususkan untuk pasien dewasa!
Aku berjalan mendekat ke asal suara itu, namun tidak ada apa-apa disana.
Aku kembali ke mejaku.
Lalu suara sepatu berlarian itu terdengar dari arah belakangku.
Ketika aku menoleh ke belakang, sesosok anak kecil berwajah sangat pucat tengah tertawa sambil menatapku.
Hanya saja, tidak ada bola mata di kedua liang matanya. Darah mengalir keluar dari kedua matanya yang bolong itu.
Kulitnya berwarna putih sangat pucat.
Aku refleks berteriak sangat kencang karena ketakutan dan akhirnya membuat kehebohan terjadi di lantai 4 karena beberapa pasien mendengar teriakanku.
Keesokan harinya aku dipanggil oleh pimpinan rumah sakit dan mendapatkan teguran.
Sejak saat itu, setiap kali aku diganggu para hantu sialan itu, aku harus menahan mulutku agar tidak terjadi keributan lagi.
Cih!
.
.
.
YOONGI POV
Aku bisa merasakan hawa yang tidak enak ketika kakiku melangkah ke parkiran menuju mobilku.
Untung saja aku bukanlah seorang penakut seperti Hoseok.
Jadi, aku tetap melangkah menuju mobilku dengan tenang.
Aku mendengar langkah kaki tepat di belakangku.
Aku menoleh ke belakang, tidak ada siapapun disana. Kosong.
Hanya ada aku seorang diri di parkiran itu.
Aku kembali melangkah menuju mobilku, dan langkah kaki itu kembali terdengar di belakangku.
Cih!
"Pargi! Jangan ganggu aku. Toh, aku tidak takut." sahutku dengan nada dingin.
Tak lama, suara langkah kaki itupun menghilang.
Aku membuka pintu mobilku dan masuk ke dalam.
Ketika aku menyalakan mesin mobilku, tepat ketika lampu mobilku menyala, sesosok hantu wanita dengan wajah berlumuran darah berdiri tepat di depan mobilku.
"Yaishhh! Kkamjakiya!" gerutuku.
Walau bukan penakut, aku ini masih manusia normal yang bisa terkejut juga!
Hantu wanita itu mendekat ke arah mobilku.
"Cih.. Kau pikir aku akan lari ketakutan melihatmu?" gumamku.
Aku langsung menginjak pedal dan melajukan mobilku, membuat hantu wanita itu langsung menghilang ketika mobilku melaju ke arahnya.
"Apa sebenarnya yang Hoseok takutkan dari penampakan-penampakan itu?" gumamku sambil menyalakan radio dan menyetir mobilku menuju apartementku.
.
.
.
TAEHYUNG POV
Aku sama sekali tidak bisa tidur malam itu.
Kurasa, aku terlalu banyak tidur di siang tadi...
Aku menatap jam di dinding kamar rumah sakit. Pukul 11.03 PM.
Aku melihat Jimin. Ia sudah terlelap sejak jam sepuluh malam tadi.
Tiba-tiba saja aku merasakan...
Ada angin pelan berhembus di sekitarku.
Aku menghela nafas.
Aku mulai merasakan sesuatu yang tidak enak. Hawa di ruangan kamar berubah menjadi tidak enak.
Ada apa lagi kali ini?
Jujur saja, aku ini bukan pria yang mudah ketakutan. Tidak seperti Jimin yang memang penakut.
Namun tetap saja.. Melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat oleh manusia lainnya sangat menyebalkan untukku!
Apalagi sosok mereka sangat mengerikan!
Siapa juga yang tidak merasa takut jika dihadapkan dengan sosok-sosok mengerikan seperti itu?
Angin itu kembali berhembus pelan, menyeka wajahku.
Dan tiba-tiba aku melihat...
Sesosok hantu mengenakan seragam dokter rumah sakit tengah berdiri tepat di dekat jendela kamar.
Sosoknya berdiri membelakangiku.
Dari belakang, aku bisa melihat kepalanya retak dan bersimbah darah.
Jas putih itu juga penuh bercak darah berwarna merah kehitaman.
Aku awalnya terdiam sambil menahan rasa takut yang kurasakan, namun sosok itu tetap saja berdiri terdiam disana.
"Haruskah aku menyapanya?" gumamku sambil mengumpulkan keberanian.
Aku sering menonton drama tentang hantu, dimana biasanya sang pemeran utama bisa berkomunikasi dengan sang hantu.
Akhirnya, aku memberanikan diriku untuk mengajaknya bicara.
"Kau... Siapa? Kau sedang apa disini?" tanyaku.
Seolah ia sadar aku tengah bertanya kepadanya, sosok hantu berjas dokter itu menoleh ke arahku.
DEG!
Aku nyaris menjerit ketika ia menatapku.
Sebagian wajahnya... Hancur... Dan kepalanya benar-benar retak parah dengan dipenuhi darah di wajah dan pakaiannya..
Kurasa.. Ia meninggal setelah terjatuh dari ketinggian...
Dan ketika aku tengah menahan nafas karena merasa ketakutan dan kaget melihat wajahnya yang mengerikan itu, hantu itu dengan ekspresi terkejut justru bertanya padaku.
"Kau... Bisa melihatku?" sahutnya dengan suara yang pelan namun terdengar memilukan.
Kurasa, ia tidak menyadari bahwa aku bisa melihatnya sejak tadi...
Aku menganggukan pelan kepalaku.
Aku pun membaca nama yang tertera di jas dokter yang dikenakannya.
Kim Seokjin.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top