CHAPTER 15

Title: MYSTERY OF BIGHIT HOSPITAL 

Cast: Yoongi, Hoseok, Taehyung, Namjoon, Jimin, Jin, Jungkook

Lenght: Chapter Part

Rating: 15+

Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]

.

CHAPTER 15

.

AUTHOR POV

"Jungkook ah! Kemarin ada kejadian yang sangat mengejutkan!" sahut Hoseok.

"Waeyo, hyeong?" tanya Jungkook.

"Taehyung hwanja... Aku melihatnya sedang bersama Namjoon! Mereka mengobrol berdua dan Namjoon bahkan berkata bahwa Taehyung hwanja adalah teman barunya!" sahut Hoseok.

Jungkook terbelalak. "Jinjja, hyeong?"

Hoseok menganggukan kepalanya.

"Ada apa sebenarnya?" gumam Jungkook.

Hoseok menggelengkan kepalanya. "Molla... Aku seperti ingin menggila rasanya, Jeon Jungkook!"

Taehyung terbelalak mendengar percakapan Hoseok dan Jungkook di dalam sana.

"Mwoya igo? Benar dugaanku! Jungkook-sshi mengetahui masalah Kim Seokjin dari Hoseok ganhosa.. Tapi, apa hubungan antara Hoseok ganhosa dan Jungkook-sshi? Ada yang aneh dengan ini semua..." gumam Taehyung.

Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel berdering dari dalam ruang perpustakaan.

"Ne, ssaem? Oke, aku akan segera ke UGD." sahut Hoseok dari dalam perpustakaan.

"Gawat! Hoseok ganhosa akan segera keluar!" gumam Taehyung.

Taehyung pun segera berjalan dengan secepat mungkin tanpa bersuara agar ia tidak terpergok oleh Hoseok bahwa ia sedari tadi menguping di depan sana.

Untung saja, Taehyung bisa melarikan diri dari sana dengan selamat tanpa diketahui oleh Hoseok maupun Jungkook.

.

.

.

Yoongi tengah termenung di dalam ruang kerjanya.

Saat itu sedang tidak ada pasien, makanya Yoongi bisa beristirahat sejenak di ruang kerjanya.

Yoongi meletakkan kedua lengannya di atas meja, kedua telapak tangannya terlipat ke atas, dan Yoongi meletakkan kepalanya di kedua telapak tangannya yang tengah terlipat itu.

Kedua matanya terpejam.

Berkali-kali, ia menghela nafas.

Tanpa ia sadari, lagi-lagi air mata menetes dari kedua bola matanya.

Tepat ketika Yoongi meneteskan air mata, sebuah suara terdengar dalam ruangan itu.

TUK.. TUK..

Suara kuku yang tengah mengetuk meja kaca di tengah ruang praktek Yoongi.

TUK.. TUK..

Yoongi membuka kedua matanya dan menatap ke arah meja itu.

Kosong. Tidak ada siapapun di dalam ruangan itu selain dirinya.

Yoongi menghapus air mata di wajahnya, lalu berdeham. "Ehem..."

Maksudnya berdeham adalah, agar keheningan di ruangan itu menghilang dan suara yang menggangunya itu ikut menghilang.

Namun, belum ada lima menit berlalu, suara langkah kaki terdengar di dalam ruangan itu.

TUK. TUK.

Yoongi menoleh ke samping, dan sosok itu tengah berdiri disana.

Sesosok hantu wanita, menggunakan seragam perawat. Tubuh dan wajahnya hangus terbakar.

Sosok mengerikan itu menatap tajam ke arah Yoongi.

"Pergilah! Aku tidak takut padamu." sahut Yoongi.

Jika sosok yang mengganggu Yoongi tidak terlalu mengerikan baginya, Yoongi tidak akan merasa ketakutan.

Sosok hantu berkulit gosong itu terus melangkah mendekat ke arah Yoongi.

"Kubilang pergi! Aku tidak takut, cih!" gerutu Yoongi.

Tepat saat itu juga sosok itu menghilang dari hadapan Yoongi.

"Sudah kubilang, aku tidak takut, cih.." gumam Yoongi.

Namun tiba-tiba, Yoongi merasa ada hawa tidak enak.

Seperti ada sesuatu di atas kepalanya.

Dan tepat ketika Yoongi menoleh ke atas, sesosok kepala tanpa tubuh tengah melayang tepat di atas kepala Yoongi.

Kepala buntung itu berdarah dan ada banyak luka sayatan di wajahnya. Kulit wajahnya pun sebagian hangus terbakar.

Kepala itu tengah melayang-layang tepat di atas kepala Yoongi dengan wujud yang sangat mengenaskan.

"KYAAAAAAAAAAAAAA!" Refleks, Yoongi berteriak.

Hoseok dan Dohwan segera berlari masuk ke dalam ruang kerja Yoongi.

"Kau kenapa, hyeong?" tanya Hoseok ketika ia masuk ke ruang kerja Yoongi dan melihat Yoongi tengah terduduk di lantai di samping meja prakteknya.

"Ssaem! Kau tidak apa-apa? Kau kenapa duduk disana?" tanya Dohwan.

Hoseok membopong tubuh Yoongi agar Yoongi berdiri, lalu membantu Yoongi agar Yoongi kembali terduduk di atas kursinya.

"Gwenchana..." sahut Yoongi.

"Apa ada yang mengganggumu, hyeong? Tidak biasanya kau penakut seperti ini.." tanya Hoseok.

Yoongi segera menggelengkan kepalanya. "Aniya, Jung Hoseok! Aku baik-baik saja."

"Lalu, kau kenapa, ssaem?" tanya Dohwan.

"Aku tertidur barusan, lalu terjatuh dari kursiku. Aku terbangun karena terjatuh, makanya aku berteriak karena terkejut." sahut Yoongi, berbohong.

"Ah.. Jinjja?" tanya Hoseok.

Yoongi menganggukan kepalanya. "Majjayo.."

"Aigoo... Dahengiya..." sahut Dohwan. "Kupikir kau sedang dalam situasi berbahaya, hyeong.."

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Aniya.. Aku rasa aku terlalu lelah makanya tertidur secara tidak sadar hingga terjatuh."

"Beristirahatlah dulu di ruang tidur dokter, hyeong.. Mumpung sedang tidak ada pasien." sahut Hoseok.

"Araseo.." sahut Yoongi. "Aku akan tidur selama setengah jam disana. Kalau ada pasien, minta mereka menunggu sampai aku terbangun ya. Aku akan memasang alarmku.."

Hoseok dan Dohwan menganggukan kepalanya.

.

.

.

Namjoon baru saja bangun dari tidur siangnya.

Setelah membuka kedua matanya, Namjoon mengambil posisi duduk di atas kasurnya.

Ia merebahkan kepalanya ke senderan kasur yang sudah ditinggikan olehnya.

Namjoon mengelap keringatnya. Keringat dingin yang disebabkan oleh mimpi yang barusan tadi menghantuinya.

Namjoon mengambil ponselnya, lalu memandang foto di wallpaper ponselnya itu.

Foto dirinya dan seseorang. Mereka berdua terlihat saling berangkulan dan tersenyum manis di foto itu.

Tanpa sadar, air mata Namjoon menetes.

Tetasan air mata Namjoon menetes tepat di layar ponselnya. Tepat di wajah seseorang yang sangat dirindukannya itu.

Ketika Namjoon menghapus air mata di layar ponselnya itu dengan ibu jarinya, itu terlihat seperti Namjoon tengah mengusap wajah seseorang yang ada di wallpaper ponselnya.

"Bogoshipo... Jinjja..." gumam Namjoon sambil menundukkan kepalanya.

Namjoon pun perlahan mulai terisak.

Ingatan akan masa lalunya itu kembali terputar di benaknya.

Semua kenangan indah.. Dan kenangan menyakitkan itu..

Semua terputar di benak Namjoon seperti sebuah film yang terputar di layar bioskop.

"Maafkan aku yang tidak bisa berbuat apapun ini... Mian..." sahut Namjoon dalam isak tangisnya.

Tiba-tiba pintu kamar Namjoon terbuka.

Hoseok berjalan masuk ke dalam kamar itu dan terkejut ketika melihat Namjoon tengah menangis.

"Kim Namjoon, ada apa? Apa kepalamu terasa pusing lagi? Apa tubuhmu menggigil kedingingan lagi?" tanya Hoseok.

Namjoon menggelengkan kepalanya sambil menyembunyikan ponsel iu di balik selimutnya.

"Lalu kau kenapa?" tanya Hoseok.

"Aku bermimpi buruk lagi, Hoseok ah.." sahut Namjoon.

"Aigoo... Karena itu kau menangis?" tanya Hoseok.

Namjoon menganggukan kepalanya.

Hoseok mengusap pelan kepala Namjoon. "Gwenchana... Itu hanya mimpi..."

Namjoon menganggukan kepalanya dan berusaha menghentikan tangisnya. "Gumawo, Hoseok ah.."

.

.

.

Malam itu, tubuh Jimin tiba-tiba kembali demam.

"Kau kenapa, Park Jimin?" tanya Taehyung dengan nada cemas.

"Entahlah... Tapi aku merasa sangat pusing dan suhu tubuhku naik tiba-tiba..." sahut Jimin sambil berbaring di atas kasurnya.

Tak lama kemudian, Yoongi dan Hoseok masuk ke dalam kamar itu.

"Kau belum pulang, ssaem?" tanya Taehyung sambil menatap Yoongi.

"Aku baru saja hendak pulang bersama Hoseok, tapi kami mendapat laporan dari lantai enam. Makanya kami kesini dulu sebelum pulang." sahut Yoongi.

Yoongi memegang kening Jimin sambil bertanya, "Kau kenapa, Jimin hwanja?"

"Molla, ssaem.. Barusan tiba-tiba kepalaku terasa sangat pusing dan suhu tubuhku naik.." sahut Jimin dengan nada lemas.

"Bukankah sudah kukatakan berkali-kali? Banyaklah istirahat, hwanjanim. Kau masih butuh banyak istirahat. Jangan terlalu sering berkeliling." sahut Hoseok, memperingatkan Jimin.

"Ne, ganhosa... Mian.." sahut Jimin.

Yoongi memerika kondisi Jimin dan juga bekas jahitan di kepala Jimin.

"Jahitanmu tidak bermasalah. Kurasa, kau demam karena tubuhmu belum sepenuhnya pulih. Banyak-banyaklah beristirahat seperti yang dikatakan Hoseok ganhosa barusan, araseo?" sahut Yoongi. "Kecelakaan yang kau alami bukanlah kecelakaan kecil. Kau butuh banyak istirahat agar tubuhmu bisa segera pulih."

Jimin menganggukan kepalanya. "Araseo, ssaem.."

"Atau... Kau betah di rumah sakit ini dan tidak ingin segera pulang?" tanya Hoseok.

Jimin menggelengkan kepalanya. "Aniya! Aku ingin segera pulang..."

"Nado.." sahut Taehyung.

"Makanya, kau harus banyak beristirahat, Jimin hwanja. Araseo?" sahut Yoongi.

Jimin kembali menganggukan kepalanya.

"Kondisimu sudah semakin membaik, Taehyung hwanja. Kau tinggal perlu membiasakan kedua kakimu agar bisa segera berjalan tanpa bantuan tongkat." sahut Yoongi sambil menatap Taehyung.

"Araseo, ssaem..." sahut Taehyung sambil menganggukan kepalanya.

Sebelum Yoongi dan Hoseok berjalan keluar dari kamar itu, tatapan Hoseok dan Taehyung bertemu.

Dan Taehyung merasa, ada sesuatu yang ganjil dari tatapan Hoseok yang tertuju ke arahnya itu.

Taehyung mengerutkan keningnya setelah Yoongi dan Hoseok keluar dari kamar itu.

Sementara Jimin sudah memejamkan kedua matanya. "Aku tidur duluan ya, Taehyung ah..."

"Ne.. Beristirahatlah, imma.." sahut Taehyung.

Taehyung pun berjalan menuju kasurnya dan berbaring di atas kasurnya.

.

.

.

TAEHYUNG POV

Aku terbangun di tengah malam.

Aku menatap jarum jam di kamar rumah sakit.

Pukul 03.10 AM.

Aku tidak bisa tertidur lagi padahal ini masih dini hari.

Aku mengambil posisi duduk di atas kasurku.

Dan semua pikiran itu kembali melintas di benakku.

Mengenai pembicaraan antara Hoseok ganhosa dan Jungkook-sshi yang kudengar di perpustakaan.

Mengenai kenyataan bahwa Kim Namjoon adalah anak dari pemilik Bighit Hospital.

Mengenai informasi dari Sunbin ganhosa bahwa perawat bernama Heejin itu bunuh diri akibat cintanya dengan anak pemilik Bighit Hospital tidak disetujui hingga ia tertekan.

Ada apa dengan ini semua?

Apa sebenarnya misteri yang tersembunyi di rumah sakit ini?

Di satu sisi, aku tidak ingin tahu apapun.

Tapi.. Permohonan hantu bernama Kim Seokjin itu entah mengapa membuatku ingin membantunya.

Lalu, mengenai kematian perawat bernama Jang Heejin yang seringkali melintas di sekitarku. Entah mengapa aku tiba-tiba sangat penasaran dengan kematiannya. Apa benar ada hubungannya dengan Namjoon-sshi?

Aku terus berusaha memutar otakku namun tidak ada jawaban yang jelas.

Kurasa, aku harus pindah jurusan ke jurusan hukum dan menjadi detektif saja di masa depanku, cih!

Dan ketika aku sedang terus berpikir, sesosok hantu berseragam muncul di hadapanku.

Sesosok wanita yang masih muda yang mengenakan seragam sekolah yang bersimbah darah, tengah berdiri dihadapanku.

Kepalanya yang retak dan mengalirkan darah, wajahnya yang cantik namun terlihat putih sangat pucat dan dibasahi darah yang mengalir dari kepalanya itu. Dengan tangan kiri dan kaki kirinya yang bengkok, seperti patah tulang. Membuat sosoknya terlihat sangat mengerikan.

Itu adalah sosok hantu bernama Jeon Somi yang pernah mendatangiku untuk meminta tolong beberapa hari yang lalu.

"Kim Taehyung-sshi... Apa kau sudah mengetahui tentang siapa yang sengaja membunuhku?" tanyanya sambil menatapku.

Aku menggelengkan kepalaku. "Mian... Aku belum bisa mengorek informasi mengenai kematianmu..."

Hantu bernama Somi itu menunjukkan ekspresi sedih.

"Jinjja mianhae... Akan kuusahakan untuk mencari tahu tentangmu sebelum aku keluar dari rumah sakit ini..." sahutku.

Aneh sekali, mengapa tiba-tiba aku merasa bersalah pada sesosok hantu sepertinya?

"Apa permintaanku terlalu membebanimu?" tanyanya tiba-tiba.

Aku menatapnya. Sosoknya benar-benar terlihat sangat mengenaskan. Aigoo... Jimin bisa pingsan jika melihatnya!

"Aniya... Hanya saja, aku belum tahu harus bertanya kepada siapa di rumah sakit ini tentangmu..." sahutku.

Hantu wanita itu menganggukan kepalanya. "Araseo.. Maaf merepotkanmu, Taehyung-sshi..."

"Ne..." sahutku.

Tak lama kemudian, sosok hantu wanita muda itu menghilang.

Dan tiba-tiba, sosok lainnya muncul dihadapanku.

Sosok nenek-nenek yang sudah sangat tua, tubuhnya sudah bungkuk.

Wajah dan tubuhnya penuh luka bakar dan membuat sosoknya terlihat cukup mengerikan bagiku.

Sosok itu tengah berdiri tak jauh dari jendela kamar, menatap ke luar jendela.

Sebelum hantu nenek tua itu menyadari aku bisa melihatnya, sebaiknya aku tidur saja!

Aku pun segera berbaring di atas kasurku dan menarik selimutku hingga menutupi kepalaku.

.

.

.

AUTHOR POV

Pukul 09.15 AM Taehyung terbangun.

Taehyung merasa agak jenuh karena tidak tahu harus melakukan apa di dalam kamar, jadi ia memutuskan untuk berjalan-jalan di lorong lantai enam.

Sementara Jimin sedang dibawa ke lab untuk dicek kondisinya.

Tiba-tiba, Taehyung teringat ucapan Namjoon dulu, bahwa kamarnya berada di lantai lima.

"aruskah aku menemuinya? Siapa tahu, aku bisa mengorek informasi mengenai Jang Heejin itu." gumam Taehyung.

Taehyung pun bertanya kepada Sohyun yang sedang bertugas di lantai enam.

"Sohyun ganhosa, apa aku bisa berkunjung ke kamar di lantai lima? Ia kenalanku.." sahut Taehyung.

"Kau punya kenalan yang dirawat juga disini?" tanya Sohyun.

Taehyung menganggukan kepalanya. "Ne..."

"Lantai lima? Itu lantai khusus pasien VIP.. Siapa temanmu itu? Pasti orang yang cukup spesial sampai mengambil kamar VIP.." sahut Sohyun sambil tersenyum.

"Ah, jinjja? Jadi lantai lima khusus kamar VIP?" Taehyung terbelalak.

"Majjayo... Kau tidak tahu?" tanya Sohyun.

Taehyung menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu kalau itu kamar VIP, hehehe..." sahut Taehyung sambil menggaruk kepalanya.

"Siapa namanya?" tanya Sohyun.

"Kim Namjoon." sahut Taehyung.

Sohyun terbelalak. "Namjoon-sshi? Jinjja? Ia temanmu? Whoaaaaa! Kau hebat sekali bisa berteman dengannya!"

Taehyung bingung sejenak melihat ekspresi terkejut di wajah Sohyun.

"Ia kan anak pemilik Bighit Hospital ini! Kau mengenalnya?" tanya Sohyun.

"Ahhhhh... Majjayo! Ia kan anak pemilik rumah sakit ini. Pantas saja Sohyun ganhosa terkejut ketika aku bilang aku mengenalnya." gumam batin Taehyung.

Akhirnya, Taehyung pun diantarkan Sohyun ke kamar Namjoon dengan beberapa pertanyaan yang diajukan Sohyun kepada Taehyung selama perjalanan menuju kamar Namjoon.

.

.

.

TAEHYUNG POV

Aku benar-benar speechless dengan semua pertanyaan yang diajukan Sohyun ganhosa.

Sebegitu hebatnya kah aku karena bisa mengenal Kim Namjoon?

Jujur saja, sedikit banyak, aku jadi merasa cukup bangga karena mengenal Namjoon-sshi, hehehe!

Setibanya di depan kamar Namjoon-sshi, Sohyun ganhosa bertanya terlebih dulu kepada Namjoon-sshi apakah aku diijinkan berkunjung ke kamarnya.

Untung saja aku diijinkan, jadi aku bisa masuk ke dalam kamar Namjoon-sshi.

Aku terbelalak ketika berjalan masuk ke sana.

Yeokshi! Anak pemilik rumah sakit ini!

Kamarnya benar-benar terlihat sangat mewah dan sangat bersih!

Wajar saja ia betah terus menerus bolak balik dirawat disini!

"Kim Taehyung-sshi! Kau berkunjung kesini? Ah.. Senangnya! Akhirnya ada yang mengunjungiku selain para dokter dan perawat disini." sahut Namjoon-sshi ketika aku masuk ke kamarnya.

Kamar itu sangat luas dan bahkan ada satu set sofa yang sangat bagus di tengah ruang kamar.

Aku dan Namjoon-sshi duduk di sofa itu.

"Ada apa kau kesini, Taehyung-sshi?" tanya Namjoon-sshi.

"Uhmmm... Geunyang... Aku bosan di kamarku. Aku tidak tahu harus melakukan apa disana.." sahutku.

Kami pun mulai mengobrol. Untung saja Namjoon-sshi sangat ramah jadi pembicaraan kami berlangsung dengan baik.

Bahkan, setelah mengetahui usianya satu tahun di atasku, ia menyuruhku memanggilnya Namjoon hyeong dan ia akan memanggilku dengan panggilan non formal.

Tiba-tiba saja di tengah percakapan kami, Namjoon hyeong ingin ke kamar mandi untuk buang air.

Ia meletakkan ponselnya di atas meja di depan sofa yang kami duduki.

"Tunggu sebentar ya, aku ke kamar mandi sebentar." sahutnya.

Aku menganggukan kepalaku.

Dan tiba-tiba saja, ponsel Namjoon hyeong menyala karena ada notifikasi yang masuk.

Aku secara tidak sengaja menatap ke arah ponsel yang tengah menyala itu.

Dan kedua bola mataku terbelalak ketika melihat foto yang dipasang sebagai wallpaper di ponsel milik Namjoon hyeong!

Foto itu...

Foto Namjoon hyeong...

Yang tengah berangkulan dengan seseorang yang wajahnya sangat tidak asing di wajahku!

Walaupun selama ini aku selalu melihatnya dengan sosok mengerikan dan tidak tahu bagaimana wajahnya ketika sosok itu masih hidup sebagai manusia, namun dari foto di wallpaper ponsel itu aku bisa melihat dengan sangat jelas!

Bahwa Namjoon hyeong tengah berangkulan dengan Kim Seokjin di foto itu!

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top