CHAPTER 10
Title: MYSTERY OF BIGHIT HOSPITAL
Cast: Yoongi, Hoseok, Taehyung, Namjoon, Jimin, Jin, Jungkook
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]
.
CHAPTER 10
.
TAEHYUNG POV
Aku menatap Hoseok ganhosa dengan serius sambil berkata, "Apa kau kenal dengan dokter disini yang bernama Kim Seokjin?"
Saat itu juga, aku bisa melihat, Hoseok ganhosa terbelalak. Seolah terkejut dengan pertanyaanku. Bola matanya melebar dan ekspresinya sangat terkejut.
"Apa kau... Tahu sesuatu? Tentang Kim Seokjin euisa?" tanyaku.
Hoseok ganhosa menatapku, masih dengan ekspresi terbelalak di wajahnya. "Mengapa kau... Bisa mengenalnya?"
"Geunyang.." sahutku. "Aku penasaran apakah ada dokter bernama Kim Seokjin disini? Ia ada dimana sekarang? Apa kau tahu sesuatu?"
Hoseok ganhosa menghela nafas.
Jimin keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kasurnya.
"Taehyung hwanja, haruskah kita berlatih berjalan? Aku rasa roof garden cukup bagus untuk tempatmu berlatih berjalan... Mumpung udaranya sedang sejuk dan tidak panas." sahut Hoseok ganhosa.
Aku tahu ada sesuatu yang ingin disampaikannya padaku.
"Araseo.." sahutku.
"Jimin hwanja, kau harus banyak beristirahat ya! Aku akan membantu Taehyung hwanja berlatih berjalan dulu." sahut Hoseok ganhosa kepada Jimin.
"Araseo..." sahut Jimin. "Hwaiting, Taehyung ah!"
.
.
.
AUTHOR POV
Hoseok dan Taehyung sudah berada di roof garden.
"Kau mengajakku kesini bukan untuk berlatih berjalan kan?" tanya Taehyung.
Hoseok ganhosa menatap Taehyung sambil menganggukan kepalanya. "Majjayo."
"Tentang Kim Seokjin ganhosa?" tanya Taehyung. "Kau bersedia memberitahuku siapa dia?"
Hoseok menghela nafas beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan untuk bercerita kepada Taehyung.
"Kim Seokjin. Dokter ahli bedah saraf di Bighit Hospital. Salah satu dokter terkemuka di rumah sakit ini." sahut Hoseok.
Taehyung mendengarkan dengan seksama.
"Aku tidak tahu kau mengetahui darimana tentangnya... Tapi ia sudah tidak ada lagi di rumah sakit ini." sahut Hoseok.
"Ia sudah meninggal?" tanya Taehyung.
Hoseok kembali terbelalak. "Bagaimana... Kau tahu? Kau siapa sebenarnya?"
Taehyung menggelengkan kepalanya. "Bukan siapa-siapa. Aku hanya pasien yang kalian rawat setelah kalian menyelamatkanku dari kecelakaan bus itu."
"Lalu... Mengapa kau bisa tahu banyak tentang Jin ssaem?" tanya Hoseok, masih dengan ekspresi sangat terkejut.
Bukannya menjawab, Taehyung justru kembali mengajukan pertanyaan.
"Apa yang menyebabkan kematiannya?" tanya Taehyung sambil memicingkan kedua matanya, menatap Hoseok.
Hoseok terdiam beberapa saat lamanya.
"Apa... Ia bunuh diri? Atau kecelakaan?" tanya Taehyung.
Hoseok masih terdiam.
"Atau... Dibunuh oleh seseorang?" tanya Taehyung.
"Bunuh diri!" sahut Hoseok secara spontan.
"Ne?" Taehyung mengerutkan dahinya.
"Ia meninggal sebelum aku bekerja disini. Aku baru bekerja disini dua tahun. Kudengar, Jin ssaem meninggal sekitar enam bulan sebelum aku bekerja disini. Katanya, ia bunuh diri." sahut Hoseok.
"Jinjja?" Taehyung menatap Hoseok dengan tatapan ragu.
"Kudengar, pihak kepolisian juga menutup kasus ini sebagai kasus bunuh diri." sahut Hoseok.
"Dimana... Ia bunuh diri?" tanya Taehyung.
"Di rumah sakit ini. Kemungkinan besar ia melompat dari roof garden tempat kita berdiri ini. Mayatnya ditemukan di bawah sana sekitar pukul lima pagi, ketika seorang petugas kebersihan taman sedang membersihkan taman di bawah sana." sahut Hoseok. "Mayatnya ditemukan dalam keadaan sangat mengenaskan."
"Seperti itukah kejadiannya?" tanya Taehyung.
"Yang kudengar seperti itu." sahut Hoseok.
"Araseo.. Gumawo, ganhosa... Atas informasinya." sahut Taehyung. "Haruskah kita kembali ke bawah kalau begitu?"
Dan ketika Taehyung hendak membuka pintu yang menuju ke dalam gedung, tangan Hoseok menyentuh bahu Taehyung.
Hoseok segera mendekatkan wajahnya ke telinga Taehyung dan berbisik, "Jangan pernah lagi kau bertanya kepada siapapun atau membahas tentang apapun mengenai Jin ssaem di rumah sakit ini. Araseo?"
DEG!
Taehyung merasa ada yang aneh seketika itu juga dengan ucapan Hoseok.
"Wae... Waeyo?" tanya Taehyung.
"Jika kau pemilik rumah sakit ini, apa kau mau kasus seperti ini diungkap kembali setelah berusaha ditutup-tutupi oleh pihak rumah sakit?" tanya Hoseok.
Taehyung mengernyitkan dahinya sambil menatap Hoseok.
"Aku saja pernah ditegur kepala rumah sakit hanya gara-gara berteriak ketika sedang bertugas shift malam dan aku diganggu oleh hantu gentayangan sialan itu." sahut Hoseok.
Ekspresi di wajah Hoseok kembali berubah menjadi ceria seperti biasanya, tidak serius seperti ketika ia memperingatkan Taehyung barusan.
"Aku nyaris dipecat hanya karena berteriak ketakutan malam itu.." sahut Hoseok. "Kusarankan, berhati-hatilah jika kau ingin aman di rumah sakit ini. Araseo?"
Taehyung menganggukan pelan kepalanya.
"Ayo, kita kembali ke kamarmu~ Kajja~" sahut Hoseok, dengan nada penuh semangat.
.
.
.
Sore itu hujan turun dengan sangat deras.
Petir kembali bergemuruh di langit.
Namjoon yang sedang membaca buku dalam kamarnya, tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak.
"Ada apa lagi kali ini?" gumam Namjoon.
Namjoon berjalan turun dari kasurnya dan mendekat ke jendela kamarnya.
Namjoon menempelkan telapak tangan kanannya ke kaca jendela kamarnya itu.
"Hujan..." gumamnya.
Ingatannya kembali ke beberapa tahun yang lalu.
Sebuah ingatan buruk yang ingin dibuangnya jauh-jauh itu kembali terlintas di benaknya ketika Namjoon memejamkan kedua matanya.
Tanpa sadar, air mata Namjoon menetes, membasahi kedua pipinya.
DUAR!
Suara petir itu mengejutkan Namjoon, membuatnya kembali tersadar dari ingatan buruknya.
Namjoon membuka kedua matanya dan menatap ke luar jendela.
Menatap hujan yang masih turun dengan derasnya itu.
Tiba-tiba saja...
Namjoon mendengar suara langkah kaki berjalan ke arahnya dari belakang.
Namjoon membalikkan tubuhnya, namun kamar itu kosong. Tidak ada siapapun disana selain dirinya.
Namjoon kembali menatap hujan di luar sana, dan hawa dingin seketika menyerang leher Namjoon.
Namjoon kembali membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sesosok hantu yang mengerikan tengah berdiri di depan kasurnya.
Sesosok hantu yang kepalanya nyaris putus dari lehernya. Kedua tangan dan kakinya bengkok. Tubuhnya dipenuhi darah dan luka akibat pukulan benda keras.
Hantu itu berjalan perlahan dengan kedua kakinya yang bengkok itu, mendekat ke arah Namjoon.
"Jangan mendekat! Kumohon jangan mendekat!" teriak Namjoon.
Hantu itu terus berjalan menghampiri Namjoon dengan tatapan tajam seolah ingin mengajak Namjoon ke alamnya.
"Pergi jauh-jauh dariku!" teriak Namjoon.
Untung saja Hoseok dengan sigap segera berlari masuk ke dalam kamar Namjoon.
"Kim Namjoon, kau kenapa berteriak?" tanya Hoseok.
Sosok mengerikan itu segera menghilang dari hadapan Namjoon.
Namjoon langsung jatuh terduduk di atas lantai. Tubuhnya terasa sangat lemas.
"Kau kenapa, Namjoon ah?" tanya Hoseok dengan panik sambil berjongkok dan memegang kedua pundak Namjoon.
Namjoon merasa sangat ketakutan. Tanpa berpikir panjang, Namjoon langsung merebahkan kepalanya di dada Hoseok dan menangis.
Membuat Hoseok jadi bertanya-tanya, ada apa dengan Namjoon.
.
.
.
TAEHYUNG POV
Aku berusaha menahan rasa nyeri di kakiku dan terus berlatih berjalan tanpa tongkat di ruang fisioterapi.
Yoongi ssaem sangat membantuku dalam melatih kedua kakiku ini agar bisa kembali berjalan dengan normal.
"Pelan-pelan saja, kalau terlalu sakit jangan dipaksakan... Aku takut nanti justru terjadi pembengkakan kalau terlalu kau paksakan." sahut Yoongi ssaem.
"Ne, ssaem. Araseo.." sahutku sambil tersenyum menatap Yoongi ssaem.
Di balik wajahnya yang terlihat dingin, kurasa ia termasuk dokter yang cukup ramah.
Yoongi ssaem tersenyum balik ke arahku. "Aku yakin kau akan cepat pulih dan bisa segera keluar dari rumah sakit ini. Kemajuanmu cukup pesat, hwanjanim."
"Gumawo, ssaem..." sahutku.
Setelah itu, aku dan Yoongi ssaem duduk berhadapan untuk berkonsultasi mengenai keluhan-keluhan yang kurasakan.
Ia menjelaskan dengan cara yang sangat memotivasiku, membuatku yakin aku bisa berjalan dengan normal secepat mungkin.
Dan tiba-tiba saja, hati kecilku mendorongku untuk bertanya padanya mengenaii Kim Seokjin.
Namun, baru saja aku membuka mulutku untuk bertanya, tiba-tiba ucapan Hoseok ganhosa kembali terngiang di telingaku.
"Jangan pernah lagi kau bertanya kepada siapapun atau membahas tentang apapun mengenai Jin ssaem di rumah sakit ini. Araseo?"
DEG!
Entah mengapa, tiba-tiba aku merasa sedikit ketakutan. Karena nada suara Hosok ganhosa ketika membisikkan kata-kata itu di telingaku terdengar sedikit mengerikan.
Aku akhirnya membatalkan niatku untuk bertanya kepada Yoongi ssaem mengenai Kim Seokjin.
"Ada apa? Kau seperti ingin bertanya sesuatu.." tanya Yoongi ssaem.
Aku menggelengkan kepalaku. "Gwenchana, ssaem. Aku hanya ingi mengucapkan terima kasih karena kau sudah membantu dan menyemangatiku selama ini..."
"Hahahaha.. Itu sudah kewajibanku sebagai seorang dokter..." sahut Yoongi ssaem sambil tertawa kecil.
.
.
.
JIMIN POV
Mengapa Taehyung lama sekali belum kembali ke kamar?
Aku bosan sendirian di dalam kamar seperti ini.
Haruskah aku ke perpustakaan? Menghilangkan bosanku dengan mengobrol bersama Jungkook?
Jujur saja, entah kenapa aku senang setiap sedang bersama Jungkook.
Apa karena kami sama-sama berasal dari Busan?
Atau karena memang karakternya easy going makanya aku nyaman mengobrol dengannya?
Tapi bagaimana jika aku ditegur Hoseok ganhosa lagi?
Aigoo... Aku bosan sekali...
Kurasa, sesekali ke perpustakaan lagi tidak apa-apa kan? Toh tubuhku rasanya baik-baik saja saat ini, hehehe...
Namun, baru saja aku berniat turun dari kasurku, tiba-tiba aku mendengar suara keran wastafel terbuka di dalam kamar mandi.
Siapa yang menyalakannya?
Bukankah hanya ada aku di dalam kamar ini?
Sekujur tubuhku merinding seketika.
Mwoya... Apa para hantu itu berniat menggangguku lagi?
Aku terdiam, tak bergerak. Namun suara keran itu terus terdengar.
Perlahan aku berjalan menuju kamar mandi.
Dan aku terbelalak ketika membuka pintu kamar mandi.
Keran wastafel itu menyala, namun air yang keluar berwarna merah pekat!
Darah?
Apa itu darah?
"Kyaaaaaaaa!" Aku terpekik sambil menutup pintu kamar mandi itu.
Ketika aku membalikkan tubuhku, jantungku langsung berdetak tidak karuan.
Karena ada sesosok hantu yang mengerikan tengah berdiri disana.
Tak jauh di hadapanku.
Seorang pria muda, kira-kira seusia denganku, mengenakan seragam perawat rumah sakit ini, tengah menatap tajam ke arahku.
Kepalanya retak dan mengalirkan darah. Darah yang mengalir itu membasahi wajahnya yang sangat pucat.
Kedua bola matanya berwarna merah.
Hantu itu mendekat ke arahku sambil berkata, "Ikut aku... Ikut aku..."
Aku langsung jatuh terduduk, membuat tiang tempat infusanku tergantung yang sedang kudorong tadi ketika mengintip ke kamar mandi itu terjatuh.
PRANG!
Suara tiang yang jatuh mengenai lantai terdengar.
Hantu itu terus berjalan mendekatiku.
"Pergi! pergi!" teriakku.
Untung saja kali ini aku bisa mengeluarkan suaraku.
Hantu itu terus berusaha mendekatiku dan berusaha mencekikku.
"Tolong aku! Tolong aku!" teriakku.
Benar dugaanku.
Beberapa detik kemudian, pintu kamarku terbuka. Dan sosok hantu yang tengah berusaha mencekikku itu langsung menghilang. Suara keran air yang terdengar di dalam kamar mandi pun menghilang seketika.
Sohyun ganhosa berlari menghampiriku.
"Jimin hwanja, kau kenapa? Mengapa kau terduduk disana? Kau terjatuh?" tanyanya dengan nada panik dan berusaha membantuku bangun.
"Aku... Terpeleset ketika keluar dari kamar mandi barusan." sahutku, berbohong.
Mana mungkin aku mengatakan padanya bahwa aku hampir mati dicekik hantu!
Sohyun ganhosa segera membopongku ke kasurku dan membantuku membaringkan tubuhku di atas kasurku.
"Beristirahatlah, hwanjanim. Kau baik-baik saja kan? Atau ada yang sakit?" tanyanya.
"Aku baik-baik saja. Aku rasa tidur sejenak akan membuatku lebih baik." sahutku.
Setelah mengatur aliran infusanku dan mengecek suhu tubuhku, Sohyun ganhosa pun berjalan keluar dari kamarku.
Aku memejamkan kedua mataku.
Taehyung, cepatlah kembali!
.
.
.
AUTHOR POV
Hoseok berjalan masuk ke dalam perpustakaan, tepat ketika Jungkook sedang merapikan mejanya dan bersiap untuk pulang ke kosannya.
"Jungkook ah! Ada sesuatu yang sanga penting yang ingin kuberitahu padamu." sahut Hoseok.
"Apa, hyeong?" tanya Jungkook.
Hoseok menatap ke sekeliling perpustakaan, memastikan tidak ada siapapun disana selain dirinya dan Jungkook.
"Hanya ada kita, tidak ada siapapun disini." sahut Jungkook. "Waeyo, hyeong?"
Hoseok menatap Jungkook.
"Kau tahu pasien yang bernama Kim Taehyung?" tanya Hoseok.
"Kim Taehyung?" sahut Jungkook. "Sepertinya aku pernah mendengar namanya..."
"Kau kenal Park Jimin? Kudengar ia sering kesini." sahut Hoseok.
"Ah! Majjayo! Aku kenal Park Jimin.. Kim Taehyung itu teman sekamarnya yang sama-sama selamat dari kecelakaan bus waktu itu kan?" tanya Jungkook.
Hoseok menganggukan kepalanya.
"Ada apa dengan Kim Taehyung, hyeong?" tanya Jungkook.
"Tadi pagi... Ia tiba-tiba menanyakan sesuatu yang sangat aneh padaku." sahut Hoseok dengan eskpresi sangat serius di wajahnya.
"Bertanya apa?" tanya Jungkook.
"Kim Seokjin..." sahut Hoseok. "Ia bertanya padaku mengenai Kim Seokjin ssaem."
Kedua bola mata Jungkook membulat dengan sempurna.
"Jinjja?" tanya Jungkook.
Hoseok menganggukan kepalanya.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top