CHAPTER 18
Title: MYSTERY OF BANGTAN VILLAGE
Cast: All Bangtan Members
Genre: Mystery, Horror
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]
.
CHAPTER 18
.
"Arrrghhhhh!" Kali ini teriakan Taehyung terdengar nyaring di luar, seiringan dengan suara derasnya air hujan yang masih turun membasahi Bangtan Village.
Ternyata ketika Taehyung berusaha kabur, pria bermasker itu melemparkan pisau lipat di tangannya dan dengan sangat akurat pisau itu menusuk tepat di perut kanan Taehyung. Darah mulai merembes keluar dari kaos yang dipakai Taehyung.
"Arrrghhhhhhhhhhhhhhhh!" Teriakan Taehyung makin menggema namun suara petir membuat suara Taehyung tak dapat didengar oleh siapapun.
.
.
.
Jimin tengah meringkuk ketakutan sambil menahan sakit di tubuhnya. Pria bermasker itu menatap wajah Jimin dengan tatapan yang menyeramkan.
"Kau mau kabur dariku? Atas ijin dari siapa?" tanya pria bermasker itu sambil menatap tajam ke arah Jimin.
"Mata itu..." sahut Jimin dalam hati. Mata itu tampak tak asing bagi Jimin.
"Arghhhh!" Jimin memekik karena pria bermasker itu tiba-tiba menjambak rambut orange terang milik Jimin.
"Wajahmu lumayan tampan," sahut pria bermasker itu dengan nada dingin, "Sayangnya umurmu tidak akan panjang... Hahaha..."
Jimin menatap mata pria bermasker itu sambil mengerutkan wajahnya. Jimin jelas-jelas pernah melihat mata itu!
"Apa kau pikir aku takut dengan tatapanmu?" sahut pria bermasker itu, lalu ia mulai mengambil sebuah cutter tajam dari sakunya.
SREEEET~
Sebuah goresan mendarat di pipi kanan Jimin, da seketika darah segar itu mengalir dari pipi Jimin.
"Argggghhhhh!" Jimin berteriak sambil meronta berusaha melepaskan dirinya namun ia tidak berhasil.
SREEEET~
Goresan kedua mendarat di bawah goresan pertama.
Darah semakin banyak menetes dari pipi kanan Jimin.
Jimin berteriak memaki dan merutuki pria bermasker itu dengan kata-kata kasar, namun hal itu justru membuat sang pria bermasker semakin senang.
Kali ini sang pria bermasker membalikkan tubuhnya, tangannya masih menggenggam erat rambut Jimin, kemudian menyeretnya ke ruang utama.
Jimin berteriak sambil meronta namun sia-sia.
.
.
.
Namjoon berusaha bangkit dari duduknya namun lengannya mengeluarkan terlalu banyak darah sehingga ia tidak berhasil berdiri.
Muka Namjoon semakin memucat karena darah terus mengalir dari lengan kanannya.
Tubuh Jimin dibanting tepat disamping Namjoon.
Kini pria bermasker itu mengeluarkan sebuah pistol kecil dari ranselnya.
JLEP!
Sebuah peluru mendarat di kaki kiri Jimin.
Pistol itu tidak mengeluarkan suara tembakan sama sekali! Tidak akan ada yang tahu ada peristiwa penembakan di villa itu!
"ARRRGHHHHHHHHHHHHHHHHHH!" Kali ini teriakan Jimin cukup untuk membangunkan Jungkook yang berada di kamarnya.
Jungkook berusaha membuka kedua matanya, namun kepalanya terasa sangat pusing dan berat.
Darah mengucur deras dari kaki kiri Jimin yang terkena tembakan itu, dan tak lama kemudian sebuah peluru juga mendarat di kaki kiri Namjoon.
Teriakan dan rutukan yang sangat keras keluar dari mulut Namjoon.
"Kalian beristirahat dulu disini... Aku masih harus mengurus dua bocah lagi. Hahaha..." sahut pria bermasker itu sambil berjalan menuju halaman depan villa.
Ada Taehyung yang harus diurusnya disana!
Darah mengalir deras dari kaki Jimin dan Namjoon. Mereka terus berteriak menahan kesakitan.
Tubuh Namjoon sudah terasa sangat lemas. Belum lagi goresan di pipi Namjoon dan Jimin yang begitu terasa nyeri karena terkena hembusan angin.
.
.
.
Sang pria bermasker itu ke halaman depan dan menemukan Taehyung yang tengah berbaring sambil memegang perutnya. Darah segar terlihat membasahi rerumputan di halaman villa itu.
Sambil menyeringai senang, Taehyung diseretnya ke dalam villa dan dibanting tepat disamping Jimin.
"Aku rasa perutmu sudah cukup untuk membuatmu tak mampu bergerak, aku tak perlu menembak kakimu." sahut pria bermasker itu sambil tersenyum.
Sementara itu Jimin bisa melihat betapa pucatnya wajah Taehyung dan Namjoon.
"Dimana bocah satu lagi?" sahut pria bermasker itu.
Tak ada seorang pun yang menjawab.
"Baiklah kalau kalian tidak memberitahuku, aku bisa mencari sendiri..." sahut pria bermasker itu dengan nada dingin.
Namun, bukannya mencoba mencari Jungkook, justru pria itu mengeluarkan lilin dan sebuah korek.
Korek api itu mulai dinyalakan dan disudutkan ke lilin.
Setelah lilin itu menyala dengan sempurna, pria bermasker itu menghampiri ketiga pria dihadapannya, kemudian menatap mereka dengan tajam.
"Pesta dimulai...." sahutnya.
Lilin itu diarahkan ke wajah Taehyung.
TEEEEES~
Air lilin mulai menetes di pipi Taehyung.
"ARGHHHHHHHHHHHH!" Rasa panas dan nyeri terbakar mulai menjalar di wajah Taehyung.
TEEEES~
Setetes air lilin kembali menetes di pipi Taehyung.
Jimin dan Namjoon bergidik ketakutan.
Tak lama kemudian lilin itu ada tepat di wajah Jimin.
TESSSS~ TESSSSS~
Beberapa tetesan air lilin menempel di wajah Jimin dan cukup untuk membuat Jimin berteriak seperti orang gila. Dan tak lama kemudian hal yang lebih mengerikan terjadi.
TEEEEES~
Sebuah tetesan air lilin menetes tepat di mata kiri Namjoon.
Namjoon berteriak sejadi-jadinya sambil meronta. Sempurna sudah sekujur tubuh Namjoon dijalari oleh rasa sakit yang nyaris membunuhnya.
.
.
.
Sementara itu Jungkook tengah tercengang di kasurnya.
Kupingnya bisa mendengar dengan sangat jelas teriakan-teriakan Taehyung, Jimin, dan Namjoon di lantai bawah. Namun matanya tertuju pada sesosok penampakan yang duduk di kursi di kamarnya.
Sosok Hoseok ada disana, tengah terduduk sambil menangis.
Bukan air mata tapi darah yang keluar dari kedua bola matanya.
Tepat seperti yang digambarkan Taehyung dan Jimin, tubuh Hoseok dihadapannya itu berlumuran darah, dan tidak memiliki tangan kanan.
Kulitnya begitu pucat dan darah terus menetes dari kedua matanya yang tengah menatap Jungkook.
Jungkook tak bisa bergerak, mulutnya tak bisa terbuka. Keringat dingin sempurna membasahi kaosnya.
Dan tiba-tiba sosok itu membuka suaranya. "TOLONG AKUUUUU~ TOLONG AKUUUUU~"
Tanpa disadari air mata mulai menetes dari kedua bola mata Jungkook. Rasa takut yang luar biasa membuatnya meneteskan air mata.
Dan tiba-tiba sosok Hoseok dihadapan Jungkook kembali mengeluarkan suaranya, "TOLONG SAHABATMUUUUU~ TOLONG SAHABATMUUUUU~"
Sekujur tubuh Jungkook merinding dengan sangat sempurna. Jungkook kali ini sudah nyaris tak bisa bernafas.
.
.
.
Sementara itu, di lantai bawah, Taehyung, Jimin, dan Namjoon sudah nyaris tak berdaya. Darah yang terus mengalir dan tetesan-tetesan air lilin yang tengah menempel di sekujur tubuh mereka membuat mereka bertiga pasrah dengan nyawa mereka.
Jangankan berusaha melawan, untuk bergerakpun rasanya sudah tak ada tenaga. Apalagi mata Namjoon kini hanya bisa melihat sebelah.
Sebuah golok kembali dikeluarkan pria bermasker itu dari ranselnya.
Pria bermasker itu menatap ketiga pria tak berdaya dihadapannya sambil tersenyum senang.
"Mari kita habiskan tubuh kalian terlebih dahulu, baru waktunya bagiku untuk bermain dengan teman kalian satunya itu...."
Golok itu sudah berada tepat di depan lengan Jimin.
DOOOOR!
Tiba-tiba tubuh pria bermasker itu terjatuh berlutut di lantai. Golok di tangannya terbanting ke lantai.
Tepat dibelakang pria bermasker itu, Yoongi berdiri sambil memegang sebuah pistol.
Wajah Yoongi terlihat penuh dengan amarah.
Pria bermasker itu menengok ke arah Yoongi sambil memegang perutnya yang tertembak oleh Yoongi.
"KAU!" teriak pria bermasker itu.
Yoongi menatap pria bermasker itu dengan tatapan yang penuh kebencian. "Apa kau... Yang juga membunuh... Kedua orang tuaku... Enam belas tahun yang lalu?"
Bukannya menjawab, pria bermasker itu justru tertawa dengan menyeramkan.
"CEPAT JAWAB! APA ITU KAU?" teriak Yoongi sambil mengarahkan pistol ke kepala pria bermasker itu.
"Apa aku perlu menjawabnya?" sahut pria bermasker itu dengan nada yang menyeramkan.
Tangan Yoongi mulai sedikit bergetar. Tatapannya begitu menyeramkan menatap ke arah pria bermasker itu.
Yoongi sudah bersiap menembakkan peluru ke kepala psikopat gila dihadapannya.
"YOONGI HYEONG HENTIKAN!" teriakan Hoseok terdengar jelas menggema di villa itu.
DOR!
Bunyi tembakan terdengar.
Karena dikejutkan oleh teriakan Hoseok, tangan Yoongi yang tengah memegang pistol itu tersentak.
Peluru itu tidak mendarat di kepala sang psikopat tapi mengenai bahu sang psikopat.
Tak lama kemudian sekelompok anggota polisi masuk memenuhi villa dan membekuk pria bermasker itu.
"Dasar bodoh! Jika kau membunuhnya kau juga akan masuk penjara!" Hoseok memaki Yoongi yang kini tengah terduduk lemas di lantai setelah melakukan tembakan tadi.
Beberapa ambulans mulai berdatangan. Para petugas rumah sakit masuk ke dalam villa dan langsung menggotong tubuh Taehyung, Jimin, dan Namjoon yang sudah bersimbah darah.
Keadaan Namjoon cukup parah.
Ketika petugas rumah sakit datang, Namjoon sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Yoongi langsung berlari menghampiri tubuh Namjoon yang lemas tak berdaya itu dan menangis memanggil-manggil nama Namjoon.
Sebelum Jimin dimasukkan ke dalam ambulans, ia memberitahu Hoseok agar menyelamatkan Jungkook yang tengah terbaring di kamarnya.
Kunci pintu kamar Jungkook segera diambil Hoseok dari saku celana Taehyung yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam mobil ambulans.
Kondisi Taehyung juga sudah kritis. Taehyung masih membuka kedua matanya namun sudah tak kuat lagi untuk berbicara.
Sebelum pria bermasker itu dibawa ke dalam mobil polisi, Hoseok menghampiri pria bermasker itu dan melepaskan maskernya. Dan kedua bola mata Hoseok membulat dengan sempurna. Mulutnya terbuka lebar.
"Jin... Hyeong..." sahut Hoseok dengan nada tidak percaya.
"Kau... Mengapa... Kau..." Hoseok nyaris kehabisan kata-kata.
Bagaimana mungkin satu-satunya orang yang terlihat paling menyayanginya justru adalah psikopat yang membunuh kedua orang tua Yoongi, dan juga saudara kembarnya.
.
.
.
Tak lama kemudian Yoongi menyadari situasi yang tengah terjadi.
Yoongi langsung berlari menghampiri Jin yang kedua tangannya telah diborgol itu.
"Jin hyeong? Kau? Bagaimana mungkin..." Yoongi begitu terkejut dan nyaris tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.
Jin menatap tajam ke arah Yoongi dan Hoseok. "Jangan senang karena telah menangkapku, kalian tidak akan pernah tahu kapan aku bisa berkeliaran lagi disekitar kalian."
Kemudian polisi yang memegang tangan Jin langsung membawanya masuk ke dalam mobil.
"Kalian segera ke kantor polisi untuk memberikan keterangan dan menjadi saksi." sahut polisi itu sebelum menjalankan mobilnya.
Yoongi dan Hoseok mengangguk.
Tak lama kemudian Yoongi naik ke mobil ambulans untuk menemani Namjoon yang terbaring tak berdaya itu ke rumah sakit.
Yoongi berteriak kecil sambil menangis melihat mata Namjoon yang terbakar tetesan air lilin.
Sementara itu Hoseok langsung berlari ke kamar Jungkook untuk menyelamatkannya.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top