CHAPTER 16
Title: MYSTERY OF BANGTAN VILLAGE
Cast: All Bangtan Members
Genre: Mystery, Horror
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]
.
CHAPTER 16
.
Jungkook memeluk Hoseok agar keadaannya membaik.
Setelah meronta beberapa kali, akhirnya keadaan Hoseok mulai kembali stabil.
"Maafkan aku..." sahut Hoseok sambil menghela nafas. "Tapi aku rasa kalian memang harus secepatnya pergi dari sini..."
Taehyung menganggukkan kepalanya, ia ingin bertanya lebih jauh tapi ia takut melihat ekspresi ketakutan Hoseok seperti tadi.
Hoseok berpamitan dan ketiga pria muda itu kembali ke villa.
"Ada apa sebenarnyaaaaaa?" Jimin berteriak di dalam villa.
"Haruskah kita berkemas?" tanya Jungkook.
"Tapi untuk apa Hoseok berada di kebun villa kita semalam? Haruskah kita mempercayainya untuk pergi dari sini?" sahut Taehyung.
"Bukankah Yoongi hyeong berkata kalau Hoseok hyeong aneh?" sahut Jungkook.
"Aku rasa dia memang aneh," sahut Taehyung.
"Lalu mengapa ada hantu yang menyerupai Hoseok hyeong di villa ini?" tanya Jimin.
Taehyung menggelengkan kepalanya. Kepala Taehyung rasanya nyaris pecah!
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk memasak makan siang mereka.
.
.
.
"Ouch!" Jungkook memekik pelan. Darah menetes dari jari telunjuknya.
"Kau kenapa Jungkook a?" tanya Taehyung sambil berlari mengambil tissue yang ada di dapur kemudian memberikannya pada Jungkook.
Jimin meringis melihat darah menetes dari jari telunjuk Jungkook.
"Terkena pisau, huft~" sahut Jungkook. "Saat tadi aku tengah mengiris bawang, seperti ada seseorang yang menyenggol pisau itu sehingga melukai jari telunjukku, hyeong.."
"Ada yang menyenggol? Tidak ada siapa-siapa di dekatmu tadi..." sahut Jimin sambil menatap wajah Jungkook dengan penuh kebingungan.
"Aku juga tidak tahu, hyeong..." sahut Jungkook sambil mengelap darah dengan tissue.
Tak lama kemudian Taehyung datang membawa sebuah handsaplast dan dipasangkan ke jari telunjuk Jungkook yang terluka itu.
"Gumawo, hyeong.." sahut Jungkook.
.
.
.
Setelah selesai memasak, mereka segera duduk di ruang utama, bersiap memakan masakan yang baru matang itu.
Mereka memakan sambil asik menonton televisi. Dan lagi-lagi Jimin merasa ada yang melintas di belakangnya.
Jimin langsung menoleh. dan seperti biasa pula, tak ada siapapun disana.
"Kenapa lagi?" tanya Taehyung.
Jimin menggelengkan kepalanya.
DUAR! DUAR!
Petir kembali bergemuruh dan hujan sangat deras turun lagi membasahi desa itu. "
Yaiiisssh, hujan lagi!" gerutu Jimin.
Padahal saat itu masih pukul 2.30 siang namun langit terlihat sangat gelap karena hujan yang turun dengan deras itu.
Setelah selesai makan, Jimin mencuci piring, sementara Taehyung dan Jungkook lanjut menonton televisi di ruang utama.
Dan lagi-lagi, saat Jimin sedang mencuci piring-piring kotor itu, seperti ada orang yang melintas di belakangnya.
Jimin menoleh dan tak ada siapa-siapa juga disana.
Jimin kembali fokus mencuci piring, namun kali ini ada bayangan di belakang tubuh Jimin yang seolah semakin mendekat ke arah Jimin.
Jimin segera cepat-cepat mematikan keran air dan menoleh ke belakang.
Tak ada apa-apa disana. Ia segera berlari ke ruang utama.
"Kenapa lagi, hyeong?" tanya Jungkook.
"Tidak apa-apa.." sahut Jimin sambil duduk di sofa.
Tak lama kemudian Jungkook pergi ke kamar mandi yang berada di dekat dapur untuk buang air kecil. Sebelum keluar dari kamar mandi, ia mencuci tangannya dan terkejut ketika melihat kaca di wastafel kamar mandi itu.
Persis seperti yang diceritakan Taehyung kemarin, sosok seorang Hoseok ada tepat di belakang Jungkook, wajahnya penuh dengan cipratan darah.
Ah, bukan cipratan darah. Wajahnya penuh dengan goresan dan sayatan. Darah terlihat menetes dari sayatan-sayatan di wajahnya itu.
Salah satu tangannya berusaha menggapai bahu Jungkook, namun tangan sebelahnya sama sekali tidak terlihat.
Jungkook memekik namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya.
"Tolong akuuuuu~ Tolong akuuuu~~~" Suara itu terus terdengar tepat di telinga Jungkook dan sosok Hoseok itu semakin mendekat ke arah Jungkook.
Jungkook ingin berlari tapi kakinya tidak bisa digerakkan.
DUAR!
Suara petir kembali terdengar. Sosok Hoseok itu menghilang, dan Jungkook terjatuh pingsan dalam kamar mandi.
.
.
.
Sudah hampir setengah jam namun Jungkook belum juga keluar dari kamar mandi yang terletak tepat di samping dapur itu.
Jimin mencoba untuk melihat keadaan Jungkook. Ketika ia berbelok ke dapur untuk mengecek kamar mandi itu, ada sesuatu yang lagi-lagi melintas cepat disampingnya.
Jimin terkejut. Bulu kuduknya bergidik.
Jimin menarik nafas dan berusaha memberanikan dirinya melihat ke samping namun tetap tidak ada apa-apa disana.
Jimin maju selangkah dan bayangan itu kembali melintas tepat disampingnya. Jimin terdiam di tempatnya berdiri.
Tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh bahunya. "Kyaaaaaaa~" Jimin berteriak.
"Yaisssh, kau mengagetkanku!" sahut Taehyung yang berdiri di belakang Jimin.
"Kau sudah lama disitu?" tanya Jimin.
Taehyung menggeleng. "Aku mau mengambil minum barusan, tapi yang kulihat kau sedang berdiri termenung disitu."
"Ada sesuatu melintas disampingku..." sahut Jimin dengan nada lirih.
Taehyung langsung menatap Jimin.
"Jungkook mana?" tanya Taehyung.
Jimin menggelengkan kepalanya.
Mereka berdua langsung membuka pintu kamar mandi dan menemukan Jungkook yang terbaring di samping wastafel.
Taehyung langsung menggendong Jungkook dan Jimin menelepon Namjoon agar segera membawa peralatan obat-obatan ke villa itu.
.
.
.
Hujan masih turun dengan sangat deras. Namjoon meminjam mobil milik Yoongi agar bisa sampai ke villa ketiga pria muda itu tanpa perlu diguyur air hujan yang deras itu.
Yoongi bertanya kepada Namjoon apa yang tengah terjadi. Namjoon hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Haruskah kejadian tujuh tahun yang lalu itu terulang lagi?" sahut Yoongi dengan nada lirih.
Namjoon menggelengkan kepalanya. "Jangan sampai terulang lagi... Kita bahkan belum berhasil dengan tujuan kita..."
Yoongi menundukkan kepalanya, kali ini air mata menetes dari kedua matanya yang kecil itu.
Namjoon langsung memeluk Yoongi. "Kita pasti bisa, Yoongi hyeong... Kita pasti bisa..."
.
.
.
Tak lama kemudian, Namjoon tiba di villa itu.
Jimin sudah menunggu di pintu gerbang.
Mereka langsung berlari masuk, membiarkan gerbang dan pintu depan villa terbuka lebar.
"Ada apa lagi kali ini?" tanya Namjoon sambil memeriksa Jungkook.
"Entahlah, tiba-tiba kami menemukannya terbaring di kamar mandi.. Ia tidak apa-apa kan?" sahut Jimin dengan nada panik.
"Sejauh pemeriksaanku ini, ia tidak apa-apa..." sahut Namjoon.
"Ada apa sebenarnya dengan villa ini?" Jimin bertanya kepada Namjoon dengan sangat serius.
Sebelum Namjoon membuka mulutnya, Jimin kembali berteriak, "JANGAN BILANG KAU TIDAK TAHU APA-APA!"
Kemarahan Jimin sudah memuncak melihat kedua sahabatnya ambruk seperti ini sepanjang hari.
Namjoon begitu terkejut dengan kemarahan Jimin.
Namjoon hanya bisa menundukkan kepalanya. Posisinya benar-benar serba salah.
Akhirnya ia membuka suara, "Lebih baik kalian segera pergi dari desa ini..." sahutnya dengan nada yang sangat pelan, nyaris tidak terdengar.
"Pergi?" tanya Taehyung sambil mengerutkan dahinya.
Namjoon mengangguk. "Pergilah... Segera..." Nada suara Namjoon terdengar begitu putus asa.
DUAR!
Petir kembali terdengar dengan nyaring.
Tanpa mereka sadari, sesosok pria sudah berdiri di depan pintu villa itu sedari tadi, memperhatikan kejadian yang berlangsung di ruang utama.
"Siapa bilang kalian bisa pergi seenaknya?" Sebuah suara tiba-tiba terdengar.
Namjoon, Taehyung, dan Jimin refleks menengok ke arah suara itu berasal.
Seorang pria berdiri disana, di belakang mereka. Wajahnya memakai masker, kepalanya menggunakan topi, wajahnya tidak dapat terlihat jelas.
Dan ada sebuah golok terangkat di tangan kanannya. Golok itu terlihat sangat tajam, memantulkan kilatan cahaya lampu.
"Siapa bilang kalian bisa pulang? Sekarang saatnya kita berpesta~ Hahaha..."
Namjoon, Jimin, dan Taehyung membelalakan kedua matanya.
Sementara Jungkook masih terbaring tak berdaya di sofa ruang utama.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top