CHAPTER 11

Title: MYSTERY OF BANGTAN VILLAGE 

Cast: All Bangtan Members

Genre: Mystery, Horror

Lenght: Chapter Part

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

.

CHAPTER 11

.

Jimin terkejut. Ada sesuatu yang melintas di belakangnya. Ia dapat melihatnya dari kaca. Ia menoleh ke belakang namun tidak ada apa-apa. Ia kembali menatap ke kaca dan bayangan itu kembali terlihat di belakangnya, bayangan gelap melintas tepat di belakangnya.

Tubuhnya tiba-tiba sangat menggigil. Ia ingin berteriak namun mulutnya tak mau terbuka. Bahkan kakinya tidak bisa digerakkan.

Bayangan itu kini terlihat lebih jelas.

Sesosok pria muda tengah menunduk, berjalan mendekati Jimin, namun wajahnya terlalu gelap sehingga tidak terlihat. Tangannya mengarah menuju leher Jimin.

Tubuh Jimin berusaha meronta tapi seluruh tubuhnya terasa kaku. Bayangan yang terlihat dari kaca itu terus mendekat ke arah Jimin.

KLEK!

Tiba-tiba pintu kamar Jimin terbuka.

"Hyeong, ayo saatnya memasak." Jungkook menyembulkan kepalanya dari depan pintu kamar Jimin.

Bayangan itu seketika menghilang dan tubuh Jimin langsung terjatuh duduk. Badannya sangat lemas. Kaos yang baru digantinya itu basah oleh keringat dingin.

"Hyeong!" Jungkook langsung masuk menghampiri Jimin yang terduduk lemas di dekat ranjangnya. "Kau kenapa?"

Jungkook mengelap keringat dingin di wajah Jimin dengan tangannya.

Tak lama kemudian Taehyung masuk ke kamar Jimin.

"Ada apa?" tanya Taehyung.

"Jimin hyeong... Jimin hyeong..." Jungkook menatap ke arah Taehyung, tangannya menunjuk ke arah Jimin.

Taehyung langsung menggendong Jimin yang masih lemas dan terdiam tanpa ekspresi, lalu membaringkannya di ranjang.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Taehyung sambil memegang kening Jimin. Suhu tubuh Jimin sangat panas.

"Jungkook, ambil air es dan kain lap!" perintah Taehyung.

Jungkook langsung berlari ke bawah.

Taehyung terus mengajak bicara Jimin namun Jimin masih terdiam dan tidak menjawab.

.

.

.

DUAR! DUAR!

Hujan semakin deras di luar sana.

Pepohonan bergoyang tidak karuan karena angin berhembus sangat kencang.

Jungkook yang tengah mengambil baskom di dapur terdiam sejenak mendengar petir yang bersuara nyaring itu.

Ia teringat kejadian yang mengganggunya dua hari yang lalu. Sekujur tubuhnya mulai terasa dingin.

"Aku takut..." Jungkook bergumam kecil. Ia menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya, kemudian berjalan menuju kulkas untuk mengambil air dingin.

"Kyaaaaaaaaaaaaaaa~!" Jungkook berteriak sangat keras.

Ia terkejut melihat sebuah bola mata yang berlumuran darah di dalam kulkasnya.

Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya.

Taehyung mendengar dengan sangat jelas teriakan Jungkook. Ia langsung berlari ke bawah, meninggalkan Jimin yang masih terdiam.

"Ada apa?" sahut Taehyung menghampiri Jungkook.

Jungkook tengah terduduk sambil menangis di depan kulkas.

Taehyung langsung melihat ke dalam kulkas. Tidak ada apa-apa disana!

"Kau kenapa?" tanya Taehyung sambil memegang kedua bahu Jungkook.

"Ada mata, hyeong... Ada sebuah mata... Berdarah... Hyeooooongggg... Aku takuuuuuttttt...!" Jungkook berteriak histeris sambil menangis.

Taehyung tentu saja tidak mengerti apa yang tengah dikatakan Jungkook. Ia hanya bisa memeluk Jungkook dan menenangkannya.

.

.

.

Sepuluh menit berlalu, tangisan Jungkook sudah mereda, kini saatnya mereka melihat keadaan Jimin.

Taehyung memenuhi baskom yang dipegang Jungkook dengan air dingin, kemudian berlari ke atas menuju kamar Jimin.

Jimin tengah menggigil di kasurnya. Suhu tubuhnya makin tinggi.

Taehyung bergegas mengompres kepala Jimin dengan kain lap yang dimabil dari kamarnya.

Jimin menarik nafas dalam-dalam, mengehmbuskannya, kemudian akhirnya ia berbicara.

"Aku... Aku... Aku..." Jimin masih kesulitan bernafas. "Aku... Melihat... Ba... Bayangan..."

"Bayangan apa?" tanya Taehyung.

Jungkook duduk di tepi kasur Jimin, masih membenahi nafasnya akibat syoknya tadi.

"Ada... Yang ingin... Mencekik leherku..." Kini kondisi Jimin terlihat sedikit membaik.

Taehyung memeluk Jimin sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Ada yang tidak beres. Tadi Jungkook berkata ia melihat sebuah mata dalam kulkas." sahut Taehyung.

Jimin melepaskan tubuhnya dari pelukan Taehyung lalu menatap ke arah Jungkook.

"Benarkah?" tanya Jimin.

Jungkook mengangguk sambil menghela nafas.

"Ada apa sebenarnya?" tanya Jimin kepada Taehyung. Taehyung menggelengkan kepalanya.

Jarum jam masih menunjukkan pukul 4 sore namun langit sudah sangat gelap. Hujan masih turun dengan deras namun hembusan angin sudah mereda.

"Aku akan mencoba menelepon Namjoon-shi" sahut Taehyung. Ia menekan angka 115. Telepon tersambung.

"Selamat siang, Kim Namjoon disini. Ada yang bisa dibantu?"

"Namjoon-shi, ini aku, Taehyung. Uhhhmmmm.. Ada yang ingin kami tanyakan, bisakah kau kemari? Ah, tapi masih hujan..."

"Tidak apa-apa, aku akan kesana segera. Aku punya jas hujan. Tunggu sebentar ya, aku akan segera ke villamu."

Taehyung mengajak Jimin dan Jungkook agar menunggu Namjoon di ruang utama.

Jimin dan Jungkook turun tangga dengan berpegangan ke bahu Taehyung. Tubuh mereka masih lemas.

Sementara itu, setelah panggilan terputus, Namjoon memiringkan kepalanya dan bertanya dalam benaknya, "Apa yang terjadi? Mungkinkah...?" "Ah, sudahlah, lebih baik aku kesana sekarang!" sahut Namjoon kepada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian.

TING TONG~

Taehyung berlari ke gerbang dan membukakan gerbang villa itu. Ia mengajak Namjoon masuk ke dalam villa. Hujan sudah agak reda sekarang.

"Ada apa?" tanya Namjoon, terkejut melihat wajah Jimin dan Jungkook yang pucat pasi.

"Aku... Melihat bayangan.. Di kaca kamarku.. Aku ingin berteriak.. Tapi... Mulutku, dan tubuhku... Terasa kaku..." sahut Jimin masih sedikit terbata-bata.

Namjoon terlihat sangat terkejut. "Secepat inikah?" tanyanya dalam hati.

"Aku... Melihat... Sebuah bola mata... Penuh darah... Di dalam kulkas... Ada apa sebenarnya?" sahut Jungkook, matanya kembali basah oleh air mata.

Kali ini ekspresi Namjoon semakin menunjukkan keterkejutannya.

Taehyung menatap Namjoon.

"Aku.. Uhmmmm... Aku juga tidak tahu..." jawab Namjoon, sedikit kebingungan harus berkata apa. "Aku rasa kalian terlalu lelah... Uhm... Beristirahatlah..."

Taehyung langsung menyahut, "Kau bilang kalau ada apa-apa segera hubungi dirimu. Mengapa kau tidak terlihat membantu kami sekarang?"

"Uhm... Maksudku jika terlihat ada orang yang mencurigakan, kalian bisa menghubungiku.. Kalau imajinasi kalian yang seperti ini, apa yang bisa kubantu?" sahut Namjoon.

Namjoon benar-benar merasa serba salah saat ini. Ada sesuatu yang jelas-jelas ia ketahui, hanya saja, sesuatu itu tidak dapat diceritakannya kepada ketiga pria muda ini.

.

-TBC-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top