9 - Menyerah Kalah

Vita mengetik-ngetik di ponselnya dengan emosi, menggunakan tenaga yang seharusnya tidak diperlukan untuk menekan layar sentuh. Beberapa kali mulutnya berdecak kesal karena jawaban-jawaban yang masuk ke akun wattpadnya justru membuat amarahnya terbakar. Dasar para fans buta. Apa mereka tidak bisa melihat kalau penulis yang mereka puja itu plagiator?!

"Vit!!" Sebuah tepukan membuat Vita terlonjak kaget dan konsentrasinya buyar.

"Apaan sih?!" balasnya sewot sambil mengangkat wajah. Di depannya ada rekan kerjanya yang menatapnya sama kesalnya.

"Kamu itu, dipanggilin berapa kali ga denger! Tuh! Kamu dipanggil sama pak manajer ke kantornya!"

"Ada apaan?" tanya Vita kesal sambil menutup wattpad yang ada di ponselnya. Dia masih belum puas meladeni semua komentar pedas di sana. Harusnya dia bisa mengatakan sesuatu yang buat mereka semua tutup mulut.

Temannya itu hanya mengangkat bahu dan menyingkir, tampak kesal dengan keberadaan Vita yang abai dengan kondisi kantor. Vita segera berjalan menuju ruang manajer yang hanya beberapa meter di depan.

"Permisi, Pak." Vita memberi salam pada pria setengah baya yang memakai kemeja biru tua.

Vita:
Teman-teman. Kayanya aku mau hiatus deh.


ReginaT:
Sumpe loe?! Kesambet jin apa sih kamu? Tiba-tiba ngomong gitu.

Vita:
Tadi aku dipanggil ke ruangan manajer terus dapat SP. Katanya sih aku kebanyakan main HP selama jam kantor. Terus aku capek sama tuduhan ini itu. Tuh netijen emang mulutnya perlu dirukiyah semua. Kesel tau balesin mereka. Capek emosi, capek jempol.


ReginaT:
Alah! Cemen loe! Gitu aja kalah!

K00kieArmy93:
Loh, Kak! Jangan nyerah dong! Perjalanan kita masih panjang!

Vita:
[At] Regina Diem kamu! Kamu ga ngerti susahnya jadi ibu tunggal! Yang dapet jatah bulanan dari suami ga usah ikutan. Kalau aku didepak dari kerjaan emang kamu mau nanggung hidupku?

[At] K00kieArmy93 Kamu juga diem deh. Emang kamu ke mana pas aku dikeroyok sama pengikut ratu?


Tamagochan:
Tenang dong. Bener kata Regina dan Esta. Terlalu awal buat menyerah. Balas aja komentar pedas itu, malah ini sebenarnya bagus buat naikin traffic ke ceritamu. Toh tiap komen juga nambahi view kan?

Vita menutup WA tanpa membalas pesan dari Rara. Mereka semua ga ada yang tahu rasa sesak yang harus ditanggungnya. Emosinya sudah terkuras karena membalas komentar kejam pada ceritanya, memberi pengertian bahwa dia tidak plagiat. Apalagi sampai sengaja menyinggung salah satu penghuni wattpad yang punya follower ratusan ribu.

Ibu muda itu melihat surat peringatan yang bertuliskan namanya. Dia sudah ditegur keras oleh sang manajer sehingga bila sekali lagi dia melawan, bukan tidak mungkin dia akan disingkirkan dari pekerjaannya. Kalau itu terjadi, dia dan Luna mau makan apa? Apalagi biaya untuk sekolah semakin hari semakin tidak masuk akal. Dia ingin Luna mendapatkan pendidikan yang terbaik walau hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Vita benar-benar mempertimbangkan untuk berhenti sepenuhnya dari menulis. Terdengar notifikasi dari ponselnya. Vita melirik, kalau dari grup Queen Wattpad Wannabe dia pasti akan membiarkannya tapi ternyata PM dari Rara.

Tamagochan:
Vita, kamu ga serius kan dengan chatmu di grup?

Vita:
Aku lagi mempertimbangkan, Ra. Rasanya emang berat.


Tamagochan:
Badai pasti berlalu. Aku akan bantu kamu kok.

Vita:
Aku capek, Ra. Tiap hari di flame terus, mana kantor lagi hectic-hecticnya.

Tamagochan:
It's okay. Masalah akan selalu datang tapi kita harus bisa pake itu untuk keuntungan kita. Aku aja belum nyerah.

Vita:
Oke, Ra. Thanks ya!

Vita tersenyum membaca chat dari rekan virtualnya. Tidak menyangka kalau Rara bisa begitu simpatik pada orang yang belum ditemui. Wanita itu kembali membuka Wattpad dan membalas komentar-komentar sadis yang diarahkan kepadanya.

XXXavier
Cuih! Cerita ga mutu! Bisanya cuma plagiat! Ga kreatif! Nanti kulaporin ke Ambass baru tahu rasa!

KissMeSoftly
Eh situ mulutnya ember banget! Gue yakin ratu loe yang plagiat! Mentang-mentang udah pemes bisanya menindas!

NovitaSPramita
Bener tuh! Aku liat cerita ini yang up dulu kok! Habis itu baru si ratu. Tuh ada bukti tanggal uploadnya! Kalo mau fitnah yang cerdas. Mentang-mentang bego gratis diborong semua

TomorrowNeverDiesXX
Halah! bisa aja kontennya diganti. Jangan ngebelain penjahat deh. Nanti kena karma. Allah yang tau mana yang bener.

KissMeSoftly
Ga usah bawa nama Allah segala. Kaya situ suci banget sampe kakinya ga nginjek tanah.

Vita tersenyum melihat akun kloning Rara berjuang membelanya. Rasanya senang memiliki orang yang bersedia menjaga dan melindunginya, peran yang dengan mudah dibuang oleh mantan seuaminya. Rasa marah kembali menggelegak dalam benak Vita. Dia melampiaskannya dengan membalas komen-komen di akunnya dengan kata-kata yang jauh lebih tajam. Seandainya bisa, dia ingin mencincang orang lewat kata-katanya.

Beberapa hari sudah berlalu sejak keinginan Vita untuk mundur diutarakan. Dia belum membuka chat di grup Queen Wannabe. Alasannya sederhana, dia kesal setengah mati dengan Esta dan Regina. Dua orang itu sama sekali tidak memiliki simpati. Selama ini dia chat dengan Rara via PM, tapi itu pun slow respon. Rara lebih sering menghilang dua hari ini. Vita tidak berani membuka ponsel di jam kerja. Apalagi manajernya sudah mengawasinya dengan tajam. Teman-teman kantornya juga tidak mau membantu Vita, bahkan kalau bisa malah melapor. Teman macam apa itu?!

Vita mengabaikan dentingan notifikasi yang masuk secara beruntun dan fokus bekerja walau tangannya gatal sekali. Hingga sampai di rumah, Luna sudah menyambutnya dengan tawa ceria, siap untuk bercerita tentang harinya di sekolah. Terpaksa Vita harus menyingkirkan ponsel agar bisa menemani anaknya. Baru tengah malam dia sempat membukanya. Betapa mencelus hatinya dia ketika jumlah komen yang menghujat berlipat kali ganda. Jika dulu jumlah komen yang membelanya setidaknya ada setengah dari komen yang menghujat, kini nyaris tidak ada. Akun kloning milik Rara pun tidak ada yang kelihatan.

Vita:
Ra, kamu di mana? Kok ga balesin komen lagi?

P!

P!

Vita semakin gelisah. Ditunggu hingga tengah malam pun, Rara menghilang. Begitu pula dengan hari-hari berikutnya. Chat pribadinya dengan sosok itu masih belum dibaca. Vita tidak berani mengganggu Rara lebih lanjut, tidak ingin seperti anak alay Esta. Namun pelan-pelan rasa ragu kembali merongrongnya.

Pada akhirnya tidak akan ada orang yang bisa terus-menerus menemaninya di masa kelam.

Vita terdiam sementara Luna asik mengerjakan PR setengah meter di hadapannya, tidak menyadari hati gundah sang bunda. Vita memandangi aplikasi Wattpadnya yang masih dibanjiri komentar negatif.

Mungkin ini saatnya dia benar-benar menyerah dan fokus pada Luna yang membutuhkan curahan kasih sayang. Apalagi Luna sudah masuk remaja, meleng sedikit bisa terjebak ke pergaulan bebas. Vita tidak ingin kehilangan momen untuk mendampingi anaknya. Jari Vita bergerak ke bagian setting dan membuka menu "Account". Dari sana tangannya bergerak menuju tombol "Tutup Akun". Dia pun menekannya.


Btw, kalau tutup akun bisa diaktifkan lagi ga sih?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top