44 - It's Show Time!
Sejenak Vita skeptis ketika akhirnya bertemu laki-laki jangkung berdiri di parkiran Kantor Kepolisian Resor Kota Metro Bekasi, tampak menunggunya.
Mendengar curhatannya perihal pengibulan Rara, Vita makin merinding dengan sosok yang selama ini menjadi rekan seperjuangan penulis terkenal Wattpad. Bisa-bisanya cewek abal-abal itu sanggup menggaet laki-laki tulen mana pun dan tunduk jadi bucin rugi jutaan Rupiah.
Jika diperhatikan memang Andre berperawakan lelaki metroseksual. Memiliki daya tarik seksual anak muda ala perkotaan. Setelan kaos polos berjaket military bomber dipadukan celana jeans hitam jenis skinny fit, terbilang modis. Vita bertaruh lelaki di hadapannya punya modal cukup besar untuk memperkarakan kasus ini ke pengadilan jika dibutuhkan. Mungkin hal itu yang juga menjadi sasaran empuk Rara.
Langkah Vita kembali menganyun. Jika dinalar mana mungkin lelaki itu akan berbuat macam-macam padanya. Kesampingkan berpraduga negatif, ia mengangguk begitu bersemuka dengan Andre yang menghampirinya mengajak bersalaman lantas berucap, "Andre Baskara, korban penipu Rara Cewek Penipu." Ia tertawa getir saat melafalkan kata cewek.
Vita tampak sedikit kikuk membalas jabat tangan itu. "Vita, pengguna VitaLuna, sama-sama ditipu. Yang kamu kira aku lesbian sama Rara."
Andre tersenyum kecut, lalu tanpa basa-basi memperlihatkan berkas laporan dan menggiring Vita segera memasuki kantor polisi. Hal itu membuat ketegangan Vita agak mereda. Ditambah raut pemuda yang ditaksir sekitar dua puluh tujuh-an itu sangat serius mengusut agar kasus si Rara brengsek itu kelar.
"Kita langsung ke bagian SPKT. Tahu kan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu? Buat ngurusin pengaduan atau laporan keluhan masyarakat." Andre memulai.
"Iya. Semoga laporan kita segera ditindaklanjuti." Vita mengangguk. Ia tentu saja tahu kalau SPKT bertugas memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan atau pengaduan masyarakat. Termasuk memberikan bantuan dan pertolongan, serta pelayanan informasi. Seperti pada saat melaporkan bahwa Luna sempat menghilang seharian dan tidak bisa dihubungi.
"Tenang, aku udah punya banyak bukti. Mana mungkin polisi membiarkan orang berbahaya seperti Rara." Lelaki itu berdecak mencibir, masih sangat geli memanggil seorang laki-laki dengan nama perempuan.
Selanjutnya, setelah pihak kepolisian menerima laporan mereka berdua, seorang penyelidik lekas memberikan surat tanda penerimaan laporan pengaduan kepada yang bersangkutan.
Setelah laporan polisi dibuat, terhadap Vita dan Andre, mereka akan dilakukan pemeriksaan yang dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Saksi Pelapor.
Dengan adanya bukti-bukti kuat dari Andre terutama termasuk berkas yang Vita siapkan, akhirnya laporan penipuan oleh Rara mulai diproses. Begitu juga kumpulan bukti dari para korban lain yang juga Andre dapatkan dari menghubungi korban satu per satu. Meskipun beberapa korban enggan lagi mengusik kasus itu, selain malas berurusan lebih jauh, pun justru melelahkan batin.
Selesai di tahap itu, Vita dan Andre berpisah. Namun, mereka berjanji saling berhubungan jika membutuhkan kabar tentang hasil atau pun berita terkait.
Karena untuk sementara prosesnya membutuhkan waktu lebih panjang, Vita harus meyakinkan diri tetap melangkah ke depan. Ia harus siap mental apa pun yang terjadi.
Bagaimanapun saat ini ia butuh uang segera. Pendaftaran study tour Luna tinggal beberapa hari lagi. Vita kembali memutar otak sembari menggulirkan daftar kontak di ponselnya.
Kira-kira siapa yang bisa ia mintai berutang. Sejenak jempolnya berhenti di nama Hubby. Ia berdecak dan menggeleng. Lalu kembali menggulirkan layar hingga berhenti di nama kontak saudaranya. Logo gagang telepon pun ia tekan. Tak lama suara perempuan hangat dari seberang menyapa Vita.
"Halo, Kak!" sahutnya.
"Lama tak jumpa tiba-tiba telpon. Pasti ada sesuatu, nih?"
Hati Vita meleleh mendengar nada bicara merdu. Kakaknya itu memang peka sekaligus membuatnya sungkan.
"Aduh ... aku sebenarnya ga mau nelpon cuma buat minjem duit. Ugh ..., tapi ini makin mepet ... dan aku ga tahu harus ke siapa lagi. Dan lagi ...." Ucapan Vita tercekat.
"Iya, Vit? Kenapa?"
Ah, tapi sebaiknya aku tak perlu membeberkan kasus Rara, batin Vita.
"Hmmm, begini .... Aku perlu tujuh ratus lagi buat pendaftaran dan uang jajan study tour Luna. Sebenarnya total biayanya satu juta seratus ribu, tapi aku udah bayar empat ratus ribu. Aku ... aku bisa pinjam uang Kakak? Tabunganku buat sehari-hari lagi mepet banget."
"Demi Luna apa sih yang enggak? Kebetulan warungku lagi banyak pemasukan, nih. Tujuh ratus ribu, ya?"
"Iya, tujuh ratus ribu. Nanti begitu gajian akhir bulan langsung aku kembaliin." Buru-buru Vita menambahkan saking tidak enaknya. Mengingat sudah nyaris setahun tidak menelepon kakaknya yang tinggal di seberang Sumatera, kini malah datang dengan kabar mau berutang.
"Ga usah kamu pikirin, deh. Aku tau kok jadi single mother itu berat. Tenang, hari ini aku langsung transfer. Butuhnya hari apa?"
"Lima harian sih, Kak. Aduh, makasih banget."
Kini masalah study tour Luna sudah ada solusi. Tinggal urusan Rara. Sementara Vita sudah bisa bernapas lebih lega. Sembari fokus ngantor, mengurus keperluan sekolah Luna, kabar dari Polres Bekasi pun tiba.
Vita membeliak mendengar kabar berita dari kantor polisi; bahwa tersangka yang memakai nama Rara Maharani untuk menipu iming-iming membantu menerbitkan novel, penjualan spare part, item game, kupon liburan ke luar negeri, beserta penyalahgunaan akun bank seorang nasabah sehingga merugikan nama baik, ternyata memiliki nama asli Haikal Rahardian. Keterangan itu menghantam batin si Ibu Tunggal, meskipun selama ini sudah menduga bahwa Rara bukan seorang perempuan. Namun, tetap saja masih membuat pikiran dan hatinya terguncang bukan main.
Sekarang sosok di balik pemakai Rara Maharani, merupakan seorang mahasiswa di universitas swasta di Yogyakarta menjadi buronan. Media pun ikut andil dalam memviralkan kasus ini dan masuk televisi berita nasional.
Mahasiswa Jogja Diduga Menyamar Jadi Wanita Cantik di Kencan Online, Wattpad, Facebook, dan Olshop DuoMart (Penjualan Sparepart, Item Game, dan Kupon Jalan-Jalan ke Korea), Tipu Pria & Wanita, Untung Rp 123 Juta, Kini Buronan Nasional!
Floridinanews(dot)com – Mahasiswa Jogja asal Pluit (Jakarta Utara) berinisial HR menyamar menjadi perempuan belia. HR menggunakan identitas perempuan sebagai Rara di dunia maya untuk memudahkannya membaur siapa pun. Aksinya dimuluskan dengan memasang foto perempuan riil random yang dicomot dari internet demi lebih meyakinkan calon mangsanya.
Ternyata HR memakai trik khusus agar identitasnya tidak terbongkar selama 1 tahun menjadi si Kembang Perawan jejaring media sosial.
Dalam 1 tahun itu HR membuat puluhan akun fiktif berjenis kelamin perempuan dan berhasil menggaet banyak lelaki di situs kencan online. Hanya bertukar foto dan percakapan informasi secara intens, HR mengambil celah setiap mangsa itu untuk mengeruk duit korban habis-habisan. Begitu ada indikasi paksaan untuk kopi darat atau tagihan barang yang dijanjikan, HR memilih langsung menghapus akun fiktifnya dan kabur.
Sukses menjadi kembang Perawan di situs Kencan OmegaTelurTV dan Olshop beken: DuoMart, HR rupanya melebarkan sayap bisnis tipu-tipu dengan membuat ratusan akun clone untuk menggaet penulis daring di salah satu platform terbesar: Wattpad.
Dengan taktik yang sama pula, HR mengiming-imingi penulis bau kencur menawarkan paket liburan ke Seoul apabila mau naik cetak di penerbit fiktif langganannya.
Portal berita Floridina News itu mampir di kolom notifikasi ponsel Vita semenjak kasusnya diproses selama 30 jam lebih. Berita tersebut memberitahukan bahwa jejak terakhir Rara (HR) di sekitar Kawasan Elite Pondok Indah.
Vita pun kembali menghembuskan napas panjang. Beban di punggung terasa lebih ringan.
Sembari menikmati sore indah nan tenang bersama secangkir kopi, ditemani Luna yang tengah asyik membolak-balik halaman majalah Idol Korea, sepintas jemari Vita terhenti di nomor kontak Whatsapp Regina T.
Bukankah Regina tinggal di sekitar Pondok Indah ya .... Vita membatin ketika gambaran laporan berita terkini mengenai keberadaan Rara kembali memenuhi pikirannya.
Ia menimbang-nimbang sejenak, apakah perlu memberitahukan hasil progres terkait kasus penipuan, dan terbongkarnya siapa itu Rara yang sebenarnya, pada wanita demam Star Syndrome itu?
Vita
Gin, aku punya update-an tentang siapa sebenarnya Rara itu.
Barusan aku dari Kepolisian Resor Bekasi.
Kalau butuh info lebih komplit, balas chat ini.
Bermenit kemudian hingga tiga jam tak ada kabar balasan dari Regina. Tanda centang ganda pun masih abu-abu. Vita mulai tak ambil pusing. Ia sudah peringatkan. Kalau tidak butuh ya sudah, risiko tanggung sendiri.
Di samping itu, lonjakan notifikasi Wattpad dan Instagram menenggelamkan pesan Vita yang lebih krusial. Regina yang sudah mencandu ingar bingar pusat perbelanjaan kini mengajak suami dan putra tercintanya untuk menghabiskan waktu di sana.
Armand melirik baju yang dikenakan Regina. Bagaimana tidak, cocktail dress dengan bawahan rok sepan pilihan istrinya, justru membuat paha semulus porselen itu makin terekspos setiap berjalan. "Apa kamu tidak punya kain yang lebih menutupi lekuk bahu dan setengah pahamu ke bawah, Baby?"
"Eh, Babe, ini etalasenya yang kuceritain waktu itu. Lagi banyak yang new arrival. Aku kemarin dapat sampel aroma yang cocok buatmu, deh." Regina pura-pura tidak mendengar.
Setelah puas mengelilingi stan produk fesyen impor, Regina menggandeng lengah kukuh suaminya menuju restoran tradisional Jepang yang berkonsep modern table manner.
"Aku udah reservasi kemarin," ucap Regina mendapati Armand hendak protes mengapa dia digiring ke restoran yang melayani booking terlebih dahulu.
Akhirnya mereka pun duduk di dekat jendela menghadap lanskap perkotaan Ibu Kota. Namun, ketika Armand membaca menu dan bermaksud menawarkan hidangan apa yang akan dipilih, jemari lentik Regina justru sudah asyik berselancar ria di ponsel canggihnya. Pria itu hanya mendesah lantas memberikan buku menu kepada pelayan yang sudah menunggu pesanannya.
"Babe, kita ini lagi family time, tolong dong taruh HP-mu."
"Bentar, dong. Aku harus balesin chat penting, nih," timpal Regina acuh tak acuh.
"Sepenting apa daripada suamimu yang lagi nganggur bukan pas weekend. Dan kurang apa si Ganteng Renald ini? Bukannya kamu sendiri ya yang punya ide ke sini sekeluarga?"
Tak menghiraukan perkataan suaminya, bibir Regina melengkung lebih kentara sembari membalas komentar puja-puji penggemar garis keras cerita BDSM-nya. Armand yang menangkap ekspresi senang istrinya memilih pasrah dan ajak mengobrol Renald berdua saja.
Namun, senyum yang semula menggembang hingga memberikan nuansa bangga atas hasil maha karya fantasi seksualnya, pesan Vita tiba-tiba muncul di tumpukan notifikasi Whatsapp. Beruntung grup arisan sosialitanya memberikan kabar update, sehingga pesan Vita kembali mengapung.
Telunjuk rampingnya pun tanpa sengaja membuka kolom chat-nya. "Apaan sih, ibu-ibu satu ini," gumamnya lirih.
Segera saja ia mengetik sesuatu.
Regina T
Eh, lo bisa ga sih ga ganggu hidup gue!?
Ya udah lah urusan dia mau gimana.
Lo itu ya, ketimbang ngurusin hidup orang mending urusin cerita Lo. Emank duit 2 juta Lo udah balik?
Cerita Lo kesalip orang lain tau rasa!
Iri bilang Bos!
Vita nyaris tersedak kopi tubruknya ketika di waktu bersamaan sedang berselancar ria di Instagram. Notifikasi WA dari Regina malah menyodoknya. Kedua jempolnya lantaran membalas WA pedas itu.
Vita
Gin, please. Aku care sama kamu, bukan iri. Udah kebukti Rara itu cowok tukang tipu. Namanya Haikal Rahardian. Rara itu nama fake.
Udah masuk berita.
Korbannya udah puluhan, cowok paling banyak. Sekarang tinggal kamu mangsa berikutnya.
Kalau kamu ga percaya aku punya banyak buktinya.
[Kirim SS thread Andre dan para korban Rara]
Regina T
STOP! STOOOOP!
Gila lo dapat ini dari mana?
Eh asal lo tau ya gue tuh aslinya banyak tawaran penerbit lain nge DM gue.
Lagian selama ini gue sama Rara baik-baik aja. So, kalau dia cowok kenapa? Bukan urusan gue juga.
Lo ini masih mau ngedrama apa lagi sih?
Capek gue!
Gue lagi hepi2. Bye!
Vita
Gin, aku tuh niat baik biar kamu ga ketipu.
Kamu udah baca SS an bukti dariku kan?
Masih mau denial?
Kamu mau duitmu ludes diplorotin Rara?
Aku kasian sama kamu.
Regina T
WOY! Gue ga perlu dikasihani.
Duit buat gue gampang. Dan lagi gue belum keluar duit tuh sama Rara.
Kocak amat sih Lo.
Kemarin Lo ngatain penipu.
Sekarang Lo bawain SS chattan yg ga penting.
Lo pasti manipulasiin SS an itu kan?
Lo mau biar cerita gue ga terbit-terbit kan?
Lo pengen monopoli proyeknya Rara kan?
Mentang2 si tengil Esta out, ya kaaan!? Lo aslinya pengen paling terkenal sendirian kan?
Ngaku aja!
Jangan rusak hidup sempurna gue!
Vita
Dasar ga tahu terima kasih malah nyolot!
Awas aja kamu ya! Kalau ada apa-apa sama kamu nanti!
Ingat! Rara itu cowok! Bisa aja dia itu temenan sama komplotan bandit begal!
Jangan-jangan dia sekarang suka ngilang lagi stalkerin kamu! Bisa aja pas nunggu kamu lengah.
Ih, amit-amit pembegal sekarang ga cuma ngerampok barang berharga tapi juga pemerkosa sadis!
Gin, awas kamu kalau ga hati-hati!
Rara udah di sekitar Pondok Indah!
Rumahmu di situ kan?
Regina T
EH LO!
Saking asyiknya berbalas Whatsapp, Regina terlonjak kala Armand menyentuh jemarinya.
"E-Eh!? Ya?" Jempol Regina pun sontak menekan back berkali-kali hingga menampilkan layar home ponselnya.
"Babe, HP-ku ternyata ketinggalan di mobil." Ketika Armand beranjak, ia kembali menyentuh lengan Regina. "Renald diawasin, loh."
"Tentu lah, dia kan anakku." Regina asal mengangguk.
"Jangan main HP terus, dong."
"Iya, iya, Babe." Namun atensi Regina lebih dahulu dicuri oleh notifikasi Wattpad yang terus mengalir. Ia tak lagi menghiraukan pesan WA Vita yang baru saja masuk. Sebagai pelampiasan badmood-nya gara-gara si Ibu Tunggal itu, ia pun menghibur diri bersenda gurau dengan para penggemar undying love-nya. Seluruh indranya pun terpusat pada layar ponsel.
Terlihat seseorang di luar pintu kaca restoran. Sosok bertudung jaket itu tengah melambaikan tangan ke arah meja bocah manis itu. Diangkatnya tinggi-tinggi sebuket balon berbagai bentuk tokoh kartun populer yang warna-warni, digoyang-goyangkan dan mengeluarkan lampu kelap-kelip berhasil menarik minat putra semata wayang selebgram narsistik itu. Bahkan suara sepatu Renald yang menyentuh lantai resto sama sekali tidak membuat Regina menoleh.
Tiba-tiba bahunya ditepuk. Tubuh Regina tersentak seketika.
"Babe! RENALD MANA?"
"Ha-aah ...?" Regina mengerjapkan mata masih bangun dari keterkejutannya dari suara tinggi Armand. Kontan ia menoleh ke sana kemari dan mendapati kursi yang ditempati anak semata wayangnya kosong. "Re-Renald ...!?"
HAI! Tinggal 4 episode lagi sampai kisah ini tamat! Stay tune!
Kira-kira Renald ke mana ya?
Daaaan setelah kisah ini selesai, kami akan bersiap-siap untuk ke kolaborasi selanjutnya!
Penasaran? Cek dulu teasernya
Heheheh ada yang bisa tebak ceritanya tentang apa?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top