10 - This is the END of US

Hidup Vita kembali terasa damai setelah ia menutup akun Wattpad-nya. Tidak ada lagi denting notifikasi yang ramai di setiap saat. Tidak ada lagi caci maki yang membuat kepalanya berdenyut nyeri ataupun drama yang membuat jempolnya kram. Ia pun tak lagi harus tidur larut malam demi membalas komentar pedas fans buta para ratu. Satu pemicu yang membuat fokusnya selalu terbelah sudah hilang. 

Hari-harinya di kantor semakin kondusif seiring dengan pekerjaan yang mulai stabil kembali. Bahkan tadi saat Vita menyerahkan tumpukan invoice untuk ditandatangan, manajernya tersenyum dan memuji performa kerjanya yang membaik.

Tentu saja hidup tak mungkin semulus jalan tol. Meskipun semua tampak baik-baik saja, ada sesuatu yang membuat Vita gundah gulana. Sesuatu yang hilang, menyisakan lubang kosong menganga di hatinya. Bagaimana pun menulis adalah passion baginya. 

Awal Vita belajar menulis fiksi dari komunitas menulis di Facebook. Sebelumnya ia hanya penikmat novel-novel Harlequin, fiksi romansa yang ringan dan manis. Meski tahu dalam novel tersebut kisah cintanya selalu berakhir sempurna untuk ada di dunia nyata, tapi, itulah yang ia butuhkan. Sebuah pelarian untuk menjaga pikirannya tetap waras ketika kenyataan pahit perceraian menamparnya keras-keras.

Vita menatap layar gawainya dengan gamang, lalu membuka aplikasi WhatsApp. Sepi, tidak banyak pesan masuk yang belum ia baca. Hanya sebuah pengumuman dari grup walimurid sekolah anaknya. Matanya beralih ke grup chat Queen Wannabe.

Ia membuka grup chat berisi empat orang yang terobsesi dengan kepopuleran di Wattpad. Tidak ada chat terbaru. Tidak ada chat yang menanyakan kabarnya. Tidak ada keributan yang menyemangatinya. Tidak ada yang mengonfirmasi hilangnya akun La Vie Luna dari dunia oranye. Mungkin mereka sudah tidak ada lagi yang peduli padanya. TIDAK ADA.

Percuma saja ia mengikuti sebuah grup yang anggotanya sama sekali tak saling peduli. Tentu saja Vita tak mau berkoar-koar di sana tentang keputusannya menghapus akun Wattpad, gengsi bila ia memulai perbincangan. Lagi pula bisa jadi di antara mereka justru senang karena saingannya berkurang.

Regina hanya bisa pamer, membuat Vita iri. Esta tak jauh beda, ia sama sekali tidak punya empati. Anak SMA itu selalu memikirkan kepentingannya sendiri saja. Rara yang semula Vita pikir peduli padanya, justru menghilang tanpa kabar.

Vita menimbang langkahnya sekali lagi. Akhirnya ibu satu anak itu menyentuh tanda exit group. Lantas memblokir nomor telepon ketiga rekan segrupnya. Cukup sudah, ia tak mau berurusan lagi dengan mereka yang hanya menganggapnya teman di saat butuh.

Vita tersenyum simpul sebelum tidur, sebuah ide sederhana terlintas di benaknya.

"Aku akan mulai menulis lagi di Facebook," gumamnya sembari meletakkan ponsel di atas nakas.

Rara menghela napas. Akhirnya masalah dengan salah satu pacar virtualnya selesai juga. Susah memang jika berurusan dengan orang posesif. 

Dia kembali mengaktifkan nomor ponsel yang digunakan untuk menghubungi para penulis wattpad yang sedang dipolesnya menjadi penulis tenar.

Ia belum banyak membantu dalam kasus Vita. Namun, saat terakhir ia mengirim pesan pribadi kepada ibu muda itu, statistik cerita Flirting My Boyfriend's Dad sudah meningkat pesat.

Tak disangka, dua hari tidak membuka WhatsApp, ia telah melewatkan banyak hal penting. 

Vita has left the group

ReginaT:
Woiii kenapa si Vita tetiba left grup? Nggak pake pamitan lagi. 

K00kieArmy93:
Bodo amat, Kak. Mana kutau. Lagi sibuk kerja kali, kemaren kan dia bilang baru dapat peringatan keras dari bosnya.

ReginaT:
Ya bilang-bilang dong kalo mau left. Nggak punya etika banget sih.

K00kieArmy93:
Yaaa marahnya jangan sama aku lah. Sana marah sama Kak Vita.

ReginaT:
Gue nggak marah sama lo, bocah! Gue sewot aja si Vita keluar nggak pamitan, mentang-mentang ceritanya udah mulai femes.

Tamagochan:
Stop, jangan ribut!

Ini kenapa Kak Vita bisa left? Kalian bikin masalah apa sama Vita?

ReginaT:
Gue nggak punya masalah sama Vita. Tau deh kalo Esta.

K00kieArmy93:
Ih, Kakak kok bawa-bawa aku? Kak [At] ReginaT tu yang nggak pernah mau bantuin Kak Vita pas di flame di Wattpad. 

ReginaT:
Eh, gue kan udah bilang kalo lagi sibuk. Kalo bisa juga gue bantu. 

Paling dia udah ngerasa nggak butuh kita kali, secara kan ceritanya mulai femes.

Tamagochan:
Asal kalian tau, Kak Vita udah nutup akun Wattpad-nya. Kalian harusnya tau genre roman itu merajai Wattpad. Vita itu punya peluang bikin fanbase gede. Di kasus plagiat ini aja dia udah punya pembaca yang setia ngebela. 

Sadar nggak, kalian kehilangan calon potensial ratu Wattpad sebagai teman gara-gara keegoisan kalian!

K00kieArmy93:
Serius Kak Vita udah nutup Wattpad-nya? Kenapa? 

ReginaT:
Gue sih nggak kaget, kan dia udah pernah bilang di sini, kalo dia mau fokus di RL.

Tamagochan:
Kalian mestinya kemaren bantu dia, bukan malah sok sibuk sendiri-sendiri. Kalian malah biarin dia berjuang sendiri. 

Baru juga kutinggal kalian dua hari udah ambyar ini grup.

ReginaT:
Kok lo nyalahin kami? Lo sendiri ke mana kemaren waktu Vita kena masalah? Muncul juga nggak pernah. 

Tamagochan:
Aku kemaren lagi sibuk, banyak tugas besar dan praktikum di kampus. Lagian biar nggak aktif  WA, aku tetap bantu Vita di Wattpad.

Aku udah pernah bilang, kita di sini harus saling kerjasama untuk sukses sama-sama. Kalau kalian nggak bisa kerjasama, mending bubar aja ini grup.

ReginaT:
Nggak bisa gitu dong, kan lo janji mau bantu gue jadi femes di Wattpad! 

K00kieArmy93:
Jangan bubar dong, Kak. Kalo kita mesti bubar gara-gara Kak Vita left, kan tinggal invite lagi aja dia ke sini.

Tamagochan:
OK. Aku coba bujuk dia supaya mau gabung lagi. Tapi kalian janji untuk berubah.

Rara segera mencari kontak Vita lalu menghubunginya. Namun, pesan yang dikirimnya tak ada tanda telah terkirim. 

Tak putus asa, Rara mencari Vita lewat Facebook, tempat awal mereka berkenalan. Rara membuka Facebook messanger dan melihat tanda Vita sedang daring. Segera ia mengetik pesan.

Tamagochan:
Kak Vita kenapa akun Wattpad-nya dihapus? Kenapa juga left grup? 

Rara tersenyum melihat tanda Vita sedang mengetik di bagian atas. 

La Vie Luna:
Apa aku mesti jelasin? Ke mana kamu waktu aku diserang di Wattpad? Ke mana kamu waktu aku minta bantuan? Kamu cuma janji lalu ngilang.

Senyum Rara berubah kecut. Ia maklum jika Vita marah, ia memang tak bisa dihubungi beberapa hari lalu. Rara pun menekan keyboard virtual di layar ponselnya, menyusun kata-kata balasan untuk menjelaskan semua akar masalahnya. Dan yang lebih penting adalah membujuk Vita untuk kembali ke grup Queen Wannabe.

Namun, belum selesai ia mengetik, sebuah kalimat muncul di layar "Anda tidak dapat lagi mengirim pesan." Avatar Vita pun berubah menjadi default tanpa foto profil.

Jangan membuat marah orang sabar.

Well, siapa yang pernag ngalami kaya gini? Baik yang seperti Vita atau seperti Rara?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top