29
"Apa maksudmu, Pak Ketua? A-aku Paul? Pak Ketua pasti bergurau, kan? I-ini aku lho, King. K-kalian tidak salah kenal orang, kan?"
Watson menghela napas, agak khawatir melihat luka di dada King yang rupanya adalah Paul yang asli, terus mengalirkan darah. Mukanya juga perlahan memucat.
"Aku tidak punya motif untuk bercanda di saat seperti ini, Krakal... maksudku Procyon. Aish, sial." Sherlock Pemurung itu mengacak-acak rambutnya. Dia tidak menyangka akan jadi begini. Dirinya kecewa.
Siapa yang tidak kecewa? 'King' sudah menjadi anggota klub detektif Madoka dalam setengah tahun. Mereka sudah menjalin hubungan persahabatan. Lalu tiba-tiba teman mereka selama ini adalah orang lain.
Walau berat, Watson akan menjelaskannya. Tak peduli akan bagaimana dampak setelahnya. Analisis merupakan tugasnya.
"Ngomong-ngomong sebelum mulai," Detektif muram itu menoleh ke Aiden. "Di mana Bari dan Stern? Kalian berpisah atau bagaimana?"
"A-ah, itu..." Aiden dan Dextra bersitatap. "Jeremy bertemu Casiel dan memburunya. Hellen khawatir meninggalkan Jeremy lalu menyusulnya ke basemen. Sepertinya Jeremy hendak membalaskan dendam terakhirnya."
Ah, masalah Jerena ya? Baiklah. Lagi pula Jeremy takkan kalah. Casiel mungkin menang di otot, namun Jeremy menang di teknik. Dia pasti bisa membuat Casiel tumbang.
Watson mengembuskan napas panjang, menatap datar si kembar. "Aku tidak menyangka masalah ini akan jadi sangat serius dan berbahaya. Aku juga tidak menyangka bahwa King Krakal yang bersama kami adalah Paul Proycon."
"PAK KETUA! AKU BUKAN PAUL--"
"Tutup mulutmu dan dengarkan aku," sela Watson meliriknya tajam. "Tidak ada yang salah dari tertukarnya identitas kalian."
"Apa yang kamu katakan? Si penipu ini telah mencuri namaku! Bagaimana mungkin dia tidak bersalah?!" bentak 'King' tak terima.
"Awalnya aku sulit mendefinisikan sindrom apa yang Paul derita. Apakah penyakit Konfabulasi, amnesia permanen, sistem limbiknya tidak berkembang, atau fenomena ingatan yang tertukar karena kerusakan hipokampus. Tapi tidak ada satu pun yang mendekati ciri-cirinya. Sebenarnya ada apa dengan Paul? Kenapa dia mengatakan dirinya King Krakal padahal aslinya Paul Proycon?
"Jadilah aku memutar sudut pandang. Jika aku tidak mendapat jawaban dari menyelidiki Paul, maka tidak masalah. Aku tinggal memeriksa latar belakang orang terdekatnya yakninya sang ayah. Pak Chalawan, satu-satunya orang yang menyayangi Paul.
"Sebenarnya tidak ada hal menarik, sampai aku menemukan informasi bahwa Chalawan bercerai dengan ibu kalian karena lelah terhadap sikap Pasha yang diskriminatif."
'King' hendak menyanggah, namun Watson memotong sebelum dia buka mulut. Dia paling tidak suka penjelasannya diganggu.
"Aku tahu apa yang hendak kamu katakan, King Krakal. Kenapa beliau menuduh Pasha diskriminatif padahal sendirinya juga melakukan tindakan yang sama. Seperti Pasha yang membencimu, Chalawan juga membenci Paul. Tapi, jangan coba-coba menyalahkan beliau karena beliau tidak pernah bermaksud demikian. Kebencian itu terbit karena Paul yang berlimpah kasih sayang sementara King dihujani cacian.
"Jangan coba-coba juga menyalahkan Pasha sebagai biang permasalahan yang rumit ini. Karena dia dan keluarganya hanya menyayangi Paul telah membuat Chalawan jadi benci pada Paul. Kenapa hanya dia? Kenapa King tidak disayang? Kenapa hanya Chalawan yang menganggap King? Bukankah King juga anak mereka? Rentetan pertanyaan muncul di benak Chalawan hingga tanpa sadar dia mulai menjaga jarak dengan Paul dan berakhir membenci.
"Lalu, jika bukan mereka berdua, lantas siapa yang harus disalahkan? Siapa yang bertanggung jawab atas tertukarnya identitas si kembar dan menyebabkan prahara ini?"
Watson berhenti sejenak, menoleh ke 'King' yang gregetan di tempatnya.
"Itu kamu, King Krakal. Kamu lah yang salah. Ah, lebih tepatnya jiwa gelapmu pelakunya. Karena kata psikopat terlalu kasar, jadi aku akan sedikit menggantinya. Kamu mengidap kelainan mental yaitu gangguan psikotik. Inilah alasan mengapa keluarga Proycon membencimu. Kamu pasti sudah tahu, kan?"
"Lalu apa, huh? Apa ada untungnya kamu menjelaskan itu, detektif brengsek?!"
"Ceritaku belum sampai di sana. Kita baru membahas tentang pelaku, masih orientasi. Sekarang kita tiba di bagian komplikasi, yaitu pengeboman di Pockleland. Untuk menghemat waktu, aku akan langsung menjelaskan resolusi sekaligus bersama kodanya."
Watson mendesah berat. Tidak apa. Lupakan dulu tentang ketidaknyamanannya terhadap taman bermain terkutuk itu. Si kembar malang di depannya harus ditolong.
"Sebenarnya King Krakal ada benarnya, bahwa Paul Proycon membencinya seperti Pasha dan sekeluarga. Namun alih-alih rasa benci, perasaan itu lebih pantas disebut takut.
"Malam itu di rumah Kinderen, kamu membunuh Radella dengan brutal dan Paul menyaksikannya secara langsung. Tentu saja dia trauma dan terpukul. Ketakutannya memicu sesuatu—yeah, novel sialan itu. Paul membuat buku tersebut agar seseorang di luar sana dapat membunuh King agar dia berhenti menyakiti orang lain. Tapi kalau begitu caranya, kembarannya bisa tewas dong? Paul sadar dia salah langkah. Dia tidak mau itu terjadi dan berniat mengganti judul novel. Sayangnya niatnya keduluan oleh insiden ledakan misterius di Pockleland.
"Kalian memang tidak memiliki tanda lahir atau ciri khas sebagai pembeda yang mana King dan yang mana Paul, namun orangtua punya cara sendiri untuk mengetahuinya.
"Cuaca sangat panas hari itu. King memberikan topinya pada Paul yang menderita Xeroderma Pigmentosum, sensitif terhadap cahaya matahari. Seperti kata Paul yang kudengar lamat-lamat sebelum masuk ke ruangan ini, dia khilaf karena rasa takutnya kemudian mendorong King ke zona ledakan. Dia berkata jujur. Paul merasa bersalah bertahun-tahun lamanya. Bukankah itu alasan kamu merubah novel 'Please Kill My Brother' menjadi 'Please Find My Brother'? Di bawah ingatan barunya, Paul merasa harus menemukan saudaranya yang menghilang.
"Jadi, kenapa 'ingatan baru' ini bisa muncul? Siapa yang memicunya? Jawabannya adalah ayah kalian alias Chalawan."
King dan Paul mematung.
"Aku mendapat kabar kalau ada masalah pada mental beliau. Dari mana itu bermula? Ah, saat ledakan itu terjadi, Chalawan syok parah demi melihat anak-anaknya ditelan api hingga dia menderita Adjustment Disorder. Chalawan menolak percaya kalau King telah meninggal dunia dan menganggap Paul yang dia selamatkan adalah King Krakal, putra yang dia sayangi. Paul yang terlanjur terlena oleh sugesti Chalawan pun mengiyakan bahwa dirinya King. Kondisi ini disebut Mandela Effect. Aku anggap ini metode penghapusan memori yang begitu manis."
[Note: Adjustment Disorder, gangguan penyesuaian/sulit menerima kenyataan. Mandela Effect, saat ingatan yang salah dianggap sebagai sebuah kebenaran.]
"Dan yeah, ingatannya sebagai Paul Procyon otomatis terkunci karena memori baru yang diciptakan oleh Chalawan." (*)
***
N. B. Fuh, akhirnya sampai di sini juga. Aku gak nyangka lho bisa jadi serumit ini. Mind blowing. Maksudku ayolah, aku hanya berencana membuat Paul menghidupkan Pasha. Hanya itu.
Tapi karena kebetulan brengsek yang kulihat pada cover 'bagian tanda tanya pada anak di bagian bawah' masalahnya jadi melebar. Aku pun membuat identitas mereka tertukar.
Namun, itu pasti harus ada sebab-akibatnya dong? Tidak mungkin aku langsung menulisnya begitu saja tanpa informasi memadai.
Aku pun membaca ulang. Penguntit Monokrom, Fail Snowdown, Animal Crisis yang ada Kingnya, dan menemukan sesuatu yang bisa kugunakan.
File 1.1.8 AC, aku menulis; "King menatap bola raksasa di langit dengan tatapan musuh, tidak mau meninggalkan toserba. Enggan beranjak dari tempat teduh. Siang nan terik. Apalagi untuk orang yang lemah terhadap panas sepertinya."
Me be like: Aha! Aku bisa memakai kebetulan ini dan menjadikan King adalah Paul yang asli.
Tapi aku lagi-lagi mentok di chapter 19. Nomor kutukan. Nggak di Fail Snowdown atau PM, aku juga buntu di chapter segini.
Lalu aku kepikiran sesuatu. Awalnya Pasha membenci King TANPA ALASAN, tapi itu pasti tidak epik dan blablabla. Kurang masuk akal gitu.
Jadilah aku mencari sesuatu yang bisa kujadikan KEBETULAN lagi sebagai pondasi ALASAN Pasha sangat membenci King dan aku menemukannya di chapter 15. Aku ini lucky banget ya.
Di situ aku menulis: "Kamu masih memikirkan nyawa orang lain sementara nyawa kita juga sedang di ujung tanduk?! Hanya ini satu-satunya cara untuk bertahan hidup dari si psiko brengsek itu! Mengarahkan semua kesalahan pada gadis bernama Violet agar kita bisa lepas dari jangkauan polisi. Dengan begitu, si psiko itu akan membebaskan kita seperti janjinya."
Psikopat. BINGO! Aku mendapatkan kata kuncinya!
Dan itulah yang sedang Watson jelaskan. Fuh, otakku benar-benar capek. Tapi tak apalah. Sisa 1 lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top