CHAPTER 8 - YOONGI VS JUNGKOOK PT.2
Title: Kill Me, Heal Me
Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)
"CHAPTER 8 - YOONGI VS JUNGKOOK PT.2"
.
.
.
"Kenalkan, aku Min Yoongi, pria yang dicintai Kim Taehyung..." sahut Yoongi, membuat Jungkook memiringkan kepalanya dan menatap Yoongi dengan ekspresi wajah semakin kebingungan.
"Ah... Yang dibilang V hyeong pria berkulit pucat itu? Uhm... Kulitmu benar-benar pucat..." sahut Jungkook dengan gaya arogan.
"Aku sudah berpikir panjang... Dan aku sudah meyakinkan hatiku untuk bertahan disamping Taehyung... Memberikannya semua cinta dan perhatian yang selama ini hilang dari hidupnya..." sahut Yoongi sambil menatap tajam ke arah Jungkook.
Jungkook terdiam sejenak, menatap balik ke arah Yoongi, kemudian menjawab, "Ah, kau mengajakku bersaing? Memperebutkan Taehyung dan V? Kau yakin? V hyeong jauh lebih kuat, Yoongi-sshi... Kau tidak akan bisa mendepakku begitu saja..."
"Aku belum pernah bertemu dengan V, yang kudengar ia memang kuat, tapi aku yakin aku bisa membuat Taehyung sembuh dan sosok V akan segera menghilang dari dalam dirinya..." sahut Yoongi dengan nada penuh percaya diri.
"Silakan mencoba..." jawab Jungkook dengan ekspresi acuh tak acuh.
"Aku pamit dulu... Aku hanya ingin kau tahu bahwa tubuh itu bukan hanya milikmu mulai saat ini..." sahut Yoongi.
Jungkook menatap punggung Yoongi yang berjalan menjauh dari rumahnya.
"Sial!" Jungkook menendang pintu rumahnya. "Dia arogan sekali, cih! Aku tak sabar melihatnya berhadapan dengan V hyeong!"
.
.
.
"Yaishhhhhhh~ Min Yoongi, kau sudah gila!" teriak Yoongi dari dalam kamarnya, merutuki dirinya sendiri.
"Apa yang baru saja kau lakukan? Urusanmu dengan Jimin saja belum selesai, berani-beraninya kau mendatangi rumah Jungkook?" gerutu Yoongi, terus meruki dirinya yang entah darimana mendapatkan keberanian untuk berbicara seperti itu kepada Jungkook.
Yoongi menjambaki rambutnya sambil terduduk di atas kasurnya. "Pabo! Pabo! Pabo!"
"Bagaimana caraku menjelaskan ini semua kepada Jimin?" sahut Yoongi sambil menatap keluar jendela kamarnya.
Keadaannya semakin kacau akhir-akhir ini karena rasa cintanya kepada Taehyung justru semakin hari semakin menguat.
Dan Yoongi benar-benar tidak tahu bagaimana cara yang baik dan sopan untuk menjelaskan ini semua kepada tunangannya itu.
"Bagaimana jika Jimin benar-benar marah besar? Bagaimana reaksi appa jika aku mengatakan untuk membatalkan pertunangan ini sementara Jimin mengamuk?" gumam Yoongi sambil menghela nafas panjang.
Yoongi kembali teringat akan kondisi ayahnya yang sakit-sakitan itu.
Yoongi mengambil foto keluarganya yang diletakkan disamping kasurnya, lalu memandangi foto itu.
TES~
Air mata Yoongi menetes membasahi foto yang dipegangnya.
"Appa... Bogoshipo..." gumam Yoongi sambil menghasup tetesan air mata yang menetes di foto itu.
"Semoga kondisimu semakin membaik, appa..." sahut Yoongi sambil tiduran di kasurnya, memeluk foto itu, seolah ia tengah tidur dengan memeluk sang ayah.
.
.
.
"Hyeong, untuk apa Yoongi hyeong menanyakan alamat Jungkook menurutmu?" tanya Taehyung ketika ia tengah makan malam bersama Jin di dalam apartement mereka.
"Molla~ Tadi kau tidak bertanya padanya?" Jin menatap Taehyung.
Taehyung menggelengkan kepalanya. "Aku terlalu senang karena melihatnya lagi, makanya otakku kacau... Dan semua pertanyaan yang ingin kutanyakan padanya tak ada satupun yang keluar dari mulutku..."
"Yaishhhh~ Pabo jinjja..." sahut Jin sambil menggelengkan kepalanya, pasrah kepada kelakuan bodoh dongsaeng satu-satunya itu.
"Kira-kira ada apa ya hyeong?" Taehyung terus terlihat berpikir sambil memainkan sendok di tangannya.
Dan tiba-tiba ia kembali berteriak kesakitan.
"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHH~"
"Yaishhh, Kim Taehyung! Sadarlah!" Jin berusaha menyadarkan Taehyung namun terlambat.
Tatapan mata itu sudah berubah.
"Si brengsek V..." gumam batin Jin.
"Ehem..." Tubuh yang kali ini bernama V itu meregangkan otot-otot lehernya.
"Aku harus merapikan tubuhku dari dandanan norak si idiot itu..." gumamnya sambil berjalan ke kamar.
"Aku pikir, gayamu yang lebih norak..." gerutu Jin mendengar ucapan V.
V menatap tajam ke arah Jin. "Kalau kau masih ingin hidup, tutup mulutmu!"
V segera berjalan masuk ke dalam kamar Taehyung.
Hanya butuh waktu sepuluh menit bagi V untuk merapikan dandanannya. V style.
Kali ini V memilih mengenakan slayer di keningnya ketimbang memakai jaket kulit kesayangannya.
"Yaisssh! Kau mau kemana? Jangan buat onar lagi, brengsek!" gerutu Jin.
V menatap tajam ke arah Jin. "Tidak bisakah mulutmu itu kau tutup rapat-rapat? Suaramu sangat berisik!"
"Jangan buat onar lagi!" Jin berusaha menghalangi V namun justru wajah Jin dipukul dan tubuh Jin dilempar ke atas sofa oleh V.
"Argggghhh~" gumam Jin sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
V segera berjalan keluar dari apartement, menuju ke rumah Jungkook.
"Yaisssshhhh, bocah brengsek!" gerutu Jin.
.
.
.
TING TONG~
Bel rumah Jungkook berbunyi, dan Jungkook tahu betul siapa yang ada di depan pintunya.
"V hyeoooooong, bogoshipoooo~" teriak Jungkook sambil langsung melompat ke pelukan V setelah ia membuka pintu rumahnya.
"Maaf membuatmu menunggu agak lama... Entah kenapa akhir-akhir ini aku mulai kesulitan untuk menidurkan sisi seorang Taehyung... Yaishhh~ Ini pasti karena Jin sialan itu terus melakukan terapi kepada Taehyung!" gerutu V.
"Sudah hyeong, jangan marah-marah... Mau kemana kita malam ini?" sahut Jungkook dengan ekspresi sangat ceria.
"Aku sedang tidak mood melakukan apapun, entahlah... Rasanya moodku sedang kacau... Haruskah aku bermalam di rumahmu saja?" tanya V sambil menatap Jungkook dengan tatapan andalannya yang sangat disukai Jungkook.
Jungkook tersenyum lebar, menampilkan sederetan gigi kelinci manisnya itu. "Oke, call~"
Jungkook menarik tangan V masuk ke dalam rumahnya yang memang kosong itu karena Jungkook hanya tinggal sendirian, kedua orang tuanya bekerja di luar negeri dan Jungkook harus menyelesaikan kuliahnya di Korea sehingga ia memilih tinggal sendiri disana.
Ketika pintu rumah tertutup, V langsung mendorong tubuh Jungkook hingga terpepet ke tembok, kemudian V segera memiringkan kepalanya dan melumat kasar bibir Jungkook tanpa membiarkan Jungkook bernafas.
Ini yang paling disukai Jungkook dari V. Jungkook suka semua perlakuan kasar V saat bercinta dengannya.
Kini mulut dan lidah V mulai turun, menjilati dan menghisapi leher Jungkook, membuat bercak-bercak merah terlihat cukup banyak di leher Jungkook.
Tangan V mulai membuka kaos yang dipakai Jungkook, lalu V mulai menggerayangi tubuh Jungkook sambil terus melumat bibir merah milik Jungkook itu.
V terus melumat bibir Jungkook sambil mendorong tubuhnya hingga jatuh tepat di atas sofa.
V kini mulai membuka bajunya, dan senyuman mengerikan itu mulai terbentuk di wajah V, senyuman yang seolah berkata bahwa ini saat baginya untuk menghabisi tubuh Jungkook semalaman itu.
V benar-benar membuat Jungkook kewalahan dengan permainannya malam itu, hingga kepuasan yang luar biasa dirasakannya.
Setelah selesai bercinta, Jungkook langsung memeluk erat tubuh V.
"V hyeong, kau bisa kan berjanji padaku, bahwa kau tidak akan melepaskanku? Kau tidak akan menghilang?" tanya Jungkook dengan puppy eyes di wajahnya.
"Mengapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu, bunny?" V menatap wajah Jungkook.
"Pria berkulit pucat itu menemuiku dan menantangku, ia berkata bahwa ia akan membuatmu menghilang sehingga tubuhmu ini hanya akan menjadi milik Taehyung seorang, dan itu berarti aku tak akan pernah bisa menyentuh tubuh ini lagi..." gerutu Jungkook.
V mengacak-acak rambut Jungkook, lalu mengecup keningnya dan berkata, "Tenanglah, aku tak akan membiarkan pria berkulit pucat itu mendekati Taehyung.. Ia akan habis jika bertemu denganku..."
"Janji, hyeong?" Jungkook menyodorkan jari kelingking kanannya ke wajah V.
V melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingking Jungkook. "I promise you, bunny~"
Dan tak lama kemudian mereka berdua tertidur lelap.
Keesokan paginya ketika terbangun dari tidurnya, Taehyung berteriak memaki-maki Jungkook, karena mereka berpelukan dalam kondisi tanpa busana.
Ya! V sudah menghilang dan Taehyung yang muncul kali ini!
"Yaishhhh! Kau dan V benar-benar mengotori tubuhku!" bentak Taehyung sambil menendang tubuh Jungkook hingga Jungkook terjatuh dari kasur.
"Yaisssh! Tak bisakah kau membiarkan V hyeong bertahan lebih lama? Aku tak pernah mendapatkan kecupan selamat pagi dari V hyeong karena kau selalu muncul di pagi hari!" gerutu Jungkook.
"Ciuman selamat pagi? Cih! Menyentuhmu saja aku jijik! Dasar murahan..." gerutu Taehyung.
"Murahan? V hyeong bahkan memperlakukanku seperti seseorang yang sangat berharga baginya, yang hanya boleh disentuh olehnya!" Jungkook tidak terima dengan perkataan Taehyung.
Dan tentu saja, adu mulut antara Taehyung dan Jungkook pun kembali dimulai.
.
.
.
Hari minggu yang sangat cerah itu membuat Jimin sejak pagi hari sudah mendatangi rumah tunangannya untuk mengajaknya jogging bersama.
Yoongi masih belum menemukan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan semua isi hatinya kepada Jimin, karena itulah Yoongi masih menuruti keingingan Jimin dan mereka berdua pun jogging bersama pagi itu.
Jimin selalu tersenyum setiap memandang wajah Yoongi, dan Yoongi hanya bisa tersenyum balik ke arah Jimin karena tak tahu lagi harus bersikap seperti apa.
"Ayo hyeong, kita istirahat dulu~" sahut Jimin sambil merebahkan tubuhnya di atas rerumputan di taman tempat mereka jogging.
"Ne, Jiminnie~" sahut Yoongi sambil duduk disamping Jimin.
"Udaranya sangat cerah pagi ini~ Whoaaaa~" sahut Jimin sambil memejamkan matanya.
"Keringatmu sangat banyak..." sahut Yoongi sambil mengambil tissue dari sakunya, kemudian Yoongi mulai mengelap keringat di wajah Jimin.
Jimin membuka matanya, menatap wajah Yoongi sambil tersenyum. "Gumawo, hyeong~"
Yoongi tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Jimin segera mengambil posisi duduk, berhadapan dengan Yoongi, dan mereka mulai berbincang-bincang sambil sesekali tertawa bersama.
Sesekali Jimin mencubit pelan hidung tunangannya itu. "Aigoo~ Mengapa kau sangat manis, hyeong?"
Yoongi tersenyum. "Tanyakan pada orang tuaku, imma~ Hehehe~"
Tiba-tiba Jimin menyentuh lembut kepala Yoongi. "Ada rumput di rambutmu hyeong~"
"Ah~ Gumawo, Jiminnie~" sahut Yoongi lagi sambil tersenyum.
Yoongi benar-benar tak tahu harus bagaimana menghadapi Jimin. Ia hanya bisa tersenyum menghadapi Jimin, sambil terus memikirkan bagaimana cara yang baik untuk menyatakan seluruh isi hatinya kepada Jimin.
Dan ternyata semua kejadian itu terlihat oleh seseorang.
Sambil tersenyum penuh kemenangan, ia diam-diam merekam semua kemesraan Yoongi dan Jimin yang dilihatnya itu.
"Sudah kubilang, jangan mencoba menantangku... Kau sudah punya pacar dan masih menginginkan Taehyung hyeong? Dasar pria murahan... Akan kutunjukkan ini semua kepada si idiot itu~" sahut Jungkook sambil tersenyum puas.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top