CHAPTER 4 - TAESOON WASSEO~
Title: Kill Me, Heal Me
Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)
"CHAPTER 4 - TAESOON WASSEO~"
.
.
.
"V hyeong! Hentikan!" sahut Jungkook ketika melihat sesosok pria dihadapannya sudah babak beluk akibat dihajar habis-habisan oleh sosok bernama V itu.
"Siapa suruh ia mencari masalah duluan denganku, cih!" sahut V sambil menendang pria dihadapannya itu, lalu menatap Jungkook.
V segera menarik tangan Jungkook, menyuruhnya untuk naik ke motornya meninggalkan pria itu terkapar di tanah sebelum polisi datang.
"Whoaaaaa~ Kau memang gila, V hyeooooong~~" teriak Jungkook ketika V menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Tapi aku sukaaaaaaaaaa~" teriak Jungkook lagi sambil memeluk erat tubuh V.
V tersenyum dengan bangga mendengar ucapan Jungkook.
Dan tak lama kemudian mereka sampai di apartement Jin dan Taehyung.
"Ayo masuk ke kamar, kita nikmati malam ini~" sahut V sambil tersenyum nakal menggoda Jungkook.
Namun tepat ketika V mencoba membuka pintu apartement, V berteriak sambil memegang kepalanya, kesakitan.
"Arghhhhhhhhhhhhhh~ ARGGGGGGGGGGGHHHHH~ SIAAAAAAL!"
DUG!
Tubuh itu kini terbaring di depan pintu apartement, sementara Jungkook hanya bisa memasang wajah kesal sambil menekan bel agar Jin membukakan pintu apartement.
TING TONG~
Jin membuka pintu dan tercengang mendapati sosok adiknya terbaring dengan beberapa luka di wajahnya.
"Aku titipkan dia lagi padamu, hyeong... Yaishhh! Mengapa ia justru tertidur saat kami akan melakukan hal yang menyenangkan.." gerutu Jungkook.
"Apa lagi yang barusan dilakukan si brengsek V?" Jin menatap penuh amarah ke arah Jungkook.
"Biasa~ Perkelahian di depan night club... Pria itu menggodaku,lalu V hyeong menghajarnya karena mencoba melecehkanku..." sahut Jungkook dengan memasang ekspresi seolah tanpa dosa.
"Yaish, Jeon Jungkook! Mengapa tidak kau jaga ia agar tidak membuat keonaran!" bentak Jin.
"Ouch... Kepalaku sakit..." gumam Taehyung ketika ia mulai tersadar.
"Sudah kubilang jangan keluyuran kalau malam, yaish!" bentak Jin sambil memukul tubuh Taehyung yang baru saja berdiri.
"Sakit hyeeeeooooongggg~~~" rengek Taehyung.
Jungkook hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat betapa lemahnya sosok seorang Kim Taehyung.
"Aku pergi dulu..." sahut Jungkook sambil berjalan menjauhi Taehyung dan Jin.
"Aku mencarinya lagi? Pria kekanakan itu?" tanya Taehyung sambil menatap wajah Jin.
"Karena dialah kita pindah kesini, imma!" gerutu Jin sambil memukul pelan kepala Taehyung.
"Aphaaaaaaa, hyeeeoooooonggg~~~~" Taehyung merengek kesakitan karena pukulan Jin di kepalanya.
"Sana tidur!" bentak Jin sambil masuk ke dalam kamarnya.
Taehyung terus menggerutu sambil masuk ke dalam kamar mandi. Ia menatap pantulan wajahnya di kaca. Sangat berantakan! V style! Dengan beberapa luka di dahi dan bibirnya.
"Yaissssshhhh! Mengapa kau terus melukai tubuhku, idiot!" bentak Taehyung sambil menatap pantulan wajahnya di kaca.
Taehyung berjongkok sambil memegang kepalanya, menangis, merasa kesal karena kehadiran karakter V dalam tubuhnya sangat menyiksa kehidupannya.
Tanpa ia ingat, masih ada karakter lain yang lebih mengerikan daripada si cool V!
.
.
.
Yoongi berbaring di kasurnya.
Jimin sudah kembali ke apartementnya sejak beberapa saat yang lalu, meninggalkan Yoongi seorang diri dalam rumah minimalisnya itu.
"Aku rasa tubuh dan mata itu memang tubuh dan mata Taehyung... Tapi mana mungkin ia seberingas itu? Ia bahkan tak henti-hentinya meminta maaf padaku dua hari yang lalu waktu kami berbincang-bincang di bus..." gumam Yoongi.
Sudah dua hari ini Yoongi tidak keluar rumah di siang hari, hanya menghabiskan waktunya di depan laptopnya, menonton drama kesukaannya sambil sesekali merapikan kamarnya, menunggu Jimin pulang dari kantornya untuk menjemputnya makan malam bersama.
"Apakah besok aku harus ke halte itu? Menemuinya? Ah... Untuk apa aku memikirkannya?" gumam Yoongi, mulai bingung entah mengapa ia jadi memikirkan sosok seorang Kim Taehyung.
Yoongi terdiam sejenak, lalu memejamkan matanya. "Untuk apa aku memikirkannya..." gumam hatinya.
.
.
.
"Hoseok a~ Apa kau percaya? Cinta pada pandangan pertama?" tanya Yoongi kepada sahabat terbaiknya, Jung Hoseok.
"Apa maksudmu hyeong? Kau sehat-sehat saja kan di Busan sana?" tanya Hoseok.
"Aku baik-baik saja, Hoseok a~ Ayo jawab pertanyaanku, ppali..." sahut Yoongi.
Yoongi dan Hoseok sudah cukup lama tidak bertemu, namun mereka masih sering saling menelepon untuk bertukar kabar, karena mereka memang sudah bertetangga sejak kecil, ketika Hoseok pindah untuk pertama kalinya ke Daegu saat ia berumur tujuh tahun, dan mereka harus berpisah ketika Hoseok harus melanjutkan kuliahnya di Gwangju, kampung halamannya.
"Aku belum pernah jatuh cinta pada pandangan pertama, hyeong... Jadi aku tidak mengerti.. Waeyo?" tanya Hoseok.
"Aniya..." Yoongi menghela nafas.
"Yaishhh, jangan bilang kau jatuh cinta pada pandangan pertama pada seseorang di Busan? Kau kan sudah bertunangan dengan Park Jimin!" gerutu Hoseok, mengingatkan Yoongi akan keberadaan Jimin.
"Aku bertunangan dengannya.. Bukan mencintainya... Kau tahu itu!" sahut Yoongi.
"Jadi kau benar-benar jatuh cinta pada orang lain disana?" Hoseok tercengang.
"Yaishhhh! Nado molla, Hoseok a~ Makanya aku bertanya padamu... Masalahnya aku baru dua kali bertemu pria itu, dan kami baru berbincang-bincang sekali.. Namun entah kenapa bayangan wajahnya selalu terlihat setiap aku menutup mataku!" gumam Yoongi.
"Min Yoongi, pikirkan matang-matang semuanya.. Itu saja pesanku..." sahut Hoseok.
"Uh... Ne, araseo~~~~ Aku matikan ya teleponnya..." sahut Yoongi.
Panggilanpun terputus.
Yoongi segera merapikan rambutnya dan menatap wajahnya di cermin di hadapannya.
Setelah merasa rambutnya sudah rapi, Yoongi pun bergegas menuju halte bus tempat ia dan Taehyung bertemu tiga hari yang lalu.
Tidak lupa, ia mengeluarkan permen lolipop kesukaannya dari sakunya dan memasukkan permen itu ke mulutnya.
.
.
.
Butuh waktu cukup lama untuk menunggu kedatangan Taehyung pagi itu. Yoongi sampai mengangkat kakinya dan menyenderkan kepalanya ke kaca di ujung halte bus itu.
Dan sosok itu mulai terlihat berjalan dari kejauhan, dengan kaos ungu lengan panjang dan celana jeans selutut, dengan sepatu puma berwarna ungu putih, dan tentu saja, masker berwarna hitam menutupi hidung dan mulutnya, menuju ke halte.
"Pagi, Kim Taehyung~ Kita bertemu lagi~" sapa Yoongi ketika Taehyung sampai di halte.
"Oh... Daegu saram..." gumam Taehyung saat melihat Yoongi menyapanya.
Yoongi menatap wajah Taehyung. Tak ada luka apapun disana.
"Ah... Aku memang salah lihat berarti semalam..." gumam hati kecil Yoongi.
Padahal, tanpa Yoongi sadari, ada beberapa luka kecil di kening Taehyung, yang tertutup oleh poninya, dan juga sebuah luka di sudut bibir Taehyung, yang tertutup oleh maskernya.
Merekapun berbincang-bincang sambil menunggu bus tiba.
Dan lucunya, mereka sama-sama berbohong, ketika saling bertukar cerita mengenai kepindahan mereka dari Daegu ke Busan.
"Aku ke Busan karena tugas hyeongku.. Aku memilih ikut dengan hyeongku karena kedua orang tuaku sudah lama meninggal.." sahut Taehyung.
Tidak sepenuhnya berbohong memang. Kedua orang tuanya sudah lama meninggal, dan Jin memang membuka klinik kejiwaan di Busan. Namun, alasan utama kepindahan Taehyung dan Jin ke Daegu karena bocah bernama Jeon Jungkook yang sangat dicintai sosok bernama V itu!
Sementara Yoongi?
"Aku pindah ke Busan karena ada beberapa hal yang harus kulakukan disini... Aku tidak bisa memberitahumu apa hal itu... Hanya saja... Ada yang harus kukerjakan disini..." sahut Yoongi.
Yoongi juga tidak sepenuhnya berbohong. Ia memang pindah ke Busan karena sesuatu yang harus dikerjakannya. Menemani tunangannya. Karena permintaan Jimin, tunangannya, makanya Yoongi harus pindah dari Daegu ke Busan.
Dan mereka pun mulai berbincang-bincang akan banyak hal lainnya ketika bus tiba dan mereka duduk bersebelahan di dalam bus, seperti hobi Yoongi menonton drama dan hobi Taehyung bermain game. Dan mereka sama-sama menyukai musik.
Mereka sama-sama menyukai lagu-lagu beraliran hiphop, dan sama-sama menyukai waktu dimana mereka bisa duduk sendirian, menikmati angin sore sambil mendengarkan lagu kesukaan mereka melalui earphone yang terpasang di kedua telinga mereka.
Dan akhirnya mereka saling tahu, bahwa usia Yoongi dua tahun lebih tua daripada Taehyung, dan Yoongi meminta Taehyung memanggilnya dengan sebutan hyeong.
"Jangan panggil aku Yoongi-sshi... Terdengar terlalu formal bagiku.. Cukup panggil aku Yoongi hyeong~" sahut Yoongi sambil tersenyum, diiringi anggukan kepala Taehyung.
"Ah, Taehyung a~ Mengapa kau selalu memakai masker? Aku selalu melihatmu menggunakan masker.. Apa kau sakit?" tanya Yoongi.
"Uhm..." Taehyung terdiam beberapa saat lamanya, lalu menjawab, "Aku alergi debu... Makanya aku selalu memakai masker, karena aku akan terus batuk-batuk jika menghirup debu kotor atau asap kendaraan.."
"Aaaaahhh..." Yoongi menganggukan kepalanya.
Dan tak lama kemudian mereka tiba di halte tempat dimana Taehyung harus turun.
Taehyung berpamitan kepada Yoongi, lalu bergegas turun.
"Sebenarnya dia bekerja dimana? Restaurant? Atau ia kursus bahasa asing disana? Klinik kejiwaan? Uhm... Klinik kejiwaan.. Itu mustahil..." gumam Yoongi sambil mulai memasang earphone ke kedua telinganya.
Dan tanpa disadari, Yoongi memiliki aktivitas baru setiap paginya.
Menunggu Taehyung di halte, menemani Taehyung berbincang-bincang selama perjalanan, kemudian turun di satu halte berikutnya setelah halte tempat Taehyung turun, dan menunggu bus untuk kembali ke rumahnya.
Yoongi mencari alasan mengatakan kepada Taehyung bahwa ada beberapa pekerjaan kecil yang harus dikerjakannya di suatu tempat dengan menaiki bus itu setiap paginya.
Padahal, Yoongi hanya ingin bisa mengenal Taehyung lebih dekat. Melupakan fakta bahwa ia sudah memiliki tunangan.
Dan bukan hanya Yoongi. Taehyung juga mulai menyimpan rasa kepada Yoongi.
Ah, mungkin sejak pertama kali Yoongi tersenyum padanya ketika mereka pertama kali berbincang-bincang di bus, sejak saat itu Taehyung sering melamun dan membayangkan betapa manisnya senyuman seorang Min Yoongi.
Dan ada sesosok yang menyadari akan benih-benih cinta yang dirasakan Taehyung kepada Yoongi.
.
.
.
"Jin oppaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~~~"
Suara mengerikan itu terdengar jam 5 pagi, tepat ketika alarm Jin berbunyi untuk membangunkannya dari tidur lelapnya.
"Oppa?" Jin segera terduduk mendengar teriakan itu.
Sebuah panggilan oppa dari suara yang sangat dikenalnya. Suara satu-satunya dongsaeng yang dimilikinya!
"Jin oppaaaaaaaaaaaa, buka pintunyaaaaaaa~~~~~~" rengek suara itu.
Jin berusaha segera mengunci pintu namun terlambat, sosok itu sudah membuka pintu kamarnya!
"Oppaaaaaaaaaaaaa~~~~~~~"
Tubuh seorang Kim Taehyung, dengan rambutnya yang dikuncir kecil seperti air mancur, dan lipstik merah terang di bibirnya, serta dress berwarna merah bermotif polkadot hitam ditubuhnya.
"Taesoon wasseo..." gumam hati kecil Jin.
Dan bagi Jin, sosok V jauh jauh jauuuuh lebih mudah diatasi daripada sosok Taesoon dihadapannya ini!
"Oppaaaaaaa... Apa kau tahu? Uri Taehyungie~ Ia mulai jatuh cinta! ANDWE, OPPA! Taehyung milik Taesoon seorang! V milik Jungkook, aku tidak perduli, tapi bagiku, Taehyungie adalah milikku seorang! Oppa, ottokeeeee~ Oppaaaaaaaaaaaaaa~"
Dan sosok Taesoon yang sangat mengerikan itu mulai memukuli tubuh Jin, merengek tidak karuan, merasa Taehyung mengkhianati cinta mereka.
"KIM TAEHYUNG, CEPATLAH MUNCUUUUUUUL~~~~~~~~~~~~~~" teriak Jin ketika Taesoon semakin merengek kepada Jin.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top