CHAPTER 3 - IS HE TAEHYUNG?
Title: Kill Me, Heal Me
Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF
Lenght: Mini Chapter
Rating: 15+
Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]
Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)
"CHAPTER 3 - IS HE TAEHYUNG?"
.
.
.
"Aku benci setiap kau kembali menjadi Taehyung.. Pria bodoh itu selalu saja memarahiku untuk berhenti mengganggunya cih~" gerutu Jungkook setelah ia selesai bercinta dengan sosok bernama V itu.
"Aku juga tidak ingin Taehyung muncul, ia pria yang bodoh dan lemah! Tapi egonya begitu kuat untuk muncul ke permukaan..." gerutu V sambil mengusap pelan kepala Jungkook.
"Kau jangan keluyuran malam ini... Jin hyeong selalu menggerutu setiap kau kelayapan malam hari untuk mencariku, makanya aku kesini agar kau tidak seenaknya bergentayangan di jalanan dan membuat Jin hyeong semakin membenciku..." gumam Jungkook sambil memeluk tubuh V yang masih dalam keadaan tanpa busana itu.
"No no no~ Aku suka angin malam dan kau tahu itu, my bunny~" sahut V sambil mendorong tubuh Jungkook agar melepaskan pelukan Jungkook dari tubuhnya, kemudian mulai memakai pakaiannya.
"Kau mau kemana V hyeong?" sahut Jungkook sambil memakai pakaiannya juga.
"Clubbing adalah tempat paling sempurna untuk malam ini, bunny~" sahut V dengan seringainya yang menyeramkan.
"V hyeong... Andwe~~~" gerutu Jungkook.
"Kau takut pada makhluk menyebalkan bernama Kim Seokjin itu?" sahut V sambil menatap Jungkook.
"Aniyaaaa~ Aku hanya benci jika Jin hyeong memukulimu lagi ketika kau kembali menjadi Taehyung..." sahut Jungkook. "Bagaimanapun juga tubuh kalian kan sama..."
"Aku baik-baik saja, imma~" sahut V sambil membuka pintu kamar, bersiap mengambil kunci motor dan keluar menuju parkiran.
Namun, sesosok pria berambut blonde itu sudah ada disana.
"Kau mau kemana, brengsek?" sahut Jin dengan tegasnya.
"Clubbing~" sahut V singkat.
"Kekasihmu sudah ada disini, untuk apa kau keluyuran lagi huh?" gertak Jin.
V maju beberapa langkah mendekat ke arah Jin, lalu mencengkram kerah baju yang dipakai Jin. "Memangnya kau pikir kau berhak mengaturku semaumu?"
Jungkook berlari melerai V dan Jin. "Sudah, V hyeong... Jangan bersikap kasar kepada Jin hyeong..."
"Jangan ikut mencari muka..." gerutu Jin melihat Jungkook berusaha membelanya.
"Memang kau pikir kau siapa berhak membentak bunnyku?" V tidak terima Jungkook diperlakukan sinis oleh Jin.
Dan ketika V berusaha untuk menghajar Jin, tiba-tiba ia berteriak kencang, kesakitan.
"Arghhhhh.. Andweeeee~~~ Jangan seka...rang... Arghhhhhh..."
BRUK!
Tak lama kemudian tubuh itu terbaring di lantai tak berdaya.
"Yaish... Taehyung akan segera datang... Aku pulang, hyeong..." gerutu Jungkook sambil berpamitan.
"Lihat? Kau selalu berpura-pura manis di depan V padahal kau juga selalu bersikap kurang ajar padaku!" bentak Jin.
Jungkook tertawa kecil. "Aku harus terlihat lemah dihadapan V hyeong agar ia selalu melindungiku, hehehe~"
"Dasar bocah tengik..." gerutu Jin sambil membopong tubuh yang terkapar itu ke dalam kamarnya.
Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit untuk Taehyung sadarkan diri.
Jin sudah masuk ke kamarnya sendiri, membiarkan Taehyung merapikan dandanannya seorang diri.
Taehyung bangun dari kasurnya dan melihat ke kaca.
"Yaishhh... Si brengsek V lagi yang barusan muncul..." gerutunya saat melihat dandanannya di cermin. V style.
Taehyung segera ke kamar mandi, mencuci muka dan rambutnya, mengganti bajunya, lalu memejamkan mata, mencoba tertidur.
.
.
.
Taehyung menggerutu sepanjang perjalanan menuju klinik milik Jin. Sejak pagi-pagi Jin sudah memarahinya akibat kegaduhan yang dibuat V semalam.
Karena kondisi Taehyung yang aneh itulah, ia tidak mungkin bekerja di sembarang tempat karena ia harus berada dalam pengawasan hyeongnya, karena itu setelah lulus dari home schooling, Taehyung harus bekerja di klinik kejiwaan milik hyeong satu-satunya itu.
Di tengah perjalanan menuju halte bus, Taehyung mulai menguap karena mengantuk. Taehyung memiliki insomnia hingga ia biasanya baru bisa tertidur sekitar pukul dua dini hari, dan jam enam pagi ia sudah harus bangun untuk kembali beraktivitas.
Sesampainya di halte bus, Taehyung duduk, dan tanpa sadar sedari tadi ada sesosok pria mungil yang terus menatapnya dari samping.
"Bukankah dia pria yang kemarin di taman?" gumam hati kecil Yoongi sambil menatap wajah Taehyung.
"Mengapa sejak kemarin ia menggunakan masker? Apakah ia sakit?" gumam Yoongi lagi dalam hatinya.
Dan tak lama kemudian.
BUK!
Kepala Taehyung mendarat dengan sempurna di bahu Yoongi.
"Uhhh..." Yoongi tersentak kaget.
Yoongi berusaha pelan-pelan menyingkirkan kepala Taehyung.
"Ah, joesonghamnida.." Taehyung meminta maaf kepada Yoongi. Yoongi hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda menerima permintaan maaf Taehyung.
Namun tak lama kemudian.
BUK!
Lagi-lagi kepala Taehyung mendarat di bahu Yoongi.
"Ah... Dweso~" gumam Yoongi, malas mengangkat kepala Taehyung lagi.
Yoongi membiarkan Taehyung tertidur lelap di bahunya hingga bus yang akan ditumpangi Yoongi tiba.
"Ah, maaf, aku harus naik bus itu..." gumam Yoongi sambil membangunkan Taehyung.
Taehyung terkejut menemukan dirinya tertidur lelap di bahu pria yang tidak dikenalnya.
"Ah.. Joesonghamnida.. Joesonghamnida.." Taehyung langsung meminta maaf. Dan Taehyung menyadari bahwa bus itu jugalah yang harus ditumpanginya.
"Sepertinya kita akan menaiki bus yang sama..." gumam Taehyung.
Dan ketika mereka naik, ternyata hanya ada dua kursi kosong bersebelahan yang tersisa, membuat Yoongi terpaksa harus duduk di sebelah Taehyung lagi.
Dan akhirnya mereka mau tidak mau jadi saling berkenalan.
"Min Yoongi imnida..." sahut Yoongi mulai memperkenalkan diri sambil mencoba tersenyum.
"Namaku Kim Taehyung..." gumam Taehyung sambil terpaku dengan senyuman manis yang terbentuk di wajah Yoongi.
"Nama yang keren.." gumam Yoongi.
"Uh?" Taehyung menatap wajah Yoongi.
"Gwenchana~" sahut Yoongi, lagi-lagi sambl tersenyum.
"Uhmmm.. Sepertinya kau orang baru di daerah sini ya? Aku rasa aku tak pernah melihatmu sebelumnya disekitar sini... Atau memang aku yang jarang memperhatikan sekitarku hmmm?" sahut Taehyung.
"Ini bukan pertemuan pertama kita anyway.." sahut Yoongi.
"Ne?" tanya Taehyung sambil menatap Yoongi.
"Kemarin kita bertemu, di taman, ketika kau menendang kotak susu ke kepalaku.." sahut Yoongi.
"Ah... Joesonghamnida.." Taehyung kembali meminta maaf.
"Kita baru dua kali bertemu, namun kau sudah entah berapa kali meminta maaf padaku hmm?" sahut Yoongi sambil tertawa kecil, membuat mata kecilnya membentuk garis yang sangat manis.
Taehyung menggaruk-garuk kepalanya, bingung harus bertindak seperti apa.
"Aku memang baru pindah kesini kemarin.." sahut Yoongi mencairkan suasana yang tiba-tiba menjadi hening.
"Jinjja? Sebelumnya kau tinggal dimana?" tanya Taehyung.
"Kota kelahiranku.. Daegu..." sahut Yoongi.
"Whoaaaaa, jinjja? Daegu?" Taehyung membelalakan kedua bola matanya.
Yoongi menganggukan kepalanya. "Iya.. Daegu.."
"Whoaaaa~ Aku juga dari Daegu!" sahut Taehyung dengan antusias.
"Jinjja?" Kali ini giliran Yoongi yang menatap terkejut ke arah Taehyung.
Taehyung menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Dan sebelum pembicaraan mereka berlanjut, bus tiba di halte yang berada dekat klinik kejiwaan milik Jin.
"Ah, maaf aku harus turun disini... Senang berbincang-bincang denganmu.." pamit Taehyung, kemudian ia turun dari bus itu.
"Ia mau kemana?" Yoongi melihat berkeliling. Ada sebuah restaurant yang cukup besar, sebuah tempat kursus bahasa asing, dan sebuah klinik kejiwaan!
"Masa ia kesana? Tidak mungkin..." gumam Yoongi sambil mulai memasang aerphone ke kedua kupingnya karena ia baru akan turun di tiga halte berikutnya dari tempat Taehyung turun.
.
.
.
"Lebih baik kau segera rutin meminum obat yang kuberikan padamu, imma..." gerutu Jin ketika ia dan Taehyung sedang berjalan menuju kantin untuk makan siang bersama.
"Hyeong... Aku baik-baik saja..." gerutu Taehyung.
"Apanya yang baik!" sahut Jin sambil memukul kepala Taehyung dengan cukup keras.
"Hyeooooonggggg~~~~" Taehyung terus menggerutu atas perlakuan Jin padanya.
Tak lama kemudian, mereka sudah duduk di meja dan bersiap menyantap makan siang mereka yang sudah tersedia di meja.
"Kalau kau semalam muncul sedikiiiiit saja lebih malam, habislah kau, imma! V bahkan sudah bersiap ke clubbing, dan kau tahu apa artinya itu? Aku lagi-lagi harus membereskan keributan besar akibat ulahnya!" gerutu Jin sambil memasukkan sesendok makanan ke mulutnya dan mengunyahnya dengan kasar akibat emosinya.
Jin sudah muak harus bolak balik ke kantor polisi setiap V berbuat onar dan berhasil tertangkap oleh pihak kepolisian.
Memang, V itu sangat kuat dan seringkali berhasil lolos dari kejaran para polisi, namun kadang-kadang ia kalah cepat dan berhasil tertangkap sehingga harus dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan, dan tentu saja Jin sebagai wali satu-satunya harus menjemputnya disana dan membantu meyakinkan pihak kepolisian bahwa ia akan menjaga V dengan baik sebagai walinya.
"Bukankah aku sudah muncul lebih cepat dari biasanya, hyeong?" sahut Taehyung sambil memainkan sendok dan garpu di tangannya.
"Minum obatku, dan lakukan terapi dengan baik, imma... Dengarkan perkataanku... Jebal..." sahut Jin sambil menatap penuh harap ke arah Taehyung.
"Araseo, hyeong... Araseo..." sahut Taehyung.
.
.
.
"Yaishhhh~ Aku seperti orang penyakitan saja!" gerutu Taehyung di dalam kamar mandi setelah selesai melakukan terapi dengan Jin selama hampir tiga jam sambil menatap pantulan wajahnya di kaca kamar mandi.
"Kau memang sakit, Taehyung a... Sakit kejiwaan..." sahut Kim Namjoon, rekan terbaik Jin, salah satu dokter terbaik di klinik kejiwaan milik Jin.
"Hyeooooonggg... Jebal, geumanhae..." gerutu Taehyung ketika melihat sosok Namjoon menghampirinya.
Namjoon baru saja keluar dari bilik toilet dan kini berdiri tepat disamping Taehyung sambil mencuci kedua tangannya.
"Bagaimana kondisimu sejauh ini? Aku ingin mencoba menangani kasusmu tapi Jin hyeong tidak pernah mengijinkanku mengajakmu berkonsultasi..." sahut Namjoon.
"Jin hyeong bilang ia ingin ia sendiri yang menyembuhkanku karena ia memang seharusnya yang bertanggungjawab atas keadanku ini.. Makanya ia tidak akan mengijinkanmu menyentuhku, hyeong..." gerutu Taehyung.
"Ia hyeong yang sangat baik, Taehyung a... Kau beruntung memiliki keluarga sebaik Jin hyeong.." sahut Namjoon.
"Setiap hari ia terus memukuli dan memarahiku, apa itu kau sebut baik?" gerutu Taehyung sambil berjalan keluar kamar mandi, meninggalkan Namjoon seorang diri disana.
Namjoon hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
.
.
.
Jimin mengajak Yoongi makan malam bersama sepulang Jimin bekerja.
"Bagaimana hyeong? Kau suka dengan tempat ini?" tanya Jimin sambil menatap wajah manis tunangannya.
Yoongi melihat berkeliling lalu menganggukan kepalanya. "Tempatnya cukup indah, dan kelihatannya agak mahal..."
"Aku yang memaksamu pindah kesini, hyeong.. Tentu saja aku harus membahagiakanmu... Betul kan?" sahut Jimin sambil tersenyum.
Yoongi hanya menjawab dengan senyuman, lalu mulai memakan makanan yang ada dihadapannya.
"Rasanya enak~" sahut Yoongi sambil menatap wajah Jimin.
"Busan memiliki banyak makanan enak, hyeong~" sahut Jimin sambil tersenyum puas melihat tunangannya menyukai masakan di kota kelahirannya itu.
Setelah makan malam berdua, Jimin berjalan sambil menggandeng tangan Yoongi, menikmati angin malam itu sambil membicarakan apa saja yang terjadi di kantor Jimin seharian itu dan apa saja kegiatan yang dilakukan Yoongi seharian itu.
Tiba-tiba tepat di sebrang jalan dihadapan Jimin dan Yoongi, terjadi sebuah keributan.
Ada beberapa pria tengah baku hantam dan terlibat sebuah perkelahian.
"Hyeong, kita ambil jalan memutar saja, sepertinya agak berbahaya kalau kita ke arah sana..." sahut Jimin, berusaha melindungi tunangannya.
Yoongi menganggukan kepalanya, namun sebelum ia membalikan tubuhnya, ia memicingkan matanya melihat sosok pria di sebrang sana yang sedang memukuli pria dihadapannya dengan brutal.
"Bukankah itu Kim Taehyung?" gumam Yoongi sambil terus fokus menatap sosok Taehyung yang tengah menatap korbannya setelah ia menghajar habis-habisan seorang pria dihadapannya itu.
"Kau mengenal mereka?" Jimin menatap bingung ke arah Yoongi.
"Apa aku salah lihat? Aku rasa aku salah lihat.. Atau mungkin mereka mirip..." sahut Yoongi sambil membalikkan badan dan berjalan menjauh dari kerumunan keriutan itu.
"Gaya rambut dan gaya berpakaiannya berbeda jauh.. Mungkin ia hanya seseorang yang mirip Taehyung..." gumam Yoongi.
Jimin sedikit kebingungan melihat tunangannya terus bergumam tidak jelas seperti itu.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top