CHAPTER 13 - YOONGI VS TAESOON & V PT.2

Title: Kill Me, Heal Me

Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)

"CHAPTER 13 - YOONGI VS TAESOON & V PT.2"

.

.

.

Sekitar pukul 07.15 PM, Taehyung kembali merasakan nyeri di kepalanya.

"Arghhhhh~" Taehyung pelan.

Yoongi langsung memeluknya. "V muncul lagi?" sahut hati kecilnya. "Apa kali ini ia mencoba melawanku karena kondisi tubuh Taehyung dirasa sudah semakin membaik? Apa yang kali ini harus kulakukan untuk menghadapi V?"

Namun tiba-tiba, suara yang agak cempreng itu terdengar.

"Yaishhh~ Bitch! Lepaskan pelukanmu, gizibeeeeee~!" sahut suara itu sambil mendorong tubuh Yoongi agar menjauh dan melepaskan pelukannya.

Yoongi membelakakan kedua bola matanya. "Tae... Taesoon?"

"Cih~ Lihat kelakuan si brengsek V, ia membuat tubuhku jadi mengenaskan begini..." gerut Taesoon saat melihat sekujur tubuhnya.

Yoongi membeku. Ia masih agak trauma dengan kejadian saat Taesoon menganiaya dirinya si restaurant waktu itu.

"Aku jadi tidak bisa melakukan ritual make up ku! Atau harus kulepas infusan ini dan berlari mencari toko kosmetik terdekat?" sahut Taesoon sambil memicingkan matanya, sepertinya niatnya itu akan dilakukannya.

"Andwe, Taseoon a~ Andwe..." Yoongi terpaksa memperingatkan Taesoon sebelum infusan itu tercabut dari tangannya.

"Diam kau, gizibe! Aku tidak sejak mengajakmu bicara..." gerutu Taesoon sambil menatap Yoongi dengan tajam.

"Mi... Mian..." Yoongi agak bingung bagaimana harus memperlakukan Taesoon.

"Aigoo~ Aku harus terlihat cantik! Yaaa! Pria pucat, belikan aku peralatan make up, ppali~" perintah Taseoon sambil menatap Yoongi.

"Taesoon a~ Ini sudah malam... Aku harus membeli peralatan make up dimana?" sahut Yoongi, tentu saja ia menolak permintaan Taesoon.

Sosok Taehyung yang dicintainya, memakai make up dan dress, tentu saja Yoongi benci melihat itu semua!

"Belikan aku make up, ppaliiii~ Aku harus berdandan! Aku harus terlihat cantik~ Mana Jin oppa? Jin oppa pasti akan membelikanku alat make up~" cerocos Taseoon sambil memajukan bibirnya dan memelintir rambutnya dengan gaya yang sangat centil.

Yoongi bergidik melihat kelakuan Taesoon.

"Yaiiishhh, gizibe~! Cepat belikan aku make up~" rengek Taesoon sambil menendangi selimut yang ada di kasur.

Yoongi menggelengkan kepalanya.

"Aaaaaaaaaa~ Ppali ppali~ Gizibe! Cepat belikan aku make up dan dress! Aku benci baju rumah sakit ini, aku harus memakai dress yang imut~" rengek Taesoon lagi.

"Kau di rumah sakit, Taesoon a~ Untuk apa berdandan?" sahut Yoongi.

Taesoon terdiam, lalu menatap dengan tatapan tajam lagi ke arah Yoongi.

"Cih~ Kau pasti senang kan akhirnya bisa bersama Taehyungie?" sahut Taseoon, masih sambil menatap tajam ke arah Yoongi.

"Aku mencintainya..." sahut Yoongi, mengumpulkan segenap keberanian untuk melawan Taesoon, seperti selama ini ia berpura-pura kuat setiap menghadapi V.

"Gizibe... Huft...!" gerutu Taesoon. "Untung saja aku terikat infusan seperti ini! Jika tidak sudah kucabik-cabik wajahmu!"

"Persis seperti yang diucapkan V kemarin.. Tak bisa dipungkiri, kalian memang sama... Sama-sama sosok semu yang berasal dari dalam tubuh Taehyung..." sahut Yoongi.

"Mwoya? Kau berani menentangku? Kau berani mengataiku? Jin oppaaaaaaa~! Jin oppa mana? Haruskah kuminta Jin oppa merobek mulutmu, pria pucat?" Amarah Taesoon memuncak ketika mendengar ia disamakan dengan V, apalagi ia disebut sebagai sosok semu.

Yoongi sedikit terkejut melihat amarah Taesoon, namun ia harus terlihat kuat dihadapan Taesoon, sama seperti ia harus terlihat kuat dihadapan V.

"Apakah yang kukatakan salah? Bukankah kalian memang sosok semu dari tubuh Taehyung? Sebesar apapun cintamu padanya, kalian tidak mungkin bersama, Taesoon a~ Sadarilah itu.. Mengapa? Karena kalian berada dalam tubuh yang sama..." sahut Yoongi.

DEG!

Taesoon terdiam.

Benar yang dikatakan Yoongi.

Sebesar apapun cinta Taesoon untuk Taehyung, mereka hanya memiliki satu tubuh!

Lalu bagaimana mungkin mereka bisa bersama berdua jika tubuh mereka hanya satu?

Taesoon meneteskan air matanya sambil menatap tajam ke arah Yoongi. "Nappeun gizibe!"

Yoongi menatap sedih ke arah Taesoon. "Aku benar-benar merasa sedih melihatmu, yang tidak akan bisa memiliki Taehyung... Karena kalian adalah tubuh yang sama..."

Taesoon memejamkan matanya, mencoba tertidur, dan setetes air mata mengalir dari sudut matanya yang terpejam.

Tak lama kemudian ia berteriak, dan tubuh itu kembali menjadi seorang Kim Taehyung.

"Mengapa mataku basah?" tanya Taehyung kepada Yoongi.

"Fiuh~ Syukurlah kau sudah kembali, Taehyung a..." sahut Yoongi sambil terduduk lemas di kursi yang ada disamping kasur tempat Taehyung berbaring.

"Tadi V datang lagi? V menangis?" tanya Taehyung, terkejut.

Yoongi menggelengkan kepalanya. "Taesoon..."

"Taesoon?" Taehyung membelalakan kedua matanya, lalu kembali memperhatikan tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung tangannya.

"Kau tidak berdandan dengan gaya Taesoon~ Seperti V kemarin, Taesoon tidak sempat mendandani tubuh ini dengan style miliknya, karena infusan itu, hehehe~" sahut Yoongi sambil tertawa kecil.

"Apa Taesoon tidak memberontak?" Taehyung kembali menatap Yoongi.

"Memberontak, tentu saja... Tapi untung karena infusan itu, ia tidak bisa kemana-mana..." sahut Yoongi.

"Taesoon mendengarkan ucapanmu, hyeong?" tanya Taehyung.

Yoongi tersenyum sambil menganggukan kepalanya. "Sedikit... Sedikit mendengarkanku..."

Taehyung memiringkan kepalanya.

"Kemarin V, dan sekarang Taesoon, mengapa mereka berdua begitu penurut kali ini? Karena infusan ini mengikat tubuhku? Atau... Karena berhadapan dengan Yoongi hyeong?" tanya hati kecil Taehyung.

.

.

.

Butuh waktu selama sepuluh hari bagi Taehyung untuk dirawat di rumah sakit, dan akhirnya ia bisa keluar dari rumah sakit, kembali ke rumahnya.

Selama sepuluh hari itupun Yoongi selalu ada disamping Taehyung, menjaga dan menemani Taehyung selama dirawat.

Yoongi yang menyuapinya makan dan membantunya jika Taehyung merasa kesulitan melakukan sesuatu.

Taehyung sangat bersyukur dengan kehadiran Yoongi disampingnya, dan anehnya selama enam hari belakangan ini, sosok V ataupun Taesoon tidak pernah muncul lagi sama sekali.

"Apakah karena aku dirawat dan mereka tahu mereka tidak bisa melakukan apa-apa jika tubuhku terbaring di kasur rumah sakit makanya mereka tidak berniat muncul, hyeong? Atau ada faktor lain yang menyebabkan ketidakmunculan mereka selama enam hari belakangan ini? Bukankah awalnya V dan Taesoon sempat muncul dan bertemu Yoongi hyeong? Lalu mengapa mereka tidak muncul lagi setelah itu?" tanya Taehyung kepada Jin ketika mereka sudah berada di apartement mereka.

Yoongi sudah pulang ke rumahnya untuk beristirahat karena ia sangat kurang tidur selama sepuluh hari kemarin.

"Molla, Taehyung a... Bisa jadi karena kau dirawat, mereka sempat muncul dan tidak bisa melakukan apa-apa makanya mereka tidak berniat muncul lagi, tapi bisa jadi juga karena ada Yoongi yang selalu menemanimu... Dan penyakitmu perlahan demi perlahan mulai membaik.. Jika itu terjadi, berarti V dan Taesoon pun lambat laun akan menghilang..." jawab Jin sesuai dengan pengamatannya akhir-akhir ini mengenai kondisi kejiwaan Taehyung.

"Jinjja, hyeong?" Taehyung membelalakan kedua bola matanya.

"Bukankah kau bercerita padaku? Sewaktu V dan Taesoon muncul kemarin di rumah sakit, mereka tidak membuat keributan seperti biasanya? Kau tersadar dalam kondisi tubuh yang baik-baik saja, tanpa dandanan aneh mereka ataupun keributan yang mereka buat biasanya?" tanya Jin.

Taehyung menganggukan kepalanya. "Aku juga merasa ada yang aneh, mengapa kemunculan mereka dihadapan Yoongi hyeong tidak menyebabkan keonaran?"

"Katamu, Yoongi bilang untunglah mereka mau mendengarkan ucapannya?" tanya Jin lagi.

Taehyung kembali menganggukan kepalanya. "Iya, Yoongi hyeong bilang awalnya mereka memberontak, namun untungnya pada akhirnya mereka tenang dan mendengarkan ucapan Yoongi hyeong.."

"Aku sangat penasaran, sebenarnya pembicaraan apa yang V dan Taseoon lakukan dengan Yoongi? Aku ingin melihat bagaimana interaksi Yoongi dengan V dan Taesoon sampai-sampai sosok seliar V dan Taesoon berdua bisa mendengarkan ucapan Yoongi... Bukankah ini sangat aneh?" sahut Jin.

"Iya.. Biasanya bukankah mereka paling tidak suka mendengarkan perintah siapapun? Mengapa dengan Yoongi hyeong, mereka bisa menurut?" tanya Taehyung.

Taehyung dan Jin saling bertatapan, sama-sama dipenuhi pertanyaan akan kejadian dua malam itu, ketika Yoongi menghadapi V, dan ketika Yoongi menghadapi Taesoon.

.

.

.

Yoongi membaringkan dirinya di atas kasur, mencoba tertidur karena kurang beristirahat selama sepuluh hari kemarin.

Namun ia tidak bisa tertidur, mengingat bahwa ia sedikit banyak sudah melukai Jimin, mengingat semua pembicaraannya dengan V dan Taesoon selama mereka bertemu selama ini.

"Salahkah aku jika menyakiti mereka semua dengan ucapanku?" gumam Yoongi.

Dan satu nama kembali terlintas di benaknya.

Jeon Jungkook.

"Apakah yang akan dilakukan Jungkook jika suatu saat Taehyung sembuh dan V menghilang sepenuhnya? Sanggupkah Jungkook menghadapi itu semua?" gumam Yoongi lagi.

"Tidak adakah yang bisa kulakukan agar semuanya bahagia?" sahut Yoongi sambil memejamkan kedua mata kecilnya, terus mencoba untuk tertidur.

Dan di tengah kegalauannya itulah, tiba-tiba senyuman Taehyung melintas di benaknya, dan dengan ajaibnya seketika itu juga perasaan Yoongi terasa sangat tenang, dan ia pun tertidur pulas.

Bermimpi sedang berlarian berdua dengan Taehyung di sebuah padang rumput.

Dalam mimpi Yoongi, Taehyung mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Yoongi, dan bibir mereka bersatu.

Namun tiba-tiba ciuman itu terhenti, dan tiba-tiba senyuman menyeringai milik V terlihat tepat di depan wajah Yoongi dalam mimpinya.

"Aku sudah menyentuh bibirmu, kau harus jadi milikku, bukan milik Taehyung.." sahut sosok V salam mimpi Yoongi.

Yoongi langsung terbangun dengan perasaan sangat terkejut.

Nafasnya tersengal-sengal.

"Mimpi apa ini?" gerutu Yoongi sambil mencoba mengatur nafasnya.

.

.

.

"Taehyung a... Kekasihmu sudah datang..." teriak Jin ketika pagi itu membuka pintu apartementnya dan Yoongi ada disana, kedua tangannya membawa beberapa kantong berisi barang belanjaan.

Sebuah senyuman manis terbentuk di wajah Yoongi.

"Pagi, hyeong.." sapa Yoongi.

"Pagi.. Silakan masuk, Yoongi ah.." sahut Jin, mempersilakan Yoongi masuk.

"Ne, oppaaaaaaaa~ Jjakaman~ " teriak suara dari dalam kamar Taehyung.

DEG!

"O... Oppa...?" Jin membelalakan kedua matanya.

Yoongi dan Jin bertatapan.

"TAESOON?" Yoongi dan Jin berteriak bersamaan.

"Andwe! Andwe!" Jin segera berlari, berniat menahan agar pintu kamar Taehyung tidak dapat terbuka, berencana mengurung Taesoon di dalam kamar Taehyung.

Sementara Yoongi terdiam membeku di tempat, syok bagaimana harus berhadapan dengan Taesoon kali ini.

Namun Jin terlambat, karena sebelum ia berhasil menahan pintu kamar Taehyung, Taesoon sudah keluar dari sana.

"Annyeong, yeoreobun~" sapa Taesoon sambil tersenyum manis, yang sebenarnya daripada disebut manis senyuman itu lebih pantas disebut "mengerikan".

Taesoon berdiri disana, dengan sweater berwarna pink pucat, eye shadow pink dan lipstik pink di wajahnya, serta sebuah hiasan cantik di rambutnya.

"Pagi, Jin oppaaa~ Pagi, gizibe!" sahut Taesoon dengan nada sinis ketika menyebut kata "gizibe".

"Taesoon a... Mengapa kau muncul pagi-pagi sekali?" tanya Yoongi, agak kecewa karena rasanya kencannya pagi ini dengan Taehyung akan sedikit terganggu.

"Jangan kau pikir karena aku mendengarkanmu di rumah sakit, lalu kau bisa seenaknya mengajakku bicara seolah kita teman, gizibe!" sahut Taesoon dengan gaya centil bercampur galak.

"Taesoon a~ Mengapa kau muncul pagi ini setelah menghilang beberapa waktu kemarin?" tanya Jin, berusaha menelaah situasi kejiwaan Taehyung.

"Karena aku tahu Taehyungie begitu bersemangat dengan kencannya pagi ini bersama gizibe itu... Makanya aku harus muncul untuk mencegah mereka berkencan..." sahut Taesoon sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.

"Kau tidak mendengarkan ucapanku malam itu ternyata.." gumam Yoongi, yang sedikit terdengar di telinga Jin.

"Ah, oppa~ Blush on ku habis.. Aku pergi sebentar yaaaa~" sahut Taesoon sambil berlari keluar.

Jin lupa mengganti passwordnya! Dan taesoon berhasil berlari keluar dari ruangan apartement itu!

Yoongi dan Jin segera berlari mengejar Taesoon, namun Taesoon cukup gesit.

"Jin hyeong, kau kembali ke ruanganmu, pintunya belum kau kunci kan? Biar aku yang mengejar Taesoon.." sahut Yoongi.

Jin segera berlari kembali ke ruangan apartementnya karena takut ada orang asing yang masuk dan mencuri harta benda miliknya, sementara Yoongi terus mengejar Taesoon.

Taesoon sudah berlari sampai ke luar gedung apartement, membuat kehebohan karena sosoknya yang berlari dengan centilnya itu terlihat "mengerikan" dan menjadi perhatian banyak orang.

"Taesoon a, stop!" teriak Yoongi sambil mengejar Taesoon.

Taesoon segera menyeberang jalan, diikuti Yoongi yang berlari di belakangnya.

Kerumunan orang-orang semakin ramai melihat kondisi Taesoon yang berlarian.

"Taesoon a, geumanhae jebal!" teriak Yoongi sambil terus berusaha mengejar Taesoon.

Taesoon akhirnya berhenti berlari dan masuk ke dalam toko make up, membuat semua pelayan dan orang-orang yang ada di dalam sana menatapnya dengan heran, diiringi tawa beberapa orang yang menertawakan dandanan Taesoon.

"Taesoon a... Huft.. Huft..." sahut Yoongi sambil mengatur nafasnya ketika ia berhasil mengejar Taesoon yang sedang memilih blush on di toko itu.

"Gizibe, kau harus membeli make up, cih~ Wajahmu sangat berantakan!" gerutu Taesoon.

"Aku jadi begini karena mengejarmu, araseo?" sahut Yoongi sambil memukul kepala taesoon.

"Yaaa, gizibe! Kau sudah berani denganku, huh?" Taesoon terkejut dengan pukulan Yoongi.

"Kau pikir aku takut padamu, michin neo!" gertak Yoongi. Kesabarannya menghadapi Taesoon sudah habis, saatnya ia beradu satu lawan satu dengan Taesoon.

"Yaaa! Gizibe!" Taesoon menatap Yoongi dengan tatapan kesal.

"Mwo?" Yoongi menantang Taesoon.

Kerumunan orang-orang sidekitar mereka semakin bertambah banyak. Beberapa tertawa, beberapa berbisik membicarakan keanehan yang ada dihadapan mereka itu.

Taesoon mengangkat tangannya, berniat menampar Yoongi, namun ucapan Yoongi menghentikan niatnya.

"Bukankah sudah kubilang, sampai kapanpun kau tidak akan bisa bersama Taehyung? Apa kau pikir Taehyung suka jika melihatku dipukul olehmu?"

Taesoon terdiam.

Yoongi segera menarik tubuh Taesoon agar pergi dari kerumunan itu.

Jin, yang ternyata ada diantara kerumunan itu juga, berniat muncul untuk menolong Yoongi dan menghentikan kelakuan liar Taesoon, segera membuntuti Yoongi dan Taesoon.

"Joesonghamnida~ Joesonghamnida~" sahut Yoongi sambil menarik badan Taesoon, meminta diberikan jalan sekaligus meminta maaf kepada semua yang ada disana atas ketidaknyamanan mereka melihat keadaan Taesoon.

Taesoon pasrah mengikuti Yoongi membawanya ke sebuah tempat yang sepi, sebuah lorong gang yang sangat jarang dilewati orang-orang.

Jin berdiri di ujung gang, mencoba mendengarkan pembicaraan Yoongi dan Taesoon

Baik Yoongi maupun Taesoon tidak ada yang menyadari keberadaan Jin disana.

Taesoon dan Yoongi saling bertatapan.

"Coba ulangi perkataanmu tadi, gizibe.." sahut Taesoon dengan wajah penuh emosi.

Yoongi mengatur nafasnya, lalu berkata, "Bukankah sudah kubilang, sampai kapanpun kau tidak akan bisa bersama Taehyung? Apa kau pikir Taehyung suka jika melihatku dipukul olehmu?"

TES!

Tiba-tiba air mata mentes dari kedua bola mata Taesoon.

Jin terbelalak melihat Taesoon menangis. Ini pertama kalinya ia melihat Taesoon menangis!

Yoongi juga membelalakan kedua matanya, tak menyangka ternyata Taesoon selemah ini.

Yoongi lupa, bahwa seliar apapun Taesoon, ia adalah sosok lembut yang sangat mencintai Taehyung, sosok yang paling menginginkan kebahagiaan Taehyung.

"Tae.. Taesoon a..." Yoongi merendahkan nada bicaranya, berusaha menenangkan Taesoon.

Taesoon menghapus air matanya dan berpura-pura terlihat kuat.

"Huft~ Kau pasti senang karena menang dariku kan, gizibe?" sahut Taesoon dengan nada kesal.

"Aniya~ Bukankah sudah kukatakan? Aku justru mengasihanimu dan V... Karena kalian tidak akan pernah bisa menjadi manusia seutuhnya..." sahut Yoongi dengan tatapan lembut.

Jin memiringkan kepalanya mendengarkan ucapan Yoongi.

"Aku... Sebenarnya kemunculanku pagi ini... Adalah... Untuk berpamitan... Denganmu... Dengan Jin oppa... Dan dengan Taehyungie..." sahut Taesoon, diiringi tetesan air mata yang menetes deras dari kedua bola matanya.

Jin kembali membelalakan kedua matanya.

"Berpamitan?" gumam Jin pelan agar tidak terdengar Yoongi dan Taesoon.

"Ma... Maksudmu..?" Yoongi memiringkan kepalanya, kebingungan.

"Selama enam hari kemarin aku terus merasa tertekan... Aku bisa merasakan betapa Taehyungie sudah tidak lagi membutuhkanku..." sahut Taesoon sambil mencoba mengontrol tangisnya.

Jin langsung mengambil handphone disakunya, merekam semua pembicaraan Yoongi dan Taesoon.

Yoongi terdiam, menunggu Taesoon menyelesaikan ucapannya.

"Selama ini, keberadaanku adalah karena Taehyung kekurangan cinta dan perhatian dari lingkungan sekitarnya... Aku adalah sosok semu, seperti katamu, yang terbentuk karena rasa kekurangan cinta yang dialami Taehyungie... Aku hadir, seolah memberikannya cinta dan perhatian, yang selama ini sangat diidamkan Taehyungie dalam hidupnya..." sahut Taesoon.

"Sejak Jin oppa mulai banyak memperhatikan Taehyungie, aku nyaris tak pernah muncul lagi, karena Taehyungie mulai merasakan kasih sayang dari hyeongnya itu..." sahut Taesoon melanjutkan ucapannya.

Yoongi terus diam, menatap Taesoon.

"Namun, sejak kemunculanmu dalam hari-hari Taehyung... Aku merasakan eksistensiku semakin terancam... Lalu, karena Taehyung mulai jatuh cinta padamu, dan Taehyung ragu apakah kau menyukainya atau tidak, makanya aku kembali muncul, untuk menjaga Taehyung agar tidak merasakan patah hati... Aku muncul karena rasa tidak percaya diri Taehyungie akan perasaanmu padanya..." sahut Taesoon.

"Dan setelah kau mengatakan hal itu kepada Taehyungie di rumah sakit, bahwa kau sangat mencintainya dan berjanji akan selalu ada disampingnya, bahkan kau sangat setia menemaninya di rumah sakit, merawatnya, menjaganya, memberikannya cinta yang sangat diidamkannya selama ini, aku merasa keberadaanku sudah tak ada artinya lagi bagi Taehyungie... " Air mata mulai menggenang lagi di kedua mata Taesoon.

TES!

Air mata itu turun dengan deras tiba-tiba. "Aku juga berpikir, semua ucapanmu malam itu di rumah sakit, semuanya benar.. Bahwa aku tidak akan bisa bersama Taehyung, dan bahwa aku adalah sosok yang semu..."

"Taehyungie... Sudah tidak membutuhkanku lagi... Karena ia sudah mendapatkan cinta yang sangat besar... Darimu..." ucap Taesoon dalam isak tangisnya. "Sudah tidak ada tempat.. Bagiku.. Dalam hati dan pikirannya... Karena itulah.. Sudah saatnya aku menghilang... Sepenuhnya.. Dari kehidupannya..." sahut Taesoon dalam isak tangisnya.

Kedua bola mata Yoongi ikut meneteskan air mata. Air mata terharu karena perjuangannya menyembuhkan Taehyung mulai membuahkan hasil, dan air mata kasihan melihat kondisi Taesoon saat itu.

Yoongi memeluk tubuh Taesoon yang tengah menangis sejadi-jadinya.

"Kutitipkan Taehyungie... Padamu, gizibe... Kumohon... Jaga ia baik-baik... Dan jangan pernah... Menyakitinya... Karena kaulah satu-satunya... Harapan dan mimpinya..." sahut Taesoon dalam pelukan Yoongi.

"Ne... Aku berjanji, aku akan terus mencintainya dan selalu bersamanya, sampai akhir nafasku di dunia ini..." sahut Yoongi sambil menepuk pelan punggung Taesoon, menenangkannya.

"Sampaikan juga... Salamku... Untuk Jin oppa... Katakan padanya... Terima kasih sudah memperlakukanku.. Dengan baik... Maaf.. Karena aku selalu merepotkannya..." sahut Taesoon lagi sambil terus terisak.

Jin ikut meneteskan air matanya melihat pemandangan dihadapannya itu.

"Annyeong... Gizibe..." sahut Taesoon untuk terakhir kalinya.

Dan tubuh itu terkulai lemas dalam pelukan Yoongi.

"Taesoon a... Taesoon a..." sahut Yoongi mencoba menyadarkan tubuh yang terkulai lemas itu, sambil memastikan apakah Taesoon benar-benar sudah pergi.

Dan tak lama kemudian, tubuh itu kembali bertenaga dan bahkan berbisik di telinga Yoongi. "Kau begitu mencintaiku sampai tak mau melepaskanku?"

Yoongi terbelalak.

"Taehyung a?" sahut Yoongi sambil melepas pelukannya dan menatap wajah dihadapannya itu.

Namun tebakannya salah.

Seringai itu terlihat sangat jelas.

Senyuman menyeringai milik V.

"V?" Yoongi membelalakan kedua matanya, begitu juga dengan Jin di ujung gang itu.

.

-TBC-

READERS-NIM, APA KALIAN SUDAH SIAP UNTUK END? LETS READ LAST CHAPTER, EPILOGUE, BEFORE THE WORD "END" IS WRITTEN IN THIS FF~

NEXT CHAPTER YANG MERUPAKAN LAST CHAPTER AKAN SAYA POST SECEPATNYA, SEKITAR DUA ATAU TIGA HARI KEDEPAN, JADI, SELAMAT MENUNGGU :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top