CHAPTER 12 - YOONGI VS TAESOON & V PT.1

Title: Kill Me, Heal Me

Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)

--------------------------------------------------------------------------------------------

"CHAPTER 12 - YOONGI VS TAESOON & V PT.1"

.

.

.

"Taehyung a~ Aku berjanji, mulai saat ini aku akan ada disampingmu... Menjagamu... Agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi..." sahut Yoongi sambil menahan agar air matanya tidak menetes.

Yoongi merasa ia harus terlihat kuat dihadapan Taehyung agar ia bisa menjadi penyemangat untuk Taehyung.

"Maksudmu, hyeong?" tanya Taehyung.

"Aku yang akan menjagamu mulai detik ini, bersama Jin hyeong juga tentunya, agar V ataupun Taesoon tidak menghancurkan kehidupanmu lagi kedepannya... Agar kau tidak perlu ketakutan karena dianggap aneh oleh orang lain... Agar kau mendapatkan cinta yang selama ini hilang dari dalam hidupmu..." sahut Yoongi.

Taehyung dan Jin menatap Yoongi.

"Saranghae, Kim Taehyung..." sahut Yoongi.

Taehyung dan Jin saling bertukar pandang sejenak, lalu sama-sama menatap Yoongi.

"Kau... Yakin akan bertahan dengan segala masalah kejiwaan Taehyung?" tanya Jin.

Yoongi, tanpa ragu-ragu, menganggukan kepalanya dan menatap Jin tepat di matanya.

"Aku sudah berpikir panjang, dan aku sudah mengambil keputusan ini..." sahut Yoongi.

"Yoongi hyeong..." sahut Taehyung dengan tatapan tidak percaya.

"Masalahku dan Jimin sudah kuselesaikan... Pertunangan kami sudah diakhiri... Dan kami saling berjanji agar kami meraih kebahagiaan kami... Dan bagiku, kaulah satu-satunya kebahagiaanku, Kim Taehyung..." sahut Yoongi sambil menatap mata Taehyung.

Air mata menetes dari kedua bola mata Taehyung, terharu, karena akhirnya ia mendapatkan cinta dari pria yang sangat dicintainya itu. Dan ia terharu karena Yoongi bersedia menerima dirinya dengan segala kekurangannya.

"Yoongi-sshi, bisa aku bicara empat mata denganmu?" sahut Jin tiba-tiba.

.

.

.

Jin dan Yoongi duduk bersebelahan di kursi yang ada tepat di luar kamar tempat Taehyung dirawat, mereka duduk menghadap ke arah jendela besar yang ada di depan kamar itu.

Langit terlihat sangat gelap di luar sana. Dan rintik hujan mulai membasahi kaca jendela yang ada dihadapan mereka itu.

"Aku sudah mendengar ceritamu dari Taehyung.. Mengenai tunanganmu, dan mengenai pertemuanmu dengan V..." sahut Jin membuka pembicaraan.

Yoongi menganggukan kepalanya.

"Apa benar sudah tidak ada masalah lagi antara kau dengan tunanganmu?" tanya Jin.

Jin tidak ingin adiknya dianggap sebagai perusak hubungan orang.

Yoongi menceritakan dengan panjang lebar semua pembicaraannya dengan Jimin seminggu yang lalu.

Jin tertegun mendengar cerita Yoongi, tak menyangka bahwa pertunangan mereka dilakukan atas dasar keegoisan Jimin dan kebohongan Yoongi.

"Pasti rasanya sangat berat bagimu selama ini, Yoongi-sshi... Menjalani hubungan tanpa cinta..." sahut Jin pelan.

Yoongi menganggukan kepalanya. "Makanya aku memutuskan untuk jujur, dan Jimin juga akhirnya membuka kebenaran yang disembunyikannya selama ini..."

"Jadi karena itulah selama seminggu ini kau tidak menemui Taehyung?" tanya Jin.

Memang, setelah pembicaraan Yoongi dengan Jimin malam itu, Yoongi belum berani menemui Taehyung karena ia harus mengatur kata-kata untuk membicarakan semua isi hatinya kepada Taehyung.

Dan disaat Yoongi berniat menemui Taehyung, Jin justru terlebih dulu menghubunginya, memberikan kabar buruk bahwa Taehyung kecelakaan.

"Iya, hyeong..." sahut Yoongi sambil menganggukan kepalanya.

Jin menatap Yoongi sejenak, lalu bertanya, "Bagaimana perlakuan V padamu? Kudengar bibirmu bahkan sampai berdarah..."

Yoongi tersenyum kecut sambil menatap Jin. "Seperti katamu, hyeong... V sangat menyeramkan..."

"Dan kau sudah bersedia siap berhadapannya dengannya... Dan juga dengan Jungkook?" tanya Jin lagi.

Hujan turun semakin deras di luar sana.

Yoongi kembali menganggukan kepalanya. "Aku sudah siap menghadapi mereka... Jungkook... V... Dan Taesoon..."

Jin tiba-tiba meletakkan tangannya di bahu Yoongi.

"Gumawo, Yoongi-sshi... Terima kasih karena sudah menerima Taehyung apa adanya.. Terima kasih karena sudah dengan sangat berani mencintai Taehyung..." sahut Jin dengan nada penuh rasa bersyukur.

"Bukankah sekarang, inilah yang menjadi tugas kita berdua, hyeong? Memberikan Taehyung cinta dan kasih sayang sebanyak mungkin, sebanyak yang selama ini sangat diinginkan olehnya..." sahut Yoongi.

Jin tersenyum menatap Yoongi. "Gumawo, jinjja..."

.

.

.

"Apakah selama aku di rumah sakit dan dirawat begini, V tidak muncul?" sahut Taehyung ketika menyadari jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.10 PM namun sosok V belum juga muncul.

"Mungkin ia masih trauma karena kesakitan menabrak pohon?" sahut Yoongi dengan asal-asalan, membuat Jin dan Taehyung tertawa mendengar ucapan Yoongi.

"Kenapa tertawa? Aku tidak sedang melucu..." Yoongi bingung melihat reaksi kedua kakak beradik itu.

"Kau ada-ada saja, aigoo~" sahut Taehyung sambil memukul pelan kepala Yoongi yang ada tepat disampingnya.

Yoongi duduk di kursi yang ada persis disebelah kasur tempat Taehyung berbaring.

"Kau kan tahu, si brengsek satu itu tidak punya rasa takut, mana mungkin ia trauma... Hahaha~" sahut Jin yang sedang duduk di sofa yang ada dalam kamar tempat Taehyung dirawat itu.

"Aaaaah~ Aku kan asal bicara..." sahut Yoongi sambil menggaruk kepalanya karena kebingungan.

"Kalau V mendengarmu, ia pasti akan menghajarmu lagi..." sahut Jin.

Namun, yang melintas di benak Yoongi justru adalah ketika V tiba-tiba menciumnya malam itu.

"Haruskah kuceritakan kepada mereka berdua?" tanya hati kecil Yoongi. "Aku rasa belum tepat waktunya..."

.

.

.

Hari ketiga Taehyung dirawat di rumah sakit, Yoongi masih tetap ada disana menjaga Taehyung sementara Jin harus kembali ke kliniknya karena ada yang harus diurusnya disana.

Pukul 08.20 PM, ketika Taehyung dan Yoongi sedang asik bercanda berdua, tiba-tiba Taehyung memegang kepalanya.

Rasa nyeri itu mulai muncul.

Taehyung berteriak kecil dan Yoongi memeluk tubuh Taehyung untuk menenangkannya.

Dan ketika Yoongi baru saja berniat menghubungi perawat, suara itu terdengar.

"Tak perlu panggil perawat, aku baik-baik saja..."

"Nada bicara itu..." gumam Yoongi sambil membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah Taehyung.

Tepat seperti dugaan Yoongi! Senyum menyeringai itu sudah menghiasi wajah dihadapan Yoongi.

"V?" tanya Yoongi.

"Kau pikir aura siapa yang sekeren ini selain aku?" sahut sosok yang kini bernama V itu.

"Kukira kau takut muncul lagi..." sahut Yoongi sambil menatap tajam ke arah V.

V mengernyitkan dahinya. "Kau benar-benar tidak takut padaku, huh?"

Yoongi justru tersenyum, padahal hatinya sedikit bergetar dan agak ketakutan. "Sudah kukatakan padamu, kan? Aku justru kasihan padamu..."

"Tutup mulutmu!" bentak V.

V berusaha melepaskan infusan di tangannya, bersiap untuk mendekati Yoongi, namun Yoongi lebih sigap.

Yoongi langsung berlari meghampiri kasur itu dan mencengkram tangan V agar tidak melepaskan infusan itu.

"Kalau kau mencabutnya, nyawa Taehyung ancamannya! Dan itu berarti nyawamu juga terancam, bodoh..." sahut Yoongi sambil memegang tangan V agar tidak mencabut infusan ditangannya.

V menatap Yoongi, kini jarak mereka sudah cukup dekat.

"Mengapa aku harus mendengarkan semua ucapanmu?" tanya V sambil menatap tajam ke arah Yoongi.

"Lalu, apa kau tidak ingin selamat?" sahut Yoongi, menatap balik ke arah V.

"Apa kau begitu suka memerintah orang? Aku heran mengapa si idiot Taehyung sangat suka dengan tipe yang suka memerintah seperti ini?" sahut V dengan nada dingin.

"Aku tidak memerintahmu, aku hanya berusaha membuatmu mengerti posisimu dengan baik..." sahut Yoongi sambil melepaskan tangannya dari tangan V karena Yoongi yakin kali ini V pasti mendengarkannya.

Entah apa alasannya tapi Yoongi yakin bahwa kali ini V tidak akan memberontak darinya.

Dan benar saja, dengan ajaibnya V justru membaringkan tubuhnya di atas kasur, dan tidak memberontak. Tidak seperti V yang biasanya.

Yoongi tanpa sadar tersenyum melihat V mendengarkan ucapannya seperti itu.

"Cih! Mengapa aku harus mendengarkan ucapanmu? Mengapa aku menuruti perintahmu? Apa kau seorang pawang atau apa?" gerutu V ketika menyadari bahwa ia tengah menuruti perintah Yoongi.

Yoongi masih terus tersenyum memandang sosok yang terbaring dihadapannya itu.

V merasa ada yang aneh pada senyuman yang terbentuk di wajah Yoongi.

Ada sesuatu yang terasa hangat di dadanya ketika melihat senyuman Yoongi.

"Wae? Ada apa? Mengapa kau tersenyum seperti orang idiot?" gerutu V, bingung harus bersikap bagaimana menghadapi senyuman Yoongi dihadapannya.

"Gumawo, V... Sudah mau mendengarkan ucapanku.. Demi kebaikanmu sendiri..." sahut Yoongi, masih sambil tersenyum, menampilkan eye smile miliknya.

"Cih~ Untung saja tubuh ini sedang lemah dan harus berbaring untuk dirawat, jika tidak sudah kuhabisi kau dengan tinjuku.." gerutu V, menutupi perasaannya, mengutamakan harga dirinya.

Yoongi justru tertawa. "Hahaha.. Aigoo, kau justru terlihat sangat menggemaskan jika berpura-pura marah seperti ini, V... Apa kau pikir kau harus selalu terlihat cool dihadapan semua orang? Dihadapanku, kau tidak perlu sok kuat.. Jadilah V yang penurut... Sok kuat hanya menunjukkan betapa lemah sebenarnya diri kita..."

"Aku tidak lemah!" gerutu V, tidak menyetujui ucapan Yoongi.

"Kau hanya memaksakan diri agar terlihat kuat dan keren dihadapan orang-orang... Bukankah sebenarnya kau punya sisi lembut dalam dirimu? Sisi lembut yang bernama Kim Taehyung, bukankah kau dan Taehyung sama-sama merupakan bagian dari tubuh itu?" sahut Yoongi.

V menatap tajam ke arah Yoongi, namun hatinya mengiyakan ucapan Yoongi.

Bagi V, ucapan Yoongi ada benarnya.. Bukankah memang selama ini V begitu tidak suka terlihat lemah karena harga dirinya terlalu tinggi? Makanya ia selalu berusaha terlihat kuat dihadapan orang-orang?

Suasana kamar menjadi hening karena V memutuskan agar tidak berdebat dengan Yoongi, dan V memilih untuk memejamkan matanya daripada harus mendengar ocehan Yoongi.

Tak lama kemudian kepalanya terasa sakit, dan akhirnya ia kembali sadar sebagai seorang Kim Taehyung.

"Syukurlah kau kembali..." sahut Yoongi sambil memeluk erat tubuh Taehyung.

"Tadi siapa yang muncul, hyeong?" tanya Taehyung.

Yoongi melepaskan pelukannya, lalu menatap tepat ke kedua bola mata Taehyung.

"V..." jawab Yoongi.

Taehyung membelalakan matanya, lalu melihat kedua tangannya dan bernafas lega ketika menyadari infusan itu masih terpasang dengan baik dan tak ada luka apapun.

"Mengapa V tidak mencoba kabur dari sini?" Taehyung menatap Yoongi dengan penuh tanda tanya.

Yoongi tersenyum. "Tadinya ia sudah mau mencabut infusan di tanganmu, tapi aku meminta padanya untuk berhenti berbuat onar setidaknya selama kau dirawat..."

"Dan ia mendengarkanmu?" Taehyung semakin membelalakan kedua matanya.

Yoongi menganggukan kepalanya. "Tidak seperti yang kau dan Jin hyeong ceritakan tentang V... Ia terlihat sangat manis barusan... Ia bahkan menggerutu mengapa ia harus mendengarkan ucapanku... Lucunya lagi adalah, ia menggerutu, namun ia tetap melakukan apa yang kuperintahkan.. Hehehehe..."

"Jinjja?" Taehyung tidak mempercayai ucapan Yoongi.

"Buktinya? Kau bisa lihat kan?" Tak ada luka apapun di tubuhku, dan kondisimu tetap baik-baik saja seperti tadi sebelum tubuhmu diambil alih oleh V, ya kan?" sahut Yoongi.

"Aaaah~ Majjayo..." gumam Taehyung.

"Aku jadi semakin jatuh cinta padamu ketika melihat sosok V yang semanis tadi dihadapanku... Akankah kau juga menunjukkan sisi manismu itu dihadapanku seperti yang V lakukan tadi? sahut Yoongi menggoda Taehyung.

"Cih~ Kau yang seharusnya bersikap manis dihadapanku, hyeong~" sahut Taehyung sambil memajukan bibirnya karena sedikit kesal mendengar Yoongi menggodanya.

.

.

.

Hari keempat Taehyung dirawat di rumah sakit, Yoongi masih terus setia menemani Taehyung.

Jin menghubungi Yoongi pagi-pagi sekali, mengatakan bahwa ia ada pasien yang harus diurusnya di Taiwan, sehingga pagi itu juga ia harus segera berangkat ke Taiwan dan baru kembali keesokan harinya, jadi ia tidak bisa menjenguk Taehyung sementara waktu dan meminta Yoongi menjaga Taehyung

Siangnya, Yoongi menemani Taehyung belajar berjalan pelan-pelan dalam kamar agar otot-ototnya yang terasa kaku akibat jatuh dari motor bisa perlahan membaik.

Yoongi benar-benar sangat menjaga Taehyung.

"Seharusnya aku yang menjagamu, bukan kau yang merawatku seperti ini, hyeong.." sahut Taehyung dengan penuh rasa bersalah.

"Gwenchana, Taehyung a~ Toh kalau suatu saat aku sakit kan kau bisa gantian menjagaku..." sahut Yoongi.

Taehyung menyentil pelan kening Yoongi. "Jangan sampai kau jatuh sakit, hyeong.. Aku akan sangat cemas..."

Yoongi tersenyum mendengar ucapan Taehyung. "Neeee~ Araseo... Hehehe..."

Dan malamnya, musibah tiba-tiba terjadi.

Sekitar pukul 07.15 PM, Taehyung kembali merasakan nyeri di kepalanya.

"Arghhhhh~" Taehyung pelan.

Yoongi langsung memeluknya. "V muncul lagi?" sahut hati kecilnya. "Apa kali ini ia mencoba melawanku karena kondisi tubuh Taehyung dirasa sudah semakin membaik? Apa yang kali ini harus kulakukan untuk menghadapi V?"

Namun tiba-tiba, suara yang agak cempreng itu terdengar.

"Yaishhh~ Bitch! Lepaskan pelukanmu, gizibeeeeee~!" sahut suara itu sambil mendorong tubuh Yoongi agar menjauh dan melepaskan pelukannya.

Yoongi membelakakan kedua bola matanya. "Tae... Taesoon?"

.

-TBC-


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top