CHAPTER 10 - YOONGI, JIMIN, TAEHYUNG PT.2

Title: Kill Me, Heal Me

Cast: Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin (figuran/? : Hoseok, Jin, Namjoon) #TaeGi #MinYoon #VKook FF

Lenght: Mini Chapter

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

Note: (Visualisasi para tokoh sesuai dengan visualisasi mereka yang ada di cover ff)

"CHAPTER 10 - YOONGI, JIMIN, TAEHYUNG PT.2 "

.

.

.

"Yoongi... Hyeong..." Taehyung menatap bingung ke arah Yoongi dengan ekspresi terkejut karena melihat Yoongi bergandengan tangan dengan pria lain.

Yoongi refleks melepaskan genggaman tangan Jimin di tangannya.

"Taehyung a..." Ekpresi Yoongi juga menunjukkan bahwa ia sangat terkejut dengan pertemuan mereka yang sangat tak terduga di apartement itu.

Jimin yang paling kebingungan ketika melihat ekspresi Yoongi dan Taehyung.

"Dia.. Siapa, hyeong?" tanya Jimin sambil menatap kebingungan ke arah Yoongi.

"Nanti kujelaskan, Jiminnie~" sahut Yoongi sambil menatap wajah Taehyung.

"Kau..." Taehyung kehabisan kata-kata karena tidak tahu lagi harus berkata apa.

"Mian, Taehyung a~ Akan kujelaskan nanti kepadamu..." sahut Yoongi.

"Dia siapa, hyeong?" Jimin semakin penasaran ada hubungan apa antara tunangannya dan pria asing dihadapannya itu.

"Jiminnie, bisakah kau ke kamarmu saja sekarang? Nanti akan kujelaskan semua..." sahut Yoongi, karena ia merasa ia harus mengatakan kebenarannya kepada Taehyung makanya ia meminta Jimin kembali ke kamarnya.

Jimin memiringkan kepalanya. "Mengapa aku yang harus pergi dari sini?"

"Kumohon kali ini dengarkan permintaanku.. Bukankah aku selalu mendengarkanmu selama ini?" sahut Yoongi.

Tatapan Yoongi terlihat serius. Sangat serius. Dan ini pertama kalinya Jimin melihat Yoongi seperti ini.

"Baiklah... Jangan lupa hubungi aku..." sahut Jimin.

Jimin menatap sejenak ke arah Taehyung, lalu ia berjalan menuju lift untuk kembali ke ruangan apartementnya.

Kini tinggal kedua pria itu, Taehyung dan Yoongi, berdiri berhadapan.

"Ada yang ingin kujelaskan kepadamu, Taehyung a..." sahut Yoongi.

Namun tiba-tiba Taehyung memegang kepalanya dan memekik kesakitan.

Yoongi langsung panik dan segera merangkul tubuh Taehyung. Ia belum pernah melihat perubahan karakter dalam tubuh Taehyung makanya ia tidak mengerti apa yang tengah terjadi.

Taehyung terus berteriak kesakitan hingga beberapa orang mengerumuninya.

Dan tiba-tiba tatapan mata itu sudah berubah. "Cih~ Aku ada disini... Aku terpaksa harus berjalan dengan style si idiot itu sebelum aku kembali ke apartement untuk mengganti baju dan merapikan make upku!" sahutnya.

"Tae... Taesoon?" gumam Yoongi sambil membelalakan kedua matanya, ia masih trauma menghadapi Taesoon.

"Ia sudah baik-baik saja, terima kasih semuanya.." sahut Yoongi segera kepada kerumunan orang-orang disekitar mereka, lalu segera menarik tangan Taehyung berjalan keluar dari apartement, karena Yoongi takut semua orang melihat karakter Taesoon.

Setelah mereka keluar dari gedung apartement itu, Yoongi menatap pria dibelakangnya itu.

"Taesoon a~ Kumohon jangan bertingkah aneh dulu sekarang... Ayo kita kembali dengan tenang ke apartementmu... Dimana alamat apartementmu? Atau kita harus ke klinik Jin-sshi?" Yoongi panik melihat perubahan karakter dihadapannya itu.

"Taesoon? Jika aku Taesoon aku pasti sudah langsung berteriak dan menjambakmu..." sahut sosok dihadapan Yoongi itu dengan nada sinis.

Yoongi tercengang. "Lalu? Kau..."

Belum sempat Yoongi menyelesaikan kalimatnya, sosok tampan dihadapannya itu membuka masker yang dikenakannya. "Kenalkan, aku V~ Ini pertemuan pertama kita, benar?"

"Dan ini pertama kalinya aku melihat wajah Taehyung tanpa maskernya... Dan ia terlihat semakin tampan jika melepaskan maskernya..." gumam hati kecil Yoongi, ia lupa bahwa sosok Taesoon yang dilihatnya dulu juga tanpa masker, namun dipenuhi make up berwarna pink di mata dan bibirnya.

V tersenyum menyeringai dan memiringkan kepalanya. Menatap Yoongi dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya.

"Selera si idiot itu boleh juga..." sahut sosok yang kini bernama V itu sambil mengangguk kecil.

"Ah... Jadi kau yang bernama V? Bukankah seharusnya kau muncul di malam hari? Ini masih sore..." sahut Yoongi.

"Aku muncul setiap si idiot Taehyung berada di titik paling lemahnya... Karena aku sosok yang kuat... Setiap Taehyung menyerah dalam hidupnya, atau merasa kalah, aku akan segera muncul dengan mudahnya.. Gumawo, karena sudah membuat Taehyung berada di titik lemahnya, sehingga aku bisa muncul dengan mudah~" sahut V sambil menatap Yoongi.

"Mengapa ia berada di titik lemahnya saat ini?" Yoongi tidak mengerti apa yang diucapkan V.

"Bukankah kau berjalan dengan pria lain? Si idiot Taehyung pasti menyangka kau sudah meninggalkannya dan memilih pria itu, makanya rasa percaya dirinya menurun jauh, dan itulah kesempatan terbaik bagiku untuk muncul~" sahut V lagi dengan gaya coolnya.

"Taehyung bukan idiot, berhenti memanggilnya seperti itu..." sahut Yoongi dengan nada geram.

"Cih~ Kau berusaha membelanya? Ah benar~ Aku sudah dengar dari Jungkook kalau kau menantangnya dan bermaksud menghilangkanku... Kau pikir kau sehebat itu?" Tatapan V menatap Yoongi dengan sangat tajam.

Yoongi agak ketakutan melihat tatapan Taehyung yang biasanya lembut kini menatapnya, dengan sosok yang bernama V, menatapnya setajam dan sesadis itu.

Tapi Yoongi berusaha menutupi ketakutannya. Bukankah ia sudah memutuskan untuk memilih Taehyung? Ini adalah salah satu kesempatan baginya untuk mulai memahami semua karakter yang ada pada tubuh Taehyung.

"Aku sudah memutuskan memilih Taehyung, dan aku akan membuatnya pulih seutuhnya.. Bukankah Taehyung menjadi seperti ini karena kekurangan perhatian dan cinta? Jika semua itu kuberikan padanya, bukankah seharusnya semua berakhir?" sahut Yoongi, berusaha terlihat kuat di hadapan V agar V tidak menindasnya.

V geram mendengar ucapan Yoongi.

V mencengkram kerah kemeja yang dipakai Yoongi. "Kau pikir kau siapa? Kau jalan dengan pria lain dan kau bilang kau akan memberikan cinta kepada Taehyung? Ternyata kau pria murahan seperti ini? Cih~"

Yoongi menampis tangan V. "Lepaskan aku! Sosok semu sepertimu tidak seharusnya menggunakan tubuh Taehyung yang berharga itu untuk menyakiti orang lain..."

DUG!

V melayangkan tinjunya ke pipi Yoongi, membuat sedikit darah mulai keluar dari sudut bibir Yoongi. "Semu? Kau berani bilang aku semu?"

Yoongi merintih kesakitan.

"Cih~ Kau dan Taehyung sama-sama lemah... Kalian seharusnya menghilang saja!" bentak V.

Yoongi menahan sakitnya dan kembali dengan berani menatap Taehyung. "Bukankah tubuh itu terlahir dengan nama Kim Taehyung? Di akta kelahiran, kartu keluarga, hingga kartu identitas, semuanya diatasnamakan Taehyung. Dan kau baru muncul ketika Taehyung berusia belasan tahun.. Lalu? Menurutmu, kau bukan sosok semu?"

"Kau berani melawanku, huh?" V mendekatkan wajahnya ke wajah Yoongi.

"Apa luka di wajahmu masih kurang bagimu?" V mulai meregangkan otot jari-jarinya. "Haruskah kutambahkan lagi pukulanku?"

Yoongi, dengan menahan segala ketakutannya, menatap tepat ke kedua bola mata Taehyung. "Aku merasa sangat sedih melihatmu... Kau terbentuk karena sisi lemah Taehyung, itu berarti kau terbentuk karena Taehyung... Ia yang membentukmu lalu kau berusaha menyingkirkannya? Bukankah itu menyedihkan? Sebegitu besarkah keinginanmu untuk merebut tubuh Taehyung?"

Tatapan V semakin tajam menatap Yoongi dan wajah mereka semakin berdekatan.

Debaran jantung Yoongi semakin tidak karuan, entah karena wajah tampan milik Taehyung dihadapannya itu atau karena rasa takutnya kepada sosok V.

"Kau memang luar biasa... Aku tarik kata-kataku kalau kau lemah..." bisik V tepat dihadapan Yoongi.

"Aku mohon, berhentilah menjadi sosok yang sok kuat... Setiap kau menghajar preman-preman itu, mereka akan mengincar tubuh ini untuk membalas dendam, dan Taehyung yang jadi merasa ketakutan karenanya..." sahut Yoongi.

"Kau bahkan berani memerintahku?" V terus menatap wajah Yoongi yang hanya berjarak beberapa sentimeter dihadapannya itu.

"Jangan membuat keonaran... Bukankah sosok V terbentuk untuk melindungi Taehyung yang kau katakan sebagai sosok yang lemah? Namun apa yang kau lakukan selama ini justru bukannya melindungi Taehyung namun mencelakakannya secara tidak langsung..." sahut Yoongi.

V tersentak mendengar ucapan Yoongi.

"Bukankah sosok V terbentuk untuk melindungi Taehyung yang kau katakan sebagai sosok yang lemah? Namun apa yang kau lakukan selama ini justru bukannya melindungi Taehyung namun mencelakakannya secara tidak langsung..."

V, entah mengapa, merasa kata-kata Yoongi barusan ada benarnya.

"Jadi, kumohon berhentilah membuat onar dan menimbulkan bahaya untuk Taehyung..." Belum sempat Yoongi menyelesaikan kalimatnya, bibir V sudah menempel di bibirnya.

CUP!

Yoongi membelalakan kedua matanya, terkejut dengan ciuman yang sangat tiba-tiba itu.

Dan tiba-tiba saja tubuh yang tengah mencium Yoongi itu terjatuh ke tanah, tak sadarkan diri.

Yoongi segera berjongkok dan menepuk-nepuk pipi V, berusaha menyadarkannya, dan tak lama kemudian matanya terbuka, namun tatapannya kembali berubah.

"Yo... Yoongi hyeong?" sahut sosok yang sudah kembali menjadi Taehyung itu.

"Taehyung?" tanya Yoongi.

Taehyung menganggukkan kepalanya.

"Huft... Syukurlah..." Yoongi langsung terjatuh dalam posisi duduk dan menghela nafas panjang, melepaskan semua ketakutannya ketika menghadapi V tadi.

.

.

.

Jimin terus berusaha menghubungi nomor handphone Yoongi namun nomornya tidak dapat dihubungi.

Memang sejak tadi ketika mereka makan bersama, baterai handphone Yoongi sudah lowbat dan tak lama kemudian handphonenya mati karena kehabisan baterai sehingga Jimin tidak bisa menghubunginya.

"Siapa pria itu sebenarnya? Mengapa aku merasakan sesuatu yang tidak enak?" gumam Jimin sambil berjalan mondar mandir di dalam kamarnya.

Jimin kembali mengingat ekspresi keduanya saat terkejut tadi.

"Aku merasa ada yang aneh..." gumam Jimin lagi.

"Lalu, mengapa justru Yoongi menyuruhku pergi duluan? Bukannya mengajakku keluar menuju parkiran agar aku mengantarkannya pulang? Mengapa ia memilih berbicara kepada pria itu terlebih dahulu?" Pikiran Jimin semakin tak karuan.

"Yoong hyeong~ Cepatlah hubungi aku..." sahut Jimin sambil terus berjalan mondar mandir sambil menggenggam handphonenya, entah kepada siapa ia berbicara.

.

.

.

Taehyung dan Yoongi sudah duduk berhadapan di sebuah coffee shop yang berada tak jauh dari apartement tempat Jimin tinggal.

Ketika Taehyung sadarkan diri tadi, ia segera masuk terlebih dahulu mengantarkan dokumen kepada Bang Shi Hyuk, salah satu direksi pengelola apartement itu, sesuai pesan Jin, karena ia bisa dimarahi habis-habisan jika tidak mengantarkan dokumen itu segera.

Setelah itu, Yoongi mengajaknya bicara empat mata, dan merekapun menuju coffee shop terdekat.

"Tadi siapa yang muncul? Taesoon?" tanya Taehyung ketika mereka selesai memesan minuman.

Yoongi menggelengkan kepalanya.

Taehyung terbelalak. "V?"

Yoongi menganggukan kepalanya.

"Ah, pantas saja ada luka di bibirmu! V memukulmu?" Taehyung membelalakan kedua matanya ketika menyadari ada luka di sudut bibir Yoongi.

"Gwenchana..." Yoongi bingung apakah ia harus menceritakan atau tidak bahwa V bahkan menciumnya. Yoongi bahkan sangat bingung mengapa V tiba-tiba menciumnya!

Yoongi terlihat terus menggigit bibir bawahnya, ia masih merasakan sentuhan bibir V, yang sama saja artinya bahwa itu bibir Taehyung, di bibirnya.

"Bibirmu sakit, hyeong? Mengapa kau terus menggigitnya?" tanya Taehyung.

"Uhm.. Gwenchana..." Yoongi masik bingung harus menceritakan atau tidak, namun tiba-tiba Taehyung membahas mengenai Jimin.

"Uh... Pria itu... Kekasihmu, hyeong?" tanya Taehyung tiba-tiba, membuat Yoongi tersadar bahwa ia mengajak Taehyung tadi karena ingin menjelaskan semuanya kepada Taehyung.

"Uh... Itu yang ingin aku ceritakan... Pria itu... Tunanganku..." sahut Yoongi.

"Uhuk!" Taehyung tersedak mendengar ucapan Yoongi. "Tu.. Tunangan?"

Yoongi menganggukan kepalanya.

Taehyung langsung terlihat sangat lemas dan menundukkan kepalanya.

"Dengarkan dulu penjelasanku sampai selesai, jangan selemah itu, V akan muncul dengan mudahnya jika kau dalam kondisi sangat lemah..." sahut Yoongi.

"Bagaimana kau tahu?" Taehyung menatap Yoongi.

"V tadi mengatakan semuanya kepadaku..." sahut Yoongi. "Itulah sebabnya ia paling sering muncul di malam hari menurutku.. Karena malam hari kondisi tubuhmu sangat lelah setelah beraktivitas seharian, dan itu berarti tubuhmu dalam kondisi sangat lemah, sehingga karakter V begitu mudah mengambil alih tubuhmu..."

"Mengapa kau paham masalah seperti ini, hyeong?" Taehyung kebingungan.

"Aku belum bercerita padamu? Aku ini dulu mahasiswa jurusan psikologi, makanya aku mengerti sedikit banyak mengenai masalah kejiwaanmu..." jawab Yoongi.

"Aaaaah..." Taehyung membuka lebar mulutnya sambil menganggukan kepalanya.

"Kembali ke masalah pria tadi. Park Jimin namanya... Ia memang tunanganku tapi aku sedikitpun tidak pernah mencintainya.." sahut Yoongi.

"Bertunangan tapi tidak mencintai? Maksudmu hyeong?" Taehyung kembali memasang wajah kebingungan.

"Orang tua kami yang menjodohkan kami... Ayahku dan ayahnya bersahabat sejak lama, dan mereka baru kembali bertemu lagi setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Ayah Jimin membawa Jimin ke rumahku ketika ia dan ayahku reunian, dan kami menjadi sahabat seperti kedua orang tua kami..." sahut Yoongi.

Taehyung terus mendengarkan tanpa bicara apa-apa.

"Tapi entah mengapa tiba-tiba ayahku dan ayahnya menjodohkan kami.. Ayahku sudah mulai sakit-sakitan sejak tahun lalu, itulah alasan mengapa akhirnya aku terpaksa menerima pertunangan ini... Karena aku tidak bisa menolak permintaan ayahku yang sedang sakit-sakitan..." lanjut Yoongi.

"Ah... Jinjja, hyeong?" tanya Taehyung.

Yoongi menganggukan kepalanya. "Terserah kau mau percaya atau tidak, tapi inilah kenyataannya... Selama aku berkencan dengannya, aku selalu menganggap bahwa kami adalah sepasang sahabat yang sedang jalan-jalan bersama... Apalagi Jimin begitu baik padaku... Makanya aku selalu kesulitan untuk mengatakan dengan jujur padanya bahwa aku ingin menolak pertunangan ini..."

"Lalu... Bagaimana perasaanmu sebenarnya kepadaku? Uh.. Maksudku, aku rasa kau sudah tahu kan dari Jin hyeong mengenai perasaanku.. Uh... Padamu..." Taehyung berbicara sedikit terbata-bata karena merasa sedikit malu untuk mengutarakan perasaannya.

Yoongi menganggukan kepalanya, "Aku sudah dengar dari Jin hyeong... Tentang Jungkook juga, dan tentang alasan kepindahanmu ke Busan ini..."

"Maaf aku berbohong padamu tentang alasan kepindahanku kesini..." sahut Taehyung.

"Aku juga berbohong padamu.. Aku pindah kesini karena Jimin memang kelahiran Busan dan tinggal di apartement itu... Selama setahun kemarin kami menjalani hubungan jarak jauh dan aku lebih nyaman dengan itu karena aku tidak perlu sering-sering bertemu dengannya, tapi entah kenapa dia mulai memintaku pindah ke Busan agar ia bisa sering menemuiku, dan aku tidak bisa menolaknya karena ayahku juga memintaku pindah ke Busan.. Makanya aku pindah kesini.." sahut Yoongi.

Taehyung kembali membuka lebar mulutnya. "Aaaaah~"

"Dan aku jatuh cinta padamu... Sejak pertama kali bertemu di taman itu? Atau sejak pertemuan kedua kita di halte bus? Saat kau tertidur di bahuku... Entahlah... Waktu kau menendang kaleng dan mengenai kepalaku di taman sore itu, saat itu aku berpikir kau sangat tampan... Dan setelah kita saling berkenalan ketika kita pertama kali naik bus bersama, aku jadi sering memikirkanmu... Aneh kan?" sahut Yoongi sambil menundukkan kepalanya, ia juga merasa malu harus mengutarakan perasaannya.

Taehyung membelalakan kedua bola matanya. "Jadi... Kau juga menyukaiku?"

Yoongi menganggukan kepalanya. "Makanya, aku menghilang cukup lama dari hadapanmu, karena aku bingung aku harus bagaimana... Aku jatuh cinta padamu, dan aku juga tahu kau juga mencintaiku.. Tapi, ada Jimin yang sudah berstatus sebagai tunanganku... Dan aku sama sekali tidak mencintainya... Apalagi, masih ada Jungkook, Taesoon, dan V yang harus kuhadapi jika pada akhirnya aku bisa bersamamu dan menyelesaikan hubunganku dengan Jimin..."

"Aaaaah~ Jadi itu alasannya mengapa kau menghindariku beberapa minggu kemarin?" sahut Taehyung.

Yoongi menganggukan kepalanya.

"Fiuuuh~ Syukurlah... Aku pikir kau tidak bisa menerima masalah kejiwaan yang sedang kualami ini..." sahut Taehyung.

"Masalah itu, sedikit banyak aku juga takut... Bagaimana aku harus menghadapi Taesoon dan V yang bisa tiba-tiba muncul kapan saja tanpa ditebak... Namun setelah berpikir panjang, justru aku semakin ingin bersamamu... Aku berharap kehadiranku disisimu bisa menyembuhkanmu dari masalah kejiwaanmu itu..." sahut Yoongi.

"Jinjja hyeong?" Taehyung menatap Yoongi dengan tatapan berbinar-binar.

Yoongi menganggukan kepalanya. "Jinjja~ Tapi... Aku masih bingung bagaimana harus menceritakan ini semua kepada Jimin..."

Taehyung kembali terlihat lemas ketika Yoongi menyebut nama Jimin. "Ah, benar..."

.

.

.

Yoongi sudah kembali ke rumahnya, dan langit sudah gelap.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan Yoongi masih belum berani menghubungi Jimin.

Yoongi masih sangat bingung bagaimana harus menjelaskan ini semua kepada Jimin.

Setelah sampai di rumah, Yoongi langsung mencharger handphonenya, namun belum berani ia nyalakan karena ia tahu pasti Jimin sedang berusaha menghubunginya.

Yoongi terus mondar mandir dalam kamarnya, kebingungan harus menjelaskan dengan cara yang bagaimana agar Jimin dapat memahami situasi ini dengan baik.

Yang sangat Yoongi takutkan adalah, Jimin tidak bisa menerima ini semua, dan berdampak buruk, entah bagi dirinya, atau bagi kesehatan ayahnya.

"Apa yang harus kukatakan padanya?" gumam Yoongi.

Dan tiba-tiba senyuman Taehyung melintas di benaknya.

"Baiklah~ Demi Taehyung, dan demi kebaikan Jimin, mungkin sudah saatnya bagiku untuk memberitahukan kebenaran ini kepada Jimin..." sahut Yoongi sambil menyalakan handphonenya, bersiap menghubungi Jimin.

.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top