Path-26

"Waktu hukumanmu akan dilaksanakan besok. Kuharap kau tidak mati duluan."

Setelah mengatakan itu, Kepala Sipir penjara melenggang pergi begitu saja. Dia bahkan tidak membawakanku makanan, minuman, atau obat penurun demam.

Di manakah letak nurani? Padahal dia sudah melihat napasku semakin berat, namun malah berkata jangan mati di sini! Matilah di depan publik akibat dari mengganggu anggota kerajaan!

Aku mengembuskan napas panjang.

Jadi, bagaimana ceritanya aku tertangkap dan berakhir di penjara gelap lembap? Tidak mungkin kan aku tertangkap tanpa perlawanan atau pembelaan diri. Apalagi aku difitnah oleh Freddie sialan itu.

Versi pendeknya aku menyerahkan diri ke mereka. Kalau versi panjangnya sih...

Aku tidak percaya penghapusan ingatan Freddie adalah kegagalan. Dalam satu hari, banyak sekali masalah menimpaku. Fakta Senya dan yang lain ternyata hanya memanfaatkanku, lalu sekarang aku jadi buronan dituduh meracuni pangeran.

Apartemen tempat aku tinggal sudah dikepung. Aku tidak bisa menghubungi Roas atau Hunju karena baterai ponselku habis. Membeli charger pun di toko tidak bisa karena ada polisi di mana-mana.

Aku bersembunyi di Ibukota Melawa selama tiga hari. Berpindah-pindah. Tidur sembarangan. Tiga hari yang melelahkan. Untung para hantu bisa kujadikan sebagai mata dan telinga untuk menghindar.

Tetapi, saat aku datang ke tempat yang sering kukunjungi waktu kecil, di sana ada Roas dan Hunju. Mereka menungguku dan tahu aku akan pergi ke tempat itu.

Tak kusangka Ketua Kelas-ku menjadikan mereka sebagai umpan agar aku keluar. Di sana puluhan polisi menutup jalan keluar. Mereka juga bersiap-siap bertarung mengingat aku bisa meruntuhkan istana hanya lewat satu pukulan berdentum.

Awalnya aku ingin melawan, namun Ketua Kelas yang licik membawa-bawa orangtua Roas dan Hunju ke masalah ini. Tentu aku tidak bisa melibatkan mereka. Mereka merawatku dari kecil usai Ibu meninggal.

Dan jadilah aku pasrah, menyerahkan diri. Seperti katanya, aku akan dihukum besok. Kudengar hukumannya berupa tanganku akan dipotong oleh penjagal terbaik.

"Sial... Kekuatanku mulai menghilang..."

Merujuk aku mengundurkan diri jadi Keeper, detik demi detik kemampuanku perlahan menghilang membuatku super lemas, letoy, dan tak bertenaga.

"Hei, Tuan Indigo! Ada yang datang tuh," seru hantu perempuan yang beberapa hari ini menemaniku di sini. Kekuatanku mungkin akan hilang sepenuhnya, namun penglihatanku masih bertahan sejauh ini.

"Huh?" Gawat. Penglihatanku buram.

Sosok itu berdiri di depan sel, sorot mata kecewa. "Kenapa kau tak memberitahuku?"

Suara ini... Putra Mahkota Martin!

Dia mencengkram besi-besi berkarat nan dingin, menggigit bibir. "Kenapa kau tak bilang kau mengenal Attiana selama ini?!"

Aku menutup mata. "Haha... Ahahaha!"

"Kau tertawa? MENURUTMU INI LUCU?! Aku mencarinya bertahun-tahun! Aku ditipu oleh dukun-dukun palsu berkali-kali hanya demi bisa berjumpa dengannya lagi! Kau harapan terakhirku, tapi nyatanya... kau sama saja dengan para penipu itu—"

"Hei, Martin, jangan berbicara seolah kau pihak paling tersakiti deh. Jika ada yang harus disalahkan, sana, salahkan Putri Selena. Kenapa dia menjalin hubungan dengan Freddie padahal ayahnya tidak merestui. Cinta itu merusak kepribadian. Attiana mati karena mengetahui rencana licik Freddie yang akan meracuni Andrew lalu berpura-pura menjadi pahlawan untuk mengambil hati Baginda Raja. Aku hanya seseorang yang tidak sengaja ikut campur ke 'permasalahan' kalian, intrik kerajaan."

Pangeran Martin terdiam melihatku marah sambil tertawa miris, terus menutup mata.

"Andai kau tahu, wanita yang kau cintai itu memperalatku untuk bereinkarnasi dan kembali ke pelukanmu. Ahhh, betapa indahnya cinta. Membuatku ingin muntah."

Seharusnya aku memperhatikan kalimat Pak Kematian agar tidak terlalu percaya pada mereka. Apa beliau tahu Senya dan yang lain hanya memanfaatkanku? Tapi kalau tahu ini akan terjadi, kenapa Attia malah mengajariku cara membaca ingatan?

Jangan bilang... dia merencanakannya?

"R-reinkarnasi? Apa yang kau bicarakan—"

"Pergi. Aku tidak mau melihat siapa pun, terutama orang yang berhubungan dengan orang-orang itu (keeper)." Aku berbalik memunggungi Pangeran Martin.

Dia tidak mendengarkanku, memegang besi-besi penjara lebih kuat. "Eir, apa yang kau katakan barusan? Jadi benar selama ini kau bertemu Attia. Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja? Apa—"

Pria ini sungguh egois sekali. Aku sampai kehabisan kata-kata dibuatnya. Mengamuk no jutsu tidak cukup kuat untuk orang yang merindukan belahan jiwanya.

Tapi, aku bisa memanfaatkan momen ini.

"Tolong katakan sesuatu, Eir..."

"Baiklah." Pangeran Martin berhenti menundukkan kepala, menatapku intens. "Tapi kau harus menjawab pertanyaanku dulu. Kau seorang Penjelajah Waktu, kan?"

Dia refleks memegang lehernya. Aku tersenyum miring. "Tidak ada yang tidak kuketahui. Ingat, aku bisa baca memori."

Pangeran Martin menurunkan lengannya, menghela napas. "Itu... benar. Aku pikir teknologi yang diagung-agungkan oleh Pusat Penelitian mampu mengembalikanku ke masa Attia masih hidup, tapi aku hanya melihat kegelapan tak berujung."

Pernyataan kurang lebih mirip dengan yang dijelaskan Profesor Eilif. Dunia masa lalu menolak orang-orang dari masa depan, sama seperti Upside Down hanya dikhususkan untuk kumpulan arwah-arwah yang belum diikhlaskan kematiannya.

Notifikasi 'Toko Keeper' muncul di udara. Tersisa 13 jam 23 menit untuknya tutup. Begitu hitungannya habis, maka aku resmi  bukan Keeper lagi, kembali jadi normal.

"Apa alat itu masih ada?" tanyaku.

Pangeran Martin menggeleng. "Aku tidak tahu. Selain harganya yang mahal, unit Mesin Pemutar Waktu tidak ada di kota."

Aku tidak ingin membuang hidupku di tempat tak jelas ini. Aku harus kembali ke masa lalu. Aku ingin pergi ke sana!

[Anda memiliki 6.300 utra. Jika anda tidak menggunakannya, maka saldo anda akan hangus begitu limitnya habis.]

"Apa kau punya kekuatan waktu?'

Pangeran Martin menoleh ke sana-sini, mengernyit. "Dengan siapa kau berbicara?"

Aku tidak menjawab, menunggu respon.

[Maaf, tetapi kemampuan pengendalian waktu masih belum didaftarkan. Tetapi jika saya boleh menyarankan sesuatu, anda bisa mencoba kekuatan Mengulangi Pengalaman Orang Lain. Hanya itu yang bisa saya rekomendasikan pada anda.]

"Huh? Kekuatan macam apa itu?"

[Anda menyalin ingatan seseorang secara kronologis kemudian memindahkan dan merealisasikan ingatan itu ke diri sendiri untuk merasakan pengalaman yang sama.]

"Sejak tadi dengan siapa kau berbicara, Eir?" Pangeran Martin gemas melihatku menatap udara kosong. "Jangan-jangan ada hantu di sekitar sini?" tebaknya sambil menoleh sekali lagi ke sekitar.

"Berapa... berapa harganya?"

[6.100 utra. Itu salah satu kekuatan hebat yang didaftarkan ke Toko Keeper.]

"Kalau begitu aku beli teknik itu. 200-nya bisa kau ambil sebagai biaya admin!"





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top