Prologue
Note. Syudah lelah dg misteri detektif, mari berbelok ke luar zona aman :))))
***HAPPY READING***
Aku ingin menjadi seorang Idol.
Tetapi, itu jelas tidak mungkin. Aku tidak punya wajah tampan. Aku tidak punya suara yang bagus, kemampuan menari, bahkan tidak memiliki latar belakang yang menarik. Kurasa menjadi idola hanya angan-anganku semata.
Aku menyerah pada mimpi yang takkan bisa kuraih. Aku sadar bahwa aku tidak berbakat dalam dunia entertainment. Makanya aku membuang impianku begitu saja. Semudah merobek kertas.
Dan sekarang aku menjadi pro-gamer! Aku punya 137 ribu subscriber. Tidak kusangka video pemandu yang iseng kuunggah ke Newtube dimanfaatkan oleh para player pemula. Aku sampai dikira development game karena lihai mencari hidden-hidden quest.
"Tahu gitu aku jadi Newtuber saja dari dulu." Aku bermonolog, mengambil makanan instan di rak. "Penghasilannya lumayan juga."
Malam ini aku harus begadang eksplorasi merujuk map baru telah diperbaharui. Aku tidak boleh keduluan oleh Newtuber lain sehingga subscriber-ku selalu setia menanti video updatean-ku.
"Akhirnya bayi-bayiku terpilih ke grup debut. Ahh, hari ini sangat membahagiakan."
"Permisi, saya mau membayar..."
"Jangan menangis, bayi-bayiku! Noona akan selalu mendukung kalian sampai sukses!"
Percuma saja. Tukang kasir terlalu fokus ke hape. Apakah dia tidak lihat ada pelanggan di depannya? Apa sih yang dia tonton. Aku mengintip.
Ah, live Survival Show 'The Star Peak 2021' rupanya. Program dimana para trainee bertarung sengit untuk debut. Sepertinya para pemenang telah didapatkan.
Entah kenapa hatiku mendadak tercubit, tapi secepat mungkin aku menggeleng. Menepis perasaan nelangsa yang datang tanpa izin. Aku sudah punya pekerjaan: pemandu game. Aku sudah melupakan impianku yang konyol.
Jadi Idol tidak menjamin kehidupanku.
Apakah aku bisa hidup kaya kalau jadi Idol? Apa aku bisa membeli apartemen tunggal kalau jadi Idol? Apa aku diperbolehkan menghamburkan uang seperti sekarang? Fufufu. Aku sudah puas dengan profesiku. Tamak ada batasnya.
Tukang kasir menotisku lima menit kemudian. "Ah, maaf! S-saya tidak melihat anda, Tuan!" katanya canggung, mengscan belanjaanku. "Saya sangat senang bias saya bisa debut."
"Tidak apa," kataku datar, segera membayar.
Aku sudah mengikhlaskan impianku.
Setibanya di rumah, aku melompat ke sofa empuk. Tidak ada orang di apartemen ini kecuali aku. Yaps, aku tinggal sendiri. Aku tidak punya keluarga alias yatim piatu. Kata Bibi Panti aku ditinggalkan sejak bayi. Tidak mengapa. Aku juga tak tertarik tahu siapa ayah dan ibuku. Toh, aku bukannya hidup melarat.
Benar juga. Aku belum memperkenalkan diri. Namaku Im Rae, 29 tahun. Pendek ya? Bibi Panti bilang dirinya payah memberi nama. Lagian aku suka namanya kok. Simpel dan sederhana.
"Hmm?" Aku batal meneguk soju, menoleh ke kamar. Pintunya sedikit ternganga. Apa aku membiarkannya terbuka sebelum pergi tadi?
Sepertinya iya. Lihat, komputerku menyala.
Apa? Mataku melotot mendapati berjibun pesan dari subscriber. Mereka tidak memintaku untuk update video secepatnya. Yang mereka inginkan adalah review game baru yang diluncurkan hari ini.
"Make Your Idol Shine?" gumamku. Apakah ini tipe game simulasi idola?
Baiklah, ini permintaan subscriber. Tidak mungkin tidak kuhiraukan. Lagian aku cuman disuruh kasih review. Ini bukan masalah besar.
Saat itu aku tidak tahu, kalau game remeh tersebut menjadi kenyataan untukku.
~Idol Player~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top