Chp 96. Kesepakatan Gagal

Di PCBANG Dasom, aku menunggu.

Aku terus greget menunggu kapan Hangang menarik postingan skandal Jinyoung. Ini sudah mau pukul lima sore, tapi tidak ada tanda-tanda Hangang akan melakukannya.

Ini tidak benar, kan? Apa Hangang sungguh tidak akan mengindahkan peringatanku? Si brengsek itu dikasih hati minta empedu ya. Dia pikir aku sedang main-main sekarang.

Tapi aku harus konsisten. Sesuai janjiku, deadline-nya adalah tepat jam lima sore. Masih ada 20 menit lagi. Aku yakin Hangang itu takkan menyerah terhadap impiannya.

"Lagi ada masalah?" celetuk Dasom. "Maniak game sepertimu tidak bermain game dari tadi, itu jelas sebuah keajaiban dunia."

"Jangan sekarang, Dasom. Ini menentukan nasib seseorang sekaligus nasibku."

"Aku tidak ingin mengganggu, tapi di luar warnet ada penggemarmu. Sudah belasan kali mereka mengintip memeriksa apa ada kau di sini atau tidak. Samperin gih."

Aku berdoa khusyuk. Maaf, fansnya Maehwa, tapi situasinya sedang tidak bagus. Terima kasih sudah repot-repot datang ke sini.

Dasom manyun. "Sepertinya kau benar-benar tidak ingin diganggu ya."

Jam terus bergulir. Dan ketika akhirnya pukul lima sore, tidak ada berita terbaru di Naven atau di platform sosmed lainnya. Aku bahkan berbaik hati memberi waktu tambahan, kali saja Hangang sedang berak atau apalah.

Tapi hasilnya sama. Naven masih membahas kontroversi Jinyoung. Sepertinya Hangang benar-benar menganggap ancamanku sekadar angin lalu yang numpang lewat.

Aku bangkit dari kursi, menganggukkan kepala. Baik, jika itu maunya. Kesepakatan gagal. Tidak ada pengikutan hati nurani lagi.

Aku akan menyebar rekaman itu.

♫♫♫

Maka di sinilah aku, di depan mabes Scarlett.

Aku menatap jerih kantor pusat Scarlett yang menjulang tinggi. Gedung itu terlihat 'mengerikan' pas malam hari ya...

Tidak, tidak. Kenapa aku tertekan begini? Aku ke sini untuk mengumbar kejahatan seseorang, bukan melakukan kesalahan. Aku harus bertemu dengan produser utama!

"Hei, berhenti di sana!" tegur seseorang saat aku hendak menyelinap masuk. "Siapa kau? Tunjukkan kartu pengenalmu... Tunggu, aku tahu kau. Bukannya kau peserta didik Star Peak? Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku terlalu meremehkan dunia luar karena mengurung diri menjadi game streamer. Kupikir aku hanya tinggal masuk dan bertemu produser, eh tahunya dicegat.

"Aku ingin bertemu..." Siapa ya namanya produser utama? Jun-oh pernah memberitahuku di kamar saat selesai latihan. "Seseorang bernama Caterina Lee...?"

Penjaga itu menatap curiga. "Apa kau sudah membuat janji sebelumnya dengannya? Dia bukan seseorang yang mudah ditemui."

"Ada sesuatu yang ingin kusampaikan pada produser. Penting sekali." Kuharap dia tidak banyak tanya. Aku akan kerepotan kalau menjelaskan panjang kali lebar di sini.

"Baiklah. Kau boleh masuk."

Aku mengerjap. Semudah ini? Mustahil—

"Sebagai gantinya..." Petugas itu tersenyum. "Berikan aku tanda tanganmu. Putriku menyukaimu dan memintaku membawakan tanda tanganmu," lanjutnya berseri-seri.

Aku tidak tahu harus senang atau kesal.

♫♫♫

Tidak mau kecolongan lagi oleh karyawan yang bertugas, kali ini aku menyusup dengan waspada. Seketika semua kemampuan gaming-ku aktif begitu saja. Tidak sia-sia juga memainkan bermacam-macam genre game.

Hehehe. Selagi hapal teorinya, prakteknya mah gampang (hanya berlaku untuk Im Rae).

Tetapi masalah datang ketika aku hampir sampai di depan kantor Caterina, aku bertabrakan dengan seseorang yang keluar dari ruangan Caterina saking fokusnya memeriksa sekeliling, menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengikutiku.

"Siapa kau?" tanya pria itu dengan intonasi jengkel. Barang-barangnya berjatuhan.

"Saya Maehwa," jawabku cepat.

"Maehwa? Han Maehwa salah satu peserta Star Peak? Apa yang kau lakukan di tempat khusus staf, anak muda? Kenapa penjaga membiarkan seseorang sepertimu lewat."

Aku jengkel menghadapi dua pertanyaan yang berbasis sama dalam satu malam. "Anda siapa? Kenapa anda keluar dari kantor produser Caterina? Mau maling, ya?"

"Jaga mulutmu! Aku adalah Kim Dong-Moon, wakil direktur Jung Je Wool. Aku orang penting di sini. Derajat kita berbeda."

Hah, pongah banget! Mirip Hangang. Boleh kupukul tidak ya? Dipukul terlalu lembut...

Tapi, aku diam-diam tersenyum puas. Dia kaki tangan Direktur Je Wool. Tidak masalah tidak bertemu Caterina. Orang ini jabatannya cukup tinggi. Keberuntunganku lagi bagus.

"Aku ingin membuat laporan mengenai Lee Hangang. Dia mencoba memanipulasi suara seorang trainee," kataku singkat dan jelas.

Alis Dong-Moon menukik tajam. "Apa kau punya bukti atas perkataanmu, Anak Muda? Aku tidak akan memberi kelonggaran jika kau kedapatan berbohong padaku."

"Punya lah. Aku bukan orang yang main tuduh tanpa bukti," kataku merogoh saku. "Lebih baik anda dengarkan langsung."

Sedang mendengarkan.

Dong-Moon terbelalak. Rahangnya mengeras. "Apa-apaan ini?! Ini... ini jelas pelanggaran! Dia berniat melakukan manipulasi vote suara? Hal paling tabu di program survival. Tidak bisa. Aku harus segera melaporkan ini ke atasan!"

Aku tersenyum miring, bersedekap. "Lee Hangang layak didiskualifikasi, kan?"

"Tentu saja," kata Dong-Moon, menghubungi atasannya. "Apakah hanya ini yang kau miliki?"

"Oh, masih ada salinannya. Tolong selesaikan masalah ini dengan cepat, Pak Dong-Moon. Rasanya tidak adil bagi peserta yang terlibat menjadi korban konspirasi Hangang."

Dong-Moon mengangguk. "Terima kasih atas kerja samamu, Maehwa. Besok aku akan mendiskusikan konsekuensi untuk Lee Hangang dengan Je Wool dan Caterina. Kemungkinan besar dia akan dikeluarkan."

Aku membungkuk. "Terima kasih kembali."

♫♫♫

Paginya, aku bangun dengan senyuman cerah di wajah. Mimpiku sangat bagus tadi malam. Akhirnya aku bisa menendang satu hama dari Star Peak. Tapi mimpiku berakhir buruk karena aku belum mendapatkan pencerahan untuk mengusir Daejung yang meresahkan.

Ah, sudahlah. Mending memikirkan hal baik.

Aku pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi sambil terus membayangkan dampak yang pantas untuk permainan kotor Hangang.

Jika Je Wool dan Caterina benar-benar akan menendangnya dari acara, itu akan membuat hariku menjadi tenang untuk beberapa saat.

Tapi! Masalahnya masih ada Daejung!

Sebaiknya apa yang harus kulakukan untuk mendepak bocah itu dari Star Peak, ya? Teknik merekam sudah tidak bisa dipakaikan lagi karena Hangang pasti memperingatinya.

"Wahai!" Aku menepuk pipiku. "Lagi-lagi aku memikirkan hal buruk. Bukankah sudah kubilang untuk pikirkan hal-hal baik saja? Kau berhasil menendang keluar Hangang lho."

Aku keluar dari kamar mandi. Pasti jalan akan terbuka untukku, bukan untuk Daejung keparat itu. Aku hanya perlu menunggu kapan kesempatan itu datang.

Aku melompat ke atas kasur, menyambar ponsel. Kini sudah pukul sembilan lagi. Sepertinya Scarlett telah mengeluarkan keputusan? Aku ingin lihat reaksi orang ah~

Aku membuka aplikasi Naven, mengernyit melihat namaku trending di real-time.

Seketika mataku membulat. Apa-apaan...

'KONTROVERSI TERBARU DARI ACARA SURVIVAL TERKENAL DI KOREA SELATAN! Peserta Pelatihan Han Maehwa dari Star Peak Diduga Melakukan Manipulasi Suara Dan Mengancam Salah Satu Saksi Mata?'


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top