Chp 79. Menjadi Pemimpin

Aula luas seketika sesak oleh trainee yang memenuhi tiap sudut ruangan. Tim Vokal sedang merundingkan aransemen. Tim Dance tengah membuat koreografi. Tim Rap sedang mendengarkan lagu. Tim Vokal-Dance masih bergelut dengan pembagian part.

Dan tim Rap-Dance yang senyap.

Uh, kenapa suasananya sunyi begini? Jinyoung asyik mendengarkan 'Bang! Shoot Your Heart' berkali-kali agar bisa menginternalisasi lagunya. Sementara Jun-oh, Hong Jo, dan Daejung asyik dengan kegiatan sendiri-sendiri.

Kami harus melakukan sesuatu. Bisa-bisa kami tertinggal dari kelompok lain.

Baru saja aku mau membuka mulut, aku keduluan oleh Daejung. "Siapa yang akan menjadi center??" tanyanya.

Aku mendengus. Apa dia sengaja menungguku ingin berbicara dan mencuri timingku? How pathetic. Dia sungguh kekanakan.

Hong Jo dan Jinyoung mengangkat tangan, ditambah Daejung sendiri. Jun-oh menggeleng. Dia sudah muak menjadi center.

Center adalah pusat perhatian. Jika kami tidak memilih seseorang yang cukup layak menjabat posisi itu, tim ini akan ditertawakan karena memilih center kurang menonjol. Kan tidak lucu, center malah jadi backdancer.

Aku tidak berniat menjadi center, lebih tepatnya ogah. Siapa pula yang mau di tengah? Mending aku mulai memikirkan lirik rap seperti yang sedang dilakukan Jun-oh.

"Apa kau pernah rap sebelumnya, Hong Jo?"

Dia mengangguk malu-malu. "Di misi grup sebelumnya, aku jadi sub-rapper."

"Kalau begitu kau saja yang jadi center-nya. Kau bisa manfaatkan kesempatan ini untuk memperlihatkan keahlianmu!" Daejung tersenyum lebar memberikan stiker mahkota yang melambangkan 'center' pada Hong Jo.

Hong Jo melongo. "Eh? Eh??? Sungguh?! Apa Kak Daejung tidak mengincar posisi center?"

"Orang yang lebih butuh itu kau, Hong Jo. Ayo kita buat pertunjukan megah agar Interstellar tidak ingat penampilan peserta lainnya!"

"Terima kasih, Kak Daejung."

Lihat cara orang ini memanipulasi Hong Jo. Karena Hong Jo peringkat terakhir, dia akan menerima dan melakukan apa pun demi bertahan di Star Peak. Aku sungguh tidak suka cara Daejung mempermainkan Hong Jo. 

Terlebih, Daejung melupakan sesuatu.

"Maaf," Jinyoung berkata. "Apa kakak tidak melihat saya? Saya juga ingin jadi center."

Nah, ini dia yang Daejung lupakan.

Jelas-jelas Jinyoung juga mengangkat tangannya, kenapa Daejung bertingkah buta dan hanya fokus ke Hong Jo saja? Lihat mimik wajah Jinyoung, dia tersinggung karena diabaikan. Bagi Daejung, Hong Jo adalah target empuk yang mudah dimanipulasi untuk dijadikan kroconya.

Aku menelan ludah. Gawat, aku tahu ke mana situasi ini akan mengarah.

"Jinyoung, kau peringkat ke-2, kan? Kau sangat jauh dari kata bahaya. Lebih baik kita berikan saja posisi center ke Hong Jo..." Daejung bertahan dengan idealismenya.

Jun-oh berhenti menulis, menyimak suasana tim yang mendadak dingin.

"Menjadi center harus mempertimbangkan kemampuan, Kak Daejung. Bukankah itu yang biasanya dibilang oleh mentor? Kita tidak bisa memikirkan nasib satu orang saja. Aku yakin semua orang juga menginginkan debut."

"Maksudmu kemampuan Hong Jo tidak cukup baik untuk menjadi center?"

Kan! Sudah kuduga, kali ini Daejung ingin menyerang Jinyoung. Kalau situasi dingin ini masih diteruskan, aku bisa membayangkan apa yang terjadi di masa depan.

Hong Jo yang menarik diri dan hanya mempercayai perkataan Daejung saja. Saat evaluasi sementara, jika benar Hong Jo punya kemampuan untuk menjadi center, para mentor akan beralih mengkritik Jinyoung tidak memberlakukan meritokrasi.

Lalu stan Jinyoung pun ikut-ikutan.

- Hah? Do Jinyoung? Aku sudah berhenti mengagumi orang sombong itu. Untuk apa menyukai orang oportunis sepertinya.

- Cih, si paling senioritas. Memuakkan.

- Kuharap dia gugur di evaluasi berikutnya.

- Bukankah Jinyoung itu egois? Bagaimana mungkin dia terang-terangan mengkritik Hong Jo yang kurang berbakat darinya?

- Dia ingin menegaskan siapa raja rimba di sini. Dia ingin bersinar sendirian.

- Ayo usir Jinyoung dari Star Peak!

Lalu-lalu, entah bagaimana nantinya, aku pasti akan terseret juga karena dituduh tidak melakukan apa pun seperti membela Hong Jo dan menyalahkan Jinyoung. Jika aku menyalahkan Jinyoung, fans fanatiknya bisa berbalik menyerangku. Jika aku menyalahkan Hong Jo, itu sama saja memarahi anak kecil yang belum tahu hal baik dan hal buruk. Jika aku hanya diam, aku akan dicap tidak peduli dengan tim. Intinya serba salah.

Kesalahan satu orang, berimbas pada semua orang. Aku harus bertindak!

"Maksudmu aku tidak cocok jadi center—"

Aku memegang bahu mereka berdua. "Begini saja, Hong Jo yang jadi center sekaligus penyanyi rap utama dan Jinyoung sub-rapper kedua. Kalian bisa saling support."

Jinyoung mengerjap. "Oh, aku suka ide itu!"

Aku mengangguk. "Aku sub-rapper kelima. Jun-oh dan Daejung antara ketiga dan keempat, putuskan sendiri bagian kalian."

Jinyoung dan Hong Jo menatapku. "Eh? Kakak yang kelima? Tapi kan part-nya sedikit?"

"Tidak masalah." Justru aku senang, lanjutku dalam hati. Memanfaatkan situasi buruk untuk meraup keuntungan. Aku genius!

Daejung tersenyum kesal. "Tapi, Maehwa, aku juga mau bagian sub-rapper kedua. Aku yang menyarankan Hong Jo jadi center. Kenapa Jinyoung yang mendapatkan bagian itu? Kau tidak menilai berdasarkan peringkat kami—"

"Kalau begitu kalian bertarung saja," selaku. "Daejung dan Jinyoung, buatlah satu bait lirik rap dan nyanyikan. Kami akan memilih siapa yang terbaik di antara kalian berdua. Ini juga merupakan kesempatan bagus untuk kita membiasakan diri dengan lagu rap."

Jun-oh mengetuk tangan. "Itu ide bijak."

Hong Jo mengangguk-angguk. "Aku juga ingin ikut! Apa boleh, Kak Maehwa?"

"Silakan. Siapa yang melarang? Malahan itu bagus. Kami bisa melihat kemampuanmu yang akan menyandang posisi center."

Dan begitulah. Mereka bertiga pun bergegas menulis bait rap. Daejung menggaruk kepala dengan pena. Tiba-tiba disuruh buat lirik, dia tidak punya persiapan. Tapi dia harus kalau mau meraih bagian yang dia inginkan.

"Jun-oh, kau tidak tertarik?"

"Hmm, aku sub-rapper keempat deh. Jujur saja, aku tidak begitu mahir dalam rap."

Lalu kenapa situ memilih Rap-Dance? Aku tahu Jun-oh kekuasaannya di Dance. Dia tidak nekat ke posisi ganda hanya karena ingin satu tim denganku, kan? Apa dia homo?

"Selesai!" kata Hong Jo dan Jinyoung kompak.

Bagaimana mereka bisa menulis lirik secepat itu sih. Inikah yang disebut bakat?

Daejung selesai sepuluh menit kemudian.

Seperti yang kusuruh, mereka pun bernyanyi rap secara bergiliran. Aku dan Jun-oh jurinya.

Aku tahu Jinyoung itu multitalenta. Dia pasti mendapatkan beberapa nasehat dari mesin rap, ah maksudku temannya—Kangsan. Tapi, aku tidak menyangka kepekaan ritme dan kelancaran Hong Jo mengagumkan.

Anak sebagus ini peringkat 30?

Sementara itu! Di suatu dimensi yang lain!

Daejung sering salah sebut padahal dia sendiri menulis liriknya. Yang harusnya ayat kedua, dia lompat ke ayat ketiga. Rambutnya semakin berantakan karena dia acak melulu.

Mendengar nyanyian rap mereka membuat kepalaku pusing. Sepertinya rap itu susah banget, ya? Bagaimana kabarku nanti?

Semoga Danyi bisa membujuk GM iblis itu.

"Dengan begini main-rapper dan center adalah Hong Jo, sub-rapper kedua Jinyoung, sub-rapper ketiga Daejung, aku keempat, dan part kelima bagian Maehwa!"

Hong Jo menerima stiker center. "Terima kasih! Saya akan berusaha sekeras mungkin agar tidak mengecewakan kalian semua."

Jinyoung tersenyum. "Kami menantikannya."

"Oh ya, masih ada satu lagi yang harus kita putuskan, teman-teman!" Hong Jo dan Jinyoung menatap Jun-oh. Dia tersenyum sarat akan makna, menatapku yang suram.

"Pemilihan pemimpin. Aku ingin Maehwa yang jadi Leader tim ini," sambung Jun-oh.

"Ya..." Aku mengangguk, melotot seperkian detik kemudian. "Tunggu, apa?"

"Kami setuju!" ucap Hong Jo dan Jinyoung.

"Tidak, tidak. Menurutku Jun-oh lebih kompeten daripadaku. Aku mau jadi anggota biasa saja." Aku menggeleng cepat. Enak saja mereka mau merebut kebebasanku.

Jun-oh merangkul bahuku—anak ini suka kali melakukannya. "Hei, jangan menganggap dirimu kecil, Maehwa. Barusan kau seperti Pahlawan Keadilan. Kau tanpa iri dan dengki mengambil part terakhir dan menyarankan pertandingan rap yang adil. Kau berakreditasi menjadi seorang Leader. Ambil lencana ini."

"Tapi-tapi aku tidak layak—"

"Sudahlah, jangan meremehkan diri sendiri." Jun-oh tidak mendengarkanku, seenaknya menempelkan stiker 'L' ke seragamku. "Selesai sudah masalah pembagian part! Sekarang ayo kita ke ruang latihan untuk membentuk koreo."

"Siap!" seru Hong Jo dan Jinyoung semangat.

Sial. Aku melakukannya demi keselamatan nyawaku, kenapa berakhir begini sih?

Tapi, aku teringat sesuatu.

Di gamenya, 'Maehwa' itu memang kubuat jadi leader dari grupnya <MOONLIT ROMANCE>. Kenapa lama-lama kehidupan keduaku ini mengikuti alur game? Aku menghela napas panjang. Ya sudahlah. Sudah terlanjur terjadi.

Daejung diam-diam mengepalkan tangannya.

~To be continued~
Don't forget like and comment
♩✧♪●♩○♬☆




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top