Chp 60. Kita Putus! Putus!
***IDOL PLAYER***
Sungguh membantu sekali skill <Starpower> ini. Aku merasa dikelilingi bintang beragam warna dan membuat kulitku bercahaya bagaikan boneka porselen di toko-toko. Tapi, efeknya habis begitu aku menyelesaikan performaku.
Ngomong-ngomong, capek banget njir! Apa idol memang harus seperti ini? Im Rae, kau serius ingin menjadi idol dulu? Kau takkan bisa melakukannya. Mending mati saja.
Eh, lupa. Aku kan sudah mati.
"Han Maehwa-ssi..." Aku berhenti mengatur napasku, menatap Siwan. "Tidak ada yang bisa saya komentari. Dimulai dari suara, tarian, bahkan ekspresi, anda menonjolkan ketiga aspek itu dengan hebat."
Hidungku kembang. Hehehe, tentu saja. Aku membunuh harga diriku untuk kebat-kebit melakukan gerakan ini dan gerakan itu, pose memalukan plus menjijikkan, dan sebagainya. Semuanya demi anakku PS5!
"Saya menyukai cara anda berimprovisasi. Saya seperti melihat intro opera yang ingin memulai pertunjukannya. Itu ide yang brilian. Apalagi saat anda berseru 'Music Start', wah, itu bagus sekali. Kenapa anda bisa terpikirkan hal cemerlang itu?"
Apa sih yang tidak untuk anakku, PS5?
Aku membungkuk datar. "Terima kasih."
Aku melirik Da-Kota yang mengambil micnya. Sudah waktunya. Aku bisa menebak apa yang akan dia katakan. Bicaralah kapan kau mau, Da-Kota! Aku sudah siap!
"Penampilan anda bagus, tapi... kenapa anda memakai mikrofon tangan? Anda jadi tidak leluasa menari karena memakainya. Itu sedikit mengurangi pesona anda."
Aku tersenyum samar. Kan? Sesuai dugaan.
[Penggemar anda khawatir karena anda menerima kritikan. Bahkan ada yang menangis, berharap hati anda tak terluka. Pfft! Menurut sistem, mereka terlalu lebay.]
Menurutku, kau harus enyah dari hadapanku sebelum aku memukulmu yang tidak punya hati. Mereka itu lagi risau, tidak patut dijadikan guyonan!
[Woy, anda seharusnya berterima kasih sistem telah memberikan skill <Starpower>. Ayo sopan kepada sistem.]
Oh, ya? Aku mendapatkannya atas usaha kerasku! Lagian aku tidak pernah tuh meminta skill itu padamu. Kau dengan kesadaran penuh yang memberikannya.
[Sistem merasa jengkel. Mengirim 2% tusukan pedang ke jantung mungil anda.]
Tidak, ampun! Terima kasih atas skillnya, Nona Sistem kesayanganku! Jangan hukum aku!!! Aku tidak mau muntah darah di sini. Apa kau tidak lihat bajuku berwarna putih?!
"Han Maehwa-ssi?"
Dasar sistem sialan. Dia mengajakku bertengkar di tempat yang salah. Aku juga bodoh mau meladeni bacotannya. "Itu..." Kulirik bangku penonton. Walau brengsek, penilaian sistem benar. Fans Maehwa memasang raut wajah khawatir.
Jangan terlalu stress, penggemar Maehwa! Ini adalah skenario yang kuciptakan.
"Saat saya jatuh tadi, saya merusak mic in ear yang diberikan. Itu tidak berfungsi. Karena saya tidak memiliki banyak waktu, jadi saya menukarnya dengan mic tangan."
Mata Da-Kota membola. "Astaga! Itu mengagumkan. Anda menyanyikan lagu dan koreonya dengan baik padahal pergerakan anda terbatas."
Aku membungkuk. "Terima kasih."
Studio bergemuruh oleh tepuk tangan. Dari tadi, aku melihat sesuatu seperti tongkat bola salju berwarna biru dengan tulisan 'Maehwa'. Apakah itu... lightstick untukku? Ah, tidak mungkin. Terlalu cepat bagiku menerima perlakuan semewah itu. Aku bukan idol resmi. Masih calon kok.
"MAEHWA! KAU LUAR BIASA!"
"BULAN MUSIM DINGIN, KAU YANG TERBAIK!"
Ya, ya, ya. Terima kasih dukungannya wahai umatku. Tapi kalian jangan kegeeran, oke? Anakku PS5 lebih utama daripada kalian semua. Hahaha! Aku tertawa jahat dalam hati sembari menuruni panggung.
[Sungguh jahanam sekali anda ini.]
Biarin. Yang penting demi anakku.
[HiddenQuest 'Mendapatkan Pujian Lim Da-Kota' terselesaikan. Reward diberikan.]
Eh? HiddenQuest? Aku memeriksa mailbox. Rewardnya berupa kunci seukuran telapak tangan... Kau tidak beralih jadi sistem Hunter kan, Nona Setan? Ini bukan kunci ke dungeon misterius, kan? Aku tidak tertarik menjadi hunter di webtoon-webtoon.
[MainQuest telah terselesaikan. Selamat! Anda berhak menerima perangkat PS5.]
"M-Maehwa!" panggil Ahram, tersenyum. "K-kau bagus sekali—?!" Dia melotot melihatku terduduk lunglai ke lantai. "K-kau baik-baik saja? Kau pasti lelah sekali..."
Akhirnya sialan!!! Perjuanganku selama 10 hari ini terbayarkan! Pengorbananku (membunuh harga diri Im Rae) tidak sia-sia! Aku mendapatkanmu, anakku!!!
Seberkas cahaya turun secara anggun dari papan quest di belakang Ahram—tentu hanya aku yang dapat melihatnya.
Ah..., itu dia. Anakku tercinta, PS5. Apa kau tahu betapa susahnya ayah menjemputmu pulang, wahai anakku? Come to daddy!
[Mohon maaf. Anda tidak memiliki TV untuk menggunakan perangkat ini. Sistem membatalkan reward. Babay~ Tee hee!]
Tubuhku bertransformasi menjadi warna putih. Terdengar suara 'krak' dari hatiku.
♪
Kyorim muncul bersama Jun-oh saat aku kembali ke asrama. "Maehwa! Astaga! Kau benar-benar sesuatu sekali, ya! Aku tidak percaya kau memiliki kartu joker..."
Aku melewati mereka begitu saja.
"Hei, Maehwa? Aneh. Kenapa dia sangat lesu? Padahal dia tampil sebagus itu. Respon juri dan penonton juga meledak."
"Sepertinya dia malu karena terjatuh atau mungkin dia lelah. Karena semuanya sudah selesai, kita juga harus bersiap pulang."
Pengumuman jumlah pendapatan vote suara dari 'Solo Perfomance' akan dilakukan sekitar dua minggu lagi. Butuh waktu untuk The Star Peak menerima seluruh suara para voter baik dari Korea maupun dari luar negeri. Suara yang diberikan oleh Interstellar yang datang langsung ke studio TSP1 akan menjadi poin benefit untuk para trainee.
Tidak... Apa peduliku dengan itu semua? Aku sudah muak. Aku tidak mau tahu lagi. Aku hanya mau pulang ke motel dan tidur.
Aku ganti baju dan berkemas dengan cepat. Aku harus pergi sekarang sebelum bertemu dengan teman roommate-ku yang lain. Nanti aku kelepasan mengumpat di depan mereka. Itu skenario terburuk.
[MainQuest telah dibuat.]
Kuabaikan, pura-pura tidak melihatnya.
Bentar... Aku melangkah mundur. Hangang? Sedang apa dia di ruangan PD-nim?
Ada dua PD di survival idol The Star Peak ini. Satu, Nam Yihyun, PD perwakilan yang membawakan acara sampai episode akhir. Lalu satu lagi, PD utama yang entah siapa namanya. Dia yang mengurus semua kepentingan program ini di balik layar.
Aku langsung sembunyi begitu dia keluar dari ruangan itu. Rencana busuk apalagi yang sedang dia rencanakan? Siapa targetnya? Bukan aku, kan?
Kalau dia masih punya dendam kesumat padaku, yoklah! Kita selesaikan di luar tanpa kamera dengan baku hantam.
[Ayo cepat lakukan questnya.]
"Emoh. Kenapa aku harus? Enyahlah." Aku mengabaikannya lagi, terus melangkah.
Dua tangan hologram keluar dari papan quest, menarik tudung hoodie-ku. [Lakukan atau anda menerima penalti hukuman!]
Aku tetap menuli, mengibaskan tangan. Hologram itu menghilang. Aku berjalan meninggalkan asrama. Sudah pukul 10 malam. Sepertinya aku naik taksi saja.
Tidak. Aku tidak boleh pulang seperti ini. Setidaknya aku harus minum alkohol dulu!
♪
Semakin diabaikan, sistem semakin menjadi-jadi mengusikku. Aku berusaha berjalan normal, namun sistem memegang-megang rambutku. Jika kelihatan oleh orang lain, mereka pasti mengira aku sedang dikerjai oleh hantu.
"Permisi sebentar, Nak..."
Aku menoleh. Sopir taksi yang tadi?
"Benar, kan? Kau pria di TV itu. Astaga, beruntungnya aku. Putriku menggemarimu. Bisakah aku mendapatkan tanda tanganmu?" katanya menyodorkan kertas.
Duh, serius minta tanda tangan? Aku belum pernah memikirkan itu. Tapi, aku juga tidak bisa menolaknya di kala dia tersenyum penuh harap seperti itu.
Ya sudahlah. Buat simpel saja. Namaku 'Han Maehwa' lalu gambar ikon joystick.
"Terima kasih," kata beliau senang.
[Anda semakin populer. Berkat siapa tuh?]
Aku memutar mata malas. Diam saja.
[Mau sampai kapan anda diam begitu? Come on, berhentilah bersikap tantrum. Bukankah anda 20, eh ralat, 32 tahun? Masa sudah om-om masih saja perajuk.]
Aku menggelembung marah. Berbalik.
"Eh, sialan! Kau pikir aku begini karena salah siapa?! Kau mempermainkanku! Jangan-jangan PS5 itu tidak nyata, hanya alat iming-iming supaya aku semangat berlatih. Kau keterlaluan, Nona Sistem! Kita putus! Putus! Cari orang lain saja sana, yang bebas kau jadikan boneka!"
[Bukan begitu. Sistem akan menjelaskan...]
"Bodo amat!" Aku menutup mata dan telinga, kembali melangkah. Aku akan mengambek dengan serius kali ini.
[Maehwa, dengarkan sistem terlebih dulu—]
"Nyenyenye!" cibirku. "Nggak denger, nggak denger. Suara siapa itu barusan—Dukk!!"
[—ada tiang di depan anda.]
~To be continued~
Maehwa kita kembali tantrum ( ͡° ͜ʖ ͡°)
♩✧♪●♩○♬☆
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top