Chp 51. Curhatan Doo Jinyoung
Idol Player
Aku sudah tahu kalau lagu ini tidak cocok dengan karakter Maehwa yang kubuat dingin. Mengingat ini lagu bertema musim panas, dari awal sampai refrain iramanya berseri-seri. Ceria seperti kata Jinyong. Lagu pop fresh yang menggambarkan sekelompok anak muda liburan ke pantai.
Kabar baiknya, nada tingginya sedikit. Kabar buruknya, koreonya kebanyakan detail imut seperti finger heart, eye heart, teropong tangan, tembakan pistol air. Kemudian diakhiri dengan salam lima jari.
Aku mengusap lenganku yang merinding. M-masa sih aku harus melakukannya?
Tidak mau! Ogah! Jati diriku sebagai Im Rae akan terluka kalau aku sampai meniru pose menjijikkan seperti itu. Ada apa dengan anak muda zaman sekarang sih? Mereka tidak malu apa sok imut begini.
Mana aku tidak bisa minta pendapat ke anak-anak roommate-ku lagi. Mereka juga sibuk dengan latihannya. Hitungan H-7.
"Haah..." Aku menghela napas jengkel, beranjak bangun. "Tidak bisa begini."
Mengeluhnya nanti saja. Kalau aku terus diam tanpa berlatih, apa yang akan kutampilkan ke Interstellar? Penggemar Maehwa tidak menonton orang goblok berdiam diri di atas panggung. Meski tidak menyakinkan, aku coba-coba dulu deh.
"Feeling of the summer has arrived ♪♪
"So forget your busy schedule and turn on your radio. The sign is, Give Me 5! ♪♪
"Do you like watermelon sugar? Oh! I like berry! Do you like strawberry sugar? Oh! I like lemon soju! Give me a sign! Five-"
Gawat. Aku hampir terjatuh lagi.
Bilang coba sih gampang. Tapi begitu kupratekkan, susahnya bukan main. Aku kehilangan tempo, ketukanku salah mulu, melewatkan irama karena memperbaiki posisi tangan dan kaki. Betapa payahnya!
Inikah kemampuan Dance A-? Atau aku yang terlalu bego melakukannya?
Haaah... Ini benar-benar gawat.
*
Rehearsal pertama.
Mentor Ise, Mentor Chan-Ri, dan Mentor Ados tidak begitu keras mengomentari penampilan Ahram dan Jun-oh. Lebih-lebih Kangsan dan Jinyong yang sempurna. Saat giliranku, aku merasa ingin tenggelam.
"Sebenarnya kau sedang apa, Maehwa-ssi? Aku tidak tahu kau sedang bernyanyi atau menari. Kekuatan utama lagu Give Me 5 adalah semangat. Tapi dari yang kulihat, kau seperti mayat hidup yang membuat suasana lagunya menjadi hambar."
"Kenapa kau ragu-ragu pada koreonya? Atau kau terlalu malu melakukannya? Kalau begitu kau tidak usah jadi idol. Untuk apa boneka rusak dipajang?"
Dih? Aku mengerjap tak percaya. Kasar banget njir. Ahram dan Kyorim yang turut mendengarkan sampai terhenyak di tempat, serta Jun-oh yang tersedak air. Nasihat yang dilontarkan Mentor Ados memang bikin nyali trainee menciut.
Tapi...! Itu tidak berlaku padaku, Pak. Selain karena mentalitasku B+, aku sudah sering dicecar oleh player di game waktu pertama-tama aku belum jago gaming.
"M-Maehwa, kau tidak apa-apa?"
Sebagai jawaban, aku berdeham pendek.
"Jangan terlalu dipikirkan, Kak Maehwa," kata Jinyong. "Instruktur berkata pedas begitu untuk kebaikan kita sendiri."
Jun-oh mengelus dagu. "Yang kurang bagi Maehwa adalah gerakannya yang belum fleksibel dan ekspresi wajahnya. Give Me 5 penuh dengan senyuman sumringah. Kau harus coba latihan tersenyum, Maehwa. Gaya heart eye sangat mudah kok."
"Tapi kan Maehwa itu gunung es. Sangat sukar tersenyum," celetuk Kyorim yang dianggukkan oleh semua orang.
"Masalah kepribadian hm," ucap Kangsan, membuat wajah fokus. "Ini cukup serius."
Mereka ini... sedang menyemangati, meledek, atau mengkritikku (part dua)? Ingin kulempar kerikil ke kepala mereka.
"Apa kalian tidak dengar komentar dari mentor kalau Maehwa malu melakukan pose imut?" Seseorang yang tidak undang, mencetus tiba-tiba. "Dia tidak bisa menjadi idol kalau malu untuk hal seperti itu."
Adalah Lee Hangang.
Kenapa si kutu kampret ini di sini? Dia kan di ruang latihan sebelah bareng Geonwoo dan Ha Yoon. Aku kasihan sama mereka harus satu ruangan dengannya.
Bukan hanya aku yang tidak nyaman. Kentara terlihat bahwa Jun-oh, Jinyong, Ahram, bahkan Kangsan mengernyit tak suka pada Hangang. Kecuali Kyorim yang tersenyum (paksa) karena sadar kamera.
"Ah, atau kau tidak percaya diri dengan wajahmu, Maehwa?" katanya lagi.
"Yah, setiap orang punya kelemahan dan kelebihan." Kyorim tertawa simpul untuk mencairkan atmosfer yang dingin.
Aku punya banyak pertanyaan. Satu, apa Hangang tidak peduli pada citranya lagi? Karena sudah jatuh, mari jatuh sampai ke kubangan lumpur. Dua, dia menyiapkan siasat untuk mengajak seseorang jatuh bersamanya. Dan orang itu adalah aku. Targetnya yang dari Ha Yoon, berubah mengingat aku lah merusak rencananya.
Andai dia tahu sebenarnya aku juga enggan ikut campur. Tapi ini membahas hidup-matiku. Kalian mah enak, gagal debut pun kalian takkan mati. Sementara aku? Disiksa perlahan sebelum ke neraka tanpa tahu siapa yang membunuhku.
"Aku ke toilet dulu."
Di sini pengap sekali. Aku harus keluar sebelum Hangang cari gara-gara lagi.
Telat. Hangang sudah merencanakan sesuatu. Ketika aku melewatinya, dia dengan sengaja pura-pura jatuh seolah aku menyenggol keras bahunya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jun-oh.
"Maehwa, padahal niatku baik karena kau membawakan lagu Senior W.N. Kenapa kau kasar begini padaku? Apa salahku? Apa kau segitunya membenciku?" tutur Hangang dengan wajah sedih dibuat-buat.
Ahram dan Kyorim saling tatap. Bukankah barusan dia terjatuh sendiri?
"Apa? Aku bahkan tidak menyentuh-"
Kulirik kamera yang menyorot ke kami. Arghhh, sialan! Kalau terus begini, aku akan terlihat sedang membuli Hangang. Terpaksa aku jadi pihak mengalah.
"Maaf," kataku, mengulurkan tangan.
Hangang menerima uluranku, namun terjatuh sekali lagi. "A-apa kau sungguh berniat membantuku, Maehwa? Jika kau punya dendam padaku, bilang sekarang supaya aku bisa memperbaiki sikapku."
Dasar brengsek! Kan kau sendiri yang menjatuhkan dirimu dengan pura-pura telah mengambil tanganku! Ini gawat. Dia membuatku seperti menganiayanya. Aku akan kena evil editing part kesekian!
Di detik-detik krisis itu, Jinyong bertindak. Dia berdiri di belakang Hangang, mengangkatnya berdiri dengan mudah.
"Mungkin karena lantainya licin, trainee jadi mudah terjatuh. Aku saja tadi nyaris jatuh berkali-kali. Nanti aku bilang ke petugas untuk mengepelnya," katanya tersenyum, menatapku. "Kak Maehwa mau ke toilet, kan? Bareng yuk."
Tanpa mendengar jawabanku, Jinyong membawaku keluar dari tempat jahanam itu. Aku dapat melihat ekspresi wajah Hangang yang berkerut kesal.
"Aku tidak suka dengannya sejak episode satu," kata Jinyong tiba-tiba. "Aku selalu mendengar rumor tak sedap darinya."
"Lee Hangang maksudmu?"
"Yeah. Siapa lagi? Aku bersyukur tidak pernah satu tim dengannya. Kak Maehwa tahu? Kangsan sekelompok sama Kak Hangang di babak pertama. Dan itu benar-benar berakhir buruk."
"Buruk kenapa?" Apa dia sebrengsek itu sampai Jinyong pun bertingkah begini?
"Kangsan mengadu sambil menangis."
~To be continued~
Rajin like, rajin komen, rajin update.
♩✧♪●♩○♬☆
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top