Chp 179. Episode Sebelas (II)

Rara tahu pria cuek yang dia temui tempo lalu di hari itu waktu itu tempat itu adalah seorang trainee. Meski dia berpenampilan sederhana, Rara dapat merasakannya dari auranya. Tapi itu hanya dugaan kasarnya saja. Siapa sangka ternyata pria itu trainee betulan yang ikut acara idola.

Entah sejak kapan Rara larut dan ikut bergabung menonton episode sebelas yang kini sudah berpindah ke adegan game ketiga. Perawat dan dokter lainnya yang sedang peregangan menatap aneh mereka.

- Gila! Apa kalian lihat tembakan Maehwa?! Kena semua cuy! AIM-nya bukan main

- Sesuai yang diharapkan dari Bulan Musim Dingin

- Wajah Eugeum yang membeku terlihat lucu. Terima kasih Maehwa. Sepuluh clover untukmu :)

"Hebat juga si itik biru itu," celetuk Rara. Tidak mudah bermain dart dengan akurasi yang gila. Ini seperti pengalaman bertahun-tahun hingga tangannya sudah terbiasa dengan perbedaan jarak.

Dahlia tidak terlalu mempedulikan Maehwa yang op di game ketiga karena dia gemas dengan game sebelumnya dimana Maehwa terlihat sangat senang mendapat hadiah penanak nasi. Kalau saja dia nonton sendiri, tidak ada Rara ataupun Dain, maka dia sudah mengambil puluhan capture lalu segera mempostingnya di Twitwar dan Naven.

Adegan berganti ke tim yang mendiskusikan konsep serta penataan panggung mereka. Rapatnya serius sekali, apalagi saat proses pembuatan lagu dan koreografi. Mereka latihan telaten dari pagi, siang, sore, dan malam. Waktu istirahat hanya saat makan.

Adegan terus berlanjut sampai ke pengecekan lagu. Interstellar dibuat terdiam saat mendengar musik yang dibuat Maehwa dan timnya. Itu terdengar sangat mewah, lembut, dan misterius.

- Dia menggunakan gelas untuk menciptakan nada? Astaga, apakah dia genius musik?!

- Maehwa seperti dilahirkan untuk ini. Aku sangat menyukai musiknya. Itu terdengar sedih serta memberi ketenangan dan kehangatan sekaligus :(

Kepala Rara tertoleh ke Dain yang membaca kolom komentar di ponselnya sendiri. Menyeringai. "Kau juga menggemari anak ini? Wah, Dokter Dain ternyata seorang fanboy. Itu berita baru."

Dain mengedikkan bahu. Apa salahnya menyukai sesuatu yang disukai anak cewek? Dia dan Maehwa berteman. Saat sakit, Dain pertama yang dicarinya. Jadi tidak ada salahnya Dain menikmati pertunjukan yang dirancang Maehwa untuk mengisi waktu luang.

Kotak susu di tangan Dahlia terjatuh ke lantai, mengagetkan mereka berdua. Karena segelnya belum terbuka, isinya tidak tumpah. Dain menatap rekannya yang mematung di tempat, gemetaran seperti robot yang sirkuitnya korslet.

"T-tidak mungkin..."

Apanya yang tidak mungkin? Demikian tanda tanya di wajah Dain dan Rara. Mau tidak mau mereka memperhatikan episode sebelas yang sudah mencapai adegan perfomance, dimana anak-anak Tim Pray tengah bersiap di belakang panggung.

Tampak Maehwa sedang dikerubungi anggota timnya yang berseru-seru saat dia memasang veil ke kepalanya, terjuntai sampai paha. Pantas saja reaksi Dahlia sebegitu hebohnya. Itu kain selendang buatannya. Maehwa memakainya di pertunjukan langsung untuk menghormati pembuatnya.

Tapi, sialan, siapa yang memberi pria itu ide memakai kimono dan veil? Mereka terlihat seperti burung suci dari khayangan. Bukan hanya Dahlia, gelombang kolom komentar sama dahsyatnya.

- ASDFGHJKL?!! KENAPA DIA SANGAT COCOK DENGAN SELENDANG ITU? HANYAANN~♡

- Aku... kehilangan kata-kata... Bagaimana mungkin dia terlihat sangat polos seperti bayi... seperti anak kecil tersesat dan kita tidak tega membiarkannya

- Get this beautiful man a clover!

Dasar Tim Pray gila. Mereka membuat Interstellar menggila dengan penampilan putih suci begitu. Bahkan mereka belum tampil, tapi reaksinya sekeras ini. Dain jadi penasaran bagaimana perfomance...

Dain menoleh ke Dahlia yang berkemas pulang, menahan lengannya. "Sebentar, kau mau ke mana?"

"Ke mana lagi?" Dahlia mengeluarkan kartu kredit dengan gagah berani. "Tentu saja memasang ads Maehwa di sekitar Sungin-dong. Semua orang harus tahu Maehwa selugu dan seimut itu! Sungguh brilian sekali mencampurkan kimono dan veil. Oh, Bunga Maehwa-ku. Aku akan selalu menjagamu~♡"

Percuma bicara dengannya. Matanya! Ada tanda cinta berdetak di matanya! Maehwa sialan, dia terlalu totalitas di misi kali ini. Meningkatkan popularitas itu penting bagi idola, tapi ini terlalu berlebihan.

"T-tidak mungkin..."

Deja vu, Dain menoleh ke Rara yang menumpahkan kotak susunya. Adegan sudah berpindah ke bagian perfomance. Sosok Maehwa berdiri di panggung. Angin mengembus veil yang dia kenakan saat dia memejamkan sambil mendekam dada. Lalu ketika mata merah itu terbuka, Maehwa berbinar-binar. Dia sangat pandai bagaimana cara mengambil perhatian.

Kolom komentar seketika dipenuhi dengan caps dan emoji cinta. Dain merinding membacanya. Bahkan ada yang mengirim stiker karung. Entah apa maknanya.

- Aku benar-benar tidak tahan. Apakah kau mencoba membunuhku, Maehwa?

- BAGAIMANA MUNGKIN DIA BEGITU CANTIK DAN INDAH SEPERTI BONEKA?! SEPERTI ANAK KECIL MEMBERIKAN BUNGA MATAHARI DENGAN TANGAN MUNGILNYA DAN SENYUMAN LEBAR!

- Mereka semua sangat lugu. Aku jadi ingin mengadopsi salah satu dari mereka :(

Rara menutup mata yang berkaca-kaca dalam artian gemas. "Wajah imut yang trendy begini memang tipe idealku! Dokter Dain, pernahkah kau membaca dongeng Gadis Penjual Korek Api?!"

Dain mengangguk. Orangtuanya di tubuh sebelumnya sering membacakan kumpulan dongeng-dongeng lawas sewaktu dia kecil. Tapi kenapa dengan itu?

"Aku baru saja membayangkan Maeh menyodorkan korek api dengan wajah memelas dan mata berbinar-binar. Omo-omo, itu sangat menawan."

"Bukannya kau penggemar grup lain?" desis Dahlia, menarik ponselnya dari hadapan Rara seolah ingin melindungi Maehwa dari fans karbitan.

"Kalau bisa dua, kenapa harus satu?"

Sementara itu di motel Banana, sekelompok pria menonton episode sebelas dengan tenang dan diam-diaman secara mendadak. Sebenarnya dari tadi mereka sudah berteriak histeris pada setiap tim tampil. Tapi saat giliran tim Pray, Maehwa seketika memasang muka yang ingin mengajak berkelahi.

Arti ekspresi itu adalah: awas saja kalau mereka berani-berani memuji atau apalah yang berhubungan dengan Maehwa, rotan akan melayang menepuk pantat mereka sampai memerah dan bengkak.

"Kenapa Maeh nggak suka dipuji sih? Padahal dia tampil dengan mengagumkan," bisik Eugeum. "Lihat reaksi Interstellar. Benar-benar meledak."

"Mungkin self-esteem nya rendah."

Maehwa sedang menyeduh teh. Dia menatap asap yang mengepul dari cangkir sambil melirik Kyo Rim, Jun-oh, dan Eugeum yang kembali berseru-seru seperti tarzan menonton adegan berikutnya.

Sudah kuduga, memakai veil itu agak berlebihan.

Layar pop-up biru transparan muncul di depan Maehwa yang ingin menyesap tehnya. Itu bukan GM yang mau mengadakan perjamuan atau munculnya quest baru. Itu hanya pengumuman biasa.

[Selamat! Keberadaan anda sudah diketahui oleh 1.000.000 orang! Pencapaian luar biasa!]

Ngeri coy. Sejuta? Itu mah kebanyakan!



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top