Chp 168. Nungguin ya?

"Apakah kita bisa menang?"

Perfomance Tim Repute telah berakhir dan mereka tengah menyampaikan kesan pesan ke penggemar sebelum turun dari panggung. Bahkan sudah selesai pun masih ada yang berteriak-teriak meminta encore.

Sembari menunggu mereka selesai untuk penutupan, tak disangka rekan tim Maehwa dilanda kegugupan. Mungkin mereka tertekan karena Ha-yoon yang kembali mencolok dan mengambil atensi Interstellar. Atau perfome tim lain sangat bagus dan tidak ada satu pun yang loyo. Mereka serius dan totalitas.

Ini di paruh akhir acara. Tentu saja mereka harus mengerahkan seluruh kemampuannya agar bisa bertahan dan berhasil mencapai final. Tidak boleh setengah-setengah.

"Ayolah guys. Kalau kalian begitu, aku juga jadi gugup nih." Kyo Rim yang biasanya tidak pernah tegang, ikut pucat karena tertular penyakit kegugupan teman-temannya.

Kalau ditanya perasaan Maehwa saat ini, jujur saja, dia sudah terbiasa sejak stage 'As Your Wish Employer' meski Danyi sialan masih mengira dia membenci panggung. Dia sudah pernah tampil memalukan dengan konsep seksi, membuang semua harga dirinya. Apalagi yang tersisa dari Im Rae? Tidak ada.

Tapi setidaknya membunuh rasa malu ketika berdiri di panggung, di depan ratusan penonton, memberinya manfaat besar yaitu pengalaman untuk meredam rasa takut. Dia sudah kebal dengan tatapan penonton.

"Hei, Pak Leader," bisik Maehwa menyikut lengan Haedal yang ragu-ragu berbicara. Di tidak gugup, hanya takut teman-temannya lupa lirik atau part masing-masing karena panik. "Katakan sesuatu pada mereka."

Haedal mengangguk, menarik napas.

"Jangan takut pada kegagalan, umpan balik, sorot mata kekecewaan penggemar, mengacau, atau sebagainya. Tapi takut lah bahwa usahamu selama dua minggu menjadi sia-sia jika kepanikan mengalahkanmu.

"Kita sudah berusaha keras selama dua minggu ini. Maehwa mengatasi musik, Kyo Rim membantu revisi dan memasukkan beberapa elemen yang kurang untuk memperbagus lagu kita, aku dan Lantern membuat koreografi, lalu Dowoo menulis lirik. Kita juga latihan rutin. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Kita akan baik-baik selama kita yakin. Lalu..."

Maehwa menepuk bahunya. "Sudah, sudah. Kepanjangan. Kau tidak mendengarnya?"

Tanpa Maehwa beritahu pun Haedal juga mendengarnya. Sorak-sorai penonton yang heboh karena penampilan Tim Repute dan teriakan tak sabar dengan performa tim selanjutnya. Tim panggung sedang mengatur panggung sesuai yang mereka rancang.

"I-ini dia!" Dowoo menelan ludah.

Lantern menekan dada. "S-sepertinya rasa gugupku sudah sedikit menghilang. Aku jadi termotivasi berkat Kak Haedal."

Kyo Rim mengacungkan jempol, menyengir. Bagus jika Lantern nyaman dengan posisinya sebagai center. Dia adalah kekuatan utama dalam tim. Tapi...! Kyo Rim menatap Maehwa yang menempatkan selendang miliknya ke kepala, meminta mikrofon tangan ke magang.

Kyo Rim manggut-manggut tak jelas. Main Vokal juga sama pentingnya dengan center. Sebagai sub-vokal, Kyo Rim harus membantu Maehwa mengingat nanti ada nada tinggi.

"Apa kalian sudah siap?"

Mereka jelas mendengar pertanyaan itu, tapi diam saja. Ini tentu membuat Maehwa mengernyit karena anggota timnya justru menatapnya dengan mata berbinar-binar.

"Apaan sih?" Maehwa mulai merasa tidak nyaman karena dipandangi dengan mata lebar seperti itu. Minta dicolok—yang untungnya tidak keluar secara langsung dari mulutnya.

"Kenapa kau tidak memakainya dari tadi?!" Haedal memekik keras, menyerbu Maehwa yang semakin kebingungan. "Kau terlihat seperti bayi polos dengan veil itu!"

Kyo Rim mendorong Haedal yang ingin menyentuh tangan Maehwa, mendahuluinya. "Tidak, dasar bodoh! Dia seperti boneka sutra yang harus dijaga baik-baik! Apalagi tangan Maeh itu kecil. Benar-benar mirip boneka. Aku mencintaimu, Maehwa~!"

"Apa yang kakak katakan?! Kak Maeh justru terlihat seperti penari pedang yang menari di bawah cahaya rembulan!" Lantern ikut-ikutan mencelupkan diri ke perdebatan.

"Aku tidak tahu siapa yang benar, tapi aku yakin kita pasti akan menang. Kak Maeh adalah kartu as kita. Dia akan membunuh fans dengan penampilan polos suci begitu!"

Maehwa memperhatikan sekeliling. Tidak ada kamera sedang rolling ke mereka. Semua orang sibuk menyiapkan panggung Tim Pray, saling menyoraki. Kesempatan emas nih.

"Bagaimana jika kalian tutup mulut sebelum pukulanku memberi cap stempel?" ucapnya menyodorkan kepalan tinju ke muka mereka.

Bukannya berhenti, mereka menggenggam kepalan tangan Maehwa. "Lihat? Bahkan saat dia mengepalkan tangan itu terlihat lucu. Terlihat seperti anak burung. Kau harus hati-hati, Maeh. Bagaimana kalau ada yang menculikmu dan mengurungmu?"

Dukk! Sebuah benjolan bersarang di kepala Kyo Rim dan Haedal. Mereka salah mengajak orang untuk bercanda. Ditatapnya Lantern dan Dowoo yang tersentak ngeri. Dua maknae itu spontan menggeleng, tidak mau merasakan pedasnya jitakan Maehwa.

"Omong-omong Maeh, kenapa kau memakai mikrofon tangan? Bukankah kau akan kerepotan nantinya?" Haedal bertanya.

Maehwa tersenyum misterius. "Ini antisipasi untuk membuktikan aku tidak lipsing."

"Tim Pray? Silakan standby," celetuk salah satu petugas magang. Panggung untuk tim empat sudah selesai diutak-atik.

"Kita bisa melakukan ini. Ayo semuanya!"

"Ya!" jawab Tim Pray kompak.

Saat itu, Tim Repute menuruni panggung. Ekspresi puas tercetak di wajah mereka, termasuk Eugeum yang banjir keringat. Rasa lelahnya terbayarkan karena Interstellar menyukai penampilan dan lagu mereka.

"Bukankah evaluasi ini akan menjadi babak menantang di Star Peak? Dari tim Melon Honey, tim Champions, lalu kita, tidak ada satu pun kesalahan. Aku jadi kasihan dengan Interstellar yang berseru-seru dari tadi."

"Yang penting saat ini kita sudah melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan siapa pun. Ayo beristirahat. Aku lelah."

Eugeum dan Geonwoo yang paling banyak berkontribusi dalam pembuatan lagu dan koreografi. Mereka sedikit memforsir diri. Tapi setidaknya hasilnya memuaskan.

Ketika mereka ingin kembali ke ruang tunggu, mereka berpapasan dengan Tim Pray yang bergerak menuju panggung. Seuntai kain veil halus yang berkibar merebut atensi Eugeum membuat langkahnya terhenti. Menoleh.

"Ada apa, Kak Eugeum?" tanya Geonwoo.

"Ah t-tidak," jawabnya kikuk. "Aku barusan seperti habis dilewati oleh malaikat."



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top