Chp 16. Aku Akan Menyembahmu, Sistem!
Sewaktu masa sekolah dulu, aku tidak pernah merasakan kehidupan sejati 'sekolahan' dari SMP sampai SMA. Hari-hariku membosankan. Penghuni kelasku sibuk menjalin pertemanan dengan circle-nya dan aku tidak termasuk.
Maksudku, aku orang yang pendiam. Tetapi sekali diajak berkawan, kita sableng bersama. Tapi orang-orang salah paham mengartikan sikapku dan menyangka aku murid dingin dan aku tidak berniat membersihkan kesalahpahaman itu karena... apa gunanya? Kan sudah terlanjur.
Anggaplah aku bersusah payah meluruskannya, memangnya itu menjamin mereka mau berteman atau mengizinkanku masuk ke circle-nya?
Oleh karena itu, aku menghabiskan hari-hariku di sekolah dengan bermain game dan...
... Menggambar di Klub Melukis.
Selain hobi gaming, saat dimarahi oleh Guru Olahraga karena kepayahanku, aku melarikan diri ke Klub Melukis. Aku suka menggambar sejak kecil selama tinggal di panti asuhan.
Dan itulah yang kuharapkan saat ini. Harta karun yang berhubungan dengan peralatan melukis.
Sudah 11 menit berlalu, aku belum juga mendapatkan item konten. Jangankan item, balonnya saja tidak ketemu-ketemu. Di mana staf menyembunyikannya? Tidak mungkin sebuah balon punya kemampuan mimikri, kan?
"Hosh... Hosh... Ini sungguh buruk." Aku mengintip lewat jendela. Hampir setengah peserta telah menemukan harta karun mereka.
Tak ada pilihan selain meminjam kemampuan supernatural. "Hei, Nona Sistem, kau tidak ada niatan membantuku? Kalau terus begini, poin pribadiku bisa kurang kalau menemukan balon item lewat dari batas waktu. Ayo, kasih support dong. Kau mau aku debut, kan?"
[*Haah* Anda membanggakan diri anda seorang dewa game, tapi mencari barang tersembunyi saja tidak bisa? Betapa payahnya.]
Eh, hei? Apa sistem sialan ini baru saja menghela napas padaku? Astaga, dia bahkan mengejekku! Dia makin hari makin menyebalkan!
"Hei, sialan, aku bermain memakai otak, bukan stamina. Tolong bedakan itu. Terlebih, mantan HikkiNEET sepertiku membenci hal-hal yang membuatku harus berolahraga. Nilaiku waktu di SMA, aku mendapatkan angka 3 di olahraga."
[Sistem tidak tertarik dengan masa lalu Im Rae. Main-Quest: Pergilah ke kantin.]
Wah! Walau kau seorang bajingan, akhirnya kau membantuku juga, ya! Pilihan bagus.
Aku pun memutar langkah, menuju kantin seperti yang disuruh sistem. Begitu sampai di sana, aku mencium aroma lezat yang menggunggah selera. Bau harum apa ini? Seolah ada yang baru diangkut dari oven.
Ah, souffle pancake...! I-itu tampak enak...
"Apa kau menginginkan kue itu?" tanya Bibi Penjaga Kantin mencidukku ngiler akan roti itu. "Ambillah. Kau terlihat lapar."
"Eh, apa boleh? Ini belum jam makan siang." Aku menoleh ke sekeliling. Hanya ada aku.
"Boleh saja. Ini servis dariku karena kau menunjukkan ekspresi yang manis."
Aku manyun. Kau takkan berkata begitu kalau aku muncul dengan tubuh Im Rae, Nyonya. Sial! Tetiba aku merasa iri dengan Maehwa. Dia harus berterima kasih aku merancangnya babyface.
Penjaga Kantin sudah memberi izin. Maka apalagi yang kutunggu? Lupakan sebentar soal balon item. Perutku lapar. Langsung saja ku-hap kue empuk itu. Seketika mataku kling-kling. "Ini enak sekali. Apa bibi yang membuatnya?"
"Dasar. Coba katakan itu sambil tersenyum. Ngomong-ngomong kau harus cepat karena sepertinya waktunya tersisa 3 menit."
Sebenarnya aku juga mau lebih ekspresif, tapi aku memakai konsep trainee cool and cold. Sampai acara ini berakhir, bahkan jika aku betulan debut, aku harus tetap memakainua.
[Main-Quest: Masuk ke dalam dapur.]
Oho, lihat ini. Apa ada sesuatu di dalam sana?
"Kalau begitu boleh aku periksa dapurmu, Bibi?" ucapku sambil menghapus remah roti di mulut.
Beliau tersenyum ramah. "Instingmu jeli, ya. Masuklah. Ada satu balon kuning di dalam. Akan kupinjamkan kau jarum atau garpu—"
"Tidak usah," selaku, menepuk keras balon itu. Bibi Penjaga Kantin sedikit terlonjak, beda denganku yang anteng. Bola kecil jatuh dari balon yang pecah. Aku memungutnya. Bingo.
"Kau ini... tidak ada kaget-kagetnya."
Untuk pro gamer yang bermain game horor yang rentan dikejutkan dengan 'hantu', adegan jumpscare, meletuskan balon hanya sepotong kue. Bukan perkara besar. Aku sudah terbiasa.
"Terima kasih, Bibi. Aku pergi sekarang."
Tapi, detik itu juga aku kepikiran sesuatu. Karena ini dapur, barangnya tidak berhubungan dengan memasak kan, Nona Sistem?
[Sistem sedang di luar operator.]
Jangan kabur kau, bedebah sialan!
~Idol Player~
"Sepertinya para peserta telah mendapatkan bola item. Silakan berkumpul dan bukalah harta karun yang kalian temukan. Perlu diingat, kalian dilarang menukar bola satu sama lain."
Sekali lagi, lapangan gaduh oleh seruan. Ada beberapa peserta memamerkan barang harta karunnya dan ada juga yang merahasiakan itemnya. Sungguh perbuatan kekanak-kanakan.
"Wkwkwk! Kau mendapatkan buku dongeng!" kata Kyorim pada Ahram yang cemberut. "Sepertinya kau akan bercerita dengan fansmu."
Malahan bagus untuk Ahram dong. Mendongeng dengan visual seperti itu. Mendadak jadi ayah.
"Kau sendiri dapat apa?" tanya Jiho.
"Aku?" Kyorim melirik kamera yang rolling ke arah mereka. Dia kibas rambut. "Sampo."
"Kau kan tak perlu mengibas rambutmu."
Hyunsung ikut merumpi. "Jiho, punyamu apa? Ayo saling memberitahu item. Aku kamera. Fufufu, aku sudah terbayang akan berbuat apa."
"Umm... Itu... Kopi..." jawab Jiho malu.
"Wah, aku bisa menebak jenis kontenmu."
"Haah~" Jun-oh ikut-ikutan bergabung. "Apa yang bisa kulakukan dengan sereal? Apa aku bikin konten mukbang, ya? Atau cara menyiapkan sereal dengan benar. Geon, punyamu ap—PFFT!"
Itu adalah sayap dan tongkat sihir mainan.
"D-diam kau, Moon Jun-oh."
"BWAHAHA! Apa kau akan cosplay jadi ibu peri di depan kamera? Aduh, kau tidak beruntung."
Aku menjauh dari orang-orang yang punya rasa kepo tinggi. Dari tadi jantungku sudah maraton karena peluang kemungkinan bola item yang kubawa ini berhubungan dengan memasak adalah 90%! Persentasenya menjadi 100% karena sistem yang melarikan diri.
Bodohnya kau, Han Maehwa. Bisa-bisanya kau percaya pada sistem bangsat itu. Jelas-jelas dia akan mengiringmu ke tantangan sulit, jalan sesat. Harusnya aku cari sendiri saja tadi.
Dengan gemetar, aku membuka bolanya.
Duh, bagaimana ini? Aku tidak bisa memasak. Belum selesai masalah tuduhan operasi plastik, muncul masalah baru peserta Han Maehwa membuat kebakaran di studio. Berita itu akan jadi headline di koran dan artikel—
Ng? Kyorim, Ahram, dan Jiho tersentak. Mereka sama-sama merasakan hawa sejuk yang menenangkan. Dibuatnya menoleh ke arahku yang terduduk ke atas tanah.
"Maehwa, kau baik-baik saja? Apa itemmu seburuk itu sampai kau terjatuh begitu?"
Seperti kembang api yang meletus di langit malam. Seperti senyuman matahari di dunia teletubbies. Seperti cahaya ilahi bersinar dengan bulu-bulu putih beterbangan. Wajahku cerah berkali-kali lipat, tak terhitung.
GAMEEEEEEEEE ONLINEEEEE!!!!!!!!!
Aku akan menyembahmu, Nona Sistem!
~To be continued~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top