Chp 157. Ungkap Rahasia Kyo Rim

Ukh, berat. Apa aku ketindihan?

Sekarang baru pukul setengah enam pagi. Sebenarnya Maehwa masih mengantuk. Tidurnya nyenyak karena lelah dan kehujanan semalam. Tapi dia memaksa membuka matanya karena badannya kesemutan seperti dihimpit sesuatu yang transparan.

Benar saja dugaannya. Dia ketindihan tangan seseorang. Dibuatnya menoleh ke samping, melotot mendapati sosok Danyi yang ileran dan mengigau tentang kenaikan gaji. Dia tidur tanpa beban tepat di sebelahnya, menjadikan Maehwa sebagai bantal guling.

"AAAAHHH!!! KENAPA KAU ADA DI SINI?!"

Maehwa berseru kaget, refleks mendorong Danyi dari ranjang hingga terdengar suara gedebuk yang bergema di sepenjuru kamar.

Bagaimana?! Dia kan sudah meninggalkannya. Kenapa Danyi bisa mengikutinya sampai ke rumah Jun-oh? Bagaimana cara wanita itu menyelinap tanpa ketahuan orang rumah?

Ah, tunggu dulu. Maehwa menepuk dahi. Aduh, dasar bodoh! Dia kan admin sistem ajaib dari dunia lain. Jelas dia punya cara untuk masuk tanpa menarik perhatian. Paling dia menggunakan satu dua trik tipu muslihat.

"Kau kasar sekali..." Danyi mengusap-usap keningnya yang kejedot lantai. "Kau tega meninggalkanku di bawah guyuran hujan. Kini kau juga mendorongku dengan kasar. Apa kau tidak punya perikemanusiaan? Atau kau sangat ingin pergi ke alam baka?"

"Jangan mengancamku. Kau yang lebih dulu bertingkah di luar batas. Aku pria suci!"

Debat mereka dihentikan oleh gedoran pintu. Karena teriakan Maehwa barusan, Jun-oh terbangun dan segera pergi ke kamarnya untuk melihat apa yang terjadi.

"Maeh! Ada apa??"

Gawat. Maehwa menatap sebal Danyi yang menguap tidak peduli. Timingnya sungguh jelek, bisa membuat siapa pun salah paham. Bersyukur Jun-oh berpikir Danyi seorang pencuri, tapi bagaimana kalau dia mengira Maehwa mengundang wanita tidak dikenal ke rumahnya lalu tidur bersama? Muncul lagi rumor baru. Nama baiknya semakin kotor.

Menuruti hati, Maehwa pun menutup mulut Danyi yang pasrah. Lalu dengan wibawanya, dia membalas seruan Jun-oh. "Jangan masuk! Aku sedang nonton video porno!"

"O-oh. Silakan lanjutkan..."

Danyi cengo, menatap Maehwa malas. Serius? Maehwa juga tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Sialan. Dari sekian banyaknya alasan, kenapa jawabannya harus vulgar? Jun-oh pasti berpikir macam-macam soalnya.

Ah, sudahlah. Semua terjadi begitu cepat. Ini salah Danyi yang membuatnya kepepet menjawab apa saja yang terlintas di kepala. Maehwa juga bersalah karena mengatakan itu dengan suara lantang dan penuh kejantanan.

"Kau merusak reputasiku saja." Maehwa mendengus. Dia tidak bisa tidur lagi. Karena terlanjur bangun, lebih baik dia siap-siap pergi.

"Kenapa jadi salahku? Kau yang menjawab."

Maehwa menghela napas, mengemas kasur. "Begini ya, senang melihatmu dalam wujud manusia. Tapi kau juga harus mengenal batas. Bagaimanapun aku seorang pria. Tidak seharusnya kau menempel sedekat itu. Kau ingin menggagalkan misiku menjadi idola?"

Danyi mengelus dagu. "Apa ini berlebihan?" Dia menjentikkan jari. Pakaiannya berubah menjadi setelan pelayan. "Sekarang bagaimana? Sudah cocok denganmu belum?"

"Aku bahkan tidak mau berkomentar."

Danyi cemberut, menjentikkan jari lagi. Kali ini dia menjadi mode chibi. Maehwa menyeringai. "Nah, kan enak kemasan sachet gini. Nggak ada yang bisa lihat kau selain aku, kan?"

"Tentu saja tidak." Suara Danyi menjadi suara anak-anak mengikuti bentuk tubuhnya.

Baiklah, fokus. Tidak ada lagi urusan pribadi. Waktunya menyelidiki apa yang terjadi di timnya selama dia pergi. Maehwa curiga, Kyo Rim bersikap superioritas saat dia tidak ada dan Haedal yang sibuk mencari ponselnya.

Pertama-tama Maehwa akan mengirim pesan ke grup dahulu. Kabar baik, Dowoo merespon dengan kilat dan mengirimkan alamat hostel tempat mereka menginap.

"Apa kau sudah mendapatkan ide?"

Maehwa menoleh sambil ganti baju. "Ide?"

"Jika dugaanmu benar ada yang salah dari timmu dan keadaan memaksamu membuat lagu, apa kau punya ide untuk itu?"

Danyi melemparkan pertanyaan yang sulit. Membuat lagu? Dia tidak punya pengetahuan sama sekali tentang komposisi musik. Ide-ide yang datang padanya sudah hilang.

Semoga tidak ada hal serius terjadi. Misi ini benar-benar bukan bidangnya.

"Eh, sebentar Maehwa! GM menurunkan quest baru untukmu." Danyi memeriksa notifikasi yang ada di ikon tombol. Rasanya aneh melihat admin sistem memiliki layar pribadi. Dia tersenyum lebar. "GM memberimu kemudahan. Sudah kuduga, beliau tidak sejahat itu. Dia akan memberimu keterampilan produser level dasar jika kau mengerjakan misinya. Tapi..."

Maehwa mengernyit. "Kenapa berhenti?"

"Misinya adalah mengungkap rahasia Kyo Rim."

***

Pagi ini Maehwa terlihat berbeda. Dia tergesa-gesa menuju ruang tamu, bahkan tidak sempat merapikan rambut seolah hendak mengejar sesuatu. Ekspresinya tidak baik.

"Maeh, kau yakin nggak mau menyarap dulu? Ibuku sedang menyiapkan sarapan."

"Tidak ada waktu untuk itu."

Setelah memberikan misi tak masuk akal yaitu buat lagu sendiri, sekarang GM memerintahnya membuka kartu as Kyo Rim. Ini sama seperti kasus Daejung dulu. GM mendeteksi ada yang aneh dari Kyo Rim dan menganggapnya ancaman yang harus disingkirkan.

Ini bukan demi keterampilan yang dijanjikan GM. Ini demi masa depan tim empat. Jika benar Kyo Rim diam-diam melakukan sesuatu yang bisa merugikan tim, maka Maehwa tidak bisa tinggal diam. Dia harus bertindak.

"Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Ibu Jun-oh melihat Maehwa buru-buru memakai sepatu sampai talinya tidak terikat benar.

Maehwa tersenyum simpul. "Tidak apa kok, Tante. Maaf ya. Saya ingin banget memakan sarapan anda yang super lezat. Tapi ada hal mendesak yang harus saya lakukan. Bye, Jun-oh! Sampai jumpa di asrama."

Dasar anak itu. Dia masih saja bersikap hiperbola di depan Ibu Jun-oh. Geleng-geleng kepala Danyi dibuatnya, terbang menyusul Maehwa yang bergegas meninggalkan teras.

"Apa ada masalah?"

Jun-oh menggeleng tidak tahu. Dia tidak setim dengan Maehwa. Yang jelas ini pasti urusan pembuatan lagu. Meski Maehwa tidak bilang apa pun, Jun-oh itu perasa.

"Kamu ingat perkataan ibu kan, Jun-oh? Kamu ibu izinkan menjadi idol dengan syarat menjaga Maehwa. Ibu menggemari anak itu. Perlakukan dia dengan baik saat bersamanya. Sepertinya ibu harus bergabung ke fansite Wintermoon untuk lebih tahu tentangnya."

"Bu, tapi anakmu itu aku. Bukan Maehwa..."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top