Chapter 4 - Masa Lalu yang Kelam
Author's POV
Tangis (Y/n) mulai mereda. Kini ia hanya sesenggukan saja. Kyoujurou dengan tenang duduk di sampingnya. Ia sibuk menenangkan gadis itu. Tangannya menepuk-nepuk punggung (Y/n) dengan lembut.
"Apa kau sudah baik-baik saja?" Kyoujurou bertanya lagi. Memastikan keadaan gadis itu.
(Y/n) mengangguk. Kali ini tangis benar-benar berhenti. Hanya tersisa bekas air mata di wajahnya. Ia menatap kosong tanah yang dipijaknya.
Melihat gadis itu yang terdiam, Kyoujurou pun ikut terdiam. Ia sibuk memikirkan hal apa yang bisa membuat gadis yang duduk di sampingnya itu menangis. Selain itu, ia pun memberikan waktu untuk (Y/n) agar ia bisa menenangkan dirinya sendiri dan ia tidak bertanya apapun pada gadis itu.
Mereka diam dalam keheningan selama beberapa saat. Sama-sama diam memikirkan harus berkata apa terlebih dahulu. Di sekitar mereka hanya terdengar suara orang lain yang sedang tertawa atau sekedar berbincang singkat. Setidaknya, di sana tidak terlalu hening dan membuat suasana menjadi canggung.
"Apa ada yang ingin kau katakan?" tanya Kyoujurou pada gadis itu. Ia memecahkan keheningan yang tercipta secara mendadak di antara mereka.
(Y/n) diam sejenak. Ia bimbang harus menceritakannya atau tidak. Di satu sisi, ia yakin Kyoujurou adalah lelaki yang baik dengan hati yang lembut. Ia tidak akan menyakiti wanita. Namun, di sisi lain, ia merasa tidak yakin jika ia harus menceritakan hal ini padanya. Ia hanya merasa bahwa lelaki itu tidak perlu mengetahui hal ini.
Seusai dilema di pikirannya itu terpecahkan, (Y/n) pun mengikuti kata hatinya. Ia menatap pada Kyoujurou yang juga sedang menatapnya lekat. "Aku akan bercerita kenapa aku menangis di hari itu."
Kata-kata (Y/n) yang masuk ke indra pendengaran Kyoujurou membuatnya memasang telinga baik-baik. Ia tidak akan melewatkan satu kata pun yang keluar dari bibir gadis itu. Semuanya akan ia dengarkan dengan saksama.
"Aku akan menceritakannya."
***
Langit sudah berubah mendung semenjak beberapa puluh menit yang lalu. Awan hitam telah muncul dan bertebaran di mana-mana. Menghiasi langit dengan kegelapannya. Orang-orang terlihat sedang menyiapkan payung mereka. Ada beberapa di antaranya yang sedang memakai jas hujan.
Beberapa detik setelah itu, hujan pun turun dengan deras. Mengguyur kota Tokyo malam itu. Menciptakan suasana dingin di musim panas.
(Y/n) sedang duduk di taman seorang diri. Ia menunggu kedatangan kakak perempuannya pulang dari jam lembur malam itu. Mereka telah berjanji akan bertemu di sebuah taman tak jauh dari kantor kakaknya.
Gadis itu menunggu dengan perasaan gelisah. Ia terus menatap cemas pada apapun yang bisa ia tatap. Perasaan tak enak menghampiri dirinya. Membuat ia bingung harus berbuat apa. Ia pun hanya bisa duduk dalam diam di bawah guyuran hujan itu sambil memegang sebuah payung berwarna biru gelap.
Wajah gadis itu mulai terlihat mengantuk. Ia hampir jatuh tertidur jika saja ia tak mendengar suara tubrukan yang cukup keras itu. Banyak orang berkerumun di sana. Menatap pada sesuatu yang tergeletak di atas tanah.
Merasa penasaran, (Y/n) mendekati keramaian itu. Perasaan gelisah dan khawatir di dalam dirinya semakin kuat. Jantungnya berdetak dengan kencang. Jarak antara dirinya dengan kerumunan itu semakin dekat. Sementara itu, dirinya pun semakin gelisah dan cemas.
Matanya membulat. Pikirannya seketika kosong. Arah pandangannya tertuju pada seorang wanita yang tergeletak di atas tanah itu. Ia tidak pernah mengira sama sekali jika tubuh wanita yang berdarah itu adalah kakaknya. Kakak perempuan yang paling ia sayang. Keluarga satu-satunya yang ia miliki setelah kehilangan orang tua mereka di sebuah kecelakaan.
Namun, kali ini, ia harus merasakan kehilangan itu lagi. Ia harus merasakan betapa menderitanya dirinya sama seperti saat itu terjadi. Ia hanya bisa menangis meraung-raung. Memanggil-manggil nama kakaknya sambil menjerit. Ia tidak mempedulikan tatapan kasihan dari orang-orang di sekelilingnya.
Saat sebuah ambulan datang, di bawah hujan yang deras, kakaknya sudah menghembuskan napas terakhirnya. Meninggalkan (Y/n) seorang diri, lagi.
Setelah kejadian itu, (Y/n) diserahkan pada keluarga paman dan bibinya sesuai dengan surat wasiat yang dibuat oleh orang tuanya. Sebelum Yuuna-kakaknya (Y/n)-meninggal, mereka tinggal bersama di rumah peninggalan orang tua mereka. Mereka hidup cukup bahagia saat itu. Namun, kini rumah itu dijual oleh paman dan bibi (Y/n) dan menyisakan kenangan yang berarti bagi (Y/n).
(Y/n) hanya bisa menangis setelah kepergian kakaknya selama seminggu. Paman dan bibinya yang merasa kesal karena ia terus menangis, maka (Y/n) pun diusir keluar rumah malam itu. Malam di mana ia bertemu dengan Rengoku Kyoujurou. Di saat itulah (Y/n) merasakan kehangatan lagi setelah kepergian Yuuna. Kehangatan yang membuatnya merasa bahagia.
***
Seusai mendengar kisah tragis milik seorang gadis bernama (F)n) (Y/n), Kyoujurou hanya bisa menatapnya hangat. Ia tidak tahu jika saat itu ia telah menyelamatkan seorang gadis yang sedang terpuruk. Membangkitkan semangat gadis itu lagi.
Merasa terbawa oleh suasana, Kyoujurou pun membawa tubuh kurus milik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia memeluknya seolah-olah untuk memberikan kehangatan pada gadis itu.
(Y/n) pun menangis lagi. Ia membalas pelukan lelaki itu dengan erat. Tangisnya pecah saat itu. Melampiaskan semua emosinya pada tangisannya. Di dalam pelukan Kyoujurou, (Y/n) merasa aman dan hangat. Rasa yang sudah lama tak ia rasakan lagi semenjak Yuuna meninggalkan dirinya.
Kyoujurou menepuk-nepuk lembut kepala bagian belakang gadis itu. Ia berusaha membuat gadis itu merasa nyaman dan tenang.
Seusai sesi berpelukan tak sengaja itu, keduanya menjadi salah tingkah. (Y/n) langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah memerah. Sementara itu, Kyoujurou menatap pada seorang anak kecil yang sedang makan es krim juga dengan wajah memerah.
"Maaf, tiba-tiba aku memelukmu," ujar Kyoujurou tanpa menatap ke (Y/n) karena ia terlalu malu.
"T-Tidak apa-apa. Maaf juga karena bajumu menjadi basah karena air mataku," balas (Y/n) gugup. Wajar saja, itu adalah kontak fisik pertama bagi (Y/n) dengan lelaki lain selain ayahnya sendiri. Ia hanya lupa jika mereka sudah pernah berpelukan beberapa kali. Hanya saja semua itu terjadi tanpa mereka sadari. Dan kali ini, mereka menyadarinya.
"Dari mana kau tahu Id LINE milikku?" tanya (Y/n) tiba-tiba membuat suasana canggung itu berubah menjadi tegang.
"Aku tahu dari temanku. Dia tak sengaja melihat aku dengan dirimu di Shibuya hari itu. Lalu, aku pun menanyakan Id LINE milikmu padanya. Ia pun memberitahukannya padaku. Maaf, aku tidak langsung bertanya padamu," Ia mengusap tengkuknya gugup.
"Tidak apa-apa. Aku hanya penasaran saja karena aku tidak pernah memberitahu Id LINE-ku padamu," sahut (Y/n) sambil tersenyum.
Melihat senyuman gadis itu, Kyoujurou merasa lega. Akhirnya senyuman itu terbit di wajah (Y/n). Senyuman yang sudah memenuhi pikirannya belakangan ini. Juga, senyuman yang ia sukai.
***
Yo minna!
Ini chapter pertama di tahun 2021😭🤙🏿
Sebelumnya, makasih banyak buat kalian yang sudah meluangkan waktu kalian untuk baca, vote, dan comment di ff Wina ini!!❤💖❤💖
I luv ya!
Wina🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top