Chapter 11 - Fireworks in Summer
Author's POV
Sudah seminggu berlalu semenjak fakta yang sebenarnya terungkap. (Y/n) hanya menerima semuanya dengan lapang dada. Ia tidak lagi memikirkan bagaimana perasaan Bibi pada ayahnya dulu. Itu semua sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. Yang terpenting, mereka sudah bahagia.
(Y/n) sudah memberitahu Kyoujurou tentang keadaan keluarganya yang membaik. Saat mendengarnya, Kyoujurou tersenyum dengan lebar. Ia tidak mengatakan apa-apa. Namun, hanya dari senyumannya saja, (Y/n) sudah tahu apa yang dikatakan olehnya.
Festival kembang api sudah mulai ramai. Banyak pengunjung dan wisatawan asing yang datang ke sana. Di antaranya ada yang berbelanja, makan bersama, atau sekedar berbincang dengan keluarga atau teman. Ya, wajah mereka terlihat bahagia.
Di dalam keramaian itu, seorang gadis berlari dengan kencang. Membelah kerumunan orang-orang yang memenuhi area festival. Gadis itu memakai sebuah yukata bermotif bunga berwarna merah muda yang mengisi kekosongan di yukata itu sendiri.
(Seperti itulah yukata yang dikenakan (Y/n))
"Gomennasai! Aku terlambat!" serunya.
Napasnya terengah-engah. Peluh menetes dari pelipisnya menuju dagu. (Y/n) meletakkan kedua tangannya ke atas lututnya sambil menetralkan detak jantungnya yang berpacu dua kali lebih cepat.
Lelaki di hadapannya itu menoleh. Menatap pada gadis yang kelelahan sehabis berlari di hadapannya itu. Lalu, ia mendekat.
"Tidak apa-apa, (F/n)-san. Aku senang kau sudah mau datang ke sini," ujar Kyoujurou.
(Y/n) menegapkan tubuhnya setelah detak jantungnya mulai normal. Ia menatap Kyoujurou yang memakai pakaian kasualnya, celana jeans dan kaus berwarna putih yang dilapis dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru. Lengan kemeja yang dikenakannya ia gulung hingga siku. (Y/n) harus mengakuinya, Kyoujurou terlihat keren dengan pakaian seperti itu.
"Kau cantik, (Y/n)."
Kedua pipi (Y/n) memerah dengan sendirinya. Jujur saja, ia jarang dipuji oleh orang lain. Jadi, ia merasa gugup untuk pertama kalinya.
"E-Eh? Terima kasih, Rengoku-san," sahutnya kikuk.
"Tidak apa bukan jika aku memanggilmu dengan nama depanmu?" tanya Kyoujurou.
(Y/n) mengibaskan kedua tangannya. "Tidak, tidak apa-apa."
"Kalau begitu, kau hanya perlu memanggilku dengan nama depanku juga," ujarnya santai.
"Kyou...Kyoujurou?"
Kyoujurou menoleh dan menatap (Y/n). "Benar, seperti itu," Ia pun tersenyum.
(Y/n) pun hanya mengangguk singkat.
Kemudian, mereka berdua berjalan beriringan. Menghabiskan waktu mereka bersama di festival kembang api itu.
Hari sudah semakin larut. Namun, para pengunjung festival justru semakin ramai. Karena sebentar lagi, kembang api akan meluncur menghiasi gelapnya langit malam. Jadi orang beramai-ramai menunggu di tepi bukit. Ada yang menggelar karpet atau langsung duduk di atas rerumputan.
"Langitnya indah sekali," ujar (Y/n) sambil menatap ke arah langit dengan jutaan bintang bertaburan di atas sana.
Kyoujurou tersenyum sambil memandang ke arah yang sama. Ia menatap pada gadis di sebelahnya. Perasaannya mulai tak karuan di saat wajah gadis itu terlihat lebih menarik dari samping. Surainya yang berwarna (h/c) memantulkan cahaya sang bulan purnama. Dan, yukata yang dikenakannya menambah kecantikan yang sudah ada di dalam dirinya.
"Kyoujurou-san?"
Mendengar namanya dipanggil dan malu karena tertangkap basah sedang memperhatikannya, Kyoujurou buru-buru mengalihkan pandangannya ke depan. Tak dapat dihindari, semburat merah yang samar muncul di kedua pipinya.
"Ada apa?" tanya (Y/n) bingung.
Ia merasa sedikit bingung dengan tingkah laku Kyoujurou hari ini. (Y/n) tidak bisa memahaminya. Ia juga tidak tahu apa penyebabnya. Namun, ia menikmati waktu mereka berdua saat ini.
"Tidak. Tidak ada apa-apa," jawab Kyoujurou singkat.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?" tanya (Y/n) lagi. Ia harus memecahkan masalah mengapa hari ini Kyoujurou terlihat aneh dan... entahlah, ia sulit menjelaskannya.
Kyoujurou diam, tidak menjawab pertanyaan gadis di sampingnya itu. Ia hanya menatap pada bintang-bintang yang menyala terang di langit sana.
"Kyoujurou-san? Kau melamun lagi," ucap (Y/n). Ia pun menjadi semakin bingung. Padahal biasanya Kyoujurou selalu mencari pembicaraan dengan dirinya. Namun, kali ini ia tampak diam saja.
"Ah, benarkah? Aku tidak sadar saat melakukannya," sahutnya kikuk.
Helaan napas keluar dari mulut (Y/n). Ia menjadi semakin bingung dan heran dengan sikap Kyoujurou hari ini. Maka dari itu, ia ikut terdiam. Membiarkan diri mereka larut dalam pikiran masing-masing.
Selama beberapa saat mereka saling diam. Meskipun suasana di sekitar mereka sangat ramai, tetapi mereka hanya terdiam saja. Seperti sepasang kekasih yang tengah dilanda konflik berat.
"(Y/n), ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu," ujar Kyoujurou.
(Y/n) menoleh dan memiringkan kepalanya, "Apa itu?"
"Kemarilah."
Kyoujurou mengulurkan tangannya yang disambut oleh (Y/n). Mereka pun pergi meninggalkan tepi bukit yang ramai itu.
***
Sebuah tepi jurang yang tidak terlalu curam menjadi tujuan mereka. Sang bulan purnama menjadi terlihat lebih jelas dari atas sana. Membuat (Y/n) terkagum-kagum akan keindahannya yang jarang bisa ia saksikan.
"Pemandangan di sini bagus sekali," ucap (Y/n) masih sambil memandang ke arah pemandangan kota di malam hari. Lampu-lampu menyala menerangi gelapnya malam.
"Ya," sahut Kyoujurou sambil menatap ke arah langit yang sama.
Keheningan tak sengaja menghampiri mereka. Membiarkan mereka menikmati pemandangan yang jarang bisa mereka lihat di saat ini.
"(Y/n)..." panggil Kyoujurou.
"Ya?"
"Tolong dengarkan aku baik-baik. Aku hanya akan mengatakannya sekali saja," ujarnya.
Ia mengambil napas banyak-banyak lalu menghembuskannya. Kemudian, tatapannya menatap pada gadis di hadapannya dalam-dalam.
"(Y/n), aku mencintaimu."
Manik (e/c) itu membulat kala ia mendengar dua kata terakhir yang diucapkan oleh lelaki di hadapannya. Rasa tak percaya, rasa bahagia, rasa terharu bercampur aduk di dalam benaknya. (Y/n) tidak bisa berkata apa-apa. Ia menunduk saja. Air mata sebentar lagi akan tumpah di pelupuk matanya.
"Maukah... kau menjadi kekasihku untuk sekarang dan selamanya?" Kyoujurou melanjutkan ucapannya itu ragu karena gadis di hadapannya hanya membeku tak mengatakan apapun.
(Y/n) mendongak. Lalu, menatap tepat di manik merah dan emas milik Kyoujurou itu. Air mata sudah mengalir dari kedua sudut matanya.
Dengan cepat, (Y/n) mengangguk. Anggukan kepalanya membuat Kyoujurou tersenyum bahagia. Ia langsung memeluk tubuh gadis itu. Membawanya ke dalam pelukan terhangat yang bisa ia berikan untuk (Y/n).
"Aku juga mencintaimu, Kyoujurou-san."
Tepat di saat itu, kembang api meluncur ke angkasa. Menghiasi langit malam itu bersama sang bulan purnama. Juga sebagai saksi bisu ikatan yang baru saja mereka bentuk saat itu. Tak dapat dipungkiri, rasa bahagia menyelimuti keduanya.
- Tamat -
***
Yo minna!
AKHIRNYA TAMAT JUGA😭💅
Tapi, jangan diapus dulu dari library kalian. Masih ada Epliog ya, minna🗿✨
Dan, makasih banyak buat kalian yang udah baca, vote, dan comment. Luv you guys!!❤💖💞
Abis Epilog, publish cerita baru ehe👀✨
I luv ya!
Wina🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top