File 0.10.3 - Greetings From The Past Character

Miss me?
-Jamos Horrori

Dua kata itu terus berputar-putar di kepala Watson membuat pikirannya terbelah. Dia tak bisa fokus pada diskusi, sibuk memikirkan segala kemungkinan mengapa teman masa lalunya itu mendadak menghubungi.

Watson dan Jam sudah lama putus kontak. Jam menghilang setelah kematian Mela. Tak pernah mengabari siapa pun termasuk Lupin dan Aleena. Kesambet apa anak itu tiba-tiba menyapa Watson dengan ganjil?

Tidak mungkin dia. Watson harus sadar diri bahwa Jam sangat membencinya dari dulu. Dia menurut karena ada Mela berdiri di samping Watson.

"DAN!" Aiden membentak sebal. "Kenapa kamu malah melamun? Kamu tidak mendengarkan?"

"Maaf, aku tidak..."

Ting! Satu notif pesan berdenting masuk. Aiden dan Jeremy mengernyit melihat Watson bangkit dari kursinya, memelototi layar hape tegang bercampur takut. Keringat dingin menetes.

"Dan? Kamu baik-baik saja?"

Kali ini lebih serius. Masih dengan balon obrolan dan nomor yang sama, kembali mengirim pesan.

Why don't you start over?
-Jamos Horrori

Sialan, apa ini benar-benar Jam? Apa maunya? Setelah sekian lama... Watson kentara gelisah. Hubungan keduanya buruk. Watson tidak tahu apa maksud pesan itu.

Kenapa tidak mulai dari awal? Apanya?

Deon masuk ke ruang klub, menyentakkan ketiganya, menjinjing lima kotak dokumen. "Ini semua kasus CL yang disembunyikan Komisaris. Aku sengaja membawanya untuk membantu diskusi kalian."

"Sekotak isinya berapa?"

Deon melenguh pelan setelah meletakkannya ke meja. "Entahlah, dua puluh mungkin?"

Jeremy melotot. "Itu kebanyakan! Kalian tidak mengangsur pencarian?"

"Apa yang kamu harapkan dari Kepolisian Moufrobi? Mereka hanya memakan pajak rakyat." Deon mengangkat bahu.

Watson membiarkan mereka mengobrol, menoleh ke jendela. Dia tak punya ide memulai dari mana pencarian Hellen. Membaca keseluruhan dokumen kasus CL hanya akan menghabiskan waktu.

Tidak adakah jalan pintas untuk menghemat waktu? Watson tidak tahu bagaimana keadaan Hellen sekarang. Ukh! Andai ada suatu hal yang bisa menekan tombol kepala Watson.

Sehelai kelopak sakura terbang ditiup angin. Melintas di jendela. Watson termenung beberapa detik sampai dia terbelalak.

Kenapa tidak mulai dari awal?

"Pohon sakura!" serunya tiba-tiba, mendapat inspirasi impulsif. Sudah datang langkah awalnya.

"Apa sih?"

Watson berhenti pose menggalau, menyangga badan dengan kedua tangan yang disandarkan ke tepi meja. "Kita mulai semuanya dari awal. Ini dia petunjuk pertamanya."

"Hah?" Aiden dan Jeremy bersitatap bingung. "Apa maksudmu?"

"Kita akan pakai cara Word Salad. Aku tidak menjamin persen kemungkinannya, namun kita patut mencoba!" kata Watson cepat. "Bari, kamu berikan padaku semua file kasus CL yang pernah kita tangani dimulai dari Rachleia Moon. Aiden, sisihkan semua profil korban yang pernah kita tangani. Ini satu-satunya cara mempercepat penolongan Stern."

"Tunggu, tunggu! Word Salad itu apa? Kami tidak mengerti apa yang kau bicarakan."

Watson berhenti memeriksa per lembar dokumen. "Kalian tidak tahu artinya?"

Jeremy menoleh ke Aiden yang menggeleng, kemudian menatap Deon. Juga tidak tahu.

"Itu schizophasia, oke? Kata-kata acak, frasa rambang, kalimat yang tak berkaitan. Sering digunakan penderita gangguan mental atau neurologis. Seperti bayi 1 tahun yang baru bisa melafalkan gugu-gaga, tapi ini untuk pasien sakit jiwa. Sekarang fokus."

Wow, mereka bertiga berdecak kagum. Aiden baru tahu soal itu, begitu dengan Jeremy, plus Deon mendapat pengetahuan baru. Mereka penasaran seluas apa pemahaman di otak Watson.

Mulai menyediakan.

"Inspektur, alangkah baiknya jika kamu kembali ke divisimu." Selang beberapa menit menunggu Aiden dan Jeremy menyiapkan barang-barang permintaan Watson, dia berbisik pada Deon. "Situasi bisa bertambah buruk jika Komisaris Raum ditinggalkan sendiri. Dia akan mati-matian mencari cara demi menutup kasus. Kita tidak boleh membiarkan dia melakukannya."

Deon menatap Watson datar. "Kamu secara tidak langsung tidak ingin aku berada di sini. Kamu mengusirku halus."

"Tsk, ketahuan ya." Watson mendengus.

"Jadi benar, heh."

"Yeah, kamu benar. Terlalu banyak orang di sini, aku tak bisa berpikir jernih. Mendingan kamu pergi dan membantu dari jauh saja. Kecuali kamu mau menghambat diskusi. Aku tak keberatan." Watson memperjelasnya dengan tajam.

"Oke! Oke! Detektif bossy. Aku akan pergi!" Deon segera angkat kaki dari klub, menepati ucapannya.

*

Rachleia Moon, 7 tahun, dari sekolah dasar Dorias. Korban pertama yang menjerumuskan Watson ke perkara pelik. Menghilang sejak bulan Januari.

"Apa dia punya teman? Bagaimana kronologi penculikan?" tanya Watson.

"Tidak ada informasi, Dan. Kemungkinan orangtua Rachleia menyuruh seseorang untuk menutup segala tentang almarhumah putrinya. Apa kita harus membobol privasi anak ini?"

"Kalau begitu catat yang penting-penting saja. Kita tidak bisa membuang waktu tak perlu. Jika keluarga Rachleia tidak mau ada yang membicarakan anaknya lagi, maka kita harus menghormati keinginan tersebut."

Lalu ada Vio, korban yang berhasil mereka selamatkan, juga dari Dorias. Poin utama kasus ini adalah resital musik.

Berikutnya, teman sekelas yakninya Roxano Romaniza. Yang satu ini agak berbelit-belit mengingat Roxa memiliki banyak teman nan saling berhubungan. Poin yang harus dicatat adalah bisbol.

Lagi, Robin Poorstag, 8 tahun, dari Sajune. Berhasil meloloskan diri berkat bantuan Monarz Gift. Mereka sama-sama kabur dan Gift pun mengorbankan diri atau dikorbankan demi pelarian Poorstag.

Nah, di kasus ini terdapat dua poin. Penyesalan Robin telah mengorbankan/dikorbankan Gift serta kode mulut: Tiga bola putih. Bayi Dinosaurus. Salju. Dimana orang-orang bisa mendengar debur ombak.

Watson tersentak setelah menghitungnya. Hanya empat kasus CL yang mereka selesaikan, selebihnya kasus luar.

"Pohon sakura. Resital musik. Pertandingan bisbol. Penyesalan pengorbanan ditambah anagram." Jemari Watson terkepal. Walau mereka sudah meringkasnya sependek mungkin, tetap Watson buntu melanjutkan investigasi.

Tiga bola putih, bayi dinosaurus, salju, dimana orang-orang bisa mendengar debur ombak? Duh, maksudnya apa ya...

"Setelah ini apa, Dan?"

"Coba kita gabungkan semua poin utama ke dalam suatu lokasi. Poin-poin itu pasti menyebutkan ciri-ciri sebuah tempat."

"Tapi, Watson..." Jeremy menyugar rambutnya yang kusut. "Jika poin-poin ini mengarahkan kita kepada ciri lokasi penyekapan, bagaimana bentuk bangunan utamanya? Mengingat studio musik dan Stadion Terminus besar. Aku tak yakin CL seceroboh itu memakai tempat umum."

"Bisa jadi, kan? CL kan penjahat satu kota. Aku takkan terkejut dia ahli menyamar."

Jeremy benar. Keempat poin hanyalah menunjukkan ciri-ciri lokasi, bukan merujuk ke penyekapan. Butuh satu poin lagi untuk menyempurnakannya.

Gemas terhadap buntu, Watson memejamkan mata, mencoba mengulang kilat kejadian agar menemukan sesuatu. Pasti ada yang terlewatkan olehnya.

"Ini kotak P3K milikku. Ayahku seorang dokter di Kota Moufrobi. Beliau menyuruhku berjaga-jaga membawa kotak ini jika terjadi sesuatu darurat. Toh, aku juga ingin jadi seperti beliau kelak. Makanya aku latihan dari sekarang."

Itu dia poin terakhir! Yaitu Hellen sendiri! Poinnya adalah rumah sakit.

Dengan kata lain, sebuah tempat luas yang mempunyai pohon sakura, bisa mendengar konser musikal dan menonton pertandingan bisbol untuk mengingat kesalahan selama hidup. Watson menggigit bibir.

Masih kurang! Ada dua petunjuk pada kasus Poorstag. Bagaimana cara menyatukan: Tiga bola putih. Bayi dinosaurus. Salju. Dimana orang-orang bisa mendengar debur ombak, ke susunan di atas? Masih ada yang terlupakan oleh Watson.








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top