CHAPTER 18 : EPILOG


Title: BIGHIT BLOODY STREET

Cast: Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Choi Soobin, Choi Yeonjun, Choi Beomgyu, Kang Taehyun, Huening Kai

Lenght: Chapter Part

Rating: 15+

Author: Tae-V

CHAPTER 18 : EPILOGUE

.

AUTHOR POV – AGUSTUS 2019

Butuh waktu sebulan bagi Taehyung hingga kondisinya pulih dan bisa ditanyai oleh pihak Namjoon dan anak buahnya.

Selama sebulan itu, Taehyung harus dirawat penuh di rumah sakit setelah mendapatkan banyak jahitan di perut dan wajahnya.

"Untung saja luka tusuknya tidak terlalu dalam, jadi kondisimu bisa pulih dalam kurun waktu satu bulan, Kim Taehyung hwanja..." sahut Kim Seonho, dokter yang bertugas merawat Taehyung selama sebulan itu.

Sepulang dari rumah sakit, Taehyung langsung diantar ayah tiri dan ibunya ke kantor tempat Namjoon bekerja.

.

.

.

"Bagaimana keadaanmu, Taehyung ah?" tanya Namjoon ketika ia dan Taehyung duduk berdua, berhadapan, di dalam ruang interogasi.

"Sudah jauh lebih baik, hyeong.." sahut Taehyung. "Jinjja gumawo, hyeong... Seandainya saja kau dan tim mu tidak berhasil menemukanku segera, aku rasa aku....."

Taehyung terdiam sejenak, tidak kuat melanjutkan ucapannya. Ia memejamkan kedua matanya sejenak, lalu kembali melanjutkan ucapannya, "Sudah tidak bernyawa...."

Namjoon tersenyum sambil menatap Taehyung. Tangan kanan Namjoon mengusap pelan telapak tangan kiri Taehyung, berusaha menenangkannya. "Itu sudah tugasku dan timku. Untung saja kau sempat menceritakan kecurigaanmu malam itu, Taehyung ah... Kalau tidak, mungkin hingga saat ini, aku belum bisa meringkus psikopat sialan itu."

Taehyung terdiam sambil berusaha mengatur nafasnya. Ia masih trauma dengan semua yang didengar dan dilihatnya di gudang tua pada sore itu.

"Maafkan aku.... Harus membunuh adik tirimu dengan cara seperti itu." sahut Namjoon. "Aku sama sekali tidak tahu, cara apalagi yang bisa kulakukan untuk menghentikannya saat itu...."

Taehyung mengangkat kepalanya, menatap Namjoon. "Gwenchana, hyeong. Kau sudah melakukan yang terbaik. Melihat semua yang dilakukannya sore itu, aku tahu. Bahwa jika ia ditangkap dalam keadaan hidup sekalipun, hukuman yang paling pantas diterimanya hanyalah hukuman mati. Karena jika tidak, akan ada lebih banyak korban lain yang berjatuhan kelak seandainya ia tidak dihukum mati..."

Namjoon menundukan kepalanya.

"Tidak perlu merasa bersalah. Aku bisa melihatnya ketika aku terkunci di dalam sana. Betapa mengerikan sosok monster yang tersimpan dalam diri Yeonjun. Dan sedikit banyak, semua ini juga akibat kesalahanku... Dan eomma..."

Taehyung pun mulai bercerita, mengenai semua yang dilihat dan didengarnya malam itu di dalam gudang tua itu.

"Jadi.. Itu alasannya mengapa ia menjadi seorang psikopat?" tanya Namjoon.

Taehyung menganggukan kepalanya. Wajahnya sudah dibasahi air mata. Bukan karena ia kehilangan Yeonjun di gudang tua sore itu. Namun, karena ia kehilangan sosok Yeonjun yang dulu pernah begitu disayanginya. Taehyung juga menyadari, secara tidak langsung, ia yang menciptakan sosok monster mengerikan itu di dalam diri seorang Choi Yeonjun.

"Karena itulah... Ia hanya membunuh pria muda seusiamu... Dan wanita paruh baya seusia ibumu... Dan karena itulah... Ia selalu memotong jari kelingking kaki kanan semua korbannya..." sahut Namjoon pelan.

Setelah banyak bercerita, Taehyung bertanya kepada Namjoon, "Tapi, kau tidak apa – apa, hyeong? Karena kau menembakkan pistolmu ke kepala Yeonjun sore itu."

"Pihak pusat memahami posisiku saat itu, apalagi ada dua anggota tim ku yang juga cidera cukup parah akibat kejahatan yang dilakukan Yeonjun saat itu. Mereka memahami posisiku, namun tetap saja aku diberikan sanksi. Pengurangan gaji selama tiga bulan, dan aku dilarang membawa pistolku juga selama tiga bulan..." sahut Namjoon. "Tapi, di balik semua sanksi yang kuterima, kurasa kau bisa melihat wajahku sering terpampang di layar televisi selama sebulan ini, ya kan? Setidaknya, akhirnya aku dan tim ku berhasil menangkap psikopat yang meresahkan warga selama bertahun – tahun ini. Dan kami menjadi cukup terkenal dengan prestasi kami ini, hehehe..."

Taehyung tersenyum. "Majjayo. Aku selalu melihat wajahmu terpampang di semua stasiun televisi yang menayangkan berita, hyeong. Chukkae..."

Namjoon tersenyum sambil menganggukan kepalanya. "Kau juga banyak berjasa untuk hal ini, Taehyung ah..."

Taehyung terdiam sejenak, lalu mengajukan pertanyaan itu. "Lalu... Bagaimana.... Kondisi Taehyun, hyeong?"

Senyuman di wajah Namjoon menghilang seketika. "Ia... Masih koma, Taehyung ah.. Hingga pagi tadi, ia masih belum juga sadarkan diri..."

Taehyung kembali mengingat semua kekejian yang dilakukan Yeonjun kepada Taehyun sore itu.

"Mianhae, hyeong..... Semua karena aku...." sahut Taehyung dengan ekspresi penuh rasa bersalah.

"Aniya! Ini semua tidak ada sangkut pautnya denganmu, jangan merasa bersalah. Toh, kau juga berada dalam posisi yang sama dengan Taehyun malam itu, bagaimana kau bisa menolongnya ketika tangan dan kakimu juga terikat?" sahut Namjoon.

.

.

.

AUTHOR POV – SEPTEMBER 2019

Namjoon hampir tidak pernah pulang ke rumahnya.

Ia selalu menemani Taehyun di rumah sakit di semua waktu luang yang dimilikinya.

Sudah dua bulan sejak kejadian itu, namun Taehyun masih belum juga sadarkan diri.

Namjoon nyaris kehilangan akal sehatnya. Ia tidak menyangka, penyelidikannya malam itu justru membawa adik sepupunya dalam keadaan yang sangat berbahaya seperti ini.

Untung saja, semua penghuni yang tinggal di gang yang sama dengannya selalu memberinya semangat. Mereka bergantian menjaga Taehyun jika Namjoon sedang disibukkan dengan pekerjaannya.

Terutama, Kim Seokjin.

Jin yang selalu ada untuk menguatkan Namjoon.

Jin seringkali menemani Namjoon menjaga Taehyun semalaman di rumah sakit.

Untung saja, sejak Yeonjun terbunuh sore itu, tidak ada lagi penampakan mengerikan yang mengganggunya. Paling, hanya sosok mengerikan yang sekedar lewat atau muncul sejenak untuk mengganggunya, itupun juga tidak sering.

Jin selalu membawakan Namjoon makanan setiap malam jika Namjoon sedang menjaga Taehyun di rumah sakit.

Jin juga selalu menguatkan Namjoon dengan pelukan dan kata – kata penyemangat setiap kali Namjoon terpuruk ketika melihat kondisi Taehyun yang belum juga membaik.

Namjoon merasa sangat bersyukur dengan keberadaan Jin yang selalu ada disampingnya.

Selain Namjoon dan keluarga Taehyung, Soobin, Beomgyu, dan Kai juga paling terpukul dari kejadian itu.

Mereka tidak menyangka, Yeonjun yang selama ini selalu bersama mereka, justru adalah psikopat berbahaya yang meresahkan warga Bighit Street.

Dan bukan hanya itu, mereka juga harus kehilangan Yeonjun, sahabat yang selama ini selalu tertawa bersama mereka. Mereka juga harus kehilangan Taehyun untuk sementara waktu karena Taehyun belum juga sadarkan diri sejak kejadian sore itu.

.

.

.

AUTHOR POV – NOVEMBER 2019

4 bulan sudah berlalu.

Taehyung kini sudah mulai bisa bersosialisasi dengan baik. Ia sudah mulai terbuka kepada semua tetangganya yang tinggal satu gang dengannya itu.

Soobin, Beomgyu, dan Kai, selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Taehyun setiap sore. Kini, mereka tidak pernah lagi bermain game di toko milik Jimin. Sepulang kuliah dan sekolah, mereka langsung menuju rumah sakit dan menemani Taehyun, walau Taehyun belum juga sadar dari koma.

Taehyung, Jimin dan Jungkook, serta Hoseok dan Yoongi, juga selalu berusaha menyempatkan waktu mereka untuk menjenguk Taehyun setiap Namjoon tidak bisa menjaga Taehyun.

Sementara Jin? Ia selalu ada disamping Namjoon setiap Namjoon butuh sandaran ataupun penyemangat hidup.

Sesekali, di akhir minggu, mereka semua berkumpul di rumah sakit untuk menyemangati Namjoon yang sangat terpuruk dengan keadaan Taehyun yang belum juga membaik.

.

.

.

Bulan November hampir berakhir.

Dua hari lagi, November akan berlalu.

Dan keajaiban terjadi malam itu.

Kang Hanna, suster yang bertugas menjaga Taehyun malam itu, refleks berteriak ketika melihat jari jemari Taehyun bergerak ketika ia sedang mengecek kondisi Taehyun.

Kim Seonho, dokter yang juga menjadi penanggung jawab Taehyun, langsung masuk ke kamar tempat Taehyun dirawat untuk mengecek kondisi Taehyun.

Tak lama kemudian, Taehyun membuka kedua matanya.

Akhirnya, Taehyun berhasil melewati masa kritisnya dan perlahan kondisinya semakin membaik.

.

.

.

AUTHOR POV – DESEMBER 2019

"Gumawo, hyeong... Karena tidak melepasku begitu saja ketika aku dalam kondisi koma selama hampir lima bulan ini..." sahut Taehyun ketika ia sedang dalam perjalanan pulang bersama Namjoon siang itu.

Setelah kondisi Taehyun pulih, akhirnya ia bisa keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah Namjoon.

"Aku yakin, kau kuat, Taehyun ah..." sahut Namjoon sambil fokus menyetir mobilnya. "Aku percaya, kau akan baik – baik saja..."

Taehyun tersenyum. "Jinjja gumawo, hyeong...."

.

.

.

Sudah seminggu berlalu sejak Taehyun keluar dari rumah sakit.

Setelah mengadakan BBQ party dengan semua penghuni di gang itu, Namjoon dan Taehyun kembali ke rumah dan mereka duduk berdua di ruang utama.

"Taehyun ah.. Kau belum menceritakan padaku." sahut Namjoon. "Bagaimana kau bisa mecurigai Yeonjun dan diam – diam mengikutinya?"

Taehyun menatap Namjoon. "Hyeong, kau ingat? Aku pernah tersasar sekitar awal tahun lalu? Ketika aku dan dua teman sekelasku mengadakan penelitian di hutan kecil yang berada tak jauh dari kompleks ini?"

Namjoon menganggukan kepalanya. "Majjayo..."

"Saat itu aku dan kedua temanku menyusuri hutan. Dan aku terpisah dari kedua temanku. Mereka berhasil menemukan jalan besar, sementara aku justru berjalan menuju arah lain. Saat itulah, aku sadar, ternyata jalan yang kupilih mengarah ke kebun yang ada di belakang rumah Yeonjun hyeong. Dan malam itu, aku melihat sesuatu yang mengejutkan."

Namjoon memicingkan matanya, fokus mendengarkan apa yang akan diucapkan Taehyun.

"Aku melihat Yeonjun hyeong pelan – pelan turun dari jendela kamarnya ke bawah, lalu mengendap – endap keluar lewat pintu belakang yang menghadap ke arah hutan tempat aku tersesat. Aku mau menyapanya tapi aku takut. Jadi aku memilih diam dan memandangi tubuhnya berjalan menjauh. Setelah ia menghilang dari pandanganku, aku segera mencari jalan untuk pulang kesini. Dan keesokannya, aku melihat berita itu di layar televisi, bahwa ditemukan mayat korban di danau yang terletak tak jauh dari hutan tempatku tersasar."

"Jinjja?" Namjoon terbelalak.

Taehyun menganggukan kepalanya. "Karena itulah, aku mulai curiga. Apalagi, aku seringkali bercanda, bertanya pada Yeonjun hyeong, apa ia suka keluyuran di malam hari, namun ia bilang tidak pernah. Dari situ, aku semakin curiga. Makanya, aku sering diam – diam keluar di malam hari untuk memantau pergerakan Yeonjun hyeong."

"Mengapa tidak kau ceritakan padaku? Aku kan bisa bergerak mengintainya bersama timku!" sahut Namjoon.

"Aku masih tidak yakin. Bagaimana jika aku salah? Aku berencana akan memberitahumu, jika semua bukti yang kukumpukan terbukti kebenarannya... Apalagi, kau tahu sendiri, betapa ceria dan periangnya sosok seorang Choi Yeonjun, hyeong.. Di satu sisi, aku mencurigainya. Di sisi lain, aku berharap dugaanku salah. Makanya, aku belum berani bercerita apapun kepadamu.." sahut Taehyun sambil menundukkan kepalanya.

Namjoon mengusap pelan punggung Taehyun. "Gwenchana. Toh, semua sudah berakhir sekarang, Taehyun ah... Terima kasih sudah begitu kuat dan bertahan dari masa kritismu...."

Taehyun menganggukan kepalanya. "Terima kasih juga karena tidak melepasku ketika kondisku kritis, hyeong..."

"Bukan hanya aku. Semua yang ada disini selalu menyempatkan semua waktu mereka untuk mengajakmu bicara walau kau tidak sadarkan diri..." sahut Namjoon.

"Hyeong... Kurasa kini aku sudah tahu, apa cita – citaku." sahut Taehyun.

"Eoh? Apa itu, Taehyun ah?" tanya Namjoon.

Taehyun mengangkat kepalanya dan menatap Namjoon lekat – lekat. "Hyeong... Aku... Ingin menjadi detektif yang keren sepertimu suatu saat nanti! Aku... Pasti bisa menjadi detektif yang hebat sepertimu kan?"

Namjoon tertawa, membuat kedua lesung pipinya terlihat jelas di wajahnya. "Majjayo, Kang Taehyun. Aku yakin kau bisa menjadi detektif yang hebat kelak!"

.

-END-

.

.

.

NOTE : ALHAMDULILLAH AKHIRNYA TAMAT JUGA GAES...

SETELAH BANYAK LATE UPDATENYA, SETELAH BERJUANG DENGAN WAKTU YANG SUDAH DITEMUKAN, SETELAH BERJUANG DENGAN MOOD YANG NAIK TURUN, SETELAH BERJUANG DENGAN LAPTOP YANG NGEHANG MULU, AKHIRNYA FF INI SAMPAI DI AKHIR KISAHNYA /tepok tangan tepok kaki/

TERIMA KASIH NEOMU NEOMU JINJJA JINJJA JEONGMAL JEONGMAL BUAT KALIAN SEMUA YG UDAH SETIA BACA FF INI DARI CHAPTER 1 SAMPE TAMAT DI CHAPTER 18 INI /peluk readers satu2/

MAKASIH BYK BUAT SEMUA KOMEN, SUPPORT, DAN MASUKANNYA SELAMA INI. MAKASIH UDAH STAY WIMME SELAMA INI HUHUHUHUHU TERHURA AKUTUH, MAAF KLO MSH BYK KEKURANGANNYA :')

POKOKNYA TANPA KALIAN, SAYA BUKAN SIAPA2.... THX A LOT GAES /cium satu2/ eh 

Sementara ini saya bakalan rest sejenak ya untuk bikin FF baru. Palingan nanti update FF dari FFN yg bakalan saya pindahin ke WP.

ND ONCE AGAIN, MAKASIH BYK ATAS SEMUA WAKTUNYA SELAMA INI!


LUVYAAAA :*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top