CHAPTER 16

Title: BIGHIT BLOODY STREET 

Cast: Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Choi Soobin, Choi Yeonjun, Choi Beomgyu, Kang Taehyun, Huening Kai

Lenght: Chapter Part

Rating: 15+

Author: Tae-V

.

CHAPTER 16

.

TAEHYUNG POV – JULI 2019

"Karena aku.... Masih sangat menyayangimu.... Hyeong....."

Aku terdiam mendengar ucapannya.

"Dan aku.... Membunuh mereka..... Untuk menggantikan posisimu... Dan posisi eomma...." sahutnya sambil terus menatap wajahku dari jarak sedekat itu, dengan tatapannya yang sangat mengerikan.

"Apa maksudmu, imma? Aku tidak mengerti sedikitpun." sahutku sambil menatap balik ke arahnya.

"Kau tahu? Ratusan kali... Aniya... Kurasa ribuan kali tepatnya. Aku membunuhmu dan eomma dalam mimpi – mimpiku. Dan itu sangat menyiksaku hingga aku kesulitan untuk tertidur selama ini. Sejak kejadian itu... Sejak tahun 2011, dimana kau membuangku..."

Aku terdiam.

"Dan akhirnya... Aku menemukan cara untuk melepaskan diriku dari semua mimpi burukku... Aku menemukan cara, yang membuatku bisa terus bertahan hidup dengan sangat baik... Aku menemukan cara untuk membunuhmu dan eomma berulang kali, tanpa harus kehilangan kalian... Karena aku begitu sangat menyayangi kalian...."

"Kau sudah gila...." sahutku sambil menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam. "Jadi... Selama ini, benar memang kau pelakunya? Psikopat mengerikan yang berkeliaran pada malam hari di Bighit Street ini?"

Ia menegakkan kembali tubuhnya dan menjauhkan wajahnya dari wajahku, lalu tertawa dengan tawa yang sangat mengerikan.

"HAHAHAHAHAHAHA..."

Ia terdiam kembali, lalu memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, sepertinya untuk melemaskan otot – otot lehernya. Kemudian ia kembali menatapku dengan tatapannya yang sangat tajam.

"Aku sangat menyayangimu... Dan juga eomma... Kau tidak tahu akan hal itu kan, hyeong? Saking besarnya rasa sayangku untuk kalian, aku sampai rela membunuh orang lain untuk menggantikan posisi kalian karena aku berulang kali ingin membunuh kalian, namun aku terlalu menyayangi kalian dan masih ingin melihat kalian berada di dekatku! Bukankah seharusnya kau berterima kasih padaku? Mengapa kau justru menatapku seperti ini? Mengapa selama ini kau terus mengacuhkanku, menganggapku seolah aku tak ada, padahal aku bahkan rela membunuh orang lain demi membiarkanmu hidup? MENGAPA, HYEONG?!"

Kali ini nada bicaranya semakin meledak. Emosi sudah sangat menguasainya.

"DAN MENGAPA KAU MENGATAKAN HAL ITU PADAKU MALAM ITU? MEMBUATKU KEHABISAN KESABARAN HINGGA AKU HARUS MEMBUATMU DALAM KEADAAN SEPERTI SEKARANG INI?" teriaknya sambil menatap tajam ke arahku.

Dari tatapannya kali itu, detik itu juga aku menyadari. Aaaaahhhh... Memang benar... Yeonjun adalah seorang psikopat yang biadab.

Dan ingatanku kembali ke malam itu. Malam setelah Namjoon hyeong dan timnya mnginterogasi kami.

Malam itu, aku dan Yeonjun kembali ke rumah kami. Aku membiarkannya terlebih dulu berjalan masuk ke dalam rumah, lalu aku masuk tak lama setelahnya.

Ketika aku masuk, yang lain sudah tertidur. Tinggal Yeonjun seorang diri sedang membuka kulkas di dapur dan mengeluarkan sekotak susu dari dalam kulkas.

Aku terus memperhatikannya dari ruang utama.

Yeonjun menghabiskan susu kotak itu, lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada di samping kulkas. Ia kemudian membalikan tubuhnya, dan tatapan kami beradu.

"Kau belum tidur, hyeong?" sahutnya.

Aku terdiam, seperti yang sudah – sudah. Enggan menanggapi pertanyaannya.

"Apa yang kau jawab ketika mereka menanyaimu, hyeong?" sahutnya.

Aku terus melangkah mendekat ke arah tangga, mendiamkan semua pertanyaan Yeonjun.

"Apa sebenarnya yang kau dan Namjoon hyeong bicarakan tadi? Sepertinya kalian berbicara sangat panjang. Dan raut wajah Namjoon hyeong terlihat sangat serius ketika kalian berbicara tadi. Bahkan, sesekali, ia menatap ke arahku, kurasa. Apa sebenarnya yang kalian bicarakan?"

Aku menghentikan langkahku. Terdiam di tempatku berdiri.

"Aku benar – benar tidak terlihat di matamu, hyeong? Sampai kau mengabaikanku seperti ini hingga saat ini..." sahutnya.

Aku membalikkan tubuhku, lalu menatap tajam k earah Yeonjun, dan kalimat itu keluar begitu saja dari mulutku. "Kau pelakunya? Kau yang berkeliaran di malam hari dengan mengenakan jaket dan topi milikku, seolah aku yang sedang berkeliaran? Kau yang sering membeli susu kotak di mini market dengan menyamar menjadi aku? Untuk apa kau melakukan itu? Agar tidak ada yang tahu kalau kau juga suka keluyuran di malam hari, sama sepertiku?"

"Akhirnya kau menjawab pertanyaanku..." sahut Yeonjun sambil menatapku.

"Aku sudah menceritakan semua kecurigaanku kepada Namjoon hyeong... Mengenaimu." sahutku sambil menatap tajam kea rah Yeonjun. "Tunggu saja waktunya. Ia akan segera meringkusmu, imma!"

Aku langsung menaiki anak tangga dan memilih tertidur di kamarku malam itu.

Keesokan malamnya, ketika aku tertidur di bangku taman, aku rasa ada yang membiusku. Aku tidak sadar, ingatanku samar – samar mengenai kejadian malam itu di taman.

Dan ketika aku tersadar, aku sudah berada disini.

.

.

.

AUTHOR POV – JULI 2019

Yeonjun terus menatap tajam ke arah Taehyung.

"Mengapa kau mengatakan hal itu kepadaku dengan tatapan tajammu malam itu? MENGAPA KAU MENCERITAKAN SEMUA KECURIGAANMU KEPADA NAMJOON HYEONG?!" teriak Yeonjun.

Taehyung terdiam sambil terus menatap Yeonjun yang mulai mengamuk dihadapannya.

"KALAU KAU DIAM SAJA, SEANDAINYA KAU TIDAK MENATAPKU DENGAN TATAPAN MERENDAHKAN MALAM ITU DAN MEMILIH MENDIAMKANKU SEPERTI BIASANYA, SEANDAINYA KAU TIDAK MENGATAKAN APAPUN PADA NAMJOON HYEONG, AKU PASTI MASIH DIAM DAN TIDAK AKAN MEMBUATMU BERADA DI DALAM POSISI INI, HYEONG!"

Yeonjun terus menatap Taehyung. Air mata mulai menetes dari kedua bola mata Yeonjun. Amarahnya mulai mereda.

"Apa kau tahu? Seberapa besar aku menyayangimu, hyeong? Kau... Tidak pernah tahu, iya kan?"

Yeonjun menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya, namun air mata terus menetes dari kedua bola matanya.

"Aku... Sangat menyayangimu... Dan eomma.... Namun, mengapa kalian memperlakukanku seperti ini? Kau menganggap seolah aku tidak pernah ada. Aku bahkan lebih kasat mata dari udara dihadapanmu. Eomma juga sama saja. Walaupun di depanmu, ia begitu menunjukkan rasa sayangnya padaku, dan ia sering memarahimu, namun aku tahu, setiap malam eomma selalu menangis diam – diam setiap melihatmu pergi dari rumah."

Taehyung terus menatap Yeonjun, mendengarkan semua ocehan Yeonjun yang sedang berdiri di hadapannya itu.

"Kau tahu apa yang paling menyakitiku? Ketika eomma seringkali salah memanggil namaku. Taehyung ah... Taehyung ah..." Air mata semakin deras menetes dari kedua bola mata Yeonjun. "Eomma bahkan pernah bergumam sendirian, dan aku tak sengaja mendengarnya. Ia merutuki dirinya sendiri dan berkata bahwa menikah dengan appa dan melahirkanku adalah sebuah kesalahan dalam hidupnya. Kau tak pernah tahu kan, hyeong? Bahwa diam – diam eomma begitu menyayangimu... Dan karena kebetulan kita terlihat mirip, eomma terlihat seolah sangat menyayangiku, padahal ia hanya menganggapku sebagai pengganti dirimu!"

Kali ini kedua bola mata Taehyung terbelalak sangat lebar. Ia sama sekali tidak mengetahui hal itu. Selama ini Taehyung pikir, ibunya sangat menyayangi Yeonjun dan membenci dirinya karena tidak bisa menjadi anak penurut seperti Yeonjun.

"Berulang kali, hyeong.. Berulang kali aku sangat ingin membunuhmu dan eomma karena kalian sudah menyakitiku seperti ini... Namun, aku tidak bisa! Membayangkan bahwa aku tidak bisa lagi melihat kalian di dunia ini saja, aku merasa sangat sakit dan kehilangan. Bagaimana bisa aku melanjutkan hidupku jika tidak ada kau dan eomma dalam hari – hariku, walaupun aku tahu aku tidak ada artinya dihadapan kalian. Sebesar itulah rasa sayangku kepadamu dan eomma, hyeong! Sampai akhirnya aku menemukan cara yang membuatku tenang, akhirnya aku bisa membunuh kalian berulang kali namun tetap membiarkan kalian tetap hidup..." sahut Yeonjun sambil berusaha menghentikan tangisnya.

"Karena itukah? Makanya semua korbanmu adalah pria muda yang berusia tak jauh denganku, dan wanita paruh baya yang berusia tak jauh dari eomma? Karena ketika kau menghabisi nyawa mereka, bukan sosok mereka yang kau lihat... Namun wajahku dan wajah eomma yang ada di matamu saat kau menyiksa dan membunuh mereka?"

Yeonjun menganggukan kepalanya sambil terus menghapus air mata yang membasahi wajahnya.

"Aku tidak tahan setiap melihat ada pria seusiamu dan wanita paruh baya seusia eomma, yang terlihat begitu menyayangi anak atau adik mereka yang seusia denganku. Aku berharap, aku juga bisa merasakan kasih sayang yang tulus darimu dan eomma. Makanya, aku akan menghabisi siapapun yang seusia denganmu atau seusia dengan eomma namun mereka terlihat tengah tertawa bersama dengan pria seusiaku, entah ketika aku berpapasan dengan mereka di jalanan, di kedai makan, atau di tempat lainnya.... Dan setiap aku menghabisi mereka, wajahmu dan wajah eomma yang terlihat di mataku.. Bukan wajah mereka.... Makanya, aku bisa meluapkan semua rasa kesalku kepada kalian melalu mereka semua. Hanya dengan cara inilah, aku bisa hidup normal selayaknya manusia seusiaku...."

"Normal? Apa kau pikir ini normal?" sahut Taehyung dengan tatapan seolah sangat jijik setelah mendengar pengakuan dari adik tirinya itu.

"Hyeong... Jangan menatapku seperti itu! Kau seharusnya berterimakasih padaku! Karena dengan begini, nyawamu dan eomma baik – baik saja selama ini! Aku melakukan ini demi kalian, hyeong!" Yeonjun sangat terkejut melihat ekspresi jijik di wajah Taehyung ketika menatapnya.

"Demi kami? Ini yang kau bilang demi kami? Kau bilang kau menyayangi kami, tapi kau berulang kali membunuh kami lewat para korbanmu? APA KAU PIKIR INI MASUK AKAL, PSIKOPAT BAJINGAN?" sahut Taehyung dengan nada bicara yang semakin meninggi.

"Hyeong....." Yeonjun sangat terpukul melihat reaksi Taehyung.

"Kau tahu? Kau..... Tidak lebih dari seekor binatang yang memiliki nafsu membunuh, Choi Yeonjun! Kau... Sama sekali tidak layak disebut sebagai manusia. Dasar psikopat gila!"

"GEUMANHAE, HYEONG! BERHENTILAH MENYAKITI PERASAANKU!" teriak Yeonjun sambil menutup kedua telinganya.

"Perasaan? Kau bilang perasaan? YAISH CHOI YEONJUN! PSIKOPAT BIADAB SEPERTIMU MANA MUNGKIN MEMILIKI PERASAAN? DASAR PEMBUNUH GILA!"

Amarah dan rasa sakit hati semakin membuat Yeonjun kehilangan akal sehatnya saat itu.

"KUBILANG, HENTIKAN!" teriaknya sambil memukul keras wajah Taehyung hingga hidung Taehyung mengalirkan darah. "HENTIKAN UCAPANMU!"

"Arggghhhh!" Taehyung mengerang kesakitan.

Yeonjun menatap Taehyung dengan tatapan yang semakin tajam. "Kau.... Memang seharusnya kuhabisi dari dulu! Sia – sia semua perjuanganku selama ini untuk membiarkanmu hidup! Sia – sia semua rasa sayangku yang begitu besar untukmu, Kim Taehyung!"

"Bunuh saja aku sekarang, imma. Dan tolong ingat satu hal ini baik – baik... Bahwa sampai detik terakhirku bernafas nanti. Aku.... Tidak menyesal karena telah membencimu selama ini... Aku sangat membencimu, dan kau ternyata memang layak untuk kubenci, psikopat bajingan!"

BUK!

Pukulan yang sangat keras itu kembali menghantam wajah tampan milik Taehyung.

Membuat darah mengalir keluar dari sudut bibir Taehyung.

"AKU MENYESAL SELAMA INI MEMBIARKANMU HIDUP!" teriak Yeonjun.

Yeonjun berjalan ke sudut ruangan dan mengambil sebatang kayu yang cukup tebal.

"Aku... Akan menghabisimu hari ini juga, Kim Taehyung!" sahut Yeonjun sambil menatap ke sebuah gundukan yang tertutup terpal hitam yang berada di sudut ruangan yang posisinya berhadapan dengan tempat Taehyung terikat.

"Tapi.. Sebelum menghabisi nyawamu.. Aku akan melakukan pemanasan dengan pria yang satu ini terlebih dahulu."

Yeonjun menarik terpal hitam itu, dan Taehyung sangat terkejut ketika melihat apa yang ada di balik terpal itu.

Kang Taehyun. Adik sepupu Namjoon. Tengah terduduk dan terikat, dalam posisi yang sama dengan Taehyung. Namun bedanya, ada sapu tangan berwarna putih yang terikat menutupi mulut Taehyun, dan sapu tangan putih itu dipenuhi noda kemerahan.

Wajah Taehyun juga sudah lebam, babak belur, dipenuhi oleh luka lebam keunguan, dan ada noda darah di sudut bibirnya. Tidak seperti Taehyung yang terikat dalam posisi masih baik – baik saja tadi.

.

.

.

NAMJOON POV – JULI 2019

Akhirnya aku tiba di bangunan tua yang berada dekat kantorku itu.

Ketiga anak buahku langsung menghampiriku.

"Kami sudah menggeledah seluruh bangunan tua ini tapi tidak kami temukan apapun di dalam bangunan ini, Timjangnim." sahut Jisoo hyeong.

"Kami juga sudah berkeliling di sekitar sini, namun hasilnya juga nihil." sahut Dongyoon hyeong.

"Sinyal Kim Taehyung terakhir terlacak disini, tapi kami tidak bisa menemukan apapun di sekitar sini, Timjangnim..." sahut Sungjae.

Aku melihat ke arah belakang bangunan tua itu.

"Bukankah di belakang sana.... Ada sebuah hutan terlantar?" tanyaku kepada ketiga anak buahku.

"Ah! Majjayo." sahut Jisoo hyeong. "Tapi.... Bukankah hutan itu terletak cukup jauh di belakang sana?"

"Setahuku, satu – satunya jalan menuju hutan itu tertutup oleh pagar yang dialiri listrik." sahut Sungjae. "Karena hutan itu berbahaya, dan menurut warga yang dulu tinggal di sekitar sini, hutan itu cukup angker dan menyeramkan, makanya pihak kepolisian pusat menutup semua akses ke hutan itu.."

"Kau ingat ceritaku dulu, Timjangnim? Dulu, sebelum ada kasus pembunuhan berantai disini, sering ditemukan mayat di dalam hutan itu. Jasadnya penuh dengan gigitan binatang buas. Makanya semua akses kesana langsung ditutup karena dicurigai terdapat hewan buas di dalam sana." sahut Dongyoon hyeong.

"Setelah akses menuju hutan itu ditutup, tidak lagi ada kabar apapun dari dalam hutan itu... Namun kasus baru timbul. Yaitu, psikopat biadab itu." sahut Jisoo hyeong.

"Tak lama setelah jalur ke dalam hutan ditutup, ditemukan mayat di hutan kecil yang terletak tak jauh di belakang kompleks perumahan, yang dicurigai sebagai korban pertama dari aksi psikopat sialan itu." sahut Sungjae.

Aku mengerutkan keningku sambil bergumam dalam hati, "Binatang buas? Di daerah ini? Seperti ada yang ganjil. Lalu... Mengapa kejadiannya tepat sebelum psikopat itu berkeliaran?"

Tiba – tiba ponselku bordering.

Jin hyeong menelepon lagi. Ada apa?

"Iya, hyeong? Ada apa?" sahutku menjawab panggilan Jin hyeong.

"Namjoon ah, apakah Taehyun ada di rumah?" tanya Jin hyeong.

"Taehyun? Kemarin siang ia bilang ada tugas berkemah dari sekolahnya dan kemarin sore ia berangkat untuk berkemah. Kalau tidak salah malam ini ia akan kembali. Ada apa, hyeong?" jawabku.

"Yaaaa, Kim Namjoon! Soobin baru saja menemuiku, kata Huening Kai, Taehyun tidak datang sama sekali ke acara perkemahan. Makanya Kai pikir, Taehyun sakit. Namun ponselnya tidak bisa dihubungi sejak semalam, jadi Kai meminta Soobin menanyakan hal ini kepadamu." sahut Jin hyeong.

DEG!

Ada yang aneh. Perasaanku seketika menjadi sangat tidak enak.

"Ada apa, Timjangnim?" tanya Sungjae ketika ia melihat perubahan ekspresi di wajahku.

Tiba – tiba saja aku teringat ucapan Sungjae, bahwa malam itu Taehyun bertanya kepadanya mengenai Yeonjun.

"Hyeong, maaf aku harus menutup panggilan ini." sahutku. Aku segera memutuskan panggilan Jin hyeong.

"Ada apa, Timjangnim? Mengapa wajahmu terlihat...."

Belum sempat Jisoo hyeong menyelesaikan ucapannya, aku langsung berkata, "Aku harus ke dalam hutan itu sekarang juga!"

"Tapi, itu sangat berbahaya, Timjangnim!" sahut Dongyoon hyeong.

"Ada pagar listrik yang menghalangi akses masuk!" sahut Sungjae.

"Tolong hubungi kantor kepolisian pusat dan minta mereka mematikan aliran listriknya!" sahutku.

"Tapi... Ada apa? Untuk keperluan apa jika mereka bertanya?" sahut Jisoo.

"NYAWA TAEHYUNG DAN TAEHYUN DALAM BAHAYA! KITA SUDAH TIDAK PUNYA WAKTU LAGI! CEPAT HUBUNGI KANTOR KEPOLISIAN PUSAT AGAR MEMATIKAN ALIRAN LISTRIKNYA DAN PERINTAHKAN SELURUH ANGGOTA TIM KITA UNTUK MASUK KE DALAM SANA DENGAN DILENGKAPI SEMUA PERLENGKAPAN KEAMANAN!"

Aku sudah kehabisan kesabaran terhadap psikopat brengsek itu. Sampai – sampai, aku refleks tanpa sadar membentak ketiga anak buahku.

"Siap, Timjangnim!" sahut mereka bertiga.

Aku langsung berlari menuju ke arah hutan yang ada di belakang sana. Aku bisa mendengar samar – samar betapa sibuknya ketiga anak buahku yang kini tengah menghubungi kepolisian pusat dan mengumpulkan semua anggota timku yang lainnya untuk melakukan pencarian ke dalam hutan.

CHOI YEONJUN. TUNGGU SAJA. AKU AKAN SEGERA MENGHABISIMU!

.

-TBC-

.

NOTE : DEAR ALL READERSNIM TERCINTAAAA ^^

PERTAMA-TAMA, MAU BILANG MAAF LAHIR BATIN :)

MAAF KLO SAYA SELAMA INI ADA BYK SALAH :")

MAAF BARU UPDATE JG BIKOS LAPTOP INI KEYBOARDNYA MASIH BERMASALAH DAN LG ADA BYK KESIBUKAN JG JD SUSAH BANGET MAU UPDATE CHAPTER :"(

POKOKNYA BUAT SEMUA YG MASIH STAY SAMA SAYA,THX THX THX MANY LOTS :*

MAAF JG KLO KOMENNYA GA BS SAYA BALES SATU2, INI AJA SAYA NGETIK PAKE ESMOSI BIKOS KEYBOARDNYA EROR BGT ASLI :(

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top