CHAPTER 15
Title: BIGHIT BLOODY STREET
Cast: Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Choi Soobin, Choi Yeonjun, Choi Beomgyu, Kang Taehyun, Huening Kai
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V
.
CHAPTER 15
.
AUTHOR POV – JULI 2019
Mobil Namjoon terparkir di depan rumah Taehyung. Ia segera berlari turun dari mobilnya dan memencet bel yang ada di pintu gerbang rumah Taehyung.
"Siapa disana?" Terdengar suara Ibu Taehyung yang sedang membuka pintu rumahnya.
"Kim Namjoon, detektif yang tinggal di gang ini.. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan kepadamu. Bisakah aku berbicara sebentar denganmu, eommoni?" sahut Namjoon.
Ibu Taehyung segera membukakan pintu gerbang dan mengijinkan Namjoon masuk ke dalam rumahnya. "Ayo, silahkan masuk, hyeongsanim.."
Namjoon duduk di sofa yang ada di ruang depan rumah Taehyung, sementara Ibu Taehyung pergi ke dapur untuk membuatkan the hangat.
Namjoon melihat sebuah foto keluarga terpampang di ruangan itu. Namjoon reflex berdiri dan menghampiri foto itu.
Ayah tiri Taehyung, Ibu Taehyung, Taehyung, dan Yeonjun. Ayah tiri Taehyung dan Ibu Taehyung terlihat duduk bersebelahan di foto itu, lalu Taehyung berdiri tepat di belakang ibunya, sementara Yeonjun berdiri tepat di belakang ayahnya.
Namjoon terus menatap foto itu dengan seksama.
"Ah... Itu... Foto keluarga terakhir yang kami miliki.." sahut Ibu Taehyung. Ia berjalan menghampiri Namjoon sambil membawa sebuah nampang berisi segelas teh hangat dan sepiring cookies.
"Tahun berapa foto ini diambil, eommoni?" tanya Namjoon.
"2011..." sahut Ibu Taehyung. "Tepat di ulang tahun Taehyung yang ke enam belas."
Ibu Taehyung meletakkan nampan yang dibawanya itu di atas meja, lalu ia menghampiri Namjoon dan ikut menatap foto itu dengan tatapan sendu. "Sehari setelah foto ini diambil.. Taehyung mengetahui kenyataan mengapa aku dan ayahnya bercerai. Ini adalah foto terakhir yang kami ambil bersama, karena setelah itu, ia berubah drastis. Ia menjadi sangat pendiam dan juga pemarah. Ia bahkan sering tidak pulang ke rumah saat SMA, dan lebih sering tidur di sauna atau PC room..."
Namjoon menatap Ibu Taehyung. "Lalu... Kalau ia memang sejak dulu sering tidak pulang ke rumah.. Mengapa anda menghubungi kantorku dan melaporkan Taehyung ke dalam kasus orang hilang?"
"Paling lama dua hari, ia pasti pulang ke rumah untuk berganti pakaian. Ia termasuk anak yang menyukai kerapihan. Ia sangat membenci bau yang tidak enak, makanya paling lama dua hari, ia pasti akan pulang untuk mengganti pakaian dan mandi, membersihkan tubuhnya dari bau keringat. Apalagi sejak ia bekerja.. Ia selalu pulang ke rumah, walau malam harinya ia memilih untuk pergi dan baru kembali ketika matahari hampir terbit.." sahut Ibu Taehyung. "Ponselnya juga tidak pernah mati. Ia memang tidak pernah menjawab panggilanku sejak kejadian itu. Tapi, biasanya selalu tersambung dan tidak pernah ia mematikan ponselnya sampai selama ini, hyeongsanim. Aku sangat cemas! Aku takut ada apa – apa dengan Taehyung..."
Namjoon kembali menatap foto dihadapannya itu.
"Eommoni... Taehyung... Dan Yeonjun...." sahut Namjoon, "Mereka... Terlihat sangat mirip... Iya kan?"
Ibu Taehyung menganggukan kepalanya. "Majjayo... Banyak yang sering tertukar ketika melihat mereka. Apalagi sejak mereka sama – sama mengecat rambutnya menjadi biru. Yeonjun seringkali dipanggil Taehyung oleh teman kantor Taehyung ketika aku dan Yeonjun berbelanja di Mall. Beberapa saudara kami juga sering tertukar antara Taehyung dan Yeonjun sejak kecil, ketika kami masih sering menghadiri acara keluarga... Makanya, mereka bilang, kedua anakku sangat mirip denganku. Mereka beda ayah, namun terlihat mirip karena mereka mengambil genku lebih banyak daripada gen ayahnya..."
Namjoon duduk kembali ke sofa yang ada disana, lalu meminum teh yang sudah disediakan untuknya. Setelah itu, ia menatap wajah Ibu Taehyung. "Kalau boleh tahu... Dimana Yeonjun saat ini, eommoni?"
"Yeonjun?" Ibu Taehyung melihat jam di dinding. "Sedang kuliah sampai sore."
"Jam berapa ia pulang? Ada yang ingin kutanyakan padanya..." sahut Namjoon.
"Biasanya ia akan main dulu ke toko milih Park Jimin sampai agak malam. Mungkin sekitar jam delapan malam? Biasanya sekitar jam delapan malam ia kembali ke rumah..." sahut Ibu Taehyung. "Apa yang ingin kau tanyakan padanya? Mungkin aku bisa membantumu bertanya padanya nanti.."
Namjoon terdiam sejenak, lalu menjawab, "Gwenchana.. Aku akan kembali lagi kesini jam delapan malam, eommoni... Terima kasih untuk waktu dan sajiannya."
.
.
.
Dari dalam mobilnya, Namjoon menatap sosok Ibu Taehyung yang tengah menutup pintu rumah. Namjoon terdiam disana beberapa saat lamanya sambil menatap ke arah rumah Taehyung.
Kemudian, ia teringat akan satu hal.
"Seokjin hyeong." sahut Namjoon sambil mengeluarkan ponselnya.
.
.
.
JIN POV – JULI 2019
Kelasku siang ini baru saja berakhir.
Ponselku tiba – tiba berdering, tepat ketika aku hendak ke kantin untuk makan siang.
Kim Namjoon? Untuk apa ia menghubungi siang ini?
Aku menjawab panggilan itu. "Iya, Namjoon ah? Ada apa?"
"Hyeong.... Apa kau di kampus?"
Aku menganggukan kepalaku sambil menjawab, "Majjayo.. Waeyo?"
Aku lupa, bahwa ini panggilan telepon. Untuk apa aku menganggukan kepalaku? Toh, Namjoon tidak akan melihatnya.. Aigoo!
"Kau sedang mengajar?"
"Ini jam makan siang, Namjoon ah.. Ada apa? Mengapa nada bicaramu agak tergesa – gesa?"
"Aaaah, majjayo! Ini sudah jam makan siang..." sahutnya.
"Ada apa, Namjoon ah?" tanyaku.
"Hyeong.. Apa kau mengajar kelas Yeonjun hari ini?"
Aku memiringkan kepalaku. Untuk apa ia tiba – tiba bertanya mengenai kelas Yeonjun?
"Iya, nanti siang, setelah jam istirahat berakhir. Waeyo?"
"Apa ia ada di kampus saat ini?" tanya Namjoon. Bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah menanyakan hal lain, aigoo...
"Tadi pagi aku melihatnya bersama Soobin membeli roti sandwich di kantin... Lalu bel berbunyi dan aku masuk ke kelas Soobin untuk mengajar. Lalu jam pelajaran berakhir, aku hendak makan siang, lalu ponselku bordering, dan itu panggilan darimu..." sahutku.
"Ah... Mian, hyeong.. Aku mengganggu waktu makan siangmu... Hehehe" sahutnya.
Aigoo, Kim Namjoon... Mengapa kau selalu sukses membuatku tersenyum setiap aku berbicara denganmu?
"Gwenchana.. Mengapa kau tiba – tiba bertanya mengenai Yeonjun?" tanyaku.
"Aku akan menjelaskan secara detail padamu nanti. Kau makan siang dulu saja, ada hal lain yang harus segera kulakukan saat ini. Tolong pastikan agar ia berada di kelasmu siang ini, araseo?"
"Araseo... Aku jadi penasaran, ada apa sebenarnya..."
"Akan kujelaskan padamu nanti, hyeong. Aku janji.." sahut Namjoon.
Panggilan pun terputus.
Aku memiringkan kepalaku.
Ada apa sebenarnya?
.
.
.
SOOBIN POV – JULI 2019
Aku sedang makan siang bersama Yeonjun hyeong.
"Jin hyeong kemana? Mengapa ia belum masuk juga ke kantin? Apa ia makan di luar?" sahutku.
"Aigoo... Apakah setiap makan siang, kau harus melihat wajah Jin hyeong? Baru nafsu makanmu bertambah, Choi Soobin?" sahut Yeonjun hyeong sambil menyendok makanan di piringnya.
"Geunyang.. Aku merasa bisa makan sangat banyak hanya dengan melihatnya, hehe..." sahutku sambil mengacak – acak makanan yang ada di piring dengan sendokku.
"Habiskan makananmu, cepat. Waktu istirahat akan segera habis..." sahut Yeonjun hyeong.
Tiba – tiba ponsel Yeonjun hyeong bordering.
"Eomma?" sahutnya. "Soobin ah, aku ke depan sebentar. Eomma menelpon. Disini sangat berisik."
Yeonjun hyeong pun berjalan keluar dari kantin dan menjawab panggilan ibunya di luar sana.
Aku terus menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Jin hyeong.
Tak lama kemudian, Yeonjun hyeong berlari ke arahku, lalu mengambil tasnya yang ia letakkan di meja.
"Soobin ah, ada situasi darurat! Aku harus segera pulang! Tolong sampaikan kepada teman sekelasku, atau kepada Jin hyeong, aku ijin tidak masuk kelas siang ini, araseo?"
Belum sempat aku bertanya ada apa, Yeonjun hyeong langsung berlari secepat mungkin, menghilang dari hadapanku.
Mwoya igo?
Ada apa dengan keluarga Yeonjun hyeong? Mengapa ia berlari secepat itu?
.
.
.
NAMJOON POV – JULI 2019
Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan tinggi, menuju lokasi yang dikirimkan Jisoo padaku mengenai tempat dimana sinyal ponsel Taehyung terakhir kali terlacak.
Bangunan tua yang sudah lama kosong. Tempat dimana kami pernah menemukan mayat seorang wanita paruh baya beberapa waktu yang lalu. Bangunan tua yang terletak tak jauh dari kantorku.
Seingatku, ada hutan terbengkalai yang terletak agak jauh di belakang bangunan tua yang sudah lama kosong itu.
Mungkinkah..... Taehyung berada disana saat ini?
.
.
.
TAEHYUNG POV – JULI 2019
Aku terus berusaha membuka kedua mataku, namun aku tetap tidak bisa melihat apa - apa. Kepalaku sungguh terasa sangat berat.
Sudah berapa lama aku terkurung disini?
Sehari?
Dua hari?
Rasanya lebih....
Kedua mataku tertutup oleh saputangan berwarna hitam.
Kedua tanganku terikat di kedua lengan kursi kayu yang tengah kududuki ini.
Dan kedua kakiku terikat sangat kencang oleh tali yang sangat kuat.
Siapa sebenarnya yang membawaku kesini dan mengikatku?
Siapa... Yang menyuntikan obat bius padaku hingga aku merasa antara sadar dan tidak seperti ini?
Perutku terasa sangat lapar. Tenggorokanku sangat kering.
Tapi, lebih daripada rasa lapar dan haus yang kurasakan, aku lebih ingin tahu, mengapa aku diikat disini? Oleh siapa? Karena apa?
BRAK!
Aku mendengar dengan sangat jelas, suara pintu besi yang baru saja terbuka.
Siapa disana? Aku ingin berteriak, namun mulutku tertutup oleh selotip yang sangat kuat. Aku tidak bisa mengeluarkan suara selain gumaman tanpa arti.
DUG.. DUG...
Aku bisa mendengar suara langkah kaki yang berjalan menghampiriku.
DUG..
DUG...
Selangkah.
Dua langkah.
Terus maju mendekat ke arahku.
Dan aku bisa merasakannya.
Sosok itu berdiri, tepat di hadapanku.
Aku terus bergumam, meminta ia melepas selotipku agar aku bisa bertanya padanya.
Untung saja ia memahami mauku. Ia menarik dengan sangat kencang hingga selotip itu terlepas dari mulutku.
"ARRRGHHHH!" teriakku, kesakitan ketika selotip itu terlepas secara kasar dari mulutku.
"Kau sudah mulai sadar rupanya?"
Suara itu...
Suara yang sangat tidak asing di telingaku.
"Kau..... Mengapa kau ada disini?" sahutku.
"Kau.. Mengenali suaraku?" sahutnya dengan nada yang sangat dingin.
"Apa kau kesini untuk menolongku?" tanyaku.
"Mwoya? Menolongmu? Hahahahaha! Kau sangat lucu! Untuk apa aku menolong orang yang ku ikat dengan kedua tanganku ini?" sahutnya.
Mwoya? Ia... Yang melakukan ini padaku?
"Wae? Mengapa kau membawaku kesini? Mengapa kau mengikatku seperti ini?" sahutku.
"Kurasa, percuma aku menutupi matamu. Toh, kau sudah tahu siapa yang berdiri di hadapanmu ini. Cih!" gerutunya.
Ia langsung membuka ikatan yang menutup kedua mataku.
Dan seketika itu juga. Aku bisa melihat sosoknya dengan sangat jelas. Berdiri. Tepat di hadapanku. Dengan seringai yang sangat mengerikan. Ekspresi yang selama ini tidak pernah kulihat terbentuk di wajahnya.
Ternyata benar dugaanku selama ini. Semua dugaanku yang kuceritakan kepada Namjoon hyeong, semuanya benar. Namun, aku masih belum mempercayai dugaanku sepenuhnya sebelum ia sendiri yang mengatakan semuanya padaku.
"Kau.... Mengapa kau lakukan ini padaku?" sahutku sambil menatap tajam ke arahnya. "Apa yang sedang kau lakukan, imma?"
Ia membungkukan sedikit tubuhnya, mensejajarkan wajahnya dengan posisi wajahku. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, lalu menyeringai sambil menatap wajahku.
"Akhirnya.. Kau mau berbicara denganku? Setelah selama ini kau mengganggapku tak ada?"
"Jawab pertanyaanku, imma! Mengapa kau... Mengurungku disini?" sahutku sambil memicingkan kedua mataku. Kepalaku masih terasa berat.
Bukannya menjawab, ia justru mengajukan pertanyaan lain.
"Kau tahu? Mengapa selama ini, aku membiarkanmu hidup? Padahal aku tahu kau selalu berkeliaran di taman semalaman?"
Aku terus memicingkan kedua mataku.
"Apa kau mengerti? Mengapa selama ini aku tidak pernah menyentuhmu, padahal aku terus berkeliaran di malam hari untuk membunuh orang – orang tidak berguna itu?"
Nada bicaranya terdengar... Sangat mengerikan.
"Karena aku.... Masih sangat menyayangimu.... Hyeong....."
Aku terdiam mendengar ucapannya.
.
.
.
NAMJOON POV – JULI 2019
Aku terus mempercepat laju mobilku agar sesegera mungkin tiba disana. Secepatnya.
Ucapan Taehyung malam itu kembali terngiang di telingaku.
"Hyeong... Aku merasa, ada yang aneh dengan kasir di mini market itu. Terakhir kali aku membeli jajanan disana, ia mengatakan hal yang aneh. Katanya, aaaah, kali ini kau tidak memakai topi lagi? Lalu ia berkata.. Aaaahhh, kau membawa dompetmu kali ini? Kau lebih sering langsung mengeluarkan uang dari sakumu biasanya... Ia bahkan memarahiku agar aku tidak membuang sampah di depan mini market itu!
Padahal, aku selalu melepas topiku setiap aku berbelanja disana. Aku kurang merasa nyaman jika memakai topi sementara aku sedang berada di sebuah ruangan. Aku selalu melepaskan topiku dan kuletakkan di meja yang ada di depan mini market, untuk ku ambil lagi setelah aku selesai berbelanja.
Dan aku selalu membawa dompetku, hyeong! Aku tidak pernah menyimpan uang di saku celanaku. Aku selalu mengeluarkan uang dari dompetku setiap aku berbelanja di mini market itu. Dan aku, selalu segera pergi dari sana setelah berbelanja! Aku selalu memakan semua makanan dan minuman yang kubeli dari mini market itu di bangku taman! Aku sama sekali tidak pernah duduk di depan mini market untuk memakan makanan yang kubeli disana!
Apa menurutmu, ini tidak aneh, hyeong? Apa ada seseorang... Yang menyerupaiku? Dan berkeliaran disini juga pada malam hari? Tapi anehnya, aku tidak pernah berpapasan dengan pria seperti itu. Dan setahuku... Yang berambut biru dan berpenampilan mirip denganku di Bighit Street ini... Hanya ada seseorang...."
Dan ucapan Sungjae tadi juga terngiang di benakku.
"Ia bertanya padaku mengenai seseorang yang kupanggil sebelum kau memanggilnya untuk kau tanya jawab, Timjangnim. Ia menanyakan apa jawaban orang itu. Apa ia bilang ia sering keluar di malam hari? Atau ia berkata bahwa ia selalu berada di dalam rumah? Aku tidak mengerti mengapa Taehyun-sshi menanyakan tentang jawaban orang itu kepadaku? Apa ada hubungannya dengan semua ini? Orang yang ditanyakan Taehyun adalah...."
Choi Yeonjun...
Psikopat biadab itu...
Adalah kau....
Choi Yeonjun!
Ponselku bordering saat itu juga.
Jin hyeong meneleponku.
"Ada apa, hyeong? Aku sedang menyetir.." sahutku.
"Namjoon ah... Soobin baru saja memberitahuku. Katanya tadi ketika ia makan siang dengan Yeonjun, Yeonjun mendapat telepon dari ibunya, lalu tiba – tiba saja Yeonjun pergi dengan terburu – buru dari kampus dan meminta Soobin memberitahuku bahwa Yeonjun ijin tidak menghadiri kelasku siang ini."
Aku terdiam beberapa detik.
"Ada apa dengan Yeonjun sebenarnya, Namjoon ah? Mengapa tiba – tiba kau bertanya mengenai Yeonjun padaku tadi? Mengapa kau menyuruhku memastikan agar ia ada di kelasku siang ini? Mengapa Yeonjun terburu – buru pulang setelah mendapat panggilan dari ibunya siang tadi?"
"Maaf, hyeong. Aku akan menjelaskannya nanti. Ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan saat ini."
Aku langsung mematikan panggilan itu, lalu mencengkram erat setir mobilku, dan aku langsung mempercepat laju mobilku semaksimal mungkin.
Kim Taehyung, aku akan segera menyusulmu sebelum terlambat! Tunggu aku disana, Taehyung ah! Bertahanlah!
.
-TBC-
.
NOTE : MAAF LATE UPDATE LG BERHUBUNG LAPTOP MSH BELUM SEHAT SEPENUHNYA :(
ANYWAY, AKHIRNYA LEGA JUGA KAN UDAH TAU SIAPA PELAKUNYA? WKWKWK :)
Dan buat semuanya, saya mohon maaf lahir batin kalo ada banyak salah ya :')
Selamat berpuasa buat semua yg menjalankan ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top