CHAPTER 6
Title: BANGTAN HORROR CAMP
Cast: Yoongi, Hoseok, Taehyung, Namjoon, Jimin, Jin, Jungkook
Lenght: Chapter Part
Rating: 15+
Author: Tae-V [Twitter KTH_V95]
CHAPTER 6
.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Jin berteriak sambil terjatuh duduk, mengejutkan Taehyung yang tengah berdiri disampingnya, dan juga mengejutkan semua peserta perkemahan lainnya.
"Itu! Itu! Sung.. Sungjae!" teriak Jin dengan histeris sambil menunjuk ke atas sebuah pohon yang cukup besar tak jauh di hadapannya.
Semua mata tertuju ke arah yang ditunjuk seketika itu juga, mereka mulai ketakutan dan berteriak. Beberapa bahkan mulai menangis, termasuk Jin dan Jimin.
Tubuh Sungjae tengah tergantung di atas pohon itu. Dalam kondisi yang hancur dan sangat mengenaskan.
Seluruh tubuhnya terkoyak. Darah membasahi wajah dan sekujur tubuh jasad Sungjae.
"Aku ingin pulang!" teriak Hoseok.
Seluruh peserta perkemahan itu kembali berteriak ketakutan dan beberapa mulai menangis.
"Sung.. Jae..." sahut Taehyung sambil menatap syok ke arah tubuh Sungjae yang sudah hancur dan tak bernyawa itu.
Jongsuk langsung melihat ke sekelilingnya. "Kurasa kita harus secepatnya kabur kembali ke perkemahan! Bagaimana jika psikopat itu masih berkeliaran di sekitar sini?"
Lee Joon dan Jongsuk segera mengarahkan semua peserta perkemahan untuk kembali ke area perkemahan mereka.
Jungkook terpaksa menggendong tubuh Jimin di punggungnya karena Jimin pingsan ketika melihat tubuh Sungjae yang tergantung mengenaskan itu.
Setibanya di area perkemahan, Jungkook langsung membaringkan Jimin dalam tenda mereka, sementara beberapa dari mereka terus terduduk sambil menangis ketakutan.
Yoongi terus berusaha menenangkan Hoseok, begitu juga dengan Namjoon yang tengah berusaha menenangkan Jin.
Taehyung dan Kyungsoo sama-sama duduk dalam diam. Seolah ada berbagai pikiran dan pertanyaan yang berkeliaran di benak mereka.
"Kita.. Harus bagaimana sekarang?" tanya Jungkook setelah ia membaringkan Jimin dalam tenda dan berjalan keluar menghampiri area tengah perkemahan.
Lee Joon menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu..."
"Apa yang bisa kita lakukan sekarang?" gumam Jongsuk.
"Mengapa... Perkemahan yang seharusnya menyenangkan ini.. Harus berubah menjadi perkemahan yang mengerikan.. Seperti ucapan Taehyung dan Yoongi di hari pertama kita tiba disini?" tanya Namjoon.
Taehyung menatap Jongsuk dan Lee Joon bergantian. "Atau.. Jangan-jangan... Perkemahan ini hanya kedok? Bahwa sebenarnya.. Kalian berdua lah pelaku pembunuhan ini?"
Lee Joon dan Jongsuk terbelalak.
"Apa maksudmu?" tanya Lee Joon.
"Kau menuduh kami?" tanya Jongsuk.
Taehyung terdiam sejenak, lalu berkata, "Abaikan saja ucapanku..."
.
.
.
Saking ketakutannya, tidak ada seorangpun yang bernafsu untuk makan malam.
Mereka memutuskan untuk segera kembali ke tenda masing-masing.
Jin yang sendirian di tendanya setelah Sandeul meninggal tadi pagi meminta pindah tenda dan akhirnya Jin satu tenda dengan Namjoon, sementara Kyungsoo pindah menemani Taehyung yang kini sendirian di tenda setelah Sungjae ditemukan tak bernyawa.
"Namjoon ah.. Entah mengapa aku merasa, ucapan Taehyung tadi cukup masuk akal..." sahut Jin.
"Maksudmu, hyeong?" Namjoon menatap Jin.
"Bisa saja... Jongsuk hyeong atau Lee Joon hyeong pelakunya... Atau mungkin.. Keduanya..." sahut Jin dengan ekspresi ketakutan.
"Mengapa kau berpikir seperti itu?" tanya Namjoon.
"Bukankah... Hanya mereka yang tahu tentang tempat terpencil ini?" sahut Jin.
Tiba-tiba jalan pikiran Namjoon terbuka. "Masuk akal... Ucapanmu dan Taehyung masuk akal, hyeong!"
"Makanya mereka tidak mengijinkan kita pergi dari sini... Karena mereka ingin membunuh kita satu per satu disini!" sahut Jin dengan ekspresi penuh ketakutan.
Namjoon refleks memeluk tubuh Jin. "Tenang, hyeong.. Kita harus membahas ini dengan peserta lainnya dan berusaha menemukan jalan keluar yang terbaik.."
Sementara di tenda Taehyung dan Kyungsoo, Kyungsoo juga mengatakan hal yang sama kepada Taehyung seperti yang Jin ucapkan kepada Namjoon.
"Haruskah kita kabur dari sini, hyeong?" tanya Taehyung sambil menatap Kyungsoo.
"Bagaimana jika... Jongsuk hyeong dan Lee Joon hyeong mengetahui kita kabur dan mengejar kita?" tanya Kyungsoo.
"Maka kujamin, nyawa kita akan langsung dihabisi mereka.." sahut Taehyung sambil menekuk kedua lututnya dan meletakkan kepalanya di antara kedua lututnya.
"Dan kau masih mengajakku untuk kabur?" tanya Kyungsoo sambil menatap Taehyung.
"Bukankah kita bisa pergi tanpa mereka ketahui?" tanya Taehyung.
"Caranya?" tanya Kyungsoo.
"Aku juga tidak tahu... Yaishhh..." gerutu Taehyung.
.
.
.
"Kau sudah sadar, hyeong?" tanya Jungkook ketika Jimin akhirnya membuka kedua bola matanya.
"Aku ada dimana?" tanya Jimin dengan ekspresi ketakutan. Sepertinya Jimin masih trauma setelah melihat jasad Sungjae yang hancur itu.
"Kita sudah kembali ke tenda, tenang saja.. Selama kita bersama-sama, kita akan aman, hyeong.." sahut Jungkook.
"Siapa yang membopong tubuhku kesini?" tanya Jimin sambil menatap Jungkook.
"Kalau bukan aku, siapa lagi?" sahut Jungkook.
"Ah, jinjja? Gumawo, Jungkook ah..." sahut Jimin.
"Untung saja badanmu kecil, hyeong.. Jadi aku tidak terlalu terbeban menggendongmu, hehehe.." sahut Jungkook.
"Yaishhhh!" Jimin langsung memukuli pelan tubuh Jungkook.
Setelah asik bercanda beberapa saat lamanya, tiba-tiba mereka tersadar bahwa mereka berada dalam situasi yang menegangkan dan bukan waktunya bagi mereka untuk bercanda.
Jungkook pun menceritakan kepada Jimin kemungkinan yang diucapkan Taehyung tadi.
"Maksudmu? Jongsuk hyeong atau Lee Joon hyeong pelakunya?" Jimin terbelalak.
"Atau bisa saja mereka berdua.." sahut Jungkook.
"Jungkook ah.. Aku takut, jinjja.." Ekspresi di wajah Jimin kembali ketakutan.
Jungkook mengusap pelan rambut Jimin. "Kita akan aman selama kita tidak berkeliaran keluar dari tenda ini sepanjang malam, hyeong.. Tenang saja.."
.
.
.
Yoongi masih sempat-sempatnya membuat lagu dalam tenda malam itu.
Hoseok terus menatap Yoongi yang terlihat begitu serius.
"Kau masih sempat-sempatnya membuat lagu di tengah situasi mencekam seperti ini, hyeong?" tanya Hoseok.
Yoongi hanya menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Hoseok, sementara kedua bola matanya terus terfokus ke notebook yang tengah dipegangnya.
"Apa kau.. Sama sekali tidak takut?" tanya Hoseok.
Yoongi menggelengkan kepalanya, tatapannya masih terfokus ke notebook di hadapannya.
Hoseok terus menatap Yoongi.
"Kau... Benar-benar tidak takut?" tanya Hoseok lagi.
Kali ini Yoongi menatap Hoseok. "Bukankah sudah ku bilang? Aku sudah sering menonton film tentang kanibal dan psikopat. Jadi aku sudah tidak asing dengan hal-hal seperti ini.."
"Seleramu sangat mengerikan, hyeong..." sahut Hoseok sambil bergidik.
Yoongi tersenyum. "Selama kita terus bersama-sama, ku rasa psikopat itu tidak akan berani mengganggu kita. Bukankah mereka yang terenggut nyawanya adalah mereka yang berkeliaran sendirian dan terpisah dari kumpulan ini?"
"Majjayo..." sahut Hoseok pelan. "Tapi tetap saja aku takut, hyeong..."
Yoongi tersenyum sekilas, lalu mengacak pelan rambut Hoseok. "Tubuhmu lebih besar dariku, tapi kau sepenakut ini rupanya?"
Hoseok memajukkan bibirnya beberapa milimeter. "Aku memang terlahir dengan jiwa penakut, hyeong..."
Yoongi menatap Hoseok sambil tersenyum. "Tenang saja, imma. Ada aku.."
"Gumawo, hyeong~" sahut Hoseok sambil tersenyum.
Yoongi kembali fokus ke notebooknya.
.
.
.
Jarum jam di pergelangan tangan Jin sudah menunjukkan pukul 10.13 PM, namun Jin masih juga belum bisa tertidur.
Namjoon sudah berkali-kali menguap, tapi karena melihat Jin ketakutan seperti itu, Namjoon terpaksa menemani Jin dan menahan kantuknya.
"Aku benar-benar ingin kabur rasanya dari sini, Namjoon ah.." sahut Jin sambil memeluk kedua lututnya yang tengah ditekuk ke atas.
Namjoon menatap Jin. Ekspresi takut di wajah Jin terlihat sangat jelas.
Namjoon menepuk-nepuk pelan punggung Jin, berusaha menenangkan Jin.
"Aku juga, hyeong.. Tapi.. Bukankah lebih berbahaya kalau kita terpisah dari rombongan ini?" sahut Namjoon.
Jin menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya. "Tapi, jika benar Jongsuk hyeong atau Lee Joon hyeong pelakunya, bukankah lebih mengerikan kalau kita ada disini bersama mereka?"
"Kalau kita terpisah dari rombongan ini, bukankah mereka lebih memiliki kesempatan untuk menghabisi nyawa kita, hyeong?" sahut Namjoon.
Jin mengangkat kepalanya dan menatap Namjoon. "Lalu.. Kita harus bagaimana, Namjoon ah?"
"Kurasa, tetap berkumpul disini adalah hal terbaik, asal kita jangan berkeliaran sendirian..."
"Tapi aku tidak bisa tidur, Namjoon ah.. Aku takut..." sahut Jin, ekspresinya sudah seperti mau menangis.
"Kalau begitu aku akan tidur persis disampingmu.. Apa itu bisa membantumu agar kau merasa sedikit lebih aman dan bisa tertidur, hyeong?" tanya Namjoon.
"Araseo.. Gumawo, Namjoon ah..." sahut Jin.
.
.
.
Tengah malam, Kyungsoo terbangun.
Kyungsoo menatap Taehyung yang terlelap, lalu berpikir sejenak.
"Haruskah aku pergi dari sini?" gumam Kyungsoo.
Kyungsoo akhirnya membangunkan Taehyung.
"Taehyung ah! Bangun, cepat!" sahut Kyungsoo pelan.
Setelah Taehyung terbangun, Kyungsoo mengajaknya kabur saat itu juga.
"Ayo kita kabur dari sini sekarang, Taehyung ah! Aku rasa semua masih terlelap.." bisik Kyungsoo.
"Kau bilang kau takut kabur dari sini, hyeong.." bisik Taehyung.
"Setelah berpikir, aku rasa kabur dari sini satu-satunya cara untuk selamat.." bisik Kyungsoo.
"Bagaimana kalau psikopat itu sudah berkeliaran jam segini?" bisik Taehyung.
Kyungsoo menggelengkan kepalanya. "Kurasa mereka baru akan beraksi setelah jam dua belas malam.. Ini masih jam dua belas kurang empat puluh menit." sahut Kyungsoo. "Kita masih punya waktu untuk menjauh dari area ini, Taehyung ah.."
Taehyung menggelengkan kepalanya. "Aku.. Takut, hyeong... Aku lebih memilih beramai-ramai disini... Aku takut..."
"Ayo, ada aku! Kita berdua pasti bisa pergi dari tempat sialan ini!" ajak Kyungsoo.
.
.
.
Tak terasa matahari pun akhirnya bersinar.
Ketika Jimin baru saja membuka kedua bola matanya, terdengar suara teriakan dari luar sana.
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Jungkook refleks terbangun.
"Ada apa lagi?" tanya Jungkook.
Jimin menggelengkan kepalanya, namun wajahnya sudah terlihat pucat. Perasaannya berkata ada sesuatu yang tidak enak.
"Itu bukannya suara Lee Joon hyeong?" tanya Hoseok yang juga baru saja terbangun ketika mendengar teriakan itu.
"Sepertinya.." sahut Yoongi.
Semua peserta perkemahan yang berada dalam tenda segera keluar.
Dan lagi-lagi...
Pemandangan yang sangat mengenaskan terpampang dengan sangat jelas di hadapan mereka.
Dengan tubuh Lee Joon yang terjatuh duduk tak jauh dari sebuah pohon besar di sekitar area perkemahan itu.
Di salah satu ranting pohon yang cukup tebal di pohon besar itu.
Tubuh Kyungsoo tergantung, bersimbah darah. Tak bernyawa.
Kedua bola matanya sudah hilang dari liang matanya, membuat kedua liang matanya dan seluruh wajahnya dipenuhi darah.
Sekujur tubuhnya dipenuhi banyak luka sayatan.
Dan yang lebih mengenaskannya adalah...
Di tubuh Kyungsoo yang tergantung tak bernyawa itu, tidak ada kedua kaki ataupun kedua tangannya.
Karena potongan kedua kaki dan potongan kedua tanganya.. Tergantung di ranting-ranting yang agak kecil yang berada di bawah ranting besar itu.
Bau anyir darah tercium dengan sangat kuat di area itu.
"Hoeeeeeeeeekkkksss..." Jin langsung muntah saat itu juga karena takut dan mual.
Wajah Jimin menjadi sangat pucat, sementara Hoseok sudah terkapar pingsan dalam pelukan Yoongi.
"Kyungsoo!" pekik Taehyung. Air mata mulai membasahi wajah Taehyung.
.
-TBC-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top